Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan Oleh Willy Vernando Eka Putra (161411031)

Praktikum kali ini melakukan pengadukan dan pencampuran dengan tujuan


memahami dan mengevaluasi kinerja peralatan pengadukan dan pencampuran,
memahami kondisi operasi yang mempengaruhi operasi pengadukan dan pencampuran,
membuat grafik bilangan reynolds terhadap waktu yang diperlukan dalam operasi
pengadukan dan pencampuran sampai homogen dan menentukan waktu pencampuran
dalam operasi pengadukan dan pencampuran. Praktikum ini melakukan proses mixing
dengan 5 skala putaran berbeda dan jenis cairan berbeda yaitu berupa larutan encer dan
pekat. Pengadukan yang dipakai bertipe Propeller, yaitu yang digunakan untuk zat cair
yang berviskositas rendah dengan kecepatan yang tinggi. Hal pertama yang dilakukan
adalah mengkalibrasi alat agar memperoleh nilai kecepatan putaran pada setiap skala
yang ditetapkan, kemudian mengamati aliran yang terjadi melalui gerak dari kacang hijau
yang dimasukkan ke dalam tangki pengaduk. Selain itu, diukur nilai densitas, suhu dan
viskositasnya sehingga dapat menghitung bilangan Reynolds, Mixing Time Factor dan
Blending Time Factor.

Pola aliran yang dihasilkan dari skala 10 (71 rpm) dan 20 (76 rpm) menghasilkan
gerak kacang hijau horizontal tegak lurus terhadap batang pengaduk. Setelah
bertambahnya kecepatan putaran pengaduk, pada skala 30 (81 rpm), 40 (86 rpm) dan 50
(91,5 rpm) terjadi vortex dan kacang hijau bergerak mendekati dinding tangki tidak
beraturan. Hal ini disebabkan karena persamaan kecepatan antara pengaduk dan larutan,
selain itu vortex mengakibatkan naiknya permukaan larutan pada tepi tangki. Hasil pola
ini sama dengan literatur yang menyebutkan bahwa pola alirannya aksial, arus aliran
meninggalkan pengaduk secara kontinu melewati fluida ke satu arah tertentu sampai
dibelokkan oleh dinding atau dasar tangki.

Dari percobaan ini menggunakan air keran (larutan encer) diperoleh data bahwa
semakin cepat putaran pengaduk maka waktu yang diperlukan untuk menghomogenkan
air keran yaang sudah ditetesi PP semakin cepat pula. Perubahan warna dapat terlihat saat
larutan sudah dimasukan oleh H2SO4 dan Indikator PP (kondisi asam) saat penambahan
NaOH larutan berwarna pink ketika sudah mencapai titik titrasi. Perubahan warna merata
semakin cepat ketika putaran pengaduk semakin cepat hal ini dikarenakan semakin cepat
perputaran pengaduk akan semakin cepat juga arus yang ditimbulkan. Semakin cepat arus
yang ditimbulkan maka semakin cepat juga tumbukan antar partikel terjadi. Semakin
cepatnya tumbukan ini akan semakin cepat pula waktu yang diperlukan untuk
menghomogenkan warna dari air keran.

Berdasarkan percobaan kedua, jika dibandingkan pengadukan menggunakan


larutan encer dengan pengadukan menggunakan larutan kanji ( larutan kental) maka
didapatkan waktu homogenisasi untuk larutan kental lebih lama. Hal ini disebabkan oleh
viskositasnya. Semakin kecil viskositas cairan yang digunakan semakin cepat terjadinya
homogenitas. Kecepatan putaran pengaduk berpengaruh terhadap nilai NRe , semakin
besar kecepatan pengaduk maka semakin besar pula nilai NRe. Sehingga kecepatan
putaran dan nilai NRe berbanding lurus.
Pada praktikum kali ini, nilai rata-rata NRe dengan larutan encer diatas 2000
sehingga pola aliran yang dihasilkan adalah turbulent sedangkan pada pengadukan
dengan menggunakan larutan kental pola aliran yang dihasilkan adalah laminar. Selain itu
pengaruh bilangan Reynolds terhadap waktu pengadukan dan blending time yaitu
semakin tinggi bilangan Reynolds maka waktu pengadukan semakin cepat sehingga nilai
mixing time factor akan semakin kecil. Nilai mixing time factor akan berbanding lurus
dengan nilai blending time sehingga akan berbanding terbalik dengan bilangan Reynolds.

Dari data-data yang diambil dapat diketahui bilangan Reynold kemudian mencari
nilai Mixing Time factor, dimana didapatkan untuk larutan encer konstan pada nilai 1,26
x 102 dan pada larutan pekat 1,58 x 102. Nilai mixing time tidak memiliki perbedaan yang
signifikan pada tiap variasi sehingga dianggap sama. Dari nilai ini dicari nilai blending
time factor, pada larutan encer dari variasi 10 – 50 yaitu 18,29 menit; 17,88 menit; 17,51
menit; 17,16 menit dan 16,81 menit. Dan untuk larutan pekat didapatkan 22,94 menit;
22,42 menit; 21,95 menit; 21,52 menit dan 18,81 menit. Semakin besar kecepatan putaran
maka waktu blending akan semakin cepat, namun antara larutan encer dan pekat, nilai
blending time factor pada larutan pekat lebih besar dikarenakan nilai densitas dan
viskositas yang lebih besar dibanding dibanding larutan encer.
Semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk menghomogenkan larutan, maka bilangan
Reynold semakin besar dan nilai blending time factor semakin kecil.

Anda mungkin juga menyukai