Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN TEKNIS PERENCANAAN

PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA CHICAGO

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Mengikuti Ujian Akhir Mata Kuliah Pengelolaan Sampah

Disusun Oleh:
Septyn Anggun Lestari
082001500054

Dosen:
Dr. Ir. Indrawati, ST, MT
Pramiati Purwaningrrum, ST, MT

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS ARSITEKTUR LANSEKAP DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2017
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan Pengelolaan Sampah dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penyusunan Laporan Sistem
Pengelolaan Sampah disusun sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir mata
kuliah Pengelolaan Sampah serta memenuhi Tugas Besar salah satu mata kuliah
pengendali mutu bagi mahasiswa semester V Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti
tahun 2017.
Laporan ini memiliki judul “Pengelolaan Sampah di Kota Chicago” yang
berisi tentang perencanaan sistem pengelolaan sampah di Kota Chicago sehingga
pengolahan sampah sapat terencana dan terlaksana dengan baik.
Penyusunan laporan ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
bantuan dan bimbingan dari pihak yang terlibat. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada, Dr. Ir. Indrawati, ST, MT dan Pramiati Purwaningrrum, ST, MT
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengelolaan Sampah serta Asisten yang
telah membantu penulis, sehingga Penyusunan Laporan Pengelolaan sampah ini
dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan dan
belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang dapat membangun sangat
penulis harapkan. Penulis berharap laporan ini dapat menambah wawasan dan
bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 18 Desember 2017

Penulis
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI .................................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 7
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pengelolaan Sampah .............................. Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Pengelolaan Sampah ................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Kebijakan Pengelolaan Sampah.................................................................... 6
2.1.3 Pelaksanaan Pengelolaan Sampah ................................................................ 6
2.2 Aspek Teknis Operasional Sampah ................... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Pewadahan Sampah ...................................................................................... 8
2.2.2 Pengumpulan Sampah.....................................................................................
2.2.3 Pengangkutan Sampah ....................................................................................
2.2.4 Pengolahan Sampah .......................................................................................
BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
3.1 Penduduk ........................................................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Sarana dan Prasarana Kota ................................ Error! Bookmark not defined.
3.3 Peta Kota ........................................................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Letak TPS dan TPA ........................................... Error! Bookmark not defined.
BAB IV PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
4.1 Data Jumlah Penduduk ...................................... Error! Bookmark not defined.
4.2 Sistem Perencanaan ........................................... Error! Bookmark not defined.
BAB V PERHITUNGAN
5.1. Perhitungan Jumlah Penduduk .........................................................................
5.1.1 Metode Aritmatik ....................................................................................
5.1.2 Metode Geometri .....................................................................................
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

5.1.3 Metode Bunga berbunga .........................................................................


5.1.4 Metode Terpilih .......................................................................................
5.2. Perhitungan Volume Timbulan Sampah .........................................................
5.3. Perhitungan Kebutuhan Wadah ........................................................................
5.4. Perhitungan Pengadaan Wadah ........................................................................
5.5. Perhitungan Jumlah Alat Angkut .....................................................................
5.6. Perhitungan Jumlah Alat Pendukung ...............................................................
BAB VI PENUTUP ................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Jumlah Penduduk Kota Chicago dari Tahun 2006 – 2015 ..................
Tabel 2.2 Luas Daerah Cluster Distrik Monroe ...........................................................
Tabel 2.3 Luas Daerah Cluster Distrik Grand Ave ......................................................
Tabel 2.4 Luas Daerah Distrik Madison ......................................................................
Tabel 2.5 Data Sarana Non Domestik Kota Chicago ...................................................
Tabel 2.6 Data Luas Daerah Non Domestik Kota Chicago .........................................
Tabel 2.7 Perbandingan Daerah Kota Chicago ............................................................
Tabel 2.8 Data Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Chicago
Tahun 2017 – 2037 ......................................................................................
Tabel 5.1 Proyeksi Penduduk Kota Chicago dengan Metode Aritmatik .....................
Tabel 5.2 Prediksi Penduduk Kota Chicago dengan Metoda Geometrik .....................
Tabel 5.3 Prediksi Penduduk Dengan Motede Bunga-Berbunga................................
Tabel 5.4 Laju Timbulan Sampah Non Domestik Kota Chicago ................................
Tabel 5.4 Volume Timbulan Sampah Domestik Kota Chicago
Tahun 2017 ..................................................................................................
Tabel 5.5 Volume Timbulan Sampah Non Domestik Kota Chicago
Tahun 2017 .................................................................................................
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema SIstem Pengolahan Sampah .................................................. 6


Ganbar 5.1 Grafik Perbandingan Data Proyeksi Penduduk
Kota Chicago dengan Ketiga Metode ..............................................
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pesatnya perkembangan pembangunan wilayah perkotaan di Indonesia,
diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan
anggapan akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Hal ini tentunya sangat
berdampak pada peningkatan jumlah penduduk kota yang juga sebanding dengan
limbah yang akan dihasilkan. Namun, tidak disertai secara langsung dengan
penyediaan sarana dan prasarana yang sebanding oleh pemerintah, akibatnya
pelayanan yang ada tidak maksimal dan terjadi penurunan kualitas lingkungan,
khususnya pada permasalahan pengangkutan sampah kota.
Untuk menanggulangi permasalahan ini, sangat dibutuhkan peranan
pemerintah yang didukung oleh kepedulian masyarakat kota setempat.
Pengelolaan sampah harus semakin diperhatikan karena berhubungan dengan
efisiensi biaya. Transportasi sampah adalah sub-sistem persampahan yang
bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah
secara langsung menuju Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Dengan optimasi
subsistem ini diharapkan pengangkutan sampah menjadi mudah, cepat, serta biaya
relatif murah dengan tujuan akhir meminimalkan penumpukan sampah yang akan
memberi dampak langsung bagi kesehatan masyarakat dan keindahan kota.
Minimasi jarak dan waktu tempuh merupakan solusi utama dari perencanaan rute
pengangkutan sampah. Rute pengangkutan sampah yang dibuat haruslah efektif
dan efisien sehingga didapatkan rute pengangkutan yang paling optimum.
Untuk mengurangi permasalah sampah tersebut peru direncakan Sistem
Pengelolaan Sampah, yang mana sesuai dengan Program Pemerintah 2020 residu
30%. Sehingga direncanakan Sistem Perenccanaan Pengelolaan Sampah Kota
Chicago yang diseduaikan dengan standar yang berlaku sehingga tercapai target
Program Pemerintah Indonesia di Tahun 2020 Pengurangan sampah hingga hanya
residu 30%.
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

1.2. Maksud dan Tujuan


Adapun tujuan dari dilaksanakannya Laporan Teknis Perencanaan
Pengelolaan Sampah di Kota Chicago sebagai berikut:
1. Memprediksi jumlah penduduk dari tahun 2017 hingga tahun 2037 dengan
menggunakan data primer yang sudah diberikan.
2. Memprediksi laju timbulan sampah domestik dan non domestik dilihat dari
kondisi pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk.
3. Menghitung volume timbulan sampah domestik dan non domestik
berdasarkan penduduk yang terlayani.
4. Merencanakan kebutuhan pewadahan.
5. Merencanakan pola operasional pengangkutan serta pengumpulan sampah.
6. Merencanakan jumlah alat pengumpul dan alat pengangkut beserta umur
penggantian masing-masing alat tersebut.

