Perbaikan Jurnal Kelompok W SAP
Perbaikan Jurnal Kelompok W SAP
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah
(BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-
berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi
dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. Di Indonesia sendiri persentase BBLR
tahun 2013 mencapai 10,2% (Balitbangkes dan Kemenkes RI, 2013), artinya,
Perawat merupakan profesi yang terlibat langsung dengan bayi berat lahir
rendah yang dirawat di rumah sakit. Perawat juga dituntut untuk memberikan
mengenai asuhan keperawatan pada bayi dengan berat lahir rendah. Peran
dapat menjalani transisi yang aman ke kehidupan intra uterin serta dapat
mereka dalam merawat bayi dengan berat lahir rendah berdasarkan evaluasi 4
tingkat pencapaian dan laporan mengenai bayi dengan berat lahir rendah yang
merasa kesulitan untuk menilai kinerja dan kualitas asuhan keperawatan yang
telah diberikan kepada bayi dengan berat lahir rendah (Atie, 2013).
dengan berat lahir rendah sangat menentukan tingkat mortalitas dan morbiditas
berat lahir rendah yang berkualitas dapat terus ditingkatkan dengan melakukan
emosional dan intelektual saat bayi premature di rawat di ruangan NICU (Davis
& Stein, 2004, dalam murniati, dkk, 2016). Menurut Luwiq, Steichen, Khoury,
dan Kreig (2008, dalam Tri, dkk, 2016) meyatakan bahwa Developmental care
dapat mempercepat kenaikan berat badan pada bayi prematur dan mempercepat
dan memberi tempat yang nyaman bagi bayi, melakukan pijat pada bayi serta
mendukung regulasi diri (Kenner & McGrath, 2004, dalam Tri, dkk, 2016).
Pemijatan pada bayi akan merangsang nervus vagus, dimana saraf ini
dengan demikian akan merangsang nafsu makan bayi untuk makan lebih
lahap dalam jumlah yang cukup. Selain itu nervus vagus juga dapat
maksimal. Disisi lain pijat juga dapat memperlancar peredaran darah dan
Neonatus yang diberikan nesting akan tetap pada posisi fleksi sehingga mirip
dengan posisi seperti didalam rahim ibu. Posisi terbaik pada bayi BBLR adalah
energi yang dikeluarkan oleh tubuh, diharapkan dengan posisi ini bayi tidak
tentang pengaruh posisi dan pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi
berat lahir rendah untuk dijadikan sebagai sarana berbagi ilmu untuk menambah
B. Rumusan Masalah
posisi dan pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi berat lahir rendah.
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
pengaruh posisi terhadap penambahan berat badan pada bayi berat lahir
rendah.
pengaruh terapi pijat terhadap penambahan berat badan pada bayi berat
lahir rendah.
D. Manfaat
1. Rumah sakit
Sebagai gambaran dan informasi bagi rumah sakit tentang pengaruh posisi
dan pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi berat lahir rendah.
2. Perawat
menambah wawasan terkait perkembangan ilmu keperawatan bagi profesi
pengaruh posisi dan pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi berat
lahir rendah.
3. Mahasiswa
dan pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi berat lahir rendah.
BAB II
A. Telaah Konten
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor
resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa
prenatal. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. angke
mengemukakan bahwa di asia Tenggara 20-30% bayi yang dilahirkan terdiri dari
BBLR dan 70-80% dari kematian neonatus terjadi pada bayi kurang bulan dab
BBLR. angka kematian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan
daerah lain antara 9-30% angka BBLR sekitar 7,5% (Cahyani & Sulastri, 2010).
Selain tu BBLR juga akan mengalami penurunan berat badan. Bayi berat
lahir rendah akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama sampai 10%
untuk berat bayi kurang dari 1500 gram dan 15% untuk berat kurang dari 1500
gram (Soetjiningsih, 2005). bayi berat lahir rendah didefinisikan sebagai bayi
dengan berat lahir <2500 gram tanpa memandang usia gestasi atau kehamilan.
