Disusun Oleh :
M Sandi Nizar
2201121705
2
BAB I
PENDAHULUAN
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang
berarti kepala. Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebro spinal CSS
secara aktiv yang menyebabkan dilatasi system ventrikel otak dimana terjadi
akumulasi CSS yang berlebihan pada satu atau lebih ruang subarachnoid. Keadaan
ini disebabkan oleh karena terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan
absorpsi dari CSS. Bila akumulasi CSS yang berlebihan terjadi diatas hemisper
serebral, keadaan ini disebut hygroma subdural atau koleksi cairan subdural. Pada
kasus cairan yang berlebihan terjadi pada system ventrikuler, keadaan ini disebut
hidrosefalus internal. Selain itu beberapa lesi intracranial menyebabkan peninggian
TIK namun tidak sampai menyebabkan hidrosefalus. Hersey BL mengatakan
kebanyakan hidrosefalus pada anak anak adalah kongenital yang biasanya tampak
pada masa bayi. Jika hidrosefalus Nampak pada usia 6 bulan bukan karena
kongenital
3
BAB II
ANALISA JURNAL
Judul : Profil Klinis dan Faktor Risiko Hidrosefalus Komunikans dan Non
Komunikans pada Anak di RSUD dr. soetomo
Peneliti : Denisa Dwi Rahmayani, Prastiya Indra Gunawan ,”Budi Utomo”
Sumber : Jurnal Keperawatan Universitas Sumatra Utara
Tahun : 2017
Tujuan : Mengevaluasi dan mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan
dengan terjadinya hidrosefalus komunikans dan non komunikans pada
anak
4
Terjadi bila CSS otak terganggu (Gangguan di dalam atau pada
sistem ventrikel yang mengakibatkan penyumbatan aliran CSS dalam
sistem ventrikel otak), yang kebanyakan disebabkan oleh kongenital :
stenosis akuaduktus Sylvius (menyebabkan dilatasi ventrikel lateralis dan
ventrikel III. Ventrikel IV biasanya normal dalam ukuran dan lokasinya).
Yang jarang ditemukan sebagai penyebab hidrosefalus adalah sindrom
Dandy-Walker, Atresia foramen Monro, malformasi vaskuler atau tumor
bawaan. Radang (Eksudat, infeksi meningeal). Perdarahan/trauma
(hematoma subdural). Tumor dalam sistem ventrikel (tumor
intraventrikuler, tumor parasellar, tumor fossa posterior).
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
negatif. Infeksi virus merupakan etiologi tersering dari meningitis aseptik. Patogen
virus tersering yang menyebabkan infeksi SSP adalah HEV (human enterovirus),
HSV-1, HSV-2, CMV, VZV, EBV. Data statistik dari studi terbaru menunjukkan
bahwa hingga 57% infeksi virus SSP akibat enterovirus, dan sebagian besar terjadi
pada anak, kemudian diikuti oleh herpesvirus. Virus pertama kali masuk ke tubuh
melalui sistem respirasi, gastrointestinal, traktus urogenital atau melalui kulit.
Sebagian besar virus bereplikasi dekat portal masuk dan memperoleh akses ke SSP
melalui rute hematogen, kemudian masuk menyebrang ke pleksus koroid.
Patogenesis terjadinya hidrosefalus komunikans adalah produksi yang berlebihan
pada CSS atau absorpsi yang kurang di ruang subaraknoid. Virus yang telah
mencapai pleksus koroid akan menyebar melalui CSS hingga mencapai meningeal
dan sel ependim. Virus akan bereplikasi yang selanjutnya menyebabkan destruksi
sel dan inflamasi. Respon inflamasi inilah yang menunjukkan simptom demam,
kaku kuduk, sakit kepala dan fotofobia. Respon inflamasi ini juga membatasi
replikasi virus dan lama sindrom meningitis. Inflamasi di dalam ruang CSS
menyebabkan hambatan ambilan CSS oleh vili araknoid sehingga terjadi
hidrosefalus komunikans.
7
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Wang KW, Chang WN, Chang HW, Wang HC, Lu CH. Clinical relevance of
hydrocephalus in bacterial meningitis in adults. Surg Neurol 2005;64:61-5.
Unterberg, AW, Stover J, Kress B, Kiening KL. (2004). Edema and brain trauma.
Neuroscience.
9
LAMPIRAN
JURNAL
10