Anda di halaman 1dari 22

Erosi dan Transportasi

Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian yang
lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari partikel-
partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:

1. Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa
langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya
terkumpul di permukaan tanah.
2. Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut
pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat
diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan
yang kecil ini.
3. Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang
kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.
4. Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska
sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.

Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga
susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sediment
(transportasi) adalah air, angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air,
angin, dan bahkan salju. Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah
berbeda. Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah
mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang
mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada
pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka
sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.
Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut cekungan. Di tempat
tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih
rendah dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi
dari sedimen tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan
tersebut. Dengan semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan
mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak
sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan
berat dari sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar
cekungan seperti adanya patahan.

Sedimen dapat diangkut dengan empat cara:

• Suspension: ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil ukurannya
(seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau angin yang ada.

• Bed load: ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir, kerikil, kerakal,
bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat berfungsi memindahkan
pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan
gaya aliran melebihi kekuatan inertia butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan
sedimen tersebut bisa menggelundung, menggeser, atau bahkan bisa mendorong sedimen yang
satu dengan lainnya.

• Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat, umumnya terjadi pada sedimen
berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir
sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut
ke dasar.

• Grafity flow : terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada
mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang
ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.

BAB IV

MEKANISME TRANSPORTASI SEDIMEN

4.1 Cara Pengangkutan Sedimen

Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke tempat

pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload tranport. Di bawah ini diterangkan

secara garis besar ke duanya.

Suspensi

Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika arus cukup

kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja yang dapat diangkut suspensi.

Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini adalah mengandung prosentase masa dasar yang

tinggi sehingga butiran tampak mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai

memilahan butir yang buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak

pernah menyentuh dasar aliran.

Bedload transport

Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi menjadi:

 endapan arus traksi


 endapan arus pekat (density current) dan

 endapan suspensi.

Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya. Pada umumnya

gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau pasang-surut air laut.

Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang berstruktur

silang siur, dengan sifat-sifat:

 pemilahan baik

 tidak mengandung masa dasar

 ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah (coarsening

upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding).

Di lain pihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi dan suspensi.

Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran antara pasir, lanau, dan lempung

dengan jarang-jarang berstruktur silang-siur dan perlapisan bersusun.

Arus pekat (density) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density) media. Ini bisa

disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar garam. Karena gravitasi,

media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di bawah media yang lebih encer. Dalam

geologi, aliran arus pekat di dalam cairan dikenal dengan nama turbiditi. Sedangkan arus yang

sama di dalam udara dikenal dengan nuees ardentes atau wedus gembel, suatu endapan gas yang

keluar dari gunungapi.

Endapan dari suspensi pada umumnya berbutir halus seperti lanau dan lempung yang

dihembuskan angin atau endapan lempung pelagik pada laut dalam. Selley (1988) membuat
hubungan antara proses sedimentasi dan jenis endapan yang dihasilkan, sebagai berikut (Tabel

IV.1).

Tabel IV.1 Hubungan antara proses sedimentasi dan jenis endapan yang dihasilkan (Selley,

1988)

Sumber : http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/transportasi-sedimen_23.html

Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya dikuasai oleh

mekanisme tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus pekat saja, tetapi lebih sering

merupakan gabungan berbagai mekanisme. Malahan dalam berbagai hal, merupakan gabungan

antara mekanik dan kimiawi. Beberapa sistem seperti itu dalah:

 sistem arus traksi dan suspensi

 sistem arus turbit dan pekat

 sistem suspensi dan kimiawi.

4.2 Mekanisme Gerakan Sedimen

Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa, baik berupa cairan

maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung (rolling), menggeser (bouncing) dan

larutan (suspension) seperti Gambar III.2.


