Anda di halaman 1dari 2

Konsep Green dalam Arsitektur (Re-Use)

Untuk menjaga kualitas tanah maka seluruh kawasan ini tidak menggunakan sumur sebagai sumber
air. Sumber air utama untuk seluruh kawasan ini berasal dari danau, limbah cair dari setiap
bangunan akan dikembalikan ke danau setelah melewati proses water treatment.

1. Re-CYCLE

 Tempat sampah yang disediakan dipisahkan dalam 2 kelompok sampah, organik dan anorganik.
Sampah organik bisa dijadikan sebagai pupuk kompos untuk tanaman dan anorganik bisa
disalurkan kepada pengepul untuk di daur ulang. Hal ini juga bisa menjadi tambahan pendapatan
bagi pengelola area ini.
 Masing-masing bangunan di area ini memiliki sub-polder sebagai penampung air hujan yang bisa
digunakan untuk mencukupi kebutuhan air (minimal) pada bangunan tersebut. Sub-sub polder
tersebut bermuara pada polder induk yang mampu digunakan sebagai sumber air bagai seluruh
kawasan ini.

2. Re-DUCE

 Untuk mengurangi polusi udara akibat BBM (bahan bakar minyak) di dalam tapak, maka semua
kendaraan pengunjung digabungkan dalam area parkir. Sistem transportasi menuju semua
tempat dalam tapak ini menggunakan shuttle bus berbahan bakar biogas dan delman (kereta
kuda).

3. ENERGY
 Pada setiap bangunan yang direncanakan nanti menggunakan sumber energy solar panel yang
akan digunakan untuk penerangan bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
 Menggunakan kincir angin sebagai salah satu sumber energy untuk penerangan lingkungan
pada malam hari. Listrik dari semua kincir angin disalurkan menuju power house yang kemudian
disebarkan untuk memenuhi kebutuhan listrik (minimal penerangan pada malam hari).

4. VEGETATION

 Jalur pedestrian menggunakan pergola yang dirambati oleh tanaman-tanaman. Selain


menambah poin green-aesthetic tersendiri, hal ini juga berfungsi sebagai treatment green-visual
bagi pedestrian yang (diasumsikan) berasal dari kota-kota besar

Anda mungkin juga menyukai