Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

a.1. Latar belakang

Transportasi adalah pemindahan manusia, hewan, atau barang dari satu tempat
ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh
manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi
darat, laut, dan udara.

a.2. Rumusan Masalah


a. Apa itu kewirausahaan ?
b. Apa itu Kesehatan dan Keselamatan Kerja ?
c. Apa itu tukang ojek ?
d. Apa saja faktor hazard pada tukang ojek ?
e. Apa saja alat pelindung diri (APD) pada tukang ojek ?
f. Apa saja peluang wirausahaan bagi tukang ojek ?
g. Apa itu angkot ?
h. Apa saja faktor hazard pada supir angkot ?
i. Apa saja alat pelindung diri (APD) pada supir angkot ?
j. Apa saja peluang wirausaha bagi supir angkot ?

1.3. Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui apa itu kewirausahaan ?
b. Untuk mengetahui apa itu kesehatan dan keselamatan kerja ?
c. Untuk mengetahui apa itu tukang ojek ?
d. Untuk mengetahui apa saja faktor hazard pada tukang ojek ?
e. Untuk mengetahui apa saja alat pelindung diri (APD) pada tukang ojek ?
f. Untuk mengetahui apa saja peluang wirausahaan bagi tukang ojek ?
g. Untuk mengetahui apa itu angkot ?
h. Untuk mengetahui apa saja faktor hazard pada supir angkot ?
i. Untuk mengetahui apa saja alat pelindung diri (APD) pada supir angkot ?
j. Untuk mengetahui apa saja peluang wirausaha bagi supir angkot ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah sikap, jiwa, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu


yang baru yang sangat bemilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif,
berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya. Seseorang
yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah
dicapainya. Menurut Drs. Joko Untoro bahwa kewirausahaan adalah suatu
keberanian untuk melakukan upaya-upaya memenuhi kebutuhan hidup yang
dilakukan oleh seseorang, atas dasar kemampuan dengan cara manfaatkan segala
potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya
dan orang lain.

2.2. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Adalah suatu upaya untuk menciptakan
suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah mencapai
produktivitas setinggi-tingginya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari
ancaman bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya
cedera, penyakit, kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan. Pengertian
kegiatan K3 adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan manusia baik jasmani maupun rohani serta karya dan budayanya
yang tertuju pada kesejahteraan manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada

2
khususnya. Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan adanya
keselamatan kerja.

Tujuan dari K3:

a. Melindungi kesehatan, keamanan dan keselamatan dari tenaga kerja.


b. Meningkatkan efisiensi kerja.
c. Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2.3. Definisi Tukang Ojek


Definisi ojek adalah sepeda atau sepeda motor yang diojekkan
(ditambangkan) dengan cara memboncengkan penumpang atau penyewanya
untuk memperoleh (tambahan) nafkah (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
Pengembangan Bahasa, 1989). Ojek merupakan salah satu moda paratransit
yang beroperasi di Indonesia. Istilah paratransit berlaku untuk kendaraan
penumpang kecil yang beroperasi secara tak resmi dengan menarik ongkos, dan
melayani sejumlah tempat sebagai alternatif pelayanan angkutan bus biasa.
Ojek sepeda motor menjadi salah satu jenis pelayanan angkutan yang efektif
karena dapat digunakan setiap waktu , wilayah pelayanan yang cukup luas dan
biaya yang relatif murah. Ojek juga menjadi angkutan utama bagi mereka yang
tinggal di pinggir kota atau di wilayah pedesaan yang belum terlayani trayek
angkot. Selain itu ojek sepeda motor juga berfungsi sebagai kendaran
pengumpan bagi kendaraan umum lainnya dan didukung ukurannya kecil dan
sederhana ojek sepeda motor dapat lebih mencapai daerah-daerah yang
prasarana jalannya sulit ditempuh jenis alat transportasi formal lain dengan
pelayanan dari pintu ke pintu.

2.4. Faktor Hazard pada Tukang Ojek


Adapun faktor bahaya lingkungan kerja yang harus diperhatikan pada tukang
ojek di Jalan, diantaranya:
 Faktor Fisik
Suhu tubuh manusia yang kita dapat raba tidak hanya didapat dari
metabolisme, tetapi juga dipengaruhi oleh panas lingkungan. Makin tinggi
panas lingkungan, semakin besar pula pengaruhnya terhadap suhu tubuh.