4.3 GRAVITY

Sedimen yang bergerak karena hanya pengaruh gaya gravitasi ini, ada 3 macam sedimen :

 Debris flows (umumnya mud flows)

 Grain flows

 Fluidized flows

Mud flows (interparticle interaction)

Ada 2 : di bawah air dan di darat

Ciri sedimen hasil mud flows:

 dikuasai matrik (matrix-dominated sediment)

 sortasi jelek

 pejal (tak berlapis)

Grain flows (grain interaction)

Ciri sedimen hasil grain flows:

 dikuasai kepingan (fragment dominated-sediment)

 terpilah baik dan bebas lempung

Fluidized flows

Ciri sedimennya:

 tebal, non-graded clean sand

 batas atas dan bawahnya kabur


 umumnya terdapat struktur piring (dish structures).

BAB V

STUDY KASUS

Lokasi sungai yang kami ambil di lapangan yaitu di sungai Kedukan dan sungai

bengkoang yang kemudian mengalir ke sungai Ogan, letaknya disekitar daerah Komplek

perumahan OPI Rw 14 Kel. 15 Ulu Palembang. Sungai tersebut mempunyai saluran tanah

terbuka yang berbentuk penampang setengah lingkaran. Dengan Kedalaman sungai kedukan

sebelum terjadi penumpukan sedimen ± 2,4 m dan lebar penampang sungai ± 21,3. Terjadi

Penumpukan sedimen sedalam 35 cm.

Disekitar sungai tersebut banyak pemukiman dan merupakan daerah rawa-rawa, dengan

tingkat penumpukan sedimen yang cukup tinggi, lama kelamaan bisa mengakibatkan kebanjiran.

Berikut Denah lokasi sungai :


Foto lokasi study kasus :

a) Foto Lokasi sungai Kedukan


b) Foto sedimen yang terjadi disungai kedukan

Ket : Foto kedalaman sedimen sungai kedukan


Ke t : Foto aliran sungai kedukan dan sungai bengkoang

c) Foto sampah yang dibuang ke sungai yang juga merupakan penyebab pendangkalan.

4.1 Media Transportasi

GRAVITASI

Kasus paling sederhana mengenai transportasi sedimen yang tidak signifikan melibatkan
media di sekitarnya adalah jatuhan partikel dari tebing atau lereng akibat gravitasi. Jatuhan
batuan (rock falls) menghasilkan gundukan sedimen di dasar lereng, biasanya secara umum
terdiri dari debris kasar yang kemudian tidak mengalami proses sedimentasi kembali (rework).
Akumulasi ini terlihat sebagai scree (akumulasi debris batuan di dasar tebing, bukit, atau
lereng gunung, sering membentuk timbunan) di sepanjang sisi-sisi lembah di daerah
pegunungan. Akumulasi ini membentuk kerucut talus (talus cone) dengan suatu permukaan pada
sudut diam (angle of rest) kerikil, sudut maksimum dimana material akan tetap stabil dan klastik
tidak akan jatuh menuruni lereng. Sudut ini bervariasi dengan bentuk dan distribusi ukuran butir,
tetapi biasanya antara 30 dan 35 derajat dari bidang horizontal. Endapan scree berada di daerah
pegunungan (6.6.1) dan terkadang di sepanjang pantai: endapan ini jarang terawetkan di dalam
rekaman stratigrafi.

AIR

Transportasi partikel di dalam air sejauh ini merupakan mekanisme transportasi yang
paling signifikan. Air mengalir di permukaan lahan di dalam channel dan sebagai aliran
permukaan (overland flow). Arus-arus di laut digerakkan oleh angin, tidal dan sirkulasi samudra.
Aliran-aliran ini mungkin cukup kuat untuk membawa material kasar di sepanjang dasarnya dan
material yang lebih halus dalam suspensi. Material dapat terbawa di dalam air sejauh ratusan
atau ribuan kilometer sebelum terendapkan sebagai sedimen. Mekanisme air yang menggerakkan
material ini akan dibahas di bawah.

