Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI 2
HIPERTIROID

Disusun oleh :

Nama : Bagas Aji Kusuma


NIM : K 100 120 040
Kelompok :C3

LABORATORIUM KOMPUTER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
KASUS

No RM : 15-06-111
Nama : Ny. TR
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
MRS tanggal : 23 Juni 2015

Diagnosis : Hipertiroid
BB 45 kg dan TB 150 cm
- Pasien datang ke RS dengan keluhan sesak nafas dan dada kiri terasa berdebar-debar,
sering merasa cemas dan emosi tidak stabil serta tangannya gemetar (tremor), sering
berkeringat. Pasien juga mengeluh demam kurang lebih 5 hari sebelum MRS.
- Pasien mengaku cepat merasa lapar dan nafsu makan meningkat, tetapi mengalami
penurunan berat badan, merasa lemas dan mudah lelah.
- Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit asma dan sedang melaksanakan
program hamil.

Pemeriksaan vital sign

Tanggal
Parameter Nilai normal
23/6
TD (mmHg) < 120/80 160/80
HR (x/menit) 60-80 125
RR (x/menit) 16-24 30
Suhu (oC) 36-37 38,5

Hasil pemeriksaan lab

Parameter 23/6/2015
T3 265 ng/dL
T4 15 g/dL
T4 bebas 5,0 ng/dL
TSH 0,018U/mL
GDS 137 mg/dL
Kolesterol total 160 mg/dL
Trigliserid 130 mg/dL
WBC 9,5 x 103/L
Platelet 390 x 103/L
RBC 4,75 x 103/L
Hb 12,5 g/dL
Hct 42%
Kreatinin 0,9 mg/dL
Na 145 mmol/L
K 3,9 mmol/L
Cl 108 mmol/L

Pada daerah leher didapatkan pembesaran kelenjar tiroid dengan ukuran 3 x 2 x 5 cm, tidak
nyeri, permukaan rata, batas tegas, tidak menempel dengan jaringan sekitar (dapat digerakkan)
dan tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening disekitar benjolan.

Terapi MRS :
- PTU 50 mg 3 x 1
- Propranolol 20 mg 4 x 1

Pemeriksaan Fisik (Physical Examination) Kondisi Klinis

Tgl. 23/6 Kondisi Klinis 23/6


Suhu 38,5 Tremor ++
Nadi 125 Sesak +
RR 30 Nyeri -
TD 160/80
PATOFISIOLOGI dan ETIOLOGI

Gangguan tiroid mencakup berbagai penyakit yang mempengaruhi produksi hormon


tiroid atau sekresi yang menyebabkan perubahan dalam stabilitas metabolik. Hipertiroid
merupakan sindrom klinik dan biokimia yang diakibatkan oleh peningkatan produksi hormon
tiroid. ( Dipiro, 2008 )

Patofisiologi

Hipertiroid terjadi ketika jaringan kelebihan T3, T4 ataupun keduanya. Tumor pituitari yang
mensekresi TSH melepaskan hormon aktif secara biologi yang tidak memberi respon pada
kontrol umpan balik normal. Tumor dapat menghasilkan prolaktin atau hormon pertumbuhan.
Oleh karena itu pasien mengalami amenorhea, galaktorhea atau akromegali. Pada penyakit
Grave, hipertiroid terjadi karena aktivitas langsung dari antibodi yang menstimulus tiroid secara
langsung terhadap reseptor tirotropin pada permukaan sel tiroid. Antibodi immunoglobulin G
berikatan dengan reseptor dan mengaktivasi enzim adenilat siklase yang sama terjadi dengan
TSH. Nodul tiroid autonomous (adenoma toksik) adalah ditandai dengan massa tiroid yang
fungsinya tidak tergantung pada kontrol pituitari.

Hipertiroid biasanya muncul dengan nodul-nodul yang lebih besar (diameter  4 cm). Pada
multinodul gondok, folikel-folikel derajat tinggi dari fungsi otonom hidup bersamaan dengan
folikel normal atau bahkan folikel-folikel nonfungsional. Hipertiroid muncul ketika folikel
otonom menghasilkan lebih banyak hormon tiroid daripada yang dibutuhkan. Tiroiditis subakut
yang menimbulkan rasa nyeri dipercaya disebabkan oleh invasi virus atau parenkim tiroid.
Tiroiditis yang tidak memberikan rasa nyeri (tanpa gejala, limfositik, post-partum) adalah
penyebab utama dari hipertiroid. Hipertiroid faktitia merupakan hipertiroidisme yang disebabkan
oleh penguraian dari hormon tiroid eksogen. Hal ini terjadi ketika hormon tiroid digunakan untuk
indikasi yang tidak tepat.
( Dipiro, 2008 )

Etiologi Pneumonia

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena
umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat malfungsi
hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan rendah karena umpan
balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

KONSELING

 Farmakologi

- PTU 50 mg 3 x 2 sehari diberikan sampai hipertiroid membaik, diharapkan sekitar 2


bulan fungsi tiroid sudah normal.

- Diltiazem diberikan untuk mengontrol TD pasien.

- Salbutamol (Ventolin) Aerosol inhaler 90 mcg/puff untuk mengatasi asma,


digunakan sesuai kebutuhan.

 Non Farmakologi

- Diet rendah Garam

- Disarankan mengonsumsi Vit.B12, Vit.C, Sayuran Hijau, Yodium.