3
Sebaliknya semakin rendah suhu lingkungan,makin banyak pula panas tubuh
akan hilang. Tukang ojek sering terpapar dengan suhu panas di sore hari,
sehingga beresiko untuk terjadi biang keringat dan dehidrasi, dan akhirnya
mengakibatkan kelelahan. Di pagi hari, tukang ojek sering mengalami
kedinginan dan menggigil sehingga beresiko untuk mengalami demam.

 Faktor Kimia:
Di jalanan merupakan tempat kenderaan untuk berlalu lintas dan menjadi
tempat yang subur untuk terjadinya polusi udara, dimana polusi ini disebabkan
akibat emisi dari penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama
kenderaan. Polusi dari asap yang dihasilkan oleh kenderaan berupa kandungan
karbon dioksida, karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen oksida, serta
partikel SPM, dimana zat- zat polutant tersebut bisa berdampak buruk terhadap
kesehatan serta lingkungan. Misalnya karbondioksida merupakan salah satu
satu penyebab terjadinya global warming.
Debu yang terdapat jalanan juga dapat menimbulkan polusi udara. Dalam
beberapa kasus, debu disertai asap kenderaan telah terbukti mampu memicu
timbulnya asma dan penyakit paru lain dalam jangka panjang. Selain itu, debu
tentunya akan membuat kulit menjadi kotor dan jika dibiarkan akan
menumpuk menjadi komedo pada wajah serta flek-flek hitam.

 Faktor Ergonomi
Posisi tubuh saat bekerja sangat berpengaruh pada tukang ojek. Rata-rata
pekerja tukang ojek agak menjongkok ketika mengemudi. Apabila terlalu
sering menjongkok dapat menyebabkan low back pain atau nyeri punggung
bawah. Low back pain adalah penyakit neurologis sebagai salah satu wujud
nyeri tulang belakang. Faktor resikonya adalah mengangkat beban berulang,
membungkuk, gerak berlebihan, dan menggunakan alat dengan getaran. Postur
statis misalnya dengan jongkok terlalu lama saat mengemudi ojek merupakan
faktor resiko utama.
Selain itu, tangan memegang ganggang sepeda juga bisa mengakibatkan
Carpal tunnel syndrom. Aktifitas kerja yang lebih sering menggunakan tangan

4
seperti pengendara sepeda motor, yang banyak melibatkan gerak fleksi wrist
yang terus menerus akan menyebabkan tekanan pada terowongan jaringan ikat
atau tulang rawan atau terjadinya deformitas suatu jaringan.

2.5. Alat Pelindung Diri (APD) pada Tukang Ojek

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri.Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :

 Helm

Berfungsi sebagai alat pelindung kepala pada saat mengemudi ojek dan terhindar
dari cuaca yang panas, trauma kepala seperti benda-benda keras, pukulan,
benturan kepala, dan melindungi kepala dari kotoran debu.

 Masker

Berfungsi sebagai alat pelindung hidung saat mengemudi ojek dan terhindar dari
asap jalan dan debu yang bertebangan.

 Sarung tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat mengemudi ojek dan terhindar
dari benda-benda tajam/ goresan, bahan-bahan kimia, benda-benda panas/ dingin
atau kontak arus listrik dan juga melindungi tangan dari terdedah kepada kotoran
udara seperti asap dan debu.

2.6. Definisi Angkot (Angkutan Kota)

Angkutan adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari suatu
tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang
menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki, atau mengirimkan barang dari
tempat asalnya ketempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan menggunakan

5
sarana angkutan berupakendaraan atau tanpa kendaraan (diangkut oleh orang).
Angkot adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau
bayar. Termasuk dalam pengertian Angkot penumpang adalah angkutan kota
(bus, minibus, dsb).
Tujuan utama keberadaan angkot penumpang adalah menyelenggarakan
pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi msyarakat. Ukuran pelayanan
yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah dan nyaman. Selain itu,
keberadaan angkot penumpang juga membuka lapangan kerja.

