Anda di halaman 1dari 42

DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................. 2

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 2

1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 2

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................... 3

1.3. Tujuan penelitian ..................................................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 3

BAB II ................................................................................................................................ 4

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 4

2.1. Peraturan dan standar mengenai limbah .................................................................. 4

2.2. Pengertian Air Limbah Industri Jamu ...................................................................... 4

2.3 Karakteristik Limbah dari Aktivitas Industri ......................................................... 11

BAB III ............................................................................................................................ 17

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH .................................................................. 17

3.1. Skema Proses Pengolahan Limbah PT. Sido Muncul ............................................ 17

3.2. Teknologi Pengolahan Limbah PT. Sido Muncul.................................................. 18

BAB IV ............................................................................................................................. 25

DESAIN DAN PERHITUNGAN IPAL ........................................................................ 25

4.1 Desain IPAL ........................................................................................................... 25

4.2 Perhitungan IPAL ................................................................................................. 26

BAB V .............................................................................................................................. 39

HASIL DAN KESIMPULAN ........................................................................................ 39

5.1. Hasil Kualitas Influen dan Efluen IPAL PT. Sido Muncul.................................... 39

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 41

Desain IPAL PT. Sido Muncul 1


BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT. Sido Muncul merupakan industri obat tradisional dan farmasi yang berdiri
sejak tahun 1956 dengan salah satu lokasi pabriknya berada di Desa Diwak dan
Desa Bergas Kidul Kabupaten Semarang, dibangun diatas lahan seluas 29 hektar.
Luas bangunan untuk aktifitas produksi dan kantor sampai saat ini sekitar 5 hektar
sedang lahan 24 hektar merupakan tanah perkebunan, pesawahan, resapan air dan
agrowisata.

Sebagai pelaku industri, PT. Sido Muncul harus memiliki pengolahan limbah
agar aktifitas industri yang dilakukan tetap ramah lingkungan. Air limbah
merupakan salah satu masalah dalam pengendalian dampak lingkungan industri
jamu karena memberikan dampak yang luas terhadap lingkungan hal ini disebabkan
oleh karakteristik fisik maupun karakteristik kimianya yang memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan.

Secara umum kondisi lingkungan PT. Sido Muncul meliputi aktivitas industri,
pendukung aktivitas industri dan penanganan limbah industri. Aktivitas produksi di
PT. Sido Muncul meliputi beberapa unit proses seperti pembuatan jamu, makanan,
minuman dan suplemen. Pendukung aktivitas industri meliputi air, steam , udara,
udara bertekanan, kelembaban udara dan lain-lain. Dalam aktivitas industrinya, PT.
Sido Muncul menghasilkan dua macam limbah yaitu limbah cair dan limbah padat.

Air limbah yang dihasilkan oleh aktivitas industri PT. Sido Muncul
mempunyai hidroulic load sekitar 130 m3/hari, flow time sekitar 18 jam mulai dari
jam 06.00 – 24.00 WIB dengan peak flow sekitar 10 m3/jam. Limbah industri yang
dihasilkan PT. Sido Muncul merupakan Organic Sludge yang memiliki nilai zat
padat terlarut, zat padat tersuspensi, COD dan BOD yang cukup tinggi sehingga
diperlukan penanganan sebelum dibuang atau digunakan lagi untuk aktifitas
industri.

Desain IPAL PT. Sido Muncul 2


1.2. Rumusan Masalah
Jenis kegiatan pengembangan usaha Industri Obat dan Farmasi PT. Sido
Muncul akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik dampak positif
maupun dampak negatif. Prinsip dalam pengelolaan lingkungan adalah
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang terjadi.
Untuk mengeliminasi dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif, setiap
kegiatan pembangunan harus ditelaah aspek kelayakan lingkungannya. Maka
makalah perancangan desain IPAL ini dibuat dalam rangka menjawab pertanyaan
yang menjadi rumusan utama permasalahan yang ada, yakni :
 Bagaimanakah desain IPAL yang paling efektif dan efisien untuk
pengelolaan limbah di PT. Sido Muncul?

1.3. Tujuan penelitian


Untuk dapat mengetahui unit-unit IPAL yang dibutuhkan pada pengolahan
PT.Sido Muncul dengan sistem bakteri aerobic agar efisiensi limbah yang
diinginkan dapat tercapai dan tidak mencemari lingkungan.

1.4. Manfaat Penelitian


Mengetahui efisiensi unit IPAL yang telah dibuat pada pengolahan limbah
PT.Sido Muncul dengan sistem bakteri aerobic.

Desain IPAL PT. Sido Muncul 3


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peraturan dan standar mengenai limbah cair


PT. Sidomuncul telah memenuhi persyarat dan standar dunia dalam upaya
pengolahan limbah cair, peraturan dan standar tersebut meliputi :
• PP 82 thn 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air presiden republik Indonesia
• Undang-undang nomor 23 tahun 1997 pengelolaan lingkungan hidup
• Standar ISO 14001 spesifikasi internasional untuk sistem manajemen
lingkungan

2.2. Pengertian Air Limbah Industri Jamu


Air limbah industri jamu, farmasi, makanan dan minuman seperti PT. Sido
Muncul mengandung zat-zat organic ( organic sludge ) selebihnya komponen
komponen non organic yang tidak berbahaya, namun demikian air limbah tersebut
mempunyai harga zat padat terlarut, zat padat tersuspensi, COD dan BOD yang
melebihi baku mutu yang dikeluarkan pemerintah yaitu peraturan daerah no 10
tahun 2004 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri Jamu dan
Farmasi di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah, sehingga diperlukan langkah
penanganan.
Air limbah pada tahap aktivitas industri jamu seperti PT. Sido Muncul
berasal dari beberapa unit usaha meliputi unit pembuatan jamu tradisional akan
menghasilkan air limbah yang berasal dari pencucian bahan baku, pencucian
peralatan proses produksi sedang pada industri makanan, air limbah berupa air
cucian rempah-rempah, air cucian tangki produksi, coolling, filling dan beberapa
proses pendukung lainnya. Air limbah PT. Sido Muncul mempunyai hidroulic load
sekitar 130 m3/hari, flow time sekitar 18 jam mulai dari jam 06.00 – 24.00 WIB
dengan peak flow 10 m3/jam. Dibawah ini disampaikan bagan alir proses produksi
di PT. Sido muncul yang menghasilkan air limbah.

Desain IPAL PT. Sido Muncul 4


Gambar 2.1 Bagan Alir Kegiatan Industri Obat Tradisional dan Farmasi

Desain IPAL PT. Sido Muncul 5


Gambar 2.2. Bagan Alir Pembuatan Minuman/jamu Cair

Desain IPAL PT. Sido Muncul 6


Gambar 2.3. Bagan Alir Pembuatan Kecap

Desain IPAL PT. Sido Muncul 7


Gambar 2.4. Bagan Alir Pembuatan Air Oksigen

Desain IPAL PT. Sido Muncul 8


Gambar 2.5. Bagan Alir Pembuatan Mie

Desain IPAL PT. Sido Muncul 9


Gambar 2.6. Bagan Alir Pembuatan Permen

Desain IPAL PT. Sido Muncul 10


Adapun aliran dan jumlah air limbah tiap unit produksi dapat dilihat pada gambar
2.7. berikut :

Gambar 2.7. Bagan alir jumlah air limbah yang dihasilkan tiap unit proses
produksi PT. Sido Muncul

2.3 Karakteristik Limbah dari Aktivitas Industri


Secara umum kondisi lingkungan PT. Sido Muncul meliputi aktivitas
industri, pendukung aktivitas industri dan penanganan limbah industri. Aktivitas
produksi di PT. Sido Muncul meliputi beberapa unit proses seperti pembuatan
jamu, makanan, minuman dan suplemen. Pendukung aktivitas industri meliputi air,
steam, udara, udara bertekanan, kelembaban udara dan lain-lain. Dalam aktivitas
industrinya, PT. Sido Muncul menghasilkan dua macam limbah yaitu limbah cair
dan limbah padat.

Desain IPAL PT. Sido Muncul 11


2.2.1. Limbah Padat

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di
sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black
water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak


dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga
perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Pengolahan limbah padat dapat dimulai dengan pemisahan limbah sesuai


dengan karakteristiknya, yaitu limbah yang dapat terurai dan yang tidak dapat
terurai. Salah satu contoh limbah padat adalah sampah rumah tangga. Sampah yang
dapat diuraikan oleh mikroorganisme adalah sampah organik, sedangkan sampah
yang tidak dapat diuraikan oleh makhluk hidup adalah limbah padat yang
mengandung bahan anorganik. Jika ada yang dapat didaur ulang, sebaiknya
dilakukan daur ulang atau dimanfaatkan kembali, tetapi jika tidak memungkinkan,
bakarlah sampah anorganik tersebut untuk memperkecil volumenya.

2.2.1.1. Limbah Padat Organik

Limbah Padat Organik, disebabkan aktivitas pembuatan jamu instan


dan ekstraksi jumlah limbah padat organik ini mencapai 7.000kg/hari.
Limbah padat organik ini dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik
yang digunakan untuk pemupukan tanaman di lokasi pabrik dan sebagian
dimanfaatkan oleh para petani terutama petani binaan serta petani disekitar
lingkungan pabrik.

Desain IPAL PT. Sido Muncul 12


Limbah padat organik yang tidak mengandung bahan berbahaya dan
beracun dapat diproses secara biologi agar dapat diubah menjadi produk
yang berguna, contohnya, biogas atau kompos, seperti pada pengolahan
air limbah. Limbah padat secara biologi dapat dilakukan dengan proses
aerobik (pembuatan kompos) dan anaerobik (pembuatan biogas). Limbah
padat organik yang berupa sisa makanan dapat diolah menjadi makanan
ternak (animal feeding). Pengolahan limbah padat harus dilakukan secara
bijak sehingga pengetahuan tentang karakteristik limbah padat harus
dikuasai.

Gambar 2.8. Limbah Padat Organik

2.2.1.2. Limbah Padat Anorganik

Limbah Padat Anorganik, disebabkan sarana pendukung


produksi seperti plastik dan kertas pembungkus bahan-bahan pendukung
produk. Jumlah limbah ini tidak lebih dari 500kg/hari dan sebagian masih
dapat dimanfaatkan kembali. Limbah padat anorganik yang beracun dan
berbahaya harus dikelola secara khusus, misalnya, dengan menggunakan
incinerator dengan beberapa komponen penyusunnya, seperti tungku
pembakar, ruang purna bakar, unit pembersih gas buang, dan cerobong

Desain IPAL PT. Sido Muncul 13


asap. Limbah padat anorganik yang tidak dapat dimanfaatkan kembali
dimusnahkan dalam mesin incenerator yang berkapasitas pembakaran 1
m3/jam.

2.2.2. Limbah Cair

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud
cair (PP 82 thn 2001). Limbah cair ini sekitar 90% dihasilkan dari aktivitas
pencucian bahan baku jamu, sedang 10% dari pencucian mesin proses dan air
limbah domestik. Dilihat dari karakteristiknya air limbah ini yang sebagian besar
terdiri dari bahan-bahan organik maka dengan proses penangan air limbah secara
kimia dan fisika air limbah ini dapat ditangani dengan baik, yang diperlukan dalam
penangan air limbah ini adalah penentuan jenis koagulan dan flokulan serta dosis
optimumnya.

Desain IPAL PT. Sido Muncul 14


Tabel 2.1. Hasil analisis contoh air limbah PT. Sido Muncul Sebelum diolah di IPAL.

Desain IPAL PT. Sido Muncul 15


Tabel 2.2. Hasil analisis contoh air limbah PT. Sido Muncul Setelah diolah di IPAL

Desain IPAL PT. Sido Muncul 16


BAB III

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH


3.1. Skema Proses Pengolahan Limbah PT. Sido Muncul
Bak Screening

Bak Equalisasi
Flokulan FeSO4
200 ppm
NaOH
Koagulan 4N
Polyethylene-
Imine 5 ppm Bak Clarifier I

Bak Sand Filter I

Bak Aerasi

Bak Clarifier II

Bak Sand Filter II

sludge
Bak Efluent

Gambar 3.1. Skema Proses Pengolahan Limbah Drying Bed

Desain IPAL PT. Sido Muncul 17


3.2. Teknologi Pengolahan Limbah PT. Sido Muncul
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun
industry yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara terutama oleh
industri terkait yang menghasilkan air limbah. Berdasarkan sistem unit operasinya
teknologi pengolahan limbah diklasifikasikan menjadi unit operasi fisik, unit
operasi kimia, dan unit operasi biologi. Sedangkan bila dilihat dari tingkatan
perlakuan pengolahan maka system pengolahan limbah dapat diklasifikasikan
menjadi: primary treatment, secondary treatment, tertiary treatment. Setiap
tingkatan treatment terdiri pula atas sub-sub treatment yang satu dengan yang lain
tergantung pada jenis parameter pencemar yang terdapat dalam limbah, volume
limbah, dan kondisi fisik lingkungan.

Teknik-teknik pengolahan air limbah yang digunakan pada PT. Sido Muncul
secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan, yaitu :

1. Proses primer, merupakan perlakuan pendahuluan yang meliputi :


a) Screening
b) Equalisasi
c) Clarifier I
d) Sand Filter I
2. Proses sekunder, merupakan perlakuan lanjutan dari proses primer. Proses
sekunder meliputi proses biologi yaitu bak aerasi.
3. Proses tersier, proses tersier merupakan tahap lanjutan setelah proses
biologi yang meliputi :
a) Clarifier II
b) Sand Filter II
4. Proses Pengeringan Lumpur, proses pengeringan lumpur merupakan proses
pengolahan hasil proses primer, sekunder dan tersier yang menghasilkan
lumpur.

Desain IPAL PT. Sido Muncul 18


Proses Primer

Sebelum mengalami proses pengolahan perlu kiranya dilakukan pembersihan-


pembersihan agar mempercepat dan memperlancar proses pengolahan selanjutnya.
Pada air limbah banyak bahan-bahan terapung ikut bersama dengan limbah seperti
kertas-kertas atau plastik atau kayu-kayu yang sukar dihindarkan. Terdapat juga
pasir dan bahan bahan padatan lain yang kasat mata terikut mengalir bersama
limbah. Lalu diatas permukaan air terdapat lapisan minyak atau busa dan buih.
Saluran bahan-bahan ini harus disaring atau ditahan agar tidak memasuki badan
perairan ataupun masuk pada proses pengolahan berikutnya. Perlakuan tersebut
dilakukan dengan sederhana yaitu menyaring bahan kasar, mengendapkan pasir dan
tanah, dan menyaring minyak. Disamping itu kemungkinan terdapat pula air limbah
yang mengandung partikel dama keadaan mengambang atau tersuspensi dengan
ukuran diameter butiran bervariasi mulai : 0,1umm s/d 0,5umm, maka
pengolahannya dilakukan secara fisik yaitu dengan menahannya pada beberapa
waktu dalam kolam tenang lalu dengan beratnya sendiri akan mengendap atau
mengapung sehingga mudah menyaringnya.

a. Screening
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap
air limbah, diharapkan agar bahan-bahan tersuspensi dalam air limbah yang
berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang
terapung disisihkan terlebih dahulu. Tahap penyaringan (screening)
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan
tersuspensi yang berukuran besar biasanya dengan menggunakan filter
dengan ukuran porositas sebesar 180 mesh yang disesuaikan dengan bahan-
bahan tersuspensi yang akan disaring.
b. Equalisasi
Equalisasi pada umumnya bukan merupakan suatu proses
pengolahan tetapi merupakan suatu cara atau teknik untuk meningkatkan
efektivitas dari proses pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi
adalah parameter operasional bagi unit pengolahan selanjutnya seperti flow,

Desain IPAL PT. Sido Muncul 19


level atau derajat kandungan polutant, temperatur, padatan, dsb. Kegunaan
dari equalisasi adalah :
1. Membagi dan meratakan volume pasokan (influent) untuk masuk pada
proses treatment.
2. Meratakan variabel & fluktuasi dari beban organik untuk menghindari
shock loading pada sistem pengolahan biologi
3. Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses
netralisasi.
4. Meratakan kandungan padatan (SS, koloidal, dls b) untuk meminimalkan
kebutuhan chemical pada proses koagulasi dan flokulasi. Sehingga dilihat
dari fungsinya tersebut, unit bak equalisasi sebaiknya dilengkapi dengan
mixer, atau secara sederhana konstruksi/peletakan dari pipa inlet dan outlet
diatur sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek turbulensi mixing.
Idealnya pengeluaran (discharge) dari equalisasi dijaga konstan selama
periode 24 jam, biasanya dengan cara pemompaan maupun cara cara lain
yang memungkinkan.

c. Clarifier I
Pemisahan liquid-solid akan efektif bila salah satu dari kedua zat yang
akan dipisahkan berbeda densitasnya. Pemisahan liquid-solid ini
menggunakan bantuan gaya gravitasi atau sentrifugal. Penggunaan gaya
gravitasi atau sentrifugal atau penyaringan sangat bergantung pada bentuk
dan ukuran partikel. Teknik pemisahaannya juga bergantung pada :

- Konsentrasi solid
- Kecepatan umpan masuk
- Ukuran partikel solid
- Bentuk partikel solid

Desain IPAL PT. Sido Muncul 20


Salah satu teknologi yang umum digunakan pada proses pemisahan liquid-
solid adalah menggunakan metoda klarifikasi dengan menggunakan
clarifier.

Fungsi dan Prinsip Kerja Clarifier :

Clarifier berfungsi untuk memisahkan sejumlah kecil partikel-


partikel halus yang menghasilkan liquid yang jernih yang bebas partikel-
partikel solid atau suspensi. Teknologi pemisahan liquid-solid umumnya
dipakai pada proses pengolahan air bersih pada berbagai industri.

Di dalam Clarifier terjadi proses koagulasi, flokulasi dan


sedimentasi. PT. Sido Muncul menggunakan koagulan FeSO4 200 ppm,
flokulan Polyethylene-Imine 5 ppm. Air yang mengandung bahan kimia
mengalir ke Clarifier melalui pipa vertical ditengah clarifier, untuk
dipisahkan floc-flocnya dengan cara pengendapan gravitasi. Air yang bersih
dipisahkan melalui overlow di bibir clarifier dan lumpur yang terbentuk
dibuang melalui bagian bawah clarifier.

d. Sand Filter I
Sistem filtrasi ini menggunakan media pasir silica yang di tumpuk
di atas gravel, system sand filter berfungsi sebagai penyaring atau
menghilangkan kotoran yang kasat mata (mis: kekeruhan, lumut dll) yang
mempunyai daya saring 20-30μm (tergantung brand atau jenis media).
Biasanya media ini mempunyai umur 3-4 tahun (tergantung influent).

Desain IPAL PT. Sido Muncul 21


Maintenance pada Sand Filter antara lain :

1. Backwash
Backwash adalah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan
kotoran yang terakumulasi di atas media dengan metode aliran terbalik
(dari bawah ke atas atau kebalikan system running). Air hasil backwash
langsung di buang melalui drain. Backwash biasanya di lakukan setiap
1-2 hari selama 30-60 menit (tergantung influent dan ting-kat kekotoran
media) bila tekanan air yang keluar lebih rendah dari tekanan air yang
masuk filter.
2. Sanitasi
Dilakukan setiap bulan atau saat hasil analisa mikro tidak masuk
standart yang di tentukan. Sanitasi dilakukan dengan cara memasukkan
bahan sanitasi (mis: oxonia dll) kedalam tangki dan di rendam bersama
media dengan jumlah dan waktu yang telah di tentukan. Selain itu
sanitasi bisa juga di lakukan dengan cara merendam media dengan air
ber suhu di atas 80° Celcius selama 1-2 jam.
3. Rinse atau Pembilasan
Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai yang bertujuan
untuk membilas kotoran-kotoran yang tersisa pada proses backwash
juga menghilangkan sisa bahan sanitasi yang tersisa pada proses
sanitasi. Air hasil Rinse langsung di buang melalui drain.

Proses Sekunder

Bertujuan untuk mensortir kerikil, lumpur, menghilangkan zat padat,


memisahkan lemak, maka pada pengolahan pertama bertujuan untuk
menghilangkan zat padat tercampur melalui pengendapan atau pengapungan.
Pengendapan adalah kegiatan utama pada tahap ini dan pengendapan yang
dihasilkan terjadi karena adanya kondisi yang sangat tenang. Bahan kimia dapat
juga ditambahkan untuk menetralkan keadaan atau meningkatkan pengurangan dari
partikel kecil yang tercampur. Dengan adanya pengendapan ini, maka akan

Desain IPAL PT. Sido Muncul 22


mengurangi kebutuhan oksigen pada pengolahan biologis berikutnya dan
pengendapan yang terjadi ialah secara grafitasi.

Apabila tujuan utama pengoperasian untuk menghasilkan hasil buangan ke


sungai dengan sedikit partikel zat tercampur maka peralatan yang digunakan
dikenal dengan clarifier. Sedangkan apabila penekanannya menghasilkan partikel
padat yang jernih maka dikenal dengan thickener. Kedua peralatan ini biasanya
dipergunakan setelah air limbah melewati reaktor biologis

a. Proses Biologi

Proses pengolahan limbah dengan metode Biologi adalah metode yang


memanfaatkan mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang
terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan
menghilangkan kandungan material, juga menjadikan material yang terurai tadi
sebagai tempat berkembang biaknya. Pada pengolahan limbah yang dihasilkan dari
PT. Sido Muncul ini menggunakan metode pengolahan lumpur aktif. Metode
pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses pengolahan
air limbah yang memanfaatkan proses mikroorganisme untuk mendegradasi limbah
secara biologis. Pada pengolahan ini PT. Sido Muncul memanfaatkan bakteri aerob
yang dilengkapi dengan sistem aerasi.

Proses Tersier

Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder


masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan
atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini
disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah.
Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan
primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan
garam- garaman.

Desain IPAL PT. Sido Muncul 23


Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced
treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika.
Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan
pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan
dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang di aplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah.
Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan
tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis

Proses Pengeringan Lumpur

Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)

Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier,
akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat
dibuang secara langsung, melainkan perlu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil
pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai atau dicerna secara
aerob (anaerob digestion) namun dalam pengolahan lumpur yang dilakukan oleh
PT. Sido Muncul menggunakan alat Drying Bed. Drying Bed adalah Bak pengering
lumpur berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang dihasilkan dari unit pengolahan
limbah. Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengeringkan lumpur antara 1–2
minggu, tergantung pada ketebalan lumpur yang tertampung dan cuaca. Kemudian
hasil lumpur yang sudah mengering disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang
ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar
(incinerated). Pada PT. Sido Muncul, lumpur yang dihasilkan akan digunakan
sebagai pupuk kompos.

Desain IPAL PT. Sido Muncul 24


BAB IV

DESAIN DAN PERHITUNGAN IPAL

4.1 Desain IPAL


NaOH

Koagulan

Koagulan NaOH
Floakulan

Floakulan

Gambar 4.1. Desain IPAL PT. Sido Muncul

Keterangan gambar :

Tabel 4.1. Keterangan pada setiap bak


Unit Vol Bak Total Vol Debit
Jumlah Waktu Retensi
Penanganan (m3) (m3) (m3/hari)

Bak
1 97,5 97,5 130 18 jam
Screening

Bak
1 60 60 130 11,04 jam
Equalisasi

Bak
1 2,71 2,71 130 30 menit
Clarifier I

Desain IPAL PT. Sido Muncul 25


Bak Sand
1 0,36 0,36 130 4 menit
Filter I
Bak Aerasi 1 37,92 37,92 130 7 jam
Bak
1 2,71 2,71 130 30 menit
Clarifier II
Bak Sand
1 0,36 0,36 130 4 menit
Filter II
Bak 1 0,36 0,36 130 4 menit
Effluent
Bak Drying 4 1,013 4,052 130 2-4 minggu
bed

4.2 Perhitungan IPAL


1. BAK SCREENING

Gambar 4.2. Bak Screening

Desain IPAL PT. Sido Muncul 26


Ukuran saringan = 180 mesh
Debit ( Q ) = 130 m3/hari
Waktu tinggal ( t ) = 18 jam

Gambar 4.3. Saringan pada Bak Screening

Menghitung volume bak :

Volume =Qxt
1 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 130 m3/hari× 18 𝑗𝑎𝑚 × 24 𝑗𝑎𝑚

= 97.5 m3
Free board = 0.3 m

Menghitung jari jari dan diameter bak :

V = 𝜋 × 𝑟2 × 𝑡

𝑣
r = √𝜋 ×𝑡

97.5
=√
3.14 ×2

r = 3.94 m
d = 7.88 m

Desain IPAL PT. Sido Muncul 27


2. BAK EQUALISASI

Gambar 4.4. Bak Equalisasi

Debit ( Q ) = 130 m3/hari


Volume ( V ) = 60 m3
Laju alir pompa = 7 m3/jam
Free board = 0.3 m

Menghitung jari jari dan diameter bak :

V = 𝜋 × 𝑟2 × 𝑡
𝑣
r = √𝜋 ×𝑡

60
= √3.14 ×2

r = 3.09 m
d = 6.18 m

Menghitung waktu tinggal :


v
Q = t
𝑉
t =𝑄

Desain IPAL PT. Sido Muncul 28


60 𝑚3
= 3
130 𝑚 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖

𝑗𝑎𝑚 ⁄
= 0.46 hari× 24 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 11.04 jam

3. BAK CLARIFIER I dan II

Gambar 4.5. Bak Clarifier

Debit ( Q ) = 130 m3/hari


Waktu tinggal ( t ) = 30 menit
Penurunan turbidity = 64%

Menghitung volume bak :


V =Qxt
1 𝑗𝑎𝑚 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 130 m3/hari x 30 menit x 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚

= 2.71 m3

Free board = 0.3 m

Desain IPAL PT. Sido Muncul 29


Menghitung jari jari bak :

V = Volume Tabung (V1) + Volume kerucut (V2)

1
V = ( 𝜋 × 𝑟 2 × 𝑡 ) + (3 × 𝜋 × 𝑟 2 × 𝑡 )

1
2.71 m3 = ( 3.14× 𝑟 2 × 0.25 m ) + ( 3 × 3.14 × 𝑟 2 × 1.75 m )

2.71 m3 = ( 0.785 𝑚 × 𝑟 2 ) + ( 1.832 𝑚 × 𝑟 2 )

2.71 m3 = 2.617 m × 𝑟 2

2.71
r =√2.617

r = 1.02 m

Menghitung volume tabung dan volume kerucut :

a. Volume Tabung
V1 = 𝜋 × 𝑟 2 × 𝑡

= 3.14 m x 1.022 m x 0.25 m

= 0.81 m3

b. Volume Kerucut
1
V2 = 3 × 𝜋 × 𝑟 2 × 𝑡

1
= 3 𝑥 3.14 𝑚 𝑥 1.022 𝑚 × 1.75 𝑚

= 1.90 m3

Menghitung volume sludge yang dihasilkan :

a. Clarifier I
Volume sludge = 64% x volume bak
= 64% x 2.71 m3
= 1.7344 m3

Desain IPAL PT. Sido Muncul 30


b. Clarifier II
Volume sludge = 64% x volume bak
= 64% x 2.71 m3
= 1.7344 m3

Menghitung Dosis Koagulan, Flokulan dan netralisasi

a. Koagulan = FeSO4 200 ppm


Dosis = debit x konsentrasi

= 130 m3/hari x 200 mg/L x 1000 L/m3

= 26 x 106 mg/hari x 10-6 kg/mg

1 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 26 kg/hari x 24 𝑗𝑎𝑚

= 1.08 kg/jam

b. Flokulan = Polyethylene-Imine 5 ppm


Dosis = debit x konsentrasi

= 130 m3/hari x 5 mg/L x 1000 L/m3

= 65 x 104 mg/hari x 10-6 kg/mg

1 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 0.65 kg/hari x 24 𝑗𝑎𝑚

= 0.0271 kg/jam

c. Netralisasi
Menghitung penambahan NaOH 4 N :
Jika 1 Liter, NaOH 4N yang ditambahkan 10 tetes
1
Dosis = 130 m3/hari x 1000 L x 10 tetes/L x 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠
20
𝑚𝑙

= 65000 mL

1 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 65 L/hari x 24 𝑗𝑎𝑚

Desain IPAL PT. Sido Muncul 31


= 2.7083 L/jam

NaOH yang tersedia dalam bentuk padatan maka harus dilarutkan


terlebih dahulu. NaOH yang akan digunakan NaOH 4N.

BE NaOH = 40 mgram/mgrek

𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
N = 𝑥 𝑉(𝑚𝐿)
𝐵𝐸

𝑔𝑟𝑒𝑘 𝑔𝑟𝑎𝑚 1000 𝑚𝐿


4 = 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 𝐿
𝐿 40 2078.3
𝑔𝑟𝑒𝑘 𝑚𝐿

= 433.3280 gram

Untuk membuat NaOH 4N dengan volume 2.7083 L membutuhkan


433.3280gram

4. BAK SAND FILTER I dan II

Gambar 4.6. Bak Sand Filter

Debit ( Q ) = 130 m3/hari


Waktu tinggal ( t ) = 4 menit

Desain IPAL PT. Sido Muncul 32


Ukuran pasir silica = 2 x 3 mm
Tinggi pasir = 0.8 m
Tinggi Kerikil = 0.2 m
Penurunan turbidity = 81%

Menghitung volume bak :


V =Qxt
1 𝑗𝑎𝑚 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
V = 130 m3/hari x 4 menit x 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 x 24 𝑗𝑎𝑚

= 0.36 m3
Free board = 0.3 m

Menghitung jari jari dan diameter bak :


V = 𝜋 × 𝑟2 × 𝑡
𝑣
r = √𝜋 ×𝑡

0.36 𝑚3
= √3.14 ×2 𝑚

r = 0.24 m
d = 0.48 m

Menghitung volume sludge yang dihasilkan :


a. Sand Filter I
Volume sludge = 81% x volume bak
= 81% x 0.36 m3
= 0.2916 m3
b. Sand Filter II
Volume sludge = 81% x volume bak
= 81% x 0.36 m3
= 0.2916 m3

Desain IPAL PT. Sido Muncul 33


5. BAK AERASI

Gambar 4.7. Bak Aerasi

Debit ( Q ) = 130 m3/hari


Waktu tinggal ( t ) = 7 jam
Nutrisi bakteri = CO(NH2)2

Menghitung volume bak :


V =Qxt
1 ℎ𝑎𝑟𝑖
V = 130 m3/hari x 7 jam x 24 𝑗𝑎𝑚

= 37,92 m3
Free board = 0.3 m

Menghitung panjang dan lebar bak :


V =pxlxt
37,92 m3 =pxlx2m
Pxl = 18,96 m2
Maka, p = 5,96 m
l = 3,18 m

Desain IPAL PT. Sido Muncul 34


Menghitung Food to Microorganism Ratio :

F Q x BOD
=
M V x TSS
m3 mg
F 130harix 802.60 L
= mg
M 37,92 m3 x 728
L

F
= 3,78 per hari
M

Menghitung perbandingan BOD : N (100:5)


Hasil analisis limbah : BOD = 802.60 mg/L
N = Nitrat sebagai N
= 0.213 mg/L

Untuk mencapai perbandingan BOD : N (100 : 5) maka N ditambahkan


sebanyak 39.917 mg/L.
Dosis = 130 m3/hari x 1000 L/m3 x 39.917 mg/L N
= 5189210 mg N
= 5.18921 kg/hari N
Maka Urea digunakan untuk menambahkan N.
𝑀𝑟 CO(NH2)2
g CO(NH2)2 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠
2 𝑥 𝐴𝑟 𝑁
𝑔
60
= 2 𝑥 14𝑚𝑜𝑙𝑔 𝑥 5.18921 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑚𝑜𝑙

= 11.1197 kg/hari
Urea yang tersedia berupa padatan maka harus dilarutkan terlebih dahulu.
Urea yang akan digunakan Urea 10%.

Urea 10% maka 10 gram dalam 100 mL, maka:


10 gram = 100 mL
100 gram = 1000 mL
1 kg = 10 L

Desain IPAL PT. Sido Muncul 35


11.1197 kg =x
11.1197 kg x 10 L
x=
1 𝑘𝑔

x = 111.197 L
jadi Urea yang dibuat sebanyak 111.197 L dengan konsentrasi 10%.

6. BAK DRYING BED

Gambar 4.8. Bak Drying Bed per volume

Volume sludge = Bak Clarifier I + Bak Clarifier II + Bak Sand


Filter I + Bak Sand Filter II
Volume sludge = ( 1.7344 + 1.7344 + 0.2916 + 0.2916 ) m3
= 4.052 m3
Waktu pengeringan = 2-4 minggu
Tinggi pasir kasar = 0.05 m
Tinggi kerikil = 0.05 m
Tinggi pasir halus = 0.05 m

Desain IPAL PT. Sido Muncul 36


Menghitung volume masing masing bak :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑙𝑢𝑑𝑔𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Volume masing-masing bak = 4
4.052
= 4
3
= 1.013 m

Gambar 4.9. Bak Drying Bed

Menghitung panjang dan lebar per bak :

V = Volume Balok (V1) + Volume prisma (V2)

1
V = p x l x t + ( 3 x p x l x t)

1
1.013 m3 = ( p x l x 0.2 m ) + ( 3 × p x l x 0.05 m )

1.013 m3 = p x l 0.217 m
1.013 m3
pxl =
0.217 𝑚
pxl = 4.668 m2
maka, p = 2.5235 m
l = 1.85 m

Desain IPAL PT. Sido Muncul 37


7. BAK EFFLUENT

Gambar 4.10. Bak Effluent

Debit (Q ) = 130 m3/hari


Waktu tinggal ( t ) = 4 menit

Menghitung volume bak :


V =Qxt
1 𝑗𝑎𝑚 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
V = 130 m3/hari x 4 menit x 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚

= 0.36 m3
Free board = 0.3 m

Menghitung panjang dan lebar bak :


V =pxlxt
0.36 m3 =pxlx1m
Pxl = 0.36 m2
Maka, p = 0.9 m
l = 0.4 m

Desain IPAL PT. Sido Muncul 38


BAB V

HASIL DAN KESIMPULAN

5.1. Hasil Kualitas Influen dan Efluen IPAL PT. Sido Muncul

Berdasarkan data hasil analisis air limbah setelah dilakukan


pengolahan pada IPAL didapatkan nilai efisiensi sistem IPAL PT. Sido
Muncul yang cukup tinggi, terutama untuk TSS, BOD dan COD. Berikut
adalah data hasil analisis setelah pengolahan :

Tabel 5.1. Hasil efisiensi analisis contoh air limbah PT. Sido Muncul Setelah diolah di IPAL.
NO Parameter Satuan Inlet Oulet Efisiensi
I Fisika
1 Temperatur ᵒC 27,4 29,7 8,39
2 TDS mg/L 2224 1250 43,79
3 TSS mg/L 728 194 73,35
4 Debit m3/hari 130 130
II Kimia
1 pH - 4,71 7,85 66,66
2 BOD mg/L 802,60 47,03 94,10
3 COD mg/L 1176,00 86,35 92,66
4. Nitrat sebagai mg/L 0,213 0,085 60,09
N
5. Nitrit sebagai N mg/L 0,146 0,112 23,29
6. Amonia mg/L 0,004 0,0038 5,00
7. Besi terlarut mg/L 1,182 1,182 0
8. Mangan terlarut mg/L 1,009 0,715 29,14
9. Minyak Total mg/L 0,340 - -

Desain IPAL PT. Sido Muncul 39


5.2. Kesimpulan

Pada pengolahan IPAL PT. Sido Muncul ini diperoleh hasil pengolahan
pada setiap parameter memenuhi baku mutu lingkungan mengenai limbah cair
berdasarkan peraturan daerah nomor 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air limbah
Bagi Kegiatan Industri Jamu dan Farmasi di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa
Tengah.

Desain IPAL PT. Sido Muncul 40


DAFTAR PUSTAKA

 Effeni, Farid. Diktat Kuliah Pengolahan Limbah Industri.Surabaya:Teknik


Kimia ITS.
 Ginting, Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah
Industri. Yrama Widya: Bandung
 Peraturan daerah nomor 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air limbah Bagi
Kegiatan Industri Jamu dan Farmasi di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa
Tengah.
 Sugiharto. 1987. Dasar Dasar Pengelolaan Air Limbah. Penerbit
Universitas Indonesia : Jakarta

 Wijana, Susinggih. 2012. Perancangan Pabrik IPAL. Universitas


Brawijaya: Malang.
 http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-
industri/equalisasi-pada-pengolahan-limbah-cair/ diakses pada selasa 10
Desember 2013 pukul 04.00 WIB.
 http://aimyaya.com/id/teknologi-tepat-guna/saringan-pasir-cepat-spc/
diakses pada selasa 10 Desember 2013 pukul 04.10 WIB.

Desain IPAL PT. Sido Muncul 41


LAMPIRAN

Tabel Baku Mutu Air limbah Bagi Kegiatan Industri Jamu dan Farmasi di Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Tengah menurut Peraturan daerah nomor 10 tahun 2004.

Desain IPAL PT. Sido Muncul 42

Anda mungkin juga menyukai