PEMBAHASAN

Problem pada kasus kali ini yaitu pasien mengalami hipertiroid, tekanan darah yang
tinggi (hipertensi) dan memiliki riwayat asma serta pasien sedang melakukan program
kehamilan. Untuk mengobati Hipertiroid pasien, diberikan Prophiltiourasil ( PTU ) yang bekerja
dengan cara menghambat sintesishormon, meblok konversi periperal ada T4 menjadi T3. Namun
pemberian obat dosinya kurang karena hanya150mg per hari, maka direkomendasikan dosis PTU
dinaikan menjadi 3 x 2 50 mg. Untuk mengontrol TD dan mengurangi gejala akut hipertiroid
seperti jantung berdebar, tremor, deman pada pasien digunaka propanolol. Namun obat ini kontra
indikasi dengan pasien karena tidak dianjurkan untuk penderita asma serta ibu hamil yang dapat
beresiko memperpanjang masa kehamilan. Maka obat ini bisa diganti dengan obat golongan Beta
Bloker spesifik atau dengan golongan Adrenergic Bloker. Kami merekomendasikan propanolol
yang diberikan diganti dengan Diltiazem yang tentu saja lebih aman untuk pasien. Dan dosis
yang diberikan yaitu 120mg 3 kali sehari. Dan untuk mengatasi asma pada passien,
direkomendasikan menggunakan inhaler MDI yaitu Salbutamol yang digunakan setiap 20 menit
selama 4 jam dan selanjutnya digunakan saat diperlukan atau terjadi kekambuhan.
DISKUSI
Kelompok : C.3
Hari/tgl diskusi : Senin, 12 Oktober 2015
Modul/kasus : 2/ Tiroid
Moderator : Nuriyatul F. K.100 120 018
Notulis : Zakiyah N.H K.100 120 030
Presentator : Bayu A.R. K.100 120 063
Anggota kelompok (yg hadir): Zakiyah Nurul H. K.100 120 030
Bagas Aji K. K.100 120 040
Bayu A.R. K.100 120 063
M. Reza Najmi K.100 120 165
Pertanyaan Jawaban

Nuriyatul F. (K.100120018) Bayu A.R (K.10012


Pada konseling disarankan untuk Setiap jenis garam memiliki kadar yodium
mengkonsumsi yodium, tapi juga disarankan yang berbeda-beda, maka disarankan untuk
untuk diet garam. Bagaimana maksudnya? mengkonsumsi garam sedikit tapi kadar
Yodium seperti apa yang disarankan untuk yodiumnya tinggi, yang dapat mencukupi
dikonsumsi? untuk menjaga kadar tiroidnya. Makanan yang
memiliki kadar yodium tinggi contohnya:
- Salmon - Kelp
- Tuna - Rumput laut
- Kerang - Susu
- Herring
Sternatami Liberitera (K.100120001) Bayu A.R (K.100120063)
Maksud kelenjar tiroid yang terlalu aktif itu Fungsi utama kelenjar tiroid adalah
apa? Apakah ada hubungannya antara tiroid mengumpulkan yodium dan mengubahnya
dengan autoimun tubuh? menjadi hormon tiroid, yakni tiroksin (T4) dan
triyodotironin (T3). Sel tiroid merupakan satu-
satunya sel dalam tubuh yang menyerap
yodium. Kedua hormon itu dilepaskan ke
aliran darah dan diangkut ke seluruh tubuh
guna meningkatkan aktivitas selular dan
mengontrol metabolisme, seperti mengubah
oksigen dan kalori menjadi energy. Hubungan
antara hipertiroid dan autoimun terdapat pada
grave’s sindrom atau yang disebut gondok
beracun menyebar, dan merupakan penyebab
paling umum dari kelenjar tiroid yang
membesar. Gangguan autoimun adalah kondisi
tersebut dimana sistem kekebalan tubuh
bekerja melawan jaringan sehat dan sel-sel
tubuh. Penyakit Graves menciptakan antibodi
yang abnormal dalam tubuh yang merangsang
kelenjar tiroid untuk oversecrete hormon tiroid.
Hal ini menyebabkan pembesaran kelenjar
tiroid, menyebabkan gondok. Berikut adalah
gejala lain dari Graves ‘Disease, jenis
hipertiroidisme.
Dwi Krismiyati (K.100120011) Bayu A.R (K.100120063)
Dosis pemberian pada saat hamil dan saat PTU biasanya diberikan 300mg/ hari atau
sudah melahirkan apakah berbeda? kurang, dan pada penggunaan 4-6 minggu pada
kehamilan dikurangi penggunaannya yaitu 50-
150 mg/hari. Dosis tersebut dikurangi untuk
menjaga agar janin dalam kandungan tidak
kekurangan ruang didalam Rahim, karena pada
hipertiroid juga bisa terjadi pembesaran
dinding Rahim. Bisa diberikan kembali secara
intensif setelah melahirkan, dengan
mempertimbangkan nilai T3 dan T4nya
terlebih dahulu. Apabila nilai T3 dan T4 sudah
normal tidak perlu diberikan PTU lagi.

DAFTAR PUSTAKA

BNF. 2009. British Nasional Formulary. BMJ Group. Uk

Dipiro, J. T. et al., 2008, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 7th edition,


New York, McGraw Hill Companies, Inc.

Garry, Dimitry. 2013. Penyakit Tiroid pada Kehamilan. CDK-206/ vol. 40 no. 7, th. 2013.

Koda Kimble et al, 2004, Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs Ninth Edition,
Lippincott Williams & Wilkins, Baltimore, Maryland 21201-2436 USA.

NAEPP. 2004. NAEPP Working Group Report on Managing Asthma During Pregnancy:
Recommendations for Pharmacologic Treatment. U.S. Department of Helath
and Human Services.

Anda mungkin juga menyukai