Prediksi UKMPPD
51
Seorang pasien perempuan berusia 35 tahun, datang
dengan keluhan BAB cair, frekuensi 6x, berlendir, dan
berwarna putih seperti cucian air beras. Pemeriksaan
fisik: TD 120/80 mmHg, nadi 100 x/menit, napas
20x/menit, suhu 39,1°C. Pada pemeriksaan feses
ditemukan kuman batang gram negatif. Etiologi yang
menyebabkan keadaan tersebut adalah?
A. Escherichia coli
B. Shigella dysenteriae
C. Campylobacter jejuni
D. Vibrio cholera
E. Vibrio parahemolitikus
Pembahasan
• Seorang pasien perempuan berusia 35 tahun,
datang dengan keluhan BAB cair, frekuensi 6x,
berlendir, dan berwarna putih seperti cucian
air beras. Pemeriksaan fisik: TD 120/80
mmHg, nadi 100 x/menit, napas 20x/menit,
suhu 39,1°C. Pada pemeriksaan feses
ditemukan kuman batang gram negatif.
Etiologi yang menyebabkan keadaan tersebut
adalah?
Soal To The POIN
Terapi:
• Penentuan status dehidrasi lalu rehidrasi
• Antibiotik pilihan: doksisiklin, tetrasiklin, Trimethoprim
sulfamethoxazole, ciprofloxacin
Pilihan Lain
• Escherichia coli: diare yang paling umum,
tidak berupa air cucian beras
• Shigella dysenteriae: diare berdarah
• Campylobacter jejuni: nyeri perut, diare,
demam, malaise
• Vibrio parahemolitikus: diare disertai mual,
muntah, demam, keram perut
A. Escherichia coli
B. Shigella dysenteriae
C. Campylobacter jejuni
D. Vibrio cholera
E. Vibrio parahemolitikus
52
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke praktek
dokter dengan keluhan nyeri ulu hati yang berulang sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan disertai nyeri perut kanan bawah,
mual, dan demam yang hilang timbul. keluhan nyeri perut
kanan bawah terutama dirasakan bila berjalan atau ketika
tungkai bawah ditekuk. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
psoas sign (+). Apakah diagnosis yang paling mungkin
A. Ulkus peptikum
B. Appendisitis
C. Salfingitis
D. Gastritis
E. Kolitis
Pembahasan
• Perempuan 20 tahun
• Nyeri ulu hati yang berulang sejak 1 minggu yang
lalu
• Keluhan disertai nyeri perut kanan bawah, mual,
dan demam yang hilang timbul
• Keluhan nyeri perut kanan bawah terutama
dirasakan bila berjalan atau ketika tungkai bawah
ditekuk
• Psoas sign (+)
• Diagnosis?
Klasik, Apendisitis Akut
• Nyeri epigastirum diikuti mual, muntah, tidak mau makan
• Setelah itu nyeri pindah ke perut kanan bawah
• Semakin nyeri bila batuk atau bergerak
• Nyeri lepas pada titik McBurney
• Nyeri di kanan ketika sisi perut kiri bawah ditekan (Rovsing
Sign)
• Nyeri panggul kanan saat M illiopsoas diangkat ke belakang
(Psoas sign)
• Nyeri saat rotasi internal paha yang sedang fleksi
(Obturator sign)
• Demam ringan 37,7-38,3
• Leukositosis (walaupun normal tidak bisa mengeksklusikan
apendisitis)
Kocher's
(Kosher's) sign:
Nyeri berpindah
dari umbilikal ke
perut kanan
bawah
Apendisitis: Tanda Obturator dan Psoas
(nyeri : positif)
• Diagnosis?
