Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi deskriptif observasional yang dilakukan untuk


mengetahui karakteristik dan gambaran tingkat kontrol asma pada pasien asma
bronkial.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Samalantan dan dilakukan dari


bulan Februari hingga April 2018.
Tabel 3.1 Rancangan Waktu dan Kegiatan Penelitian

Kegiatan Waktu
Februari Maret April
Penyusunan Proposal
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Presentasi Skripsi

C. Populasi dan Sampel Penelitian

C.1. Populasi

Populasi penelitian ini terbagi dua, yaitu:


C.1.a. Populasi Target

Populasi target penelitian ini adalah semua pasien asma bronkial di Bengkayang.
C.1.b. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien asma bronkial di wilayah kerja
Puskesmas Samalantan.

21
22

C.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien asma bronkial yang ada di poli /
IGD Puskesmas Samalantan dengan mengacu kepada kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi.

D. Cara Pemilihan Sampel dan Besar Sampel

Cara yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini adalah non-
probability sampling dengan pendekatan consecutive sampling (Sastroasmoro dan
Ismael, 2010). Dengan mengacu pada sistem pemilihan sampel seperti diatas, maka
semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan
dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.
Besar sampel minimum yang digunakan pada penelitian ini diambil berdasarkan
rumus perhitungan pada satu jenis populasi yang sama (Sastroasmoro dan Ismael,
2010), yaitu sebagai berikut :

Z12 / 2 . p.q Z12 / 2 . p.(1  p)


n 
d2 d2
Keterangan:
n = Besar sampel minimum
Z1-/2 = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu (misalnya pada
penelitian ini; Z = 1,96 untuk  = 0,05, dengan IK = 95%)
p = Harga proporsi dari populasi, jika tidak diketahui maka p = 0,5
q = (1 – p)
d = Kesalahan (absolute) yang dapat ditolerir, pada penelitian ini dipakai
d=0,05 (5 %)
Rumus tersebut diatas digunakan untuk menghitung besar sampel, apabila besar
populasi (N) tidak diketahui, melainkan hanya diketahui proporsi dari populasi yang
ada (p). Pada penelitian kali ini diketahui bahwa proporsi penderita asma (p) di
23

Kalimantan Barat mencapai 3,2 % (Riskesdas, 2013). Dengan demikian perhitungan


besar sampel menjadi sebagai berikut :
n = (1,96)2 x 0,032 x (1 – 0,037)
(0,05)2
n = 3,8416 x 0,037 x 0,963
0,0025
n = 47,35 ≈ 47 orang

E. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

E.1. Kriteria Inklusi

a. Pasien yang didiagnosis asma bronkial


b. Pasien asma berusia >12 tahun

E.2. Kriteria Eksklusi

a. Pasien asma bronkial yang mengalami penyakit paru lainnya.

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan, yaitu berupa kuesioner. Pertanyaan


dalam kuesioner digunakan pertanyaan yang bersifat tertutup, dimana berisi
pertanyaan baku yang digunakan secara global untuk mengetahui status kontrol asma
bronkial atau ACT, ditambah dengan beberapa pertanyaan mengenai identitas pasien
(lampiran 2).
ACT merupakan suatu kuesioner baku dan sederhana yang digunakan secara
global untuk menilai pengontrolan asma bronkial (O’Byrne, 2009). Validitas dan
realibilitas dari kuesioner tersebut telah diakui secara global oleh berbagai organisasi
yang menaungi masalah penyakit asma bronkial (Nathan et al., 2004).
24

G. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
dalam suatu penelitian tertentu. Variabel dalam penelitian ini adalah: distribusi
tingkat kontrol asma

H. Definisi Operasional

H.1. Asma Bronkial

Dalam penelitian ini yang dimaksud asma bronkial berdasarkan hasil diagnosis
dokter umum dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang jika
diperlukan.

H.2. Tingkat Kontrol Asma

Tingkat kontrol asma merupakan parameter baik buruknya kontrol manifestasi


klinis asma pada pasien asma bronkial. Asma terkontrol adalah kondisi stabil minimal
dalam waktu 1 bulan (Mangunnegoro et al., 2004). Instrumen yang dapat digunakan
untuk menilai derajat tingkat kontrol asma yaitu dengan kuesioner ACT yang
tercantum dalam konsensus GINA 2016.
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Definisi Skala
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur

Parameter baik
buruknya kontrol
manifestasi 1. Terkontrol (25)
klinis asma pada 2. Terkontrol
Tingkat pasien asma Sebagian (20-24)
1 Kuesioner Ordinal
Kontrol Asma bronkial. Asma 3. Tidak terkontrol
terkontrol adalah (<19)
kondisi stabil (GINA, 2016)
minimal dalam
waktu 1 bulan
25

I. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer. Subjek penelitian
diminta untuk mengisi kuesioner ACT untuk memperoleh skor penilaian tingkat
kontrol asma yang kemudian dikelompokan kedalam kategori masing-masing
penilaian (terkontrol, terkontrol sebagian, tidak terkontrol).

J. Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan statistik sederhana. Data hasil
penelitian akan dipresentasikan menggunakan tabel, grafik, dan diagram.

K. Etika Penelitian

Etika dalam penelitian ini yaitu saat dilakukan pengambilan data dengan menjaga
kerahasiaan pasien baik itu rahasia medik maupun hasil pengumpulan data dan
dengan terlebih dahulu melakukan informed consent terhadap responden secara
langsung.

Anda mungkin juga menyukai