1.3. Ruang Lingkup


Ruang Lingkup dalam Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah Kota
Chicago disesuaikan dengan Peta Kota Chicago dengan memperhatikan kondisi
topografi. Penentuan perencanaan didasarkan pada jumlah penduduk dan
kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk Kota Chicago
hingga tahun perencanaan dengan tahapan :
a. Tahap 1 = Tahun 2027
b. Tahap II = Tahun 2037
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pengelolaan Sampah


2.1.1. Pengelolaan Sampah
Kata pengelolaan adalah proses atau cara mengolah, sedangkan
sampah adalah benda yang berbentuk padat dari bahan basah (organik)
maupun kering (an-organik) yang sudah tidak terpakai lagi. Pengelolaan
sampah juga dapat diartikan sebagai seluruh kegiatan yang dilakukan untuk
menangani sampah sejak awal ditimbulkan sampai dengan pembuangan
akhir. Pengolahan sampah dapat melalui beberapa kegiatan diantaranya yaitu
pengumpulan, pengangkutan, pemerosesan, pendaur ulangan, atau
pembuagan dari material sampah (Revmon, 2011).
Material sampah yang dimaksud adalah hasil dari kegiatan manusia
dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampak terhadap kesehatan,
lingkungan, dan keindahan. Pengolahan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya alam. Metode pengelolaan sampah berbeda-beda
tergantung dari tipe zat sampah, dan tanah yang digunakan untuk mengolah
sampah serta ketersediaan area tempat pengolahan. Pengolahan sampah
merupakan proses dengan dua tujuan yaitu proses mengubah sampah menjadi
material yang memiliki nilai ekonomis atau mengubah sampah agar menjadi
material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup (Subarna, 2014).
Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah
perkotaan:
a. Kepadatan dan penyebaran penduduk
b. Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi
c. Timbulan dan karakteristik sampah
d. Budaya sikap dan perilaku masyarakat
e. Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah
f. Rencana tata ruang dan pengembangan kota
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

g. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan akhir


sampah
h. Biaya yang tersedia
i. Peraturan daerah setemp
Menurut Subarna (2014) sampah secara spesifik dibagi menjadi
duabelas karakteristik yaitu sebagai berikut :
1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan
atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat
yang mudah membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.
2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat
terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan,
kantor-kantor, tapi yang tidak termasuk garbage.
3. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar
baik dirumah, dikantor, dan industri.
4. Street Sweeping (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan
trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang
terdiri dari kertas-kertas, dan dedaunan.
5. Dead Animal (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati
karena alam, penyakit atau kecelakaan.
6. Houshold Refuse (Sampah Rumah Tangga) yaitu sampah yang terdiri dari
Rubbish, garbage, ashes, yang berasal dari perumahan.
7. Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai-bangkai mobil,
truck, kreta api dan alat transportasi lainnya yang sudah tidak dapat
digunakan kembali.
8. Industry Waste (Limbah Industri) yaitu terdiri dari sampah padat yang
berasal dari industry-industri pengolahan hasil bumi.
9. Demolition Wastes (Limbah Pembongkaran) yaitu sampah yang berasal
dari pembongkaran gedung.
10. Construction Waste (Limbah Konstruksi) yaitu sampah yang berasal dari
sisa pembangunan, perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung.
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

11. Sewage Solid (Limbah Padat) terdiri dari benda-benda kasar yang
umumnya zat organic hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat
pengelolahan air buangan.
12. Specific Trash (Sampah Khusus) yaitu sampah yang memerlukan
penanganan khusus misalnya kaleng-kaleng cat, zat radioaktif.
Dari berbagai kriteria sampah yang telah diuraikan diatas, tentunya
sampah terlebih dahulu akan melalui beberapa proses dan sistem pengolahan
sampah. Proses pengolahan sampah penting dilakukan agar dapat
memanfaatkan kembali sampah sebagai produk jadi atau sebagai bahan
produksi sehingga menghasilkan nilai ekonomis. Pengolahan sampah juga
bermanfaat untuk mengurangi dampak buruk yang dihasilkan dari sampah
terhadap kesehatan lingkungan.
Menurut Subarna (2014) Sistem pengelolaan sampah dibagi menjadi
lima metode yaitu sebagai berikut :
a. Metode Daur Ulang
Metode daur ulang merupakan suatu proses pengambilan kembali barang
yang masih memiliki nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan untuk
digunakan kembali sebagaimana yang diinginkan oleh pengolahnya.
Umumnya metode daur ulang ini digunakan untuk mengambil bahan
baku dari sampah untuk diproses kembali atau mengambil kalori dari
bahan-bahan yang masih berfungsi dari sampah tersebut dan bermanfaat
untuk proses produksi produk baru lainnya.
b. Metode Pengolahan Kembali Secara Fisik
Metode pengolahan kembali secara fisik sebenarnya memiliki spesifikasi
yang sama dengan metode daur ulang namun yang berbeda yaitu metode
pengolahannya. Metode pengolahan sampah kembali secara fisik hanya
melakukan kegiatan pembersihan ataupun memanfaatkan kembali
sampah tersebut sebagaimana fungsinya sebelumnya.
c. Metode Pengolahan Biologis
Metode pengolahan biologis yang dimaksud yaitu pengolahan sampah
dilakukan secara alamiah dan umunya dimanfaatkan sebagai bahan untuk
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

membuat pupuk kompos atau mengambil zat-zat yang terkandung dalam


sampah tersebut sebagai energi alternatif pembangkit listrik ataupun
pengganti energi pokok rumah tangga. Sampah yang dapat dimanfaatkan
hanya sampah dengan jenis organik dan sampah non-organik yang tidak
dapat dimanfaatkan dengan metode daur ulang maupun berbagai
pengolahan kembali secara fisik, dapat menggunakan sistem penimbunan
secara alami dengan media tanah dan menunggu waktu untuk dapat
terurai.
d. Metode Pemulihan Energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung
dengan cara menjadikannya bahan bakar atau secara tidak langsung
dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain dan daur ulang
melalui cara perlaukan panas. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk
perlakuan panas yang berhubungan ketika sampah dipanaskan pada suhu
yang tinggi. Keadaan pengolahan yang memiliki kadar oksigen yang
rendah maka pirolisa dari sampah padat akan mengubah sampah menjadi
produk berzat padat, gas dan cair. Zat cair dan gas yang dihasilkan dari
sampah dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan
energi atau dimurnikan menjadi produk lain dan padatan sisa selanjutnya
bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Penggunaan
gasifikasi busur plasma yang canggih dapat memanfaatkan gas yang
dihasilkan dari sampah menjadi konversi material organik langsung
menjadi gas sintetis yang dibakar dan akan menghasilkan listrik maupun
energi uap.
e. Metode Penghindaran dan Pengurangan Sebuah
metode yang penting dari pengolahan sampah adalah pencegahan zat
sampah terbentuk atau dikenal juga dengan pengurangan sampah.
Kegiatan pengurangan sampah meliputi penggunaan kembali barang
bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk agar
dapat diisi ulang atau digunakan kembali dan mendesain produk
menggunakan bahan yang lebih sedikit dengan fungi yang sama.
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

2.1.2. Kebijakan Pengelolaan Sampah


Menurut Widyatmoko (2002), bahwa kebijakan pengelolaan sampah
meliputi:
a. Penetapan instrumen kebijakan:
1. Instrumen regulasi, penetapan aturan kebijakan (beleidregels) untuk
melaksanakan kebijakan pengelolaan sampah;
2. Instrumen ekonomik, penetapan instrumen ekonomi untuk
mengurangi beban penanganan akhir sampah (sistem insentif dan
disinsentif)
b. Mendorong pengembangan konsep 4 R, yaitu: upaya mengurangi
(Reduce) memakai kembali (Re-use), mendaur-ulang (Recycling) sampah,
dan mengganti (Replace)
c. Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan (4)
Pengembangan teknologi, standart dan prosedur penanganan sampah:
1. Penetapan kriteria dan standart minimal penentuan lokasi penanganan
akhir sampah
2. Penetapan lokasi pengolahan akhir sampah
3. Luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhir sampah,(d)
Penetapan lahan penyangga (buffer zone)
4. Penetapan kriteria dan standar prasarana penanganan sementara
sampah bagi pengembang kawasan pemukiman
d. Pengembangan program pengelolaan sampah yang meliputi, antara lain:
1. Waste to energy, yaitu pemanfaatan sampah organik sebagai sumber
energi (biogas)
2. Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan
3. Pengembangan teknik dan metoda penanganan sampah yang ramah
lingkungan (teknologi tepat guna)

2.1.3. Pelaksanaan Pengelolaan Sampah


Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 18 Tahun 2008
Tentang Pengolahan Sampah, BAB III, bagian ke empat, pasal 9:
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

Pelaksanaan pengelolaan sampah di daerah adalah wewenang Pemerintah


Kabupaten/ Kota yang meliputi:
1. Penetapan lokasi tempat penanganan akhir sampah dengan mengacu
kriteria dan standart minimal lokasi penanganan akhir sampah.
2. Rencana lokasi tempat pengolahan akhir sampah harus dicantumkan
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/ kota.
3. Penetapan lokasi tempat penanganan akhir sampah dalam Peraturan
Daerah Rencana Tata Ruang Daerah.
4. Menetapkan tarif retribusi sampah.