Mysastenia Gravis
Gejala:
• Ptosis bilateral
• Disartria & Disfagia
• Wajah tanpa ekspresi
• Dropped-head syndrome
• Kelemahan ekstrimitas
• Kelemahan otot pernapasan
• Sistem imun menyerang reseptor asetilkolin
di neuromuscular junction gangguan
transmisi sinyal gejalanya adalah
kelemahan jika melakukan aktivitas terlalu
lama (mis: kelopak mata turun setelah lama
membaca)
Pilihan Lain
• GBS (Guillain-Barre Syndrome)
– Proses autoimun yang menyebabkan paralisis otot
bertahap dari ujung jari kaki, menjalar ke tungkai,
perut, dan seterusnya (ascending)
– Jika paralisis mencapai otot pernapasan dapat
menyebabkan kematian
• HNP (hernia nukleus pulposus)
– Terjepitnya saraf tulang belakang oleh nukleus
pulposus, biasanya karena sering mengangkat
barang berat atau riwayat jatuh terduduk
– Gejala: nyeri menjalar, kesemutan, kaku,
kelemahan, refleks turun, gangguan saraf otonom
Pilihan Lain
• Sklerosis multipel
– Demielinisasi saraf akibat autoimun yang menyerang
mielin saraf di seluruh tubuh.
– Gejala: kelemahan, baal, kesemutan, paresis, neuritis
retrobulbar, diplopia, dll
• Amiotropik lateralis sklerosis (ALS)
– Disebut juga motor neuron disease atau Lou Gehrig’s
disease menyerang Stephen Hawking
– Degenerasi saraf motorik pada otot volunter
– Penyebab tidak diketahui
– Gejala: kesemutan, kram otot, kelemahan, kejang, paresis,
sulit berbicara, dll
A. GBS
B. HNP
C. Miastenia Gravis
D. Sklerosis multipel
E. Amiotropik lateralis sklerosis
56
Pria 24 tahun, mengeluh mulut mencong ke kanan
sejak 2 hari lalu. Selain itu, mata kanan pasien juga
tidak bisa tertutup. Pada pemeriksaan, didapatkan
dahi kanan pasien tidak dapat dikerutkan. Diagnosis
kasus ini adalah ….
A. Bell’s palsy
B. Mielinosis sentral pontin
C. Tumor sudut serebelopontin
D. Stroke
E. Tumor pons
Pembahasan
• Pria 24 tahun
• Mulut mencong ke kanan sejak 2 hari lalu
• Mata kanan pasien juga tidak bisa tertutup
• Dahi kanan pasien tidak dapat dikerutkan
• Diagnosis?
Gejala Bells palsy
• Paralisis otot fasialis perifer
unilateral, dengan onset akut
(periode 48 jam)
• Nyeri auricular posterior atau
otalgia
• Hiperakusis ipsilateral
• Peningkatan produksi air mata
(epifora), yang diikuti
penurunan produksi air mata
sehingga mengakibatkan mata
kering (dry eye)
• Penurunan rasa pengecapan
pada lidah
Terapi
• Prednison 1 mg/kgBB atau 60 mg/hari selama
6 hari, lalu tapering off hingga 10 hari
• Asiklovir 5 x 400 mg PO selama 7 – 10 hari
(tidak wajib)
• Artificial eye drop
Pilihan Lain
• Mielinosis sentral pontin
– Kerusakan selaput mielin di daerah pons
– Gejala: tetraparesis spastik, disfagia, disatria,
hiponatremi berat, emosi labil
– Hiponatremi berat penurunan kesadaran,
kejang, sakit kepala
• Tumor sudut serebelopontin
– Gejala: kehilangan pendengaran, tinitus, vertigo,
sakit kepala, hipestesi wajah, diplopia
Pilihan Lain
• Stroke
– Terdapat 2 jenis stroke: iskemik dan hemoragik
– Gejala: paralisis satu sisi, bicara pelo, wajah
mencong, dll
• Tumor pons
– Gejala: gangguan gerakan bola mata, kelemahan
wajah, gangguan pendengaran, sulit menelan,
kelemahan ekstremitas, dll
57
Wanita 70 tahun, mengalami kelemahan tubuh sisi
kanan setelah bangun tidur. Selain itu, pasien juga
bicara pelo dan wajah mencong. Tidak ada riwayat
kejang, penurunan kesadaran, sakit kepala maupun
mual muntah. Diagnosis kasus ini adalah ....