berat badan neonatus harus mengalami peningkatan melebihi berat badan lahir
pada usia 2 minggu, sehingga BBLR membutuhkan dukungan nutrisi khusus dan
BBLR salah satunya terapi pijat dan penggunaan nest dalam meningkatkan berat
Terapi pijat merupakan salah satu terapi sentuhan yang dapat diberikan
pada bayi BBLR. Banyak penelitian menunjukkan terdapat kenaikan berat badan
pada bayi BBLR dengan metode ini. Terapi pijat yang dilakukan disesuaikan
pijat. Pada studi tersebut mereka tidak menemukan panduan khusus mengenai
pijat pada bayi BBLR, namun mereka menemukan prinsip pelaksanaan pijat
bayi prematur yang terbagi dalam 2 fase, fase taktil dan fase stimulasi kinestetik.
diperhatikan. Lingkungan menjadi satu hal yang sangat penting. Cahaya yang
lembut (tidak menyakiti mata), suhu hangat, dan tingkat kebisingan rendah
sangat ideal untuk melakukan pemijatan yang optimal pada neonatus. Libatkan
ibu dalam melakukan terapi, karena diharapkan ibu dapat melakukannya sendiri
pada bayi. Perhatikan saat dilakukan prosedur, mual dan muntah yang muncul
pada bayi. Terakhir gunakan tekanan yang sedang dalam melakukan pijatan.
setiap hari, selama 2 – 4 minggu. Fase pertama, bayi diberi posisi pronasi dan
diberi 12 pukulan lembut setiap pukulan berkisar 5 detik, dimulai dari kepala,
leher, bahu sampai pantat. Fase kedua bayi diberikan posisi supine dan diberi
pukulan 12 kali masing masing 5 detik dimulai dari wajah, pipi, dada, perut,
ekstremitas atas, ekstremitas bawah, telapak tangan dan telapak kaki. Fase ketiga
perpanjangan dilakukan pada sendi utama: pergelangan kaki, lutut, siku dan
dari studi literatur yang telah dilakukan coconat oil lebih efektif dalam
meningkatkan fugsi terapi pijat, selain mampu menghindari gesekan, coconut oil
juga mampu memberikan kehangatan pada bayi selama terapi pijat dilakukan.
Tidak hanya terapi pijat, penggunaan nest juga disebut dalam jurnal telaah dalam
posisi fleksi, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi perubahan posisi yang
drastis pada bayi yang dapat mengakibatkan hilangnya banyak energi dalam
tubuh neonatus. Prosedur pemberian nesting dalam jurnal ini menggunakan kain
flanel 120 – 130 cm yang dapat disesuaikan dengan panjang bayi, bertujuan
untuk meminimalkan pergerakan bayi, bayi tetap dalam posisi fleksi sehingga
mirip dengan posisi bayi di dalam rahim ibu. (irva, hasanah, ginting, 2016).
B. Telaah Penulisan
1. Judul Jurnal
Kelebihan Judul:
• Judul pada jurnal ini sudah baik dilengkapi dengan adanya dua variabel
dan dilengkapi dengan tempat diadakan penelitian.
berada urutan paling depan (LIPI, 2013). Pada jurnal ini penulisan nama
Kelemahan Jurnal:
• Pada Jurnal ini, judul sudah dibuat sesuai kaedah penulisan sehingga
2. Abstrak
Kelebihan Abstrak:
Kelemahan Jurnal:
inggris.
• Pada abstrak tidak tampak latar belakang yang seharusnya ada sebelum
tujuan penelitian
• Kata kunci dan judul yang tercantum tertulis dalam bahasa inggris,
3. Pendahuluan
4. Metodologi
Kelebihan Metodologi
sampling.
• Adapun kriteria inklusi yang telah ditetapkan adalah berat badan lahir
rendah(>1500 gram), usia gestasi <37 minggu, kondisi stabil (tanpa atau
Kelemahan Metodologi
• Hasil pada jurnal ini dijelaskan sekaligus dalam bab pembahasan, Hasil
pada bayi yang mendapatkan terapi pijat dan nest selama 3 minggu
dilakukan penelitian.
Kelemahan Jurnal
6. Pembahasan
Kelebihan Jurnal:
• Pada bab pembahasan hasil penelitian telah dibahas secara jelas dan
penelitian serupa.
Kekurangan Jurnal:
7. Kesimpulan
Kelebihan Jurnal:
• Kesimpulan dalam jurnal ini dibuat dalam satu paragraf dan telah mampu
hasil penelitian.