2.2. Aspek Teknis Operasional Sampah


Aspek teknis operasional pengelolaan sampah perkotaan meliputi dasardasar
perencanaan untuk kegiatan-kegiatan pewadahan sampah, pengumpulan sampah,
pengangkutan sampah, pengelolaan sampah ditempat pembuangan akhir. Teknik
operasional pengelolaan sampah perkotaan yang terdiri dari kegiatan perwadahan
sampai dengan pembuangan akhir sampah harus bersifat terpadu dengan
melakukan pemilahan sejak dari sumbernya (SNI 19-2454-2002).

Gambar 2.1 Skema Teknis Operasional Pengolahan Sampah


Sumber : jujubandung (Tchobanoglous, 1993)
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

2.2.1. Pewadahan Sampah


Proses awal dalam penampungan sampah terkait langsung dengan
sumber sampah adalah penampungan. Penampungan sampah adalah suatu cara
penampungan sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke
TPA. Tujuannya adalah untuk menghindari agar sampah tidak berserakan
sehingga tidak mengganggu lingkungan (SNI 19-2454-2002).
Bahan wadah yang dipersyaratkan sesuai Standard Nasional Indonesia
adalah tidak mudah rusak, ekonomis, mudah diperoleh dan dibuat oleh
masyarakat dan mudah dikosongkan. Sedangkan menurut Syafrudin dan
Priyambada (2001), persyaratan bahan wadah adalah awet dan tahan air,
mudah diperbaiki, ringan dan mudah diangkat serta ekonomis, mudah
diperoleh atau dibuat oleh masyarakat.
Macam tempat sampah yang dipakai untuk penyimpanan sampah ini
banyak ragamnya. Di negara yang telah maju dipergunakan kertas plastik
ataupun kertas tebal. Sedangkan di Indonesia yang lazim ditemui adalah
keranjang plastik, rotan dan lain sebagainya (Aswar, 1990).
Menurut SNI 19- 2454-2002 pola pewadahan sampah dibagi menjadi:
1. Sampah organik seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan
dengan wadah warna gelap.
2. Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam dan lainnya, dengan wadah
warna terang.
3. Sampah bahan berbahaya beracun rumah tangga (jenis sampah B3),
dengan warna merah yang diberi lambang khusus atau semua ketentuan
yang berlaku. Adapun syarat-syarat tempat sampah yang dianjurkan
adalah:
- Konstruksinya kuat, jadi tidak mudah bocor, penting untuk mencegah
berseraknya sampah.
- Tempat sampah mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat sedemikian
rupa sehingga mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan.
Amat dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa
mengotorkan tangan.
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

- Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh


satu orang.

2.2.2. Pengumpulan Sampah


Pengumpulan sampah yaitu cara atau proses pengambilan sampah mulai
dari tempat penampungan/pewadahan ke gerobak/becak sampah sampai
ketempat pembuangan sementara. Sampah yang disimpan sementara dirumah,
kantor atau restoran, tentu saja selanjutnya perlu dikumpulkan, untuk
kemudian diangkut, dibuang ataupun dimusnahkan. Tempat pengumpulan
sampah ini tentunya harus pula memenuhi syarat kesehatan. Syarat yang
dianjurkan ialah sebagai berikut:
a. Dibangun diatas permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah.
b. Mempunyai dua buah pintu, satu untuk tempat masuk sampah dan yang
lain untuk tempat mengeluarkan sampah.
c. Perlu ada lubang ventilasi, bertutup kawat kasa untuk mencegah masuknya
lalat.
d. Didalam rumah sampah harus ada keran air untuk membersihkan lantai.
e. Tidak menjadi tempat tinggal lalat dan tikus.
f. Tempat tersebut mudah dicapai, baik oleh masyarakat yang akan
mempergunakannya ataupun oleh kendaraan pengangkut sampah.
Menurut SNI-19-2454-2002, pola pengumpulan sampah pada dasarnya
dikelompokkan dalam dua yaitu :
1. Pola individual
Proses pengumpulan sampah dimulai dari sumber sampah kemudian
diangkut ketempat pembuangan sementara /TPS sebelum dibuang ke TPA.
a. Pola Individual Langsung
Pola individual langsung adalah cara pengumpulan sampah dari
rumahrumah/ sumber sampah dan diangkut langsung ke tempat
pembuangan akhir tanpa melalui proses pemindahan. Pola individual
langsung dengan persyaratan sebagai berikut:
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

- Kondisi topografi bergelombang (rata-rata > 5%) sehingga alat


pengumpul non mesin sulit beroperasi.
- Kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak mengganggu pemakai
jalan lainnya.
- Kondisi dan jumlah alat memadai.
- Jumlah timbulan sampah > 0,3 m3 /hari

b. Pola Individual tidak langsung


Pola Individual Tak Langsung adalah cara pengumpulan sampah dari
masing-masing sumber sampah dibawa ke lokasi pemindahan
(menggunakan gerobak) untuk kemudian diangkut ke tempat
pembuangan akhir. Dengan persyaratan sebagai berikut:
- Bagi daerah yang partisipasi masyarakatnya rendah
- Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia
- Alat pengumpul masih dapat menjangkau secara langsung
- Kondisi topografi relative datar (rata – rata < 5%)
- Kondisi lebar jalan dapat dilalui alat pengumpul
- Organisasi pengelola harus siap dengan sistem pengendalian

2. Pola Komunal
Pengumpulan sampah dilakukan oleh penghasil sampah ketempat
penampungan sampah komunal yang telah disediakan/ke truk sampah
yang menangani titik pengumpulan kemudian diangkut ke TPA tanpa
proses pemindahan.
a. Pola Komunla Langsung
Pola Komunal Langsung adalah cara pengumpulan sampah dari
masingmasing titik wadah komunal dan diangkut langsung ke tempat
pembuangan akhir. Dengan persyaratan sebagai berikut :
- Bila alat angkut terbatas
- Bila kemampuan pengendalian personil dan peralatan relative
rendah
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

- Alat pengumpul sulit menjangkau sumber-sumber sampah


- Peran serta masyarakat timggi
- Wadah komunal mudah dijangkau alat pengangkut
- Untuk pemukiman tidak teratur

b. Pola Komunal tidak langsung


Pola komunal tak Langsung adalah cara pengumpulan sampah dari
masing-masing titik wadah komunal dibawa ke lokasi pemindahan
(menggunakan gerobak) untuk kemudian diangkut ke tempat
pembuangan akhir. Dengan persyaratan sebagai berikut:
- Peran serta masyarakt tinggi
- Penempatan wadah komunal mudah dicapai alat pengumpul
- Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia
- Kondisi topografi relative datar (< 5%)
- Lebar jalan / gang dapat dilalui alat pengumpul
- Organisasi pengelola harus ada
Menurut SNI 19-2454-2002, perencanaan operasional
pengumpulan sebagai berikut:
a) Rotasi antara 1- 4 /hari
b) Periodisasi: 1 hari, 2 hari atau maksimal 3 hari sekali, tergantung
dari kondisi komposisi sampah, yaitu:
1. Semakin besar presentasi sampah organik, periodisasi
pelayanan maksimal sehari 1 hari.
2. Untuk sampah kering, periode pengumpulannya disesuaikan
dengan jadwal yang telah ditentukan, dapat dilakukan lebih dari
3 hari 1 kali.
3. Untuk sampah B3 disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku
4. Mempunyai daerah pelayanan tertentu dan tetap
5. Mempunyai petugas pelaksana yang tetap dan dipindahkan
secara periodik
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