A. Stroke infark
B. Stroke pendarahan
C. Syok hipovolemik
D. Hematoma serebral
E. Pendarahan epidural
Pembahasan
• Wanita 70 tahun
• Kelemahan tubuh sisi kanan setelah bangun
tidur
• Bicara pelo dan wajah mencong
• Tidak ada riwayat kejang, penurunan
kesadaran, sakit kepala maupun mual muntah
• Diagnosis?
Stroke
• Stroke = defisit neurologis fokal atau global akibat
faktor vaskular yang berlangsung >24 jam
• Transient ischemic attack (TIA): mirip stroke, tapi
gejala <24 jam
• Reversible ischemic neurological attack (RIND):
mirip stroke, tapi gejala hilang <72 jam
• Diagnosis?
Perdarahan Subarachnoid
• Pecahnya pembuluh darah di antara lapisan piamater dan
arachnoid. Biasanya karena pecahnya aneurisma.
• Gejala
– Nyeri kepala sangat berat yang disebut thunder clap
headache
– Pusing, nyeri orbita
– Diplopia, kehilangan penglihatan
– Muntah
– Tanda rangsang meningeal (kaku kuduk, brudzinski,
kernig, dan laseque)
– Hipertensi
Mengapa Bukan Meningitis Infeksi?
• Pada soal ini, yang ditekankan adalah tekanan darah
yang tinggi, sementara suhu pasien tetap rendah.
• Selain itu tidak ditekankan tanda-tanda infeksi
sebelumnya atau hasil lumbal pungsi.
• Mengapa perdarahan subarakhnoid bisa menimbulkan
kaku kuduk? Karena rongga subarakhnoid terhubung
dengan aliran cairan serebrospinal (CSF) sehingga
darah bercampur dengan CSF. Darah mengandung
banyak enzim yang mengiritasi lapisan meningeal
sehingga terjadi meningitis, namun bukan karena
infeksi.
Pilihan Lain
• Perdarahan intaserebral
– Gejala: penurunan kesadaran, muntah, sakit kepala,
kejang, gejala neurologis fokal
• Perdarahan epidural
– Pecahnya arteri meningea media
– Gejala: interval lucid, muntah proyektil
– CT scan: bikonveks
• Meningitis
– Peradangan selaput meningen otak yang ditandai
dengan tanda rangsang meningeal (+) dan lumbal pungsi
sebagai penunjang
A. Perdarahan intaserebral
B. Perdarahan epidural
C. Meningitis bakteri
D. Perdarahan subarachnoid
E. Meningitis viral
59
Anak laki-laki 15 tahun mengalami kejang 20 menit lalu.
Saat kejang, kepala pasien menengadah ke atas, mata
melotot, berkeringat, air liur keluar, dan seluruh tubuh
kelojotan. Kejang terjadi sekitar 2 menit. Setelah kejang,
pasien tidak sadar. Pasien memiliki riwayat epilepsi sejak
10 tahun yang lalu. Jenis kejang yang dialami pasien
adalah ....
A. Kejang umum tonik
B. Kejang umum petit mal
C. Kejang parsial sederhana
D. Kejang parsial kompleks
E. Kejang umum tonik-klonik
• Anak laki-laki 15 tahun
• Kejang 20 menit lalu. Saat kejang, kepala
pasien menengadah ke atas, mata melotot,
berkeringat, air liur keluar, dan seluruh tubuh
kelonjotan. Kejang terjadi sekitar 2 menit.
Setelah kejang, pasien tidak sadar
• Riwayat epilepsi sejak 10 tahun yang lalu
• Jenis kejang?
Klasifikasi Kejang
Kejang Fokal Kejang Umum (tidak sadar)
• Diagnosis?
