PENDAHULUAN
I-1
Bab I Pendahuluan I-2
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-3
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-4
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-5
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-6
I.1.6. Kapasitas
Berikut data produksi, impor dan konsumsi Gliserol di
Indonesia pada tahun 2002 – 2005 sebagai berikut :
Tabel I.1.6. Produksi Gliserol dari Tahun 2002 – 2005
Produksi Perkembangan
Tahun
(ton) (%)
2002 328197.538 0
2003 19304.764 -94.118
2004 8413.764 -56.416
2005 6746.039 -19.821
Perkembangan rata-rata 90665.526 -56.785
(BPS Surabaya)
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-7
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-8
2. Letak
Secara astronomis, Propinsi Riau terletak di
1o31’-2o25’ LS dan 100 o-105oBT serta 6o45’-1o45’ BB.
Pada Atlas Indonesia, dapat dilihat letak propinsi Riau
yang sangat strategis, yaitu dekat dengan Selat Malaka,
yang merupakan pintu gerbang perdagangan Asia
Tenggara khususnya, dekat dengan Pulau Batam yang
terkenal dengan pusat industri, dekat dengan negara
Malaysia dan Singapura yang merupakan negara tetangga
terdekat yang mempunyai banyak industri. mempunyai
industri. Dilihat dari letaknya yang banyak berdekatan
dangan lokasi industri yang lain, sangat menguntungkan
bila didirikan pabrik di daerah Riau, akan lebih
memudahkan untuk pemasaran produk, baik ekspor
maupun impor.
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-9
Lokasi Pabrik
3. Fasilitas Transportasi
Transportasi Darat
Sebagian besar wilayah Riau tampak dataran
rendah. Sehingga, untuk transportasi darat berupa jalan
raya sudah cukup memadai. Distribusi produk melalui
darat dapat dilakukan, terutama untuk pemasaran produk
Gliserol ke daerah-daerah yang dapat dijangkau dengan
jalur darat.
Transportasi Laut
Riau memiliki pelabuhan laut utama, yaitu
Pelabuhan Bengkalis, yang letaknya di ujung utara
Propinsi Riau, di Selat Malaka. Adanya pelabuhan ini
memudahkan untuk distribusi produk Gliserol.
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-10
Transportasi Udara
Fasilitas transportasi udara yang ada di Riau
adalah Bandar Udara Simpang Tiga yang berada di
ibukota Propinsi Riau, Pekanbaru. Dengan memanfaatkan
fasilitas transportasi udara dapat juga memperlancar
distribusi produk Gliserol.
4. Tenaga Kerja
Riau merupakan salah satu daerah yang menjadi
tujuan bagi para tenaga kerja, karena letak Riau yang begitu
strategis sebagai kawasan industri Sumatera. Untuk tenaga
kerja dengan kualitas tertentu dapat dengan mudah diperoleh
meski tidak dari daerah setempat. Sedangkan untuk tenaga
buruh diambil dari daerah setempat atau dari para pendatang
pencari kerja.
5. Utilitas
Fasilitas utilitas meliputi penyediaan air, bahan bakar
dan listrik. Kebutuhan listrik dapat dipenuhi dengan listrik
dari PLN (Perusahaan Listrik Negara). Untuk sarana
penyediaan air dapat diperoleh dari air sungai. Di Propinsi
Riau banyak terdapat sungai, seperti Sungai Rokan, Sungai
Tapung, Sungai Mandau, Sungai Batang Inderagiri, Sungai
Siak, Sungai Kampar dan masih banyak lagi. Untuk
penyediaan air di Pabrik Gliserol ini, dipilih dari sungai
Rokan (baik Sungai Rokan Kanan maupun Sungai Rokan
Kiri), karena lokasi pendirian Pabrik Gliserol berada di
daerah Rokan Hilir yang dekat. Sedangkan bahan bakar
industri berupa minyak bumi, dapat dipasok dari Dumai, yang
terdapat tambang minyak bumi. dengan lokasi pemasok CPO
dan lebih dekat dengan palabuhan.
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-11
Kelapa Sawit
Pohon Kelapa Sawit terdiri daripada dua spesies
Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian
komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon Kelapa
Sawit Afrika, Elaeis guineensis, berasal dari Afrika barat di
antara Angola dan Gambia, manakala Pohon Kelapa Sawit
Amerika, Elaeis oleifera, berasal dari Amerika Tengah dan
Amerika Selatan. Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon.
Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa
tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila
masak, berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat.
Daging dan kulit buahnya mengandungi minyak. Minyaknya itu
digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin.
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-13
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-14
Tabel I.2.1 Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit & inti kelapa
sawit
Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Minyak Inti Sawit
(%) (%)
Asam kapirat - 3–4
Asam kaproat - 3–7
Asam laurat - 46 – 52
Asam miristat 1,1 – 2,5 14 – 17
Asam palmitat 40 – 46 6,5 – 9
Asam stearat 3,6 – 4,7 1 – 2,5
Asam oleat 39 – 45 13 – 19
Asam linoleat 7 – 11 0,5 – 2
(Ketaren , S . 1986)
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-17
I.3 Kegunaan
Kegunaan dari gliserol antara lain:
1. Kosmetik
Digunakan sebagai body agent, emollient, humectants,
lubricant, solven. Biasanya dipakai untuk skin cream and
lotion, shampoo and hair conditioners, sabun dan
detergen
2. Peledak
Digunakan untuk membuat nitrogliserin sebagai bahan
dasar peledak.
3. Industri Makanan dan Minuman
Digunakan sebagai solven, emulsifier, conditioner, freeze,
preventer and coating serta dalam industri minuman
anggur.
4. Industri Logam
Digunakan untuk pickling, quenching, stripping,
electroplatting, galvanizing dan solfering.
5. Industri Kertas
Digunakan sebagai humectant, plasticizer, dan softening
agent.
6. Industri Farmasi
Digunakan untuk antibiotik dan kapsul.
7. Fotografi
Digunakan sebagai plasticizing.
8. Resin
Digunakan untuk polyurethanes, epoxies, pthalic acid dan
maleic acid resin
9. Industri Tekstil
Digunakan untuk lubricating, antishrink, waterproofing
dan flameproofing
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-18
Sifat Kimia
a. Hidrolisis
Reaksi hidrolisis antara minyak dan air akan
menghasilkan asam lemak dan gliserol, menurut
reaksi:
C3H5(COOR)3 + H2O C3H5(OH)3 + 3HOOCR
b. Elektrolisis air
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur
asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Proses ini
disebut elektrolisis air. Reaksi keseluruhan yang
setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai
berikut.
2H2O(l) 2H2(g) + O2(g)
c. Kelarutan (solvasi)
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak
jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut
dengan baik dalam air (misalnya garam-garam)
disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan
zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air
(lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat
"hidrofobik" (takut-air).
d. Kohesi
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air
bersifat polar.
(id.wikipedia.org/wiki/Air)
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-20
Karbon Aktif
Komposisi kimia
SiO2 (%) : 56,5
Al2O3 (%) : 11,6
Fe2O3 (%) : 3,3
CaO (%) : 3,1
MgO (%) : 6,3
(Ketaren,”Pengantar Teknologi Pengolahan Minyak Dan Lemak
Pangan”, p.205)
I.4.3 Produk
I.4.4 Produk Utama
Gliserol
Rumus kimia : C3H8O3
Sifat fisik : bening, tidak berwarna dan higrokopis
Berat molekul : 92,094 g/mol
Titik lebur (oC) : 18,17
Titik didih (oC) : 290
Viscositas (cp) : 1499 (pada 20oC)
Spesifik gravity : 1,262
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-21
Sifat Kimia
Gliserol sangat larut dalam air. Mutu gliserol
yang dihasilkan dari hidrolisa minyak sawit berkadar
12% dan memiliki pH berkisar 4-5. Rendahnya pH
gliserin ini disebabkan asam lemak terlarut dalam jumlah
yang sedikit pada gliserol. Asam lemak dapat terlarut
pada gliserol pada suhu dan tekanan proses hidrolisa.
Dalam industri oleokimia gliserol yang
dihasilkan dari hidrolisa trigliserida disebut glyserine
water (air gliserol). Air gliserol ini masih mengandung
bahan-bahan seperti trigliserida, digliserida,
monogliserida berkisar 2% serta asam lemak yang terlarut
pada saat hidrolisa minyak dilakukan. Dalam pengolahan
air gliserol bahan-bahan tersebut diatas harus dipisahkan
bagi pemurnian gliserol.
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Bab I Pendahuluan I-22
Tugas Akhir
Pabrik Gliserol dari CPO
dengan Proses Continuous Fat Splitting