UDARA

Setelah air, udara adalah media transportasi terpenting. Angin berhembus di atas lahan
mengangkat debu dan pasir kemudian membawanya sampai jarak yang jauh. Kapasitas angin
untuk mentransportasikan material dibatasi oleh densitas rendah dari udara. Seperti yang akan
kita lihat di bagian 4.2.6, perbedaan densitas antara media dan klastik berpengaruh terhadap
keefektifan media dalam menggerakkan sedimen.

ES

Air dan udara adalah media fluida yang jelas, tapi kita juga dapat mempertimbangkan es sebagai
media fluida karena selama periode yang panjang es bergerak melintasi permukaan lahan,
meskipun sangat lambat. Es adalah fluida berviskositas tinggi yang mampu mentransportasikan
sejumlah besar debris klastik. Pergerakan detritus oleh es penting pada daerah di dalam dan di
sekitar tudung es kutub dan daerah pegunungan dengan gletser semipermanen atau permanen
(7.2, 7.3). Volume material yang digerakkan es sangat besar ketika meluasnya es (glaciation).
sedimentologi

adalah sekelompok mahasiswa Teknik Geologi Universitas Padjadjaran yang ingin berbagi
kemampuan Geologi yang walaupun pengetahuan kami masih dalam batas pembelajaran,semoga
dapat berguna bagi pembaca

Sabtu, 18 Desember 2010

Mekanisme Transportasi Sedimen

Batuan sedimen memiliki banyak hal menarik untuk dibahas. Selain bentuknya yang unik dan
beragam serta jumlahnya yang melimpah di muka bumi (hampir 75% kulit bumi terdiri atas
batuan sedimen), proses-proses yang terjadi juga sangatlah menarik untuk dibahas. Salah satu
proses yang menarik adalah bagaimana sedimen sebagai penyusun batuan sedimen dapat
terangkut dan diendapkan menjadi batuan sedimen.

Sebelum mengetahui bagaimana sedimen terangkut dan terendapkan dalam suatu cekungan
mungkin ada baiknya kita dapat memahami prinsip apa saja yang bisa kita temukan dalam
batuan sedimen. Prinsip-prinsip tersebut sangatlah beragam diantaranya prinsip
uniformitarianism. Prinsip penting dari uniformitarianism adalah proses-proses geologi yang
terjadi sekarang juga terjadi di masa lampau. Prinsip ini diajukan oleh Charles Lyell di tahun
1830. Dengan menggunakan prinsip tersebut dalam mempelajari proses-proses geologi yang
terjadi sekarang, kita bisa memperkirakan beberapa hal seperti kecepatan sedimentasi, kecepatan
kompaksi dari sediment, dan juga bisa memperkirakan bagaimana bentuk geologi yang terjadi
dengan proses-proses geologi tertentu.

Lapisan horizontal yang ada di batuan sedimen disebut bedding. Bedding terbentuk akibat
pengendapan dari partikel-partikel yang terangkut oleh air atau angin. Kata sedimen sebenanrya
berasal dari bahas latin ”sedimentum” yang artinya endapan. Batas-batas lapisan yang ada di
batuan sedimen adalah bidang lemah yang ada pada batuan dimana batu bisa pecah dan fluida
bisa mengalir. Selama susunan lapisan belum berubah ataupun terbalik maka lapisan termuda
berada di atas dan lapisan tertua berada di bawah. Prinsip tersebut dikenal sebagai prinsip
superposition. Susunan lapisan tersebut adalah dasar dari skala waktu stratigrafi atau skala waktu
pengendapan. Pengamatan pertama atas fenomena ini dilakukan oleh Nicolaus Steno di tahun
1669. Beliau mengajukan beberapa prinsip berkaitan dengan fenomena tersebut. Prinsip-prinsip
itu adalah prinsip horizontality, superposition, dan original continuity. Prinsip horizontality
menjelaskan bahwa semula batuan sedimen diendapkan dalam posisi horizontal. Pembentuk
batuan sedimen adalah partikel-partikel atau sering disebut sedimen yang terbentuk akibat
hancuran batuan yang telah ada sebelumnya seperti batuan beku, batuan metamorf, dan juga
batuan sedimen sendiri. Berdasarkan ukuran partikel dari sedimen klastik, sedimen-sedimen
dapat dibedakan sebagai berikut:

Klasifikasi- Berdasarkan ukuran partikel dari sedimen klastik

Nama Partikel Ukuran Sedimen Nama batu

Boulder/Bongkah >256 mm Gravel

Cobble/Kerakal 64 – 256 Gravel Konglomerat dan Breksi (tergantung


mm kebundaran partikel)

Pebble/Kerikil 2 – 64 mm Gravel

Sand/Pasir 1/16 – 2mm Sand Sandstone

Silt/Lanau 1/256 – 1/16 Silt Batu lanau


mm

Clay/Lempung <1/256 mm Clay Batu lempung


Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga
susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah
air, angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan
salju. Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena
berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut sedimen yang
ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh
angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah
sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung
tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.

Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut cekungan. Di tempat
tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih
rendah dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi
dari sedimen tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan
tersebut. Dengan semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan
mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak
sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan
berat dari sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar
cekungan seperti adanya patahan.

Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara:


a. Suspensi

Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika arus cukup kuat.
Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja yang dapat diangkut suspensi. Sifat
sedimen hasil pengendapan suspensi ini adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi
sehingga butiran tampak mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir
yang buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah menyentuh
dasar aliran.

b. Bedload transport

Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi menjadi:

 endapan arus traksi


 endapan arus pekat (density current) dan
 endapan suspensi.

Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya. Pada umumnya
gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau pasang-surut air laut.
Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang berstruktur silang siur,
dengan sifat-sifat:
 pemilahan baik
 tidak mengandung masa dasar
 ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah (coarsening
upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding).

Di lain pihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi dan suspensi. Sistem
arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran antara pasir, lanau, dan lempung
dengan jarang-jarang berstruktur silang-siur dan perlapisan bersusun. Arus pekat (density)
disebabkan karena perbedaan kepekatan (density) media. Ini bisa disebabkan karena perlapisan
panas, turbiditi dan perbedaan kadar garam. Karena gravitasi, media yang lebih pekat akan
bergerak mengalir di bawah media yang lebih encer. Dalam geologi, aliran arus pekat di dalam
cairan dikenal dengan nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama di dalam udara dikenal dengan
nuees ardentes atau wedus gembel, suatu endapan gas yang keluar dari gunungapi. Endapan dari
suspensi pada umumnya berbutir halus seperti lanau dan lempung yang dihembuskan angin atau
endapan lempung pelagik pada laut dalam.

c. Saltation

Dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana
aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena
gaya grafitasi yang ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.

Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam membawa sedimen-
sedimen yang ada maka sedimen tersebut akan jatuh atau mungkin tertahan akibat gaya grafitasi
yang ada. Setelah itu proses sedimentasi dapat berlangsung sehingga mampu mengubah
sedimen-sedimen tersebut menjadi suatu batuan sedimen.
Muhammad Aulia Alwan (270110090021)

Diposting oleh sedimentologi di 08.00

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

sedimentologi

segerombolan manusia yang menyukai bumi beserta isi kandungannya yang ingin
berbagi

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

 ▼ 2010 (14)
o ▼ Desember (14)
 FASIES
 SEDIMEN KLASTIKA DAN KARBONAT
 LINGKUNGAN FLUVIAL : BRAIDED STREAM
 Batuan Sedimen Klastik
 Fasies Gunung Api dan Aplikasinya
 SEDIMENTASI LAUT
 PELAPUKAN (WEATHERING)
 Mekanisme Transportasi Sedimen
 TEKSTUR SEDIMEN
 Struktur Sedimen
 Provenance, Proses, dan Diagenesis Sedimen
 Lingkungan Pengendapan Sedimen
 Sedimentologi dan Sedimentasi
 Sedimentasi Sungai di Indonesia

Pengikut

Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Transportasi dan Sedimentasi Material Sedimen oleh Aliran Gravitasi

