Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (post op laparatomy) ditandai dengan Pasien mengeluh sangat
nyeri luka bekas
operasi, pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak atau diam, Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk, R = abdomen bagian bawah (luka operasi), S = skala nyeri 5 (0- 10), T = terus-menurus, pasien tampak sakit sedang, ekspresi wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah, pasien post op kistektomi, tanda-tanda vital : P = 85 x/menit, R = 20 x/menit, BP = 110/80 mmHg.
Patient Out Come Intervention Rationale Implementation Evaluation
Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda 1. Nyeri hebat yang 1. Mengkaji tanda-tanda vital Pukul 12.00Wita asuhan keperawatan vital dirasakan pasien dengan cara mengukur selama 1 x 30 menit akibat post operasi suhu, nadi, respirasi dan S : diharapkan nyeri yang dapat menyebabkan tekanan darah. Pasien mengeluh masih dialami pasien dapat peningkatan hasil TTV : mengalami nyeri pada perut berkurang, dengan tanda-tanda vital. a. T : 36,60 C/axila, bagian bawah sampai kriteria hasil : b. P : 85 x/menit, pinggang. Pasien c. R : 20 x/menit mengungkapkan d. BP:110/80 MmHg. Pengkajian nyeri: secara verbal rasa (8.00 Wita) P : nyeri post operasi nyeri berkurang Q : nyeri seperti ditusuk- Skala nyeri 2 (0-10) tusuk Pasien dapat rileks 2. Kaji karakteristik 2. Membantu dalam 2. Mengkaji karakteristik R : abdomen bagian bawah Pasien mampu nyeri yang evaluasi kebutuhan nyeri yang dirasakan (luka operasi) mendemosntrasikan dirasakan pasien dan keefektifan pasien dengan cara S :Skala nyeri 4 (0- 10) keterampilan intervensi. menanyakan keluhan sedang relaksasi pasien dan menggunakan T : terus-menurus TTV dalam batas PQRST. normal : Pengkajian nyeri : O : T = 36,5-37,50 C P = post operasi - Pasien tampak sakit P = 60-100 x/menit Q = nyeri seperti sedang R = 16-24 x/menit ditusuk-tusuk - Ekspresi wajah pasien BP = 120/80 mmHg R = abdomen bagian meringis sambil bawah hingga memegang abdomen pinggang bagian bawah S = skala nyeri 2 (0- 10) - Pasien mampu melakukan sedang teknik relaksasi dan T = terus-menurus. distraksi untuk (8.15 Wita) manajemen nyeri - Tanda-tanda vital : 3. Berikan posisi yang 3. Posisi yang nyaman 3. Memberikan posisi yang T : 36,60 C/axila yang nyaman bagi dapat mengurangi nyaman bagi pasien. P : 85 x/menit pasien rasa nyeri yang Memberikan posisi R : 20 x/menit dirasakan pasien. miring kanan-kiri. BP : 110/80 mmHg (8.30 wita) A : Masalah belum teratasi 4. Ajarkan teknik 4. Mengurangi nyeri 4. Mengajarkan teknik relaksasi dan secara mandiri relaksasi (nafas dalam) dan P : distraksi distraksi (mendengarkan Lanjutkan intervensi lagu yang disukai). 1. Kaji TTV Pasien mampu 2. Kaji karakteristik nyeri melakukan nafas dalam. 3. Atur posisi nyaman (8.35 Wita) 4. Anjurkan Tehnik distraksi dan relaksasi 5. Anjurkan agar banyak istirahat 5. Anjurkan pasien 5. Istirahat mampu 5. Menganjurkan pasien 6. Kolaborasi obat analgetik untuk mengurangi nyeri untuk meningkatkan meningkatkan yang dirasakan istirahat dengan cara istirahat pasien. menjelaskan pada pasien bahwa istirahat dapat mengurangi nyeri yang dirasakan. Pasien dapat tidur siang ± 1 jam sekitar pukul 17.00-18.00 Wita dan tidur malam ± 7 jam dari sekitar pukul 22.00- 05.00 Wita. (8.40 Wita).
6. Kolaborasi dalam 6. Analgetik dapat 6. Memberikan obat
pemberian obat menghambat ketorolac 30 mg / IV analgetik stimulus nyeri pada (pukul 9.00) pusat reseptor nyeri sehingga mengurangi rasa nyeri.