6. Pembebanan pekerjaan diusahakan merata dengan kriteria


jumlah sampah terangkut, jarak tempuh dan kondisi daerah

2.2.3. Pengangkutan Sampah


Pengangkutan adalah kegiatan pengangkutan sampah yang telah
dikumpulkan ditempat penampungan sementara dari tempat sumber sampah
ketempat pembuangan akhir. Berhasil tidaknya penanganan sampah juga
tergantung pada sistem pengangkutan yang diterapkan . pengangkutan sampah
yang ideal adalah dengan truk container tertentu yang dilengkapi pengepres
(SNI 19-2454-2002).
Menurut SNI 19-2454-2002 persyaratan alat pengangkut sampah yaitu :
1. Alat pengangkut sampah harus dlengkapi dengan penutup sampah,
minnimal dengan jaring
2. Tinggi bak maksimal 1,6 m
3. Sebaikmya terdapat alat ungkit
4. Kapasitas disesuaikan dengan kelas jalan yang akan dilalui
5. Bak truck/dasar sebaiknya dilengkapi dengan pengaman air sampah
Jenis Peralatan dapat berupa :
a. Truck ukuran besar dan kecil
b. Dump truck/tripper truck
c. Armroll truck
d. Truk pemadat
e. Truk dengan crane
f. Mobil penyapu jalan
g. Truk gandengan

Pola pengngkutan sampah terdiri dari


 Pengngkutan sampah dengan sistem pengumpulan individual langsung
(door to door)
- Truk pengangkut sampah dari pool menuju titik sumber sampah
pertama untuk mengambil sampah
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

- Selanjutnya mengambil sampah pada titik-titik sumber sampah


berikutnya sampai truk penuh sesuai dengan kapasitasnya;
- Selanjutnya diangkut ke TPA sampah;  Setelah pengosongan di TPA,
truk menuju ke lokasi sumber sampah berikutnya, sampai terpenuhi
ritasi yang telah ditetapkan.
 Pengumpulan sampah melalui system pemindahan di transfer depo di tipe
I dan II
- Kendaraan pengangkut sampah keluar dari pool langsung menuju
lokasi pemindahan di transfer depo untuk mengangkut sampah ke
TPA.
- Dari TPA kendaraan tersebut kembali ke transfer depo untuk
pengambilan pada rit berikutnya
- Untuk pengumpulan sampah dengan sistem container (transfer tipe
III), pola pengangkutannya adalah sebagai berikut:
a. Pola pengangkutan dengan system pengosongan container cara 1
adalah sebagai berikut ;
- Kendaraan dari pool menuju container isi pertama untuk
mengangkut sampah ke TPA
- Container kosong dikembalikan ke tempat emula
- Menuju kontainer isi berikutnya untuk diangkut ke TPA
- Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula
- Demikian seterusnya sampai rit terakhir
b. Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer cara 2
adalah sebagai berikut :
- Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk
mengangkut sampah ke TPA
- Dari TPA kendaraan tersebut dengan container kosong menuju
lokasi ke dua untuk menurunkan container kosong dan
membawa container isi untuk diangkut ke TPA
- Demikian seterusnya sampai pada rit terakhir
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

- Pada rit terakhir dengan container kosong, dari TPA menuju ke


lokasi container pertama, kemudian truk kembali ke pool tanpa
container
- System ini diberlakukan pada kondisi tertentu (missal:
pengambilan pada jam tertentu atau mengurangi kemacetan lalu
lintas)

2.2.4. Pengelolaan Sampah

2.2.5. Pemrosesan akhir


Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

BAB III
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN

3.1. Penduduk
Dalam tugas Perencanaan Sistem Pengelolaan sampah diberikan peta
wilayah Kota “Chicago” dengan skala 1 : 7000. Kota Chicago memiliki data
jumlah penduduk dari tahun 2006 hingga 2015, dimana setiap tahunnya
mengalami peningkatan jumlah penduduk. Berikut data jumlah penduduk Kota
Chicago dari tahun 2006 hingga 2015 :
Tabel 2.1 Data Jumlah Penduduk Kota Chicago dari Tahun 2006 - 2015
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
2006 35584
2007 36570
2008 37570
2009 38670
2010 39795
2011 40921
2012 42055
2013 43191
2014 44331
2015 45476

Selain itu di Kota Chicago terdapat berbagai sarana kota untuk menunjang
kegiatan di Kota Chicago tersebut. Dimana lokasi sarana kota tersebut tersebar,
dengan jumlah pengguna sarana dimasing – masing sarana kota yang berbeda –
beda. Di Kota Chicago ini dibagi menjadi tiga distrik yaitu:
1. Distrik Monroe
Dibagian selatan Kota Chicago merupakan wilayah Distrik Monroe yang
memiliki 10 cluster dan rata – rata penduduknya berpenghasilan rendah
(Low income). Distrik Chicago memiliki dua kawasan Industri yang cukup
besar dengan lokasi wiayah berada di dekat waduk utara, yang mana
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

sebagian penduduk yang berpenghasilan rendah menggunakan waduk


tersebut sebagai sistem penyediaan air minum untuk kesehariannya. Selain
itu Distrik Monroe memiliki sarana kota seperti Hotel, Rumah Sakit dan
Sekolah. Distrik Monroe memiliki luas wilayah seluas 31,394 Ha. Dengan
rincian luas daerah setiap cluster sebagai berikut :
Tabel 2.2 Luas Daerah Cluster Distrik Monroe
Daerah Pelayanan Luas (Ha)
B19 2,048
B16 0,593
M10 4,562
B18 0,328
M11 5,640
L14 2,107
L11 3,655
L12 1,676
L13 3,518
B17 7,267
31,394

2. Distrik Grand Ave


Penduduk di daerah Distrik Grand Ave rata – rata memiliki pendapatan
Medium (Medium income). Distrik ini memiliki 11 Cluster dengan sarana
kota yang bervariasi, seperti Perkantoran, Sekolah, Masjid dan Pasar
Tradisional. Daerah ini jauh dari sarana kota Hotel dan Rumah Sakit. Distrik
grand Ave memilikim luas daerah seluas 26.306 Ha.
Tabel 2.3 Luas Daerah Cluster Distrik Grand Ave
Daerah Pelayanan Luas (Ha)
B1 1.798
L2 3.753
B3 3.067
B5 2.920
B6 0.375
B7 0.392
M1 7.438
L15 2.675
B2 2.690
L1 0.304
B4 0.892
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

3. Distrik Madison
Distrik Madison terletak di bagiann selatan, dimana distrik ini memiliki
kluster terbanyak dibandingkan distrik lainnya di Kota Chicago. Distrik
Chicago memiliki luas wilayah seluas 33,832 Ha. Berikut rincian luas
daerah di setiap kluster di Kota Chicago:
Tabel 2.4 Luas Daerah Distrik Madison

Daerah Pelayanan Luas (ha)

L3 2,788
L8 1,372
L5 1,725
B8 1,397
B12 2,168
B13 1,627
B14 0,789
B15 4,684
M6 1,588
B11 0,451
L6 1,227
L4 1,784
M8 1,857
L9 0,539
L10 0,488
M2 1,940
M3 0,867
M4 0,421
M7 0,892
M5 0,588
M9 1,642
L7 1,058
B9 1,352
B10 0,588
Luas Total 33,832
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