Gravitasi merupakan agen utama yang mengakibatkan transportasi pada landslides dan

massflow. Pada pergerakan masa subaeria (falls, slides, slumps, avalanches, mudflows, dan

subaerial debris flows) dan submarine debris flow transportasi terjadi ketika gaya yang menahan

(resisting force) terlampaui. Pada falls, slides, slumps dan avalanches, retakan dihasilkan ketika

batuan kehilangan gaya kohesi antara partikelnya yang kemudian bergerak dan berhenti ketika

energinya habis. Sedimen yang dihasilkan berupa breksi yang terpilah buruk, tidak berlapis.

Pada transportasi ini partikel sediment tertransport langsung oleh pengaruh gravitasi,

disini material akan bergerak lebih dulu baru kemudian medianya. Jadi disini partikel bergerak

tanpa batuan fluida, partikel sedimen akan bergerak karena terjadi perubahan energi potensial

gravitasi menjadi energi kinetik. Yang termasuk dalam sediment gravity flow antara lain adalah

debris flow, grain flow dan arus turbid. Deposisi sediment oleh gravity flow akan menghasilkan

produk yang berbeda dengan deposisi sediment oleh fluida flow karena pada gravity flow

transportasi dan deposisi terjadi dengan cepat sekali akibat pengaruh gravitasi. Batuan sedimen
yang dihasilkan oleh proses ini umumnya akan mempunyai sortasi yang buruk dan

memperlihatkan struktur deformasi.

Pada debris flows, mudflows dan olisostrom seluruh masa diendapkan sekali.

Pergerakannya biasanya berlangsung ketika terdapat air yang mengakibatkan gaya gesek antar

partikel mengecil dan mengakibatkan massa meluncur dan terendapkan dengan tidak beraturan.

Produk yang dihasilkan terpilah buruk, banyak material lumpur dan lapisan biasanya tebal serta

massive.

Sedimen yang bergerak karena pengaruh gaya gravitasi ini, ada 4 macam sedimen :

 Debris flows (umumnya mud flows)

 Grain flows

 Fluidized flows

 Turbidity Current

- Debris flow / Mud flows (interparticle interaction)

Debris flow dan mudflow merupakan aliran sedimen gravitasi pada tipe aliran fluida

Bingham Plastic, dimana aliran ini terdiri atas campuran partikel yang berukuran pasir halus dan

lempung yang membentuk lumpur dengan kekentalan yang memungkinkan untuk mengangkut

material yang berukuran sangat kasar seperti boulder. Aliran ini sering terjadi pada daerah yang

beriklim kering (arid) atau agak kering (semi arid) setelah terjadinya hujan yang lebat. Contoh

yang sering terjadi pada daerah gunungapi adalah aliran lahar yang disusun oleh material hasil

erupsi gunungapi.

Ciri sedimen hasil mud flows:

 Dominan terdiri atas sedimen berukuran matrik (matrix-dominated sediment)

 sortasi jelek
 pejal (tak berlapis)

- Grain flows (grain interaction)

Grain flow adalah aliran dari butiran sediment yang inkohesif yang terdapat pada lereng

yang curam. Aliran ini terjadi ketika akumulasi sedimen melebihi gaya gesek antar partikel dan

ketika gempa bumi terjadi. Endapan yang dihasilkan berupa pasir yang terpilah baik, tak

berstruktur sampai berlaminasi berlangsung secara lokal.

Ciri sedimen hasil grain flows:

 Dominan terdiri atas fragmen sedimen (fragment dominated-sediment)

 terpilah baik dan bebas lempung

- Fluidized flows

Aliran cairan kental terjadi apabila material sedimen lepas mengalir bersama dengan

cairan sebagai suspensi dan membentuk cairan dengan kekentalan tinggi. Cairan ini dapat

mengalir dengan kecepatan tinggi pada kemiringan sekitar 3 derajat.

Ciri sedimennya:

 tebal, non-graded clean sand

 bersortasi jelek

 batas atas dan bawahnya kabur

 umumnya terdapat struktur sedimen dish structures, pipes, dan sand volcano.