2.7. Faktor Hazard pada Supir Angkot


Pada umumnya faktor bahaya (hazard) yang dialami oleh supir angkot hampir
sama dengan faktor bahaya yang dialami oleh tukang ojek, yaitu :

 Faktor Ergonomi
Pada dasarnya, faktor ergonomi pada supir angkot ialah low back pain
(LBP). Low back pain (LBP) adalah nyeri pada punggung bagian bawah
yang dapat diakibatkan oleh berbagai sebab antara lain karena beban berat
yang menyebabkan otot-otot yang berperan dalam mempertahankan
keseimbangan seluruh tubuh mengalami luka atau iritasi pada diskus
intervertebralis dan penekanan diskus terhadap saraf yang keluar melalui
antar vertebra. Low back pain juga dianggap sebagai suatu sindroma nyeri
yang terjadi pada punggung bagian bawah dan merupakan work related
musculoskeletal disorders.
Pengemudi, diketahui memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami
LBP karena duduk yang terlalu lama dan vibrasi dari mesin kendaraan
bermotor. Selain itu, kondisi kabin kemudi yang sempit tidak
memungkinkan bagi pengemudi untuk menggerakkan anggota tubuhnya
secara leluasa, sehingga dalam waktu yang lama dengan kondisi duduk
statis dan mobilitas yang terbatas, akan mengakibatkan cedera dan
kekakuan pada sendi dan tulang belakang.

 Faktor Fisik

6
Faktor bahaya fisik yang dapat dialami oleh supir angkot adalah getaran.
Getaran mesin dapat menyebabkan kelelahan, letih, dan mati rasa pada supir
jika terpapar secara terus menerus atau berada pada intensitas yang lebih
besar.

 Faktor Kimia
Polusi adalah salah satu faktor bahaya kimia pada supir angkot. Polusi di
sebabkan oleh asap kendaraan dan debu yang dapat mengakibatkan masalah
pernapasan, pemicu asma, berkurangnya fungsi paru-paru, dan juga
menyebabkan penyakit paru-paru.

 Faktor Biologis
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari
sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein
dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam
yang terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang
menyebabkan infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi
dapat dibagi lagi menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi
biogenik.
Faktor bahaya biologi dapat menyerang supir (pekerja) melalui virus dan
bakteri yang ditinggalkan oleh para penumpang yang sebelumnya naik di
dalam mobil tersebut. Jamur juga bisa menjadi faktor bahaya biologi yang
dapat membahayakan supir (pekerja) disebabkan oleh kelembapan yang
terjadi dalam mobil dan juga tempat duduk yang sebagian besar berbahan
sofa.

2.8. Alat Pelindung Diri pada Supir Angkot


Safety Belt (Sabuk Pengaman)
Fungsi/kegunaan Safety Belt (sabuk pengaman) yaitu :

7
1. Menahan posisi duduk/badan ketika terjadi kecelakaan di jalan. Ketika
benturan terjadi, posisi duduk/badan kita tetap diposisisnya karena ditahan
oleh seat belt, jadi badan tidak bergerak kesana kemari.
2. Mengurangi resiko bahaya benturan dengan benda-benda yang ada dalm
kendaraan. Ketika kecelakaan di jalan, posisi badan kita akan mengikuti
arah benturan dari kecelakaan. Walaupun terjadi benturan dengan benda-
benda dalam kendaraan tapi tidak menimbulkan luka yang serius.
3. Menghalangi si pengendara terlempar dari dalam kendaraan saat terjadi
tabrakan. Dalam istilah disini, ketika terjadi kecelakaan adu tabrakan si
pengendara tidak akan terlempar keluar dari mobil karena terjadi benturan
antara kedua kendaraan yang sangat keras.
4. Membuat lebih nyaman ketika berkendara.