Nyeri Kepala Primer
• Nyeri kepala primer:
– Tension Type Headache/TTH
– Migrain
• Klasik: dengan aura
• Common: tanpa aura
– Kluster
Tension Type Headache (TTH)
• Gejala
– Nyeri kepala difus, biasanya dari leher atau bahu
bagian belakang dan menjalar ke kepala belakang dan
depan
– Bersifat menekan/mengikat, tidak berdenyut
– Intensitasnya ringan atau sedang
– Tidak diperberat aktivitas
Tension Type Headache (TTH)
• Klasifikasi
– Episodik/infrequent 10 episode serangan, rata-
rata <1 hari/tahun (<12 hari/tahun)
– Kronis/frequent 10 episode serangan dalam 1-
15 hari/bulan selama min 3 bulan
TTH
• Terapi abortif (NSAID)
– Ibuprofen 200 – 800 mg/hari
– Aspirin 500 – 1000 mg/hari
– Asetaminofen (parasetamol) 1000 mg/hari
• Terapi profilaksis
– Antidepresan amitriptilin 30 – 75 mg/hari
Migrain
• Gejala
– Nyeri kepala unilateral
– Berdenyut atau seperti ditusuk-tusuk
– Intensitasnya sedang atau berat
– Diperberat aktivitas fisik
– Dapat disertai dengan:
• Mual dan muntah (bisa anoreksia)
• Fotofobia atau fonofobia (aura)
Terapi Migrain
• Terapi abortif:
– Spesifik : ergotamine 1-2mg/hari atau
sumatriptan tablet 50 -100 mg/hari
– Non-spesifik : NSAID (lihat bab TTH)
Migrain
• Terapi profilaksis
– Antidepresan amitriptilin 30 – 75 mg/hari
– Indikasi :
• Serangan berdampak buruk pada kehidupan sehari-
hari meskipun telah minum terapi abortif.
• Frekuensi sering
• Serangan nyeri kepala migraine lebih dari 3 hari per
bulan dengan pengobatan abortif tidak efektif
• Serangan nyeri kepala migraine lebih dari 8 kali
sehari meskipun pengobatan abortif efektif
• Serangan berulang >2x/minggu yang mengganggu
aktifitas
• Nyeri >48 jam
Kluster
• Gejala
– Nyeri hebat di orbita, supra orbita, temporal yang
unilateral
– Injeksi konjungtiva
– Lakrimasi ipsilateral
– Kongesti nasal, rhinorrhea ipsilateral
– Edema palpebral ipsilateral
– Dahi atau wajah berkeringat ipsilateral
– Miosis, ptosis ipsilateral
Kluster
• Terapi abortif:
– Oksigen (masker) 100% 7 liter/menit selama 15
menit
– Dihidroergitamin (DHE) 0,5 – 1,5 mg IV
– Sumatriptan injeksi subkutan 6 mg
• Terapi profilaksis
– Chalcium Channel Blocker, seperti Verapamil 120 –
160 mg/hari dibagi 3 hingga 4 dosis
A. Cluster type headache
B. Migrain tanpa aura
C. Migrain komplikasi
D. Migrain dengan aura
E. Tension type headache
61
Seorang wanita 55 tahun datang dengan keluhan
ekstremitas kanan lumpuh sejak 1 hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik menunjukkan mulut pasien tertarik
atau mencong ke kiri. Ketika dokter meminta untuk
mengangkat dahi, pasien tidak mampu melakukannya.
Dokter mendiagnosis pasien ini sebagai stroke. Nervus
kranial yang terkena adalah…
A. N. V kanan sentral
B. N. VII kanan perifer
C. N. VII kanan sentral
D. N. VII kiri sentral
E. N. VII kiri perifer
Pembahasan
• Pasien wanita 55 tahun dengan keluhan
utama kelumpuhan ekstrimitas.