- Turbidity Current

Turbidity current merupakan arus gravitasi yang meluncur dari suatu lereng di dalam tubuh air

(laut atau danau). Mekanisme terbentuknya ada dua yaitu :

- Arus turbid terbentuk pada tepian kontinen akibat adanya gempa bumi atau badai yang terjadi

pada paparan benua (continental shelves).


- Arus turbid terjadi akibat aliran tetap uniform (steady uniform flow) dari fluida yang

densitasnya besar dan mengalir di bawah fluida yang densitasnya lebih kecil.

MEKANISME TRANSPORTASI SEDIMEN


1.

Cara Pengangkutan Sedimen


Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke tempat pengendapannya,
yakni supensi (
suspendedload
) dan
bedload tranport
. Di bawah ini diterangkan secara garis besar ke duanya.
Suspensi
Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika arus cukup kuat.
Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja yang dapat diangkut suspensi. Sifat
sedimen hasil pengendapan suspensi ini adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi
sehingga butiran tampak mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir
yang buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah menyentuh
dasar aliran.
Bedl oad t r ansport
Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi menjadi:

endapan arus traksi

endapan arus pekat (


density current
) dan

endapan suspensi. Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya. Pada
umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau pasang-surut air
laut.

Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang berstruktur silang siur,
dengan sifat-sifat:
pemilahan baik

tidak mengandung masa dasar

ada perubahan besar butir mengecil ke atas (


fining upward
) atau ke bawah (
coarsening upward
) tetapi bukan perlapisan bersusun (
graded bedding
). Di lain pihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi dan suspensi.
Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran antara pasir, lanau, dan lempung
dengan jarang-jarang berstruktur silang-siur dan perlapisan bersusun. Arus pekat (
density
) disebabkan karena perbedaan kepekatan (
density
) media. Ini bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar garam.
Karena gravitasi, media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di bawah media yang lebih
encer. Dalam geologi, aliran arus pekat di dalam cairan dikenal dengan nama turbiditi.
Sedangkan arus yang sama di dalam udara dikenal dengan nuees ardentes atau wedus gembel,
suatu endapan gas yang keluar dari gunungapi. Endapan dari suspensi pada umumnya berbutir
halus seperti lanau dan lempung yang dihembuskan angin atau endapan lempung pelagik pada
laut dalam. Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya dikuasai oleh
mekanisme tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus pekat saja, tetapi lebih sering
merupakan gabungan berbagai mekanisme. Malahan dalam berbagai hal, merupakan gabungan
antara mekanik dan kimiawi. Beberapa sistem seperti itu dalah:

sistem arus traksi dan suspensi

sistem arus turbit dan pekat

sistem suspensi dan kimiawi. Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media
pembawa, baik berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung (
rolling
), menggeser (
bouncing
) dan larutan (
suspension
)
2.

Kasifikasi Transpor Sedimen Transpor sedimen diklasifikasikan berdasarkan sumber asalnya dan
mekanisme transpornya. Transpor material dasar adalah transor (pergerakan) material yang
ditemukan di dasar sungai.

Wash load: sedimen yang tidak ditemukan di dasar sungai karena secara permanen tersuspensi.

Bed load: sedimen yang secara kontinu berada di dasar sungai, terangkut secara menggelinding,
menggeser, melompat.

Suspended load: Sedimen yang tersuspensi oleh turbulensi aliran dan tidak berada di dasar
sungai Berdasarkan mekanisme transpornya sedimen suspense terbagi menjadi dua yaitu wash
load dan bed material transport. Wash load adalah material yang lebih halus dibandingkan
material dasar saluran. Biasanya ukuran butirannya rata-rata D 50 = 60 mikrometer untuk mudah
membedakan antara wash load dan bed material load. Transport sedimen secara umum
dinyatakan sebagai berat / volume kering per waktu atau bulk volume yang memasukkan angka

Anda mungkin juga menyukai