2.9. Kewirausahaan K3 pada Tukang Ojek dan Supir Mikro


Kewirausahaan K3 pada Tukang Ojek dan Supir Mikro adalah keduanya saling
bekerja sama dengan menteri perhubungan dan para petugas polisi untuk
menekan angka kecelakaan transportasi di jalan dengan cara membuat
spanduk/baliho dan poster-poster tentang penggunaan APD berkendara beserta
dengan pesan-pesan yang mengajak untuk berkendara dengan aman. Dengan
cara seperti ini dapat memberikan keuntungan bagi kedua pihak baik
pengendara dan polisi.
Membuka tempat cuci mobil/motor dan tempat cuci helm adalah peluang
usaha yang bisa menjadi keuntungan bagi pemilik dan pelanggan. Untuk
pemiliknya, wirausaha ini bisa mendapatkan keuntungan secara materi (uang)
sedangkan dari segi pelanggan keuntungannya yaitu terhindar dari faktor
bahaya biologis.

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kewirausahaan adalah sikap, jiwa, dan kemampuan untuk menciptakan


sesuatu yang baru yang sangat bemilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Adalah suatu upaya untuk
menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah
mencapai produktivitas setinggi-tingginya.

Tujuan dari K3:

a. Melindungi kesehatan, keamanan dan keselamatan dari tenaga kerja.


b. Meningkatkan efisiensi kerja.
c. Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Ojek adalah sepeda atau sepeda motor yang diojekkan (ditambangkan) dengan
cara memboncengkan penumpang atau penyewanya untuk memperoleh
(tambahan) nafkah

Faktor bahaya (Hazard) pada tukang ojek adalah :

 Faktor Fisik
Tukang ojek sering terpapar dengan suhu panas di sore hari, sehingga beresiko
untuk terjadi biang keringat dan dehidrasi, dan akhirnya mengakibatkan
kelelahan. Di pagi hari, tukang ojek sering mengalami kedinginan dan
menggigil sehingga beresiko untuk mengalami demam.
 Faktor Kimia:
Debu yang terdapat jalanan juga dapat menimbulkan polusi udara. Dalam
beberapa kasus, debu disertai asap kenderaan telah terbukti mampu memicu
timbulnya asma dan penyakit paru lain dalam jangka panjang.

 Faktor Ergonomi

9
Low back pain adalah penyakit neurologis sebagai salah satu wujud nyeri
tulang belakang. Faktor resikonya adalah mengangkat beban berulang,
membungkuk, gerak berlebihan, dan menggunakan alat dengan getaran.

Alat Pelindung Diri yang harus digunakan oleh tukang ojek adalah :

a. Helm
b. Masker
c. Sarung tangan

Faktor bahaya bagi supir angkot adalah :


 Faktor Ergonomi

Low back pain (LBP) adalah nyeri pada punggung bagian bawah yang
dapat diakibatkan oleh berbagai sebab antara lain karena beban berat yang
menyebabkan otot-otot yang berperan dalam mempertahankan keseimbangan
seluruh tubuh mengalami luka atau iritasi pada diskus intervertebralis dan
penekanan diskus terhadap saraf yang keluar melalui antar vertebra.

 Faktor Fisik

Getaran mesin dapat menyebabkan kelelahan, letih, dan mati rasa pada
supir jika terpapar secara terus menerus atau berada pada intensitas yang lebih
besar.
 Faktor Kimia

Polusi di sebabkan oleh asap kendaraan dan debu yang dapat


mengakibatkan masalah pernapasan, pemicu asma, berkurangnya fungsi paru-
paru, dan juga menyebabkan penyakit paru-paru.

Kewirausahaan K3 tukang ojek dan supir mikro


 Bekerja sama dengan petugas polisi dan kantor perhubungan dan transportasi
 Tempat Cuci Mobil/Motor

10
DAFTAR PUSTAKA

Aulia RG. Model Korset dengan Bahan Dasar Support Bambu untuk Mengurangi
Nyeri LBP pada Pengemudi Bus di Kota Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan
UMS; 2012.

Nadhirah, Nur Syazni. Faktor Bahaya Lingkungan Kerja pada Supir Ojek.
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makasar; 2014

Nousa Y. Hubungan Antara Umur, Lama Kerja dan Getaran dengan Keluhan
Sistem Muskuloskeletal pada Sopir Bus Trayek Manado – Langowan di Terminal
Karombasan Manado; 2013.

Samara D. Lama dan Sikap Duduk sebagai Faktor Risiko Terjadinya Nyeri
Pinggang Bawah. 2005;

Tarwaka. Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan Produktivitas.


Surakarta: Uniba Press; 2004.

11

Anda mungkin juga menyukai