• Selain itu, terdapat wajah mencong ke kiri
wajah bagian kanan lumpuh.
• Pasien tidak dapat mengangkat dahi
• Nervus kranialis yang lumpuh?
Nervus Kranialis VII
Faktor Host
• Faktor genetik
• Anatomi saluran napas
Faktor Exposure
• Merokok
• Status sosioekonomi
• Hipereaktivitas saluran napas
• Pekerjaan
• Polusi lingkungan
• Kejadian saat perinatal
• Infeksi bronkopulmoner rekuren, dsb.
97
Pemeriksaan Fisik
• Tanda-tanda hiperinflasi paru-paru: iga tampak
horizontal, barrel chest, dan abdomen menonjol keluar.
• Hemidiafragma mendatar
• Laju respirasi istirahat >20x/menit dan pola napas lebih
dangkal
• Letak hati lebih rendah sehingga lebih mudah dipalpasi
• Irama jantung di apeks lebih sulit didengar karena
adanya hiperinflasi paru-paru
• Bunyi jantung terdengar lebih keras di area xiphoideus
• Bisa ditemukan mengi
Klasifikasi PPOK
Baru
(Gold 2010) Temuan
Derajat I Gejala batuk kronik dan produksi sputum ada tetapi tidak sering. VEP1 / KVP < 70 %.
PPOK Ringan Pada derajat ini pasien sering tidak menyadari bahwa fungsi paru VEP1 80%
mulai menurun prediksi
Derajat II Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan kadang ditemukan VEP1 /KVP < 70 %
PPOK Sedang gejala batuk dan produksi sputum. Pada derajat ini biasanya 50% < VEP1 < 80%
pasien mulai memeriksakan kesehatannya prediksi
Derajat III Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah dan VEP1 /KVP < 70 %
PPOK Berat serangan eksaserbasi semakin sering dan berdampak pada 30% < VEP1 < 50%
kualitas hidup pasien prediksi
Derajat IV Gejala di atas ditambah tandatanda gagal napas atau gagal jantung VEP1/ KVP < 70 %
PPOK Sangat kanan dan ketergantungan oksigen. Pada derajat ini kulitas hidup VEP1< 30%
Berat pasien memburuk dan jika eksaserbasi dapat mengancam jiwa prediksi atau VEP1
< 50% prediksi
disertai gagal napas
kronik
Tatalaksana
DERAJAT II DERAJAT III
DERAJAT I DERAJAT IV
VEP1/KVP<70 % VEP1/KVP≤70 %
VEP1/KVP<70 % VEP1 VEP1/KVP<70 %
50%<VEP1<80% 30%≤VEP1≤50%
80% prediksi VEP1<30% prediksi
prediksi prediksi
• Berikan pengobatan rutin dengan satu atau lebih bronkodilator kerja lama
• Tambahkan rehabilitasi fisis
• Tambahkan
pemberian oksigen
jangka panjang jika
terjadi gagal napas
kronik
• Lakukan tindakan
operasi bila
diperlukan
A. Asma Bronchial Akut
B. PPOK
C. Efusi Pleura
D. TB Paru Aktif
E. Bronkiektasis
66
Laki-laki berusia 72 tahun datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan
sesak nafas sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit, disertai rasa
berdebar-debar dan melayang. Riwayat 10 hari yang lalu operasi
pembuluh darah pada tungkai kanan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tampak sakit berat, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 120
kali/menit, frekuensi napas 32 kali/menit dan suhu normal. Pada
pemeriksaan X-ray thorax didapatkan gambaran palla's sign (+),
westernmark sign (+) dan hampton's hump (+). Apa diagnosis yang
paling mungkin pada pasien ini?
A. Pneumothorax
B. Emboli paru
C. Gagal gantung
D. Efusi Pleura
E. DVT
Pembahasan
• Laki-laki, 72 tahun
• Sesak nafas 8 jam SMRS
• Berdebar-debar dan melayang
• Riwayat