Kelemahan Jurnal:
8. Daftar Pustaka
Kelebihan Jurnal:
• Sumber pustaka yang dicantumkan dalam teks kutipan pada jurnal ini
Kekurangan Jurnal:
Pokok Bahasan : Terapi pijat dan penggunaan nest dalam meningkatkan berat badan
A. LATAR BELAKANG
Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah berisiko tinggi mengalami
BBLR di Indonesia dari tahun 2007 (11,5%) hingga tahun 2013 (10,2%) terjadi
penurunan namun lambat dalam 7 tahun terakhir (Kemenkes RI, 2014). Data
bayi, salah satunya dengan peningkatan berat badan.Stimulasi atau rangsangan dapat
Stimulasi atau rangsangan yang baik untuk anak dapat diberikan oleh
anak. Selain itu dari segi personal anak dapat diberikan stimulasi, salah satu
bentuk stimulasi yang umum dilakukan orang tua untuk bayi adalah stimulasi
Stimulasi yang dilakukan pada neonatus adalah stimulasi taktil, yaitu berupa
stimulasi pada masa neonatus karena sensasi sentuhan adalah yang paling
berkembang pada saat lahir, karena sensasi ini telah berfungsi sejak dalam
kandungan sebelum sensasi lain berkembang. Salah satu bentuk stimulasi yang
umum dilakukan untuk neonatus adalah stimulasi taktil dalam bentuk pijat,
Pemijatan pada bayi akan merangsang nervus vagus, dimana saraf ini
dengan demikian akan merangsang nafsu makan bayi untuk makan lebih lahap
dalam jumlah yang cukup. Selain itu nervus vagus juga dapat memacu
sel, dari rangkaian tersebut berat badan bayi akan meningkat (Hady, 2014 ).
Nesting merupakan penyanggah posisi tidur bayi sehingga tetap dalam posisi
fleksi, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi perubahan posisi yang drastis pada
bayi yang dapat mengakibatkan hilangnya banyak energi dari tubuh neonatus.
adaptasi baik secara integritas struktur, integritas personal, social dan energy akan
Rumah Sakit. Bayi BBLR pada RSUD Dr. Rasidin Padang pada 1 januari hingga 10
maret 2017 terdapat 26 bayi BBLR , sehingga peran pemberi layanan kesehatan
berat badan bayi dengan metode pijat dan penggunaan nest sangat penting di ketahui
dan diaplikasikan oleh perawat sehingga meningkatkan angka harapan hidup bayi
BBLR.
B. TUJUAN
perkembangan ilmu keperawatan tentang pengaruh posisi dan pijat bayi dapat
pengaruh posisi terhadap penambahan berat badan pada bayi berat lahir
rendah.
pengaruh terapi pijat terhadap penambahan berat badan pada bayi berat lahir
rendah.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik
Kooperatif
3. Metoda
Laptop
LCD
Leaflet
Hari/Tanggal :
N
Kegiatan TAK Kegiatan Peserta Waktu
o
Fase1 Orientasi
Memberikan salam dan Menjawab salam 5 menit
memperkenalkan semua Mendengarkan
anggota kelompok dan
Menjelaskan topik memperhatikan
Menjelaskan tujuan Mendengar dan
memperhatikan
2 Kerja
Fase
Menjelaskan kepada Mendengar dan 20 menit
perawat tentang memperhatikan
pengertian, metode
pemberian terapi pijat
dan penggunaan nest
pada BBLR
3
Penutup
5 Menit
Mengevaluasi Menyampaikan
pemahaman perawat respon selama
Memberi kesempatan kegiatan
kepada peserta untuk Menerima
bertanya reinforcement
Menyimpulkan materi positif
diskusi Menjawab salam
Menutup pertemuan
dan memberi salam
E. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Moderator
: Perawat NICU
: Presentator
F. PENGORGANISASIAN
a. Pembagian Tugas
3. Fasilitator :
Sarifhatul Aini
Rizki Murni
b. Rincian Tugas/Peran
1. Peran Presentator
b. Memperkenalkan diri.
f. Memimpin praktek.
2. Peran Moderator
3. Peran fasilitator
4. Peran observer
b. Mengevaluasi kegiatan.
1. Evaluasi Struktur:
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
Lampiran Materi
a. Pengertian Terapi Pijat
Terapi pijat merupakan salah satu terapi sentuhan yang dapat diberikan pada
bayi BBLR. Banyak penelitian menunjukkan terdapat kenaikan berat badan pada
bayi BBLR dengan metode ini. Terapi pijat yang dilakukan disesuaikan dengan
Berat badan merupakan parameter yang dilihat dalam terapi pijat pada
terapi pijat (rata2 usia gestasi 30 minggu, rata2 berat lahir 1,17kg) diberikan
28 – 34 gram/ hari. Efek terapi pijat ini adekuat pada usia gestasi >30 minggu,
untuk masa gestasi < 30 minggu belum diketahui, karena belum terdapat
terjaga ketika tidur. Neonatus juga lebih aktif ketika bangun tidur serta lebih
cepat tertidur.
bayi tidak rewel, jarang menangis dan menurunkan perilaku stress. Terapi pijat
4. Meningkatkan nutrisi
pada neonatus, yang mana oil yang dioleskan pada permukaan kulit neonatus
pada kulit neonatus. Tidak hanya menjaga suhu tubuh agar tetap hangat efek
lain pada kulit yaitu mampu menghilangkan kulit mati dan meningkatkan
tekstur kulit dengan mengurangi kekeringan pada kulit neonatus. Selain itu
penggunaan oil juga mampu meningkatkan fungsi kulit agar tetap terjaga
diperhatikan. Lingkungan menjadi satu hal yang sangat penting. Cahaya yang
lembut (tidak menyakiti mata), suhu hangat, dan tingkat kebisingan rendah sangat
ideal untuk melakukan pemijatan yang optimal pada neonatus. Libatkan ibu dalam
melakukan terapi, karena diharapkan ibu dapat melakukannya sendiri pada bayi.
Perhatikan saat dilakukan prosedur, mual dan muntah yang muncul pada bayi.
Terakhir gunakan tekanan yang sedang dalam melakukan pijatan. (Ali, Murtaza,
2013).
Prinsip pelaksanaan pijat bayi prematur yang terbagi dalam 2 fase, fase taktil
dan fase stimulasi kinestetik.Terapi pijat ini dapat dilaksanakan selama 15 menit.
Fase pertama, bayi diberi posisi pronasi dan diberi 12 pukulan lembut
setiap pukulan berkisar 5 detik, dimulai dari kepala, leher, bahu sampai
pantat.
Fase kedua bayi diberikan posisi supine dan diberi pukulan 12 kali
masing masing 5 detik dimulai dari wajah, pipi, dada, perut, ekstremitas
utama: pergelangan kaki, lutut, siku dan bahu (Kulkarni, Dkk, 2010).
bahwa dari studi literatur yang telah dilakukan coconat oil lebih efektif
selama terapi pijat dilakukan. Tidak hanya terapi pijat, penggunaan nest
badan bayi.
posisi fleksi, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi perubahan posisi
bayi tetap dalam posisi fleksi sehingga mirip dengan posisi bayi di dalam
terapi pijat yang dilakukan oleh ibu dan profesional. Studi ini dibagi dalam
2 grup, grup pertama terapi pijat dilakukan oleh profesional, grup kedua
10 hari peningkatan berat badan yang terjadi adalah sama, namun pada
neonatus yang mendapat terapi oleh ibu dapat menurunkan gejala depresi
dikarenakan bayi sering melihat ibu, tidak hanya depresi bayi, hal ini juga
DAFTAR PUSTAKA
Aly, Murtaza.2013. Massage Therapy in Preterm Infants. Volume 3 • Issue 2 • 1000155
ISSN: 2161-0665 Pediatrics, an open access journal : Pediatric and therapiutik
journal
Field, Diego, fernandes.2010. Preterm Infant Massage Therapy Research: A Review.
Infant Behav Dev. 2010 April ; 33(2): 115–124.
doi:10.1016/j.infbeh.2009.12.004.
Ginting, Rumina. 2016. Pengaruh Posisi dan Pijat bayi Dapat Meningkatkan Berat
Lahir Rendah Di Ruang Perinatologi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. 6(1)
1. jurnal Ners Indonesia.
Najikh, Amie Umnia.2013. Profil Bayi Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Di Unit
Perawatan Neonatus Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta Bulan Januari-Mei
2012 (Dipandang Dari Sudut Keperawatan). Di akses pada tanggal 16 Maret
2018, dari http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t29020.pdf