Dalam penyelesian Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah di Kota


Chicago, terdiri dari tiga bagian yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu :
1. Proyeksi jumlah penduduk dan proyeksi laju timbulan sampah,
2. Perencanan kebutuhan wadah sampah
3. Perencanaan jumlah alat angkut sampah

3.2. Sarana dan Prasarana Kota


Kota Chicago memiliki berbagai sarana dan prasarana kota, berikut data
sarana dan prasarana Kota Chicago :
Tabel 2.5 Data Sarana Non Domestik Kota Chicago
Sarana Lokasi Jumlah
K1 640 pegawai
K2 550 pegawai
Perkantoran
K3 670 pegawai
K4 950 pegawai
S1 650 murid
Sekolah S2 250 murid
S3 150 murid
Rumah Sakit RS 250 tempat tidur
H1 625 tempat tidur
Hotel
H2 345 tempat tidur
T1 250 toko
Pertokoan / Plaza
T2 175 toko

Tabel 2.6 Data Luas Daerah Non Domestik Kota Chicago


Luas
Keterangan Luas (cm2) Luas (m2)
(Ha)
Masjid 1 0,7 0,70 700
Masjid 2 0,6 0,60 600
Masjid 3 0,9 0,90 900
Pasar 1 1,05 1,05 1050
Pasar 2 1,66 1,66 1660
Industri 1 31,1 31,10 31100
Industri 2 27,19 27,19 27190
3.3.Skala Peta Non Domestik Kota Chicago 1:10000
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

3.4. Peta Kota


Dalam perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah Kota Chicago berdasarkan
peta yang telah dibagikan, dengan skala 1:7000. Dari Peta tersebut kemudian
irencanaakan pembagian wilayah berdasarkan tingkat kepadatan penduduk serta
tingkat sosial. Tingkatan sosial pada Peta Kota Chicago tersebar merata, dengan
tingkat sosial high income, medium income, dan low income. Peta tersebut terdiri
dari domestik dan non domestik. Dalam peta tersebut wilayah Kota Chicago
terdapat 3 daerah yaitu daerah yang diarsir, daerah putih/kosong serta horisontal.
Berikut data perbandingan daerah Peta Kota Chicago :
Tabel 2.7 Perbandingan Daerah Kota Chicago

ARSIRAN KOSONG HORIZONTAL JUMLAH

1 1,5 1,7 4,2

Pada Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah Kota Chicago digunakan


notasi :

A Daerah Arsiran Miring

B Daerah Kotak Kosong


Daerah arsiran
C Horisontal

3.5. Letak TPS dan TPA


Pada Perencenaan Pengelolaan Sampah Kota Chicago, pada akhirnya
sampah dibawa meuju ke TPS dan berakhir di TPA. Untuk itu perlu direncanakan
tempat TPS dan TPA di Kota Chicago. Dalam menentukan letak TPS dan TPA
perlu memperhatikan hal se[erti topografi, kepadatan penduduk dll.
Mengingat besarnya potensi dalam menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan maka pemilihan lokasi TPA harus dilakukan dengan seksama dan
hati-hati. Hal ini ditunjukkan dengan sangat rincinya persyaratan lokasi TPA
seperti tercantum dalam SNI tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

Pembuangan Akhir Sampah yang diantaranya dalam kriteria regional


dicantumkan:
a. Bukan daerah rawan geologi (daerah patahan, daerah rawan longsor,
rawan gempa, dll)
b. Bukan daerah rawan hidrogeologis yaitu daerah dengan kondisi kedalaman
air tanah kurang dari 3 meter, jenis tanah mudah meresapkan air, dekat
dengan sumber air (dalam hal tidak terpenuhi harus dilakukan masukan
teknologi)
c. Bukan daerah rawan topografis (kemiringan lahan lebih dari 20%)
d. Bukan daerah rawan terhadap kegiatan penerbangan di Bandara (jarak
minimal 1,5 – 3 km)
e. Bukan daerah/kawasan yang dilindungi
Dengan berbagai pertibangan tersebut, dalam perencanaan Sisitem
Pengelolaan Sampah Kota Chicago, terdapat 2 TPS berada pada Distrik Madison
dengan letak TPA berada di Distrik Monroe. Pada Distrik Madison terdapat 2 TPS
dikarenakan daerah pada distrik tersebut luas. Pada Distrik Grand Ave tidak
teerdapat TPS maupun TPA dikarenakan sempitnya lahan, sehingga sampah
dikumpulkan kee TPS yang berada di Distrik Madison, engingat antara letak TPS
di Madison dengan Distrik Grand Ave cukup dekat. Pada daerah di Distrik Grand
Ave yang berada diatas (dekat dengan TPA di Distrik Monroe) sampah langsung
dibuang ke TPA. Peletakan TPA di Distrik Monroe dikarena Distrik Monroe
memiliki daerah yang cukup luas sehingga terdapat lahan yang dapat digunakan
untuk TPA.
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

BAB IV
PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

4.1. Data Jumlah Penduduk


Jumlah penduduk merupakan faktor terpenting dalam menentukan lingkup
dari perencanaan sistem pengelolaan sampah. Sebelum merencanakan sistem
pengellolaan sampah, maka jumlah penduduk yang berada di area pelayanan perlu
ditentukan, selain itu jumlah penduduk di masa yang akan datang harus diprediksi
seakurat mungkin. Adapun pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh angka
kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Jumlah penduduk ditahun
perencanaan dapat diprediksi berdasarkan angka pertumbuhan di masa lalu.
Catatan jumlah penduduk pada 10 tahun terakhir sudah layak untuk digunakan
dalam kasus perkiraan pertumbuhan laju penduduk.
Dalam Perencanaan Sistem Pengelolaa Sampah Kota Chicago,
direncanakan untuk 20 tahun kedepan, dengan rincian :
 Tahap I, s/d tahun 2017
 Tahap II, s/d tahun 2027
Data yang digunakan dalam perhitungan berasal dari data j8umlah penduduk
kondisi existing tahun 2017 yang mengacu pada tugas mata kuliah sebelumnya,
istem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Dalam perhitungan proyeksi penduduk dilakukan dengan menggunakan 3
metoda antara lain :
1. Metoda Aritmatik
2. Metoda Geometrik
3. Metoda Bunga-berbunga.

Selanjutnya dipilih salah satu metoda yang paling sesuai dengan data yang
telah disediakan, dengan menggunakan uji statistik untuk digunakan pada
perencanaan berikutnya. Berdasarkan data hasi perhitungan proyksi penduduk
pada Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), metode yang terpilih adalah metode
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

Geometrik Bunga Berbunga, sehingga didapatkan data jumlah penduduk Kota


Chicago sampai 20 tahun keddepan diprediksikan sebagai berikut :
Tabel 2.8 Data Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Chicago
Tahun 2017 - 2037
Tahun Jumlah Penduduk (Pf)
2017 48022
2018 49348
2019 50710
2020 52110
2021 53549
2022 55027
2023 56546
2024 58107
2025 59712
2026 61360
2027 63054
2028 64795
2029 66584
2030 68422
2031 70311
2032 72252
2033 74247
2034 76297
2035 78403
2036 80568
2037 82792

Keterangan :
Tahun Existing
Tahun Perencanaan
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

4.2. Sistem Perencanaan


Sistem Perencanaan Pengelolaan Sampah Kota Chicago yang digunakan,
disesuaikan dengan standar berlaku, dengan menggunakan pola Individual
langsung, pola individual tidaj langsung, pola komunal langsung dan pola
komunal tidak langsung. Dimana dalam perencanaan pengelolaan sampah Kota
Chicago, volume sampah non domestik dirancang dengan kisaraan 15% - 10%.
Perencanaan dilakukan dengan pencapaian volume timbulan sampah dapat
terlayani semaksimal mungkin degan residu seminimal mungkin. Sehingga
permasalah sampah Kota Chicago dapat teratasi. Berikut Skema Operasional
yang digunakan dalam Perencenaan Sistem Pengelolaan Sampah Kota Chicago :
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

SKEMA TEKNIS OPERASIONAL


PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA

Pola Individual Tidak Langsung

Dump Truck

Sumber Sampah Gerobak TPS TPA

Pola Individual Langsung

Dump Truck

Sumber Sampah TPA


Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

Komunal Langsung

Arm Roll

TPA
Sumber Sampah

Komunal Tidak Langsung

Gerobak Dump Truck

TPA
Sumber Sampah TPS
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

BAB V
PERHITUNGAN

5.1. Perhitungan Jumlah Penduduk


5.1.1 Metoda Aritmatik
Pada metoda ini laju pertumbuhan penduduk diasumsikan konstan,
dan secara matematis dapat diekspesikan sebagai :
dP
 Ka
dt
Pt  Pi  Ka.(tr  ti)
Ka  ( Pt  Pi) /( tr  ti)

Dimana :
Pt : jumlah penduduk pada tahun perencanaan
Pi : jumlah penduduk pada saat ini
tr : tahun perencanaan
Ka : konstanta aritmatik
Berdasarkan data penduduk yang didapat pada tahun 2015, maka
proyeksi penduduk Kota Chicago dengan menggunakan metode aritmatik,
sebagai berikut:
Tabel 5.1 Proyeksi Penduduk Kota Chicago dengan Metode Aritmatik
Tahun Jumlah Penduduk (Pi) Ka Pf (Pi-Pf)^2
2006 35584 35584 0
2007 36570 986 36683 12794
2008 37570 1000 37782 45038
2009 38670 1100 38881 44662
2010 39795 1125 39980 34390
2011 40921 1126 41080 25140
2012 42055 1134 42179 15293
2013 43191 1136 43278 7530
2014 44331 1140 44377 2106
2015 45476 1145 45476 0
Total 9892 186953
Rata-rata 1099
Standard Deviasi 144,1269873
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

5.1.2 Metode Geometrik


Metode ini digunakan jika pertumbuhan populasi bertambah secara
eksponensial (deret ukur) sesuai dengan formula dibawah ini, dimana nilai Kg
adalah konstanta geometrik. Untuk mempermudah mendapatkan harga Kg, maka
kurva yang eksponensial ini dijadikan kurva garis lurus dengan mengubahnya ke
persamaan log, sehingga Kg dapat dipperoleh dengan menggunakan persamaan
garis lurus.
𝑑𝑃
= 𝐾𝑔
𝑑𝑡
ln Pf = ln Pi + Kg ( tf - ti )
Kg = (ln Pf – ln Pi) / ( tf – ti)

Tabel 5.2 Prediksi Penduduk Kota Chicago dengan Metoda Geometrik


Jumlah Penduduk
Tahun LnP Kg LnP Pf (Pi-Pf) (Pi-Pf)^2
(Pi)
2006 35584 10,48 10,48 35584 0 0
2007 36570 10,51 0,027 10,51 36566 4 13
2008 37570 10,53 0,027 10,53 37576 -6 35
2009 38670 10,56 0,029 10,56 38613 57 3210
2010 39795 10,59 0,029 10,59 39679 116 13367
2011 40921 10,62 0,028 10,62 40775 146 21358
2012 42055 10,65 0,027 10,64 41901 154 23847
2013 43191 10,67 0,027 10,67 43057 134 17857
2014 44331 10,70 0,026 10,70 44246 85 7207
2015 45476 10,72 0,026 10,72 45468 8 70
Total 86965
Rata-rata 0,027
Standard Deviasi 98,30

5.1.3 Metode Bunga – berbunga


Pertumbuhan geometrik juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus
yang lebih dikenal sebagai rumus bunga – berbunga, yaitu:

Pf  Pi.(1  r) n
Dimana :
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

r : angka pertumbuhan
n : perbedaan waktu (tf-ti)

Tabel 5.3 Prediksi Penduduk Dengan Motede Bunga-Berbunga


Tahun Pi R Pf Pi-Pf Pi-Pf^2
2006 35584 35584 0 0
2007 36570 0,028 36566 4 13
2008 37570 0,027 37576 -6 36
2009 38670 0,029 38613 57 3207
2010 39795 0,029 39679 116 13357
2011 40921 0,028 40775 146 21342
2012 42055 0,028 41901 154 23826
2013 43191 0,027 43057 134 17835
2014 44331 0,026 44246 85 7191
2015 45476 0,026 45468 8 68
Total 86873
Rata-rata 0,0276
Standard Deviasi 98,247

5.1.4 Metode Terpilih


Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan ketiga
metode seperti di atas, maka dipilihlah satu metode dengan nilai standar deviasi
yang paling kecil. Berdasarkan hasil perhitungan dari ketiga metode tersebut,
maka terpilihlah Metode Geometrik Bunga-Berbunga dengan nilai standar deviasi
terkecil sebesar 98,247. Metode Geometrik Bunga-Berbunga ini selanjutnya
digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk untuk 10 tahun hingga 20 tahun
mendatang. Pemilihan metode tersebut dapat dilihat melalui grafik berdasarkan
data hasil perhitungan dari ketiga metode dengan data penduduk di Kota Chicago
(lihat gambar 5.1).
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

Grafik Perbandingan Proyeksi Penduduk Kota Chicago


50000
Junlah Penduduk (Jiwa)

40000 Metode Aritmatika

30000
Metode Geometrik
20000
Metode Geometri
10000 Bunga-berbunga

0 Data Penduduk
2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016
Tahun

Gambar 5.1 Grafik Perbandingan Data Proyeksi Penduduk Kota Chicago


dengan Ketiga Metode

5.2. Perhitungan Volume Timbulan sampah


1. Domestik
Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang dihasilkan dari sumber
tertentu dalam satuan berat ataupun satuan volume. Untuk daerah
permukiman, timbulan sampah tergantung penduduknya. Rumus timbulan
sampah permukiman adalah:

Volume Timbulan sampah = Jumlah Penduduk x Laju


Timbulan
Dalam Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah Kota Chicago, untuk
mennentukan vvolume timbulan sampah diperlukan data laju timbulan
sampah. Laju timbulan sampah KotaChicago berdasarkan literatur yang ada
dengan berdasarkan pada tingkat sosial penduduk, berikut data laju timbulan
sampah domestik Kota Chicago :

Tabel 5.4 Laju Timbulan Sampah Non Domestik Kota Chicago


Kategori Laju Timbulan (L/org/hari)
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

HIGH INCOME 2,5


MEDIUM INCOME 2,25
LOW INCOME 2

Contoh:
Pada tahun 2017, penduduk untuk wilayah B19 sebanyak 992 Jiwa dengan laju
timbulan sebesar 2,5 L/Jiwa/hari yang termasuk wilayah di high iIncome.
 Maka, timbulan sampah = 992 Jiwa x 2,5 L/Jiwa/hari = 2.478,9
L/hari.

Tabel 5.4 Volume Timbulan Sampah Domestik Kota Chicago Tahun 2017

DISTRIK MONROE

Jumlah Laju
Daerah luas Timbulan
penduduk Timbulan Kategori
Pelayanan (Ha) (L/hari)
(jiwa) (L/org/hari)
B19 2,05 992 2,5 2478,9 HIGH INCOME
B16 0,59 287 2,5 717,6 HIGH INCOME
A10 4,56 1901 2,25 4277,7 MEDIUM INCOME
B18 0,33 159 2,25 357,6 MEDIUM INCOME
A11 5,64 2350 2,25 5288,5 MEDIUM INCOME
C14 2,11 1428 2,25 3214,1 MEDIUM INCOME
C11 3,66 2478 2 4956,5 LOW INCOME
C12 1,68 1136 2 2272,3 LOW INCOME
C13 3,52 2385 2 4770,5 LOW INCOME
B17 7,27 3518 2 7035,8 LOW INCOME
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

DISTRIK GRAND AVE


Jumlah Laju
Daerah luas Timbulan
penduduk Timbulan Kategori
Pelayanan (Ha) (L/hari)
(jiwa) (L/org/hari)
B1 1,80 871 2,5 2176,4 HIGH INCOME
C2 3,75 2545 2,5 6361,7 HIGH INCOME
B3 3,07 1485 2,25 3341,2 MEDIUM INCOME
B5 2,92 1414 2,25 3181,0 MEDIUM INCOME
B6 0,37 181 2,25 408,3 MEDIUM INCOME
B7 0,39 190 2,25 427,0 MEDIUM INCOME
A1 7,44 3100 2,25 6974,8 MEDIUM INCOME
C15 2,68 1814 2 3627,7 LOW INCOME
B2 2,69 1302 2 2604,6 LOW INCOME
C1 0,30 206 2 411,9 LOW INCOME
B4 0,89 432 2 863,5 LOW INCOME

DISTRIK MADISON
Jumlah Laju
Daerah luas Timbulan
penduduk Timbulan Kategori
Pelayanan (Ha) (L/hari)
(jiwa) (L/org/hari)
C3 2,79 1890 2,5 4725,6 HIGH INCOME
C8 1,37 930 2,5 2325,4 HIGH INCOME
C5 1,72 1169 2,5 2923,4 HIGH INCOME
B8 1,40 676 2,5 1690,2 HIGH INCOME
B12 2,17 1050 2,5 2624,2 HIGH INCOME
B13 1,63 788 2,5 1968,9 HIGH INCOME
B14 0,79 382 2,5 954,8 HIGH INCOME
B15 4,68 2268 2,5 5669,4 HIGH INCOME
A6 1,59 662 2,25 1488,7 MEDIUM INCOME
B11 0,45 218 2,25 491,0 MEDIUM INCOME
C6 1,23 832 2,25 1872,4 MEDIUM INCOME
C4 1,78 1209 2,25 2720,8 MEDIUM INCOME
A8 1,86 774 2,25 1741,4 MEDIUM INCOME
C9 0,54 365 2,25 822,2 MEDIUM INCOME
C10 0,49 331 2,25 743,7 MEDIUM INCOME
A2 1,94 809 2,25 1819,5 MEDIUM INCOME
A3 0,87 361 2,25 813,3 MEDIUM INCOME
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

Jumlah Laju
Daerah luas Timbulan
penduduk Timbulan Kategori
Pelayanan (Ha) (L/hari)
(jiwa) (L/org/hari)
A4 0,42 176 2,25 395,1 MEDIUM INCOME
A7 0,89 372 2 743,3 LOW INCOME
A5 0,59 245 2 490,1 LOW INCOME
A9 1,64 684 2 1368,2 LOW INCOME
C7 1,06 718 2 1435,1 LOW INCOME
B9 1,35 655 2 1309,4 LOW INCOME
B10 0,59 285 2 569,3 LOW INCOME

2. Non Domestik
Laju timbulan sampah non permukiman pada Industri, pasar, dan masjid tidak
tergantung pada penduduk, akan tetapi pada luas wilayah karena penduduk yang
berada ada sarana tersebut tidak menetap. Untuk menghitung timbulan
sampahnya, dapat menggunakan rumus:

Timbulan sampah = Luas wilayah (cm2) x Laju


timbulan
Tabel 5.5 Volume Timbulan Sampah Non Domestik Kota Chicago Tahun 2017

Jumlah Jiwa Luasan Luasan Laju Sampah Sampah


Sarana 2017 (Ha) (m²) Timbulan (L/hari) (m³/hari)
KANTOR 1 640 ⁻ ⁻ 0,5 320 0,32
KANTOR 2 550 ⁻ ⁻ 0,5 275 0,28
KANTOR 3 670 ⁻ ⁻ 0,5 335 0,34
KANTOR 4 950 ⁻ ⁻ 0,5 475 0,48
SEKOLAH 1 650 ⁻ ⁻ 0,1 65 0,07
SEKOLAH 2 250 ⁻ ⁻ 0,1 25 0,03
SEKOLAH 3 150 ⁻ ⁻ 0,1 15 0,02
RUMAH SAKIT 250 ⁻ ⁻ 1,54 385 0,39
HOTEL 1 625 ⁻ ⁻ 2,27 1419 1,42
HOTEL 2 345 ⁻ ⁻ 2,27 783 0,78
TOKO 1 250 ⁻ ⁻ 3 750 0,75
TOKO 2 175 ⁻ ⁻ 3 525 0,53
MASJID 1 ⁻ 0,70 700 0,1 70 0,07
MASJID 2 ⁻ 0,60 600 0,1 60 0,06
MASJID 3 ⁻ 0,90 900 0,1 90 0,09
PASAR 1 ⁻ 1,05 1050 0,2 210 0,21
PASAR 2 ⁻ 1,66 1660 0,2 332 0,33
INDUSTRI 1 ⁻ 31,10 31100 0,21 6531 6,53
INDUSTRI 2 ⁻ 27,19 27190 0,21 5710 5,71
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

5.3. Perhitungan Kebutuhan Wadah


Dalam menentukan pewadahan, ditentukan pula kebutuhan, penambahan,
penggantian dan pengadaan wadah. Wadah yang pakai dalam perencanaan ini
adalah 40 L, 100 L, 250 L, dan 500 L.
1. Kebutuhan Wadah

Timbulan sampah
Kebutuhan wadah =
Kapasitas Wadah
Contoh :
Timbulan sampah pada kapasitas 40 L adalah 4956,5 L/hari.
Timbulan sampah 4956,5L/hari
Sehingga kebutuhan wadah = = = 124 unit
Kapasitas Wadah 40 L

Tabel 5.6 Kebutuhan Wadah Domestik Kota Chicago Tahun 2017

DISTRIK MONROE

Jumlah Laju
Daerah Timbulan Kapasitas Jumlah
penduduk Timbulan
Pelayanan (L/hari) Wadah Wadah
(jiwa) (L/org/hari)
B19 992 2,5 2478,9 250 10
B16 287 2,5 717,6 250 3
A10 1901 2,25 4277,7 100 43
B18 159 2,25 357,6 100 4
A11 2350 2,25 5288,5 100 53
C14 1428 2,25 3214,1 100 32
C11 2478 2 4956,5 40 124
C12 1136 2 2272,3 40 57
C13 2385 2 4770,5 40 119
B17 3518 2 7035,8 40 176
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

DISTRIK GRAND AVE

Jumlah Laju
Daerah Timbulan Kapasitas
penduduk Timbulan Kategori
Pelayanan (L/hari) Wadah
(jiwa) (L/org/hari)
B1 871 2,5 2176,4 250 9
C2 2545 2,5 6361,7 250 25
B3 1485 2,25 3341,2 100 33
B5 1414 2,25 3181,0 100 32
B6 181 2,25 408,3 100 4
B7 190 2,25 427,0 100 4
A1 3100 2,25 6974,8 100 70
C15 1814 2 3627,7 40 91
B2 1302 2 2604,6 40 65
C1 206 2 411,9 40 10
B4 432 2 863,5 40 22

DISTRIK MADISON

Jumlah Laju
Daerah Timbulan Kapasitas
penduduk Timbulan Kategori
Pelayanan (L/hari) Wadah
(jiwa) (L/org/hari)
C3 1890 2,5 4725,6 250 19
C8 930 2,5 2325,4 250 9
C5 1169 2,5 2923,4 250 12
B8 676 2,5 1690,2 250 7
B12 1050 2,5 2624,2 250 10
B13 788 2,5 1968,9 250 8
B14 382 2,5 954,8 250 4
B15 2268 2,5 5669,4 250 23
A6 662 2,25 1488,7 100 15
B11 218 2,25 491,0 100 5
C6 832 2,25 1872,4 100 19
C4 1209 2,25 2720,8 100 27
A8 774 2,25 1741,4 100 17
C9 365 2,25 822,2 100 8
C10 331 2,25 743,7 100 7
A2 809 2,25 1819,5 100 18
A3 361 2,25 813,3 100 8
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

A4 176 2,25 395,1 100 4


A7 372 2 743,3 40 19
A5 245 2 490,1 40 12
A9 684 2 1368,2 40 34
C7 718 2 1435,1 40 36
B9 655 2 1309,4 40 33
B10 285 2 569,3 40 14

5.4. Perhitungan Pengadaan Wadah


Penambahan Wadah
Penambahan wadan untuk menentukan berapa wadah yang akan ditambah
setiap tahunnya.

Penambahan wadah = kebutuhan wadah tahun ke 2 − kebutuhan wadah tahun ke 1

Penggantian Wadah
Wadah diganti setiap 2 tahun sekali. Maka untuk pengantian wadah akan
sama pada wadah 2 tahun sebelumnya.
Pengadaan Wadah
Pengadaan wadah adalah wadah yang tersedia pada tahun tersebut.

Pengadaan wadah (unit) = penambahan + penggantian


Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

Tabel 5.6 Pengadaan Wadah Domestik Kota Chicago Tahun 2017 – 2020
Wadah Kapasitas 40 Liter : 2017 2018 2019 2020
Kebutuhan unit 811 834 857 881
Penambahan unit - 22 23 24
Penggantian unit - 0 811 22
Pengadaan unit 811 22 834 46
Wadah Kapasitas 100 Liter :
Kebutuhan unit 404 415 426 438
Penambahan unit - 11 11 12
Penggantian unit - 0 404 11
Pengadaan unit 404 11 415 23
Wadah Kapasitas 250 Liter :
Kebutuhan unit 138 142 146 150
Penambahan unit - 4 4 4
Penggantian unit - 0 138 4
Pengadaan unit 138 4 142 8

5.5. Presentase Pola Operasional


Pola operasional pada Kota Busan dibagi menjadi 4, yaitu Individual
langsung, individual tidak langsung, komunal langsung, dan komunal tidak
langsung. Persentase ini digunakan hingga akhir tahun perencanaan. Untuk
menentukan persentase pada masing-masing pola operasional adalah:
Timbulan sampah masing − masing pola
%Pola Operasional = x 100%
Timbulan sampah kota total
Tabel Presentasi Pola Operasional Kota Chicago
Timbulan Sampah Per Pola Operasional
Individual Langsung
Total Timbulan Sampah %
Kategori Timbulan Sampah (m3/hari)
HIGH INCOME 34,62 36,24 29%
Kantor 1 0,32
Kantor 2 0,28
Kantor 3 0,34
Kantor 4 0,48
Mesjid 1 0,07
Mesjid 2 0,06
Mesjid 3 0,09
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

Individual Tidak Langsung


Total Timbulan Sampah %
Kategori Timbulan Sampah (m3/hari)
MEDIUM INCOME 40,38 53,11 42%
Sekolah 1 0,07
Sekolah 2 0,03
Sekolah 3 0,02
RS 0,39
Industri 1 6,53
Industri 2 5,71

Komunal Langsung
Total Timbulan Sampah %
Kategori Timbulan Sampah (m3/hari)
Toko 1 0,75 4,02 3%
Toko 2 0,53
Pasar 1 0,21
Pasar 2 0,33
Hotel 1 1,42
Hotel 2 0,78

Komunal Tidak Langsung


Total Timbulan Sampah %
Kategori Timbulan Sampah (m3/hari)
LOW INCOME 32,46 32,46 26%
TOTAL 125,83

5.6. Perhitungan Timbulan Sampah 3 R


Timbulan sampah 3R adalah banyaknya sampah yang dihasilkan dari
kegiatan 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) di sumber tertentu. Rumusnya adalah:
Timbulan 3R = Ratio 3R di sumber (%) x Timbulan sampah kota

Tabel Perhitungan Timbulan Sampah Terlayani Kota Chicago


Tingkat Pelayanan % 48% 49% 50% 52%
Ratio 3R % 2% 2,5% 3,0% 3,5%
3
Timbulan Sampah 3R m /hari 2,52 3,22 3,96 4,74
Timbulan sampah non 3R m3/hari 123 126 128 131
Timbulan Sampah Yang Terlayani m3/hari 59,19 61,60 64,09 67,96
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

5.7. Perhitungan Jumlah Alat Angkut


Timbulan sampah per pola densitas sumber
Kebutuhan alat = ( )x ( )
Kapasitas alat angkut densitas alat angkut
ritasi

Jumlah Gerobak Pola Individual Tidak 1,2 1,3 1,4 1,4


unit
Langsung 1 1 1 1
Dump Truck
Kapasitas m3 8 8 8 8
Total Timbulan Sampah m3/hari 24,98 26,00 27,05 28,68
Densitas Gerobak m3/hari 0,15 0,15 0,15 0,15
3
Densitas Dumpt truck kg/m 0,35 0,35 0,35 0,35
Jumlah Dump Truck Pola Individual Tidak 0,7 0,7 0,7 0,8
unit
Langsung 1 1 1 1
POLA KOMUNAL LANGSUNG
Container
Kapasitas m3 6 6 6 6
Total Timbulan Sampah m3/hari 1,89 1,97 2,05 2,17
Densitas sumber ton/m3 0,15 0,15 0,15 0,15
Densitas container ton/m3 0,15 0,15 0,15 0,15
0,2 0,2 0,2 0,2
Jumlah Container Pola Komunal Langsung unit
1 1 1 1
Arm roll unit 1 1 1 1

POLA KOMUNAL TIDAK LANGSUNG


Gerobak
Kapasitas m3 6 6 6 6
m3/har
15,27 15,89 16,53 17,53
Total Timbulan Sampah i
Densitas Sumber ton/m3 0,25 0,25 0,25 0,25
Densitas Gerobak ton/m3 0,25 0,25 0,25 0,25
Jumlah Gerobak Pola Komunal Tidak 1,3 1,3 1,4 1,5
unit
Langsung 1 1 1 2
Dump Truck
Kapasitas m3 8 8 8 8
3/
Total Timbulan Sampah m hari 15,27 15,89 16,53 17,53
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

Densitas gerobak m3/hari 0,15 0,15 0,15 0,15


Densitas Dumpt truck kg/m3 0,35 0,35 0,35 0,35
Jumlah Dump Truck Pola Komunal Tidak 0,4 0,4 0,4 0,5
unit
Langsung 1 1 1 1
Total Jumlah Alat Angkut
Gerobak unit 2 2 2 3
Dump Truck unit 3 3 3 3
Container unit 1 1 1 1
Arm Roll Truck unit 1 1 1 1

5.8. Perhitungan Jumlah Alat Pendukung

Garu unit 8 8 8 9
Sekop unit 8 8 8 9
Sapu Lidi unit 8 8 8 9
Pakaian Kerja stel 36 36 36 40
Sarung tangan pasang 36 36 36 40
Sepatu kerja pasang 54 54 54 60
Masker buah 54 54 54 60
Helm buah 18 18 18 20
Septyn Anggun Lestari || 082001500054 || Sistem Pengelolaan Sampah

DAFTAR PUSTAKA

Kesuma, Revmon. 2011. Kajian Terhadap Pengelolaan Sampah di Kota Bandar


Lampung. [Tesis]. Bandar Lampung: Program Studi Magister Ilmu
Lingkungan. Universitas Lampung.
Undang Subarna, 2014. Manfaat Pengelolaan Sampah Terpadu. Surakarta: CV.
Aryhaeko Sinergi Persada,
Tchobanoglous. 1993. Integrated Solid Waste Management: Engineering
Principles and Management Issues, McGraw-Hill
________. 2008. Undang-undang RI Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah. Pemerintah Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai