Laporan Tugas ISHE
Laporan Tugas ISHE
BAB I.................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................ 4
BAB IV ............................................................................................................................. 25
BAB V .............................................................................................................................. 39
5.1. Hasil Kualitas Influen dan Efluen IPAL PT. Sido Muncul.................................... 39
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 41
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT. Sido Muncul merupakan industri obat tradisional dan farmasi yang berdiri
sejak tahun 1956 dengan salah satu lokasi pabriknya berada di Desa Diwak dan
Desa Bergas Kidul Kabupaten Semarang, dibangun diatas lahan seluas 29 hektar.
Luas bangunan untuk aktifitas produksi dan kantor sampai saat ini sekitar 5 hektar
sedang lahan 24 hektar merupakan tanah perkebunan, pesawahan, resapan air dan
agrowisata.
Sebagai pelaku industri, PT. Sido Muncul harus memiliki pengolahan limbah
agar aktifitas industri yang dilakukan tetap ramah lingkungan. Air limbah
merupakan salah satu masalah dalam pengendalian dampak lingkungan industri
jamu karena memberikan dampak yang luas terhadap lingkungan hal ini disebabkan
oleh karakteristik fisik maupun karakteristik kimianya yang memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan.
Secara umum kondisi lingkungan PT. Sido Muncul meliputi aktivitas industri,
pendukung aktivitas industri dan penanganan limbah industri. Aktivitas produksi di
PT. Sido Muncul meliputi beberapa unit proses seperti pembuatan jamu, makanan,
minuman dan suplemen. Pendukung aktivitas industri meliputi air, steam , udara,
udara bertekanan, kelembaban udara dan lain-lain. Dalam aktivitas industrinya, PT.
Sido Muncul menghasilkan dua macam limbah yaitu limbah cair dan limbah padat.
Air limbah yang dihasilkan oleh aktivitas industri PT. Sido Muncul
mempunyai hidroulic load sekitar 130 m3/hari, flow time sekitar 18 jam mulai dari
jam 06.00 – 24.00 WIB dengan peak flow sekitar 10 m3/jam. Limbah industri yang
dihasilkan PT. Sido Muncul merupakan Organic Sludge yang memiliki nilai zat
padat terlarut, zat padat tersuspensi, COD dan BOD yang cukup tinggi sehingga
diperlukan penanganan sebelum dibuang atau digunakan lagi untuk aktifitas
industri.
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.7. Bagan alir jumlah air limbah yang dihasilkan tiap unit proses
produksi PT. Sido Muncul
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di
sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black
water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud
cair (PP 82 thn 2001). Limbah cair ini sekitar 90% dihasilkan dari aktivitas
pencucian bahan baku jamu, sedang 10% dari pencucian mesin proses dan air
limbah domestik. Dilihat dari karakteristiknya air limbah ini yang sebagian besar
terdiri dari bahan-bahan organik maka dengan proses penangan air limbah secara
kimia dan fisika air limbah ini dapat ditangani dengan baik, yang diperlukan dalam
penangan air limbah ini adalah penentuan jenis koagulan dan flokulan serta dosis
optimumnya.
Bak Equalisasi
Flokulan FeSO4
200 ppm
NaOH
Koagulan 4N
Polyethylene-
Imine 5 ppm Bak Clarifier I
Bak Aerasi
Bak Clarifier II
sludge
Bak Efluent
Teknik-teknik pengolahan air limbah yang digunakan pada PT. Sido Muncul
secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan, yaitu :
a. Screening
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap
air limbah, diharapkan agar bahan-bahan tersuspensi dalam air limbah yang
berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang
terapung disisihkan terlebih dahulu. Tahap penyaringan (screening)
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan
tersuspensi yang berukuran besar biasanya dengan menggunakan filter
dengan ukuran porositas sebesar 180 mesh yang disesuaikan dengan bahan-
bahan tersuspensi yang akan disaring.
b. Equalisasi
Equalisasi pada umumnya bukan merupakan suatu proses
pengolahan tetapi merupakan suatu cara atau teknik untuk meningkatkan
efektivitas dari proses pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi
adalah parameter operasional bagi unit pengolahan selanjutnya seperti flow,
c. Clarifier I
Pemisahan liquid-solid akan efektif bila salah satu dari kedua zat yang
akan dipisahkan berbeda densitasnya. Pemisahan liquid-solid ini
menggunakan bantuan gaya gravitasi atau sentrifugal. Penggunaan gaya
gravitasi atau sentrifugal atau penyaringan sangat bergantung pada bentuk
dan ukuran partikel. Teknik pemisahaannya juga bergantung pada :
- Konsentrasi solid
- Kecepatan umpan masuk
- Ukuran partikel solid
- Bentuk partikel solid
d. Sand Filter I
Sistem filtrasi ini menggunakan media pasir silica yang di tumpuk
di atas gravel, system sand filter berfungsi sebagai penyaring atau
menghilangkan kotoran yang kasat mata (mis: kekeruhan, lumut dll) yang
mempunyai daya saring 20-30μm (tergantung brand atau jenis media).
Biasanya media ini mempunyai umur 3-4 tahun (tergantung influent).
1. Backwash
Backwash adalah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan
kotoran yang terakumulasi di atas media dengan metode aliran terbalik
(dari bawah ke atas atau kebalikan system running). Air hasil backwash
langsung di buang melalui drain. Backwash biasanya di lakukan setiap
1-2 hari selama 30-60 menit (tergantung influent dan ting-kat kekotoran
media) bila tekanan air yang keluar lebih rendah dari tekanan air yang
masuk filter.
2. Sanitasi
Dilakukan setiap bulan atau saat hasil analisa mikro tidak masuk
standart yang di tentukan. Sanitasi dilakukan dengan cara memasukkan
bahan sanitasi (mis: oxonia dll) kedalam tangki dan di rendam bersama
media dengan jumlah dan waktu yang telah di tentukan. Selain itu
sanitasi bisa juga di lakukan dengan cara merendam media dengan air
ber suhu di atas 80° Celcius selama 1-2 jam.
3. Rinse atau Pembilasan
Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai yang bertujuan
untuk membilas kotoran-kotoran yang tersisa pada proses backwash
juga menghilangkan sisa bahan sanitasi yang tersisa pada proses
sanitasi. Air hasil Rinse langsung di buang melalui drain.
Proses Sekunder
a. Proses Biologi
Proses Tersier
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier,
akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat
dibuang secara langsung, melainkan perlu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil
pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai atau dicerna secara
aerob (anaerob digestion) namun dalam pengolahan lumpur yang dilakukan oleh
PT. Sido Muncul menggunakan alat Drying Bed. Drying Bed adalah Bak pengering
lumpur berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang dihasilkan dari unit pengolahan
limbah. Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengeringkan lumpur antara 1–2
minggu, tergantung pada ketebalan lumpur yang tertampung dan cuaca. Kemudian
hasil lumpur yang sudah mengering disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang
ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar
(incinerated). Pada PT. Sido Muncul, lumpur yang dihasilkan akan digunakan
sebagai pupuk kompos.
Koagulan
Koagulan NaOH
Floakulan
Floakulan
Keterangan gambar :
Bak
1 97,5 97,5 130 18 jam
Screening
Bak
1 60 60 130 11,04 jam
Equalisasi
Bak
1 2,71 2,71 130 30 menit
Clarifier I
Volume =Qxt
1 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 130 m3/hari× 18 𝑗𝑎𝑚 × 24 𝑗𝑎𝑚
= 97.5 m3
Free board = 0.3 m
V = 𝜋 × 𝑟2 × 𝑡
𝑣
r = √𝜋 ×𝑡
97.5
=√
3.14 ×2
r = 3.94 m
d = 7.88 m
V = 𝜋 × 𝑟2 × 𝑡
𝑣
r = √𝜋 ×𝑡
60
= √3.14 ×2
r = 3.09 m
d = 6.18 m
𝑗𝑎𝑚 ⁄
= 0.46 hari× 24 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 11.04 jam
= 2.71 m3
1
V = ( 𝜋 × 𝑟 2 × 𝑡 ) + (3 × 𝜋 × 𝑟 2 × 𝑡 )
1
2.71 m3 = ( 3.14× 𝑟 2 × 0.25 m ) + ( 3 × 3.14 × 𝑟 2 × 1.75 m )
2.71 m3 = 2.617 m × 𝑟 2
2.71
r =√2.617
r = 1.02 m
a. Volume Tabung
V1 = 𝜋 × 𝑟 2 × 𝑡
= 0.81 m3
b. Volume Kerucut
1
V2 = 3 × 𝜋 × 𝑟 2 × 𝑡
1
= 3 𝑥 3.14 𝑚 𝑥 1.022 𝑚 × 1.75 𝑚
= 1.90 m3
a. Clarifier I
Volume sludge = 64% x volume bak
= 64% x 2.71 m3
= 1.7344 m3
1 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 26 kg/hari x 24 𝑗𝑎𝑚
= 1.08 kg/jam
1 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 0.65 kg/hari x 24 𝑗𝑎𝑚
= 0.0271 kg/jam
c. Netralisasi
Menghitung penambahan NaOH 4 N :
Jika 1 Liter, NaOH 4N yang ditambahkan 10 tetes
1
Dosis = 130 m3/hari x 1000 L x 10 tetes/L x 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠
20
𝑚𝑙
= 65000 mL
1 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 65 L/hari x 24 𝑗𝑎𝑚
BE NaOH = 40 mgram/mgrek
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
N = 𝑥 𝑉(𝑚𝐿)
𝐵𝐸
= 433.3280 gram
= 0.36 m3
Free board = 0.3 m
0.36 𝑚3
= √3.14 ×2 𝑚
r = 0.24 m
d = 0.48 m
= 37,92 m3
Free board = 0.3 m
F Q x BOD
=
M V x TSS
m3 mg
F 130harix 802.60 L
= mg
M 37,92 m3 x 728
L
F
= 3,78 per hari
M
= 11.1197 kg/hari
Urea yang tersedia berupa padatan maka harus dilarutkan terlebih dahulu.
Urea yang akan digunakan Urea 10%.
x = 111.197 L
jadi Urea yang dibuat sebanyak 111.197 L dengan konsentrasi 10%.
1
V = p x l x t + ( 3 x p x l x t)
1
1.013 m3 = ( p x l x 0.2 m ) + ( 3 × p x l x 0.05 m )
1.013 m3 = p x l 0.217 m
1.013 m3
pxl =
0.217 𝑚
pxl = 4.668 m2
maka, p = 2.5235 m
l = 1.85 m
= 0.36 m3
Free board = 0.3 m
5.1. Hasil Kualitas Influen dan Efluen IPAL PT. Sido Muncul
Tabel 5.1. Hasil efisiensi analisis contoh air limbah PT. Sido Muncul Setelah diolah di IPAL.
NO Parameter Satuan Inlet Oulet Efisiensi
I Fisika
1 Temperatur ᵒC 27,4 29,7 8,39
2 TDS mg/L 2224 1250 43,79
3 TSS mg/L 728 194 73,35
4 Debit m3/hari 130 130
II Kimia
1 pH - 4,71 7,85 66,66
2 BOD mg/L 802,60 47,03 94,10
3 COD mg/L 1176,00 86,35 92,66
4. Nitrat sebagai mg/L 0,213 0,085 60,09
N
5. Nitrit sebagai N mg/L 0,146 0,112 23,29
6. Amonia mg/L 0,004 0,0038 5,00
7. Besi terlarut mg/L 1,182 1,182 0
8. Mangan terlarut mg/L 1,009 0,715 29,14
9. Minyak Total mg/L 0,340 - -
Pada pengolahan IPAL PT. Sido Muncul ini diperoleh hasil pengolahan
pada setiap parameter memenuhi baku mutu lingkungan mengenai limbah cair
berdasarkan peraturan daerah nomor 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air limbah
Bagi Kegiatan Industri Jamu dan Farmasi di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa
Tengah.
Tabel Baku Mutu Air limbah Bagi Kegiatan Industri Jamu dan Farmasi di Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Tengah menurut Peraturan daerah nomor 10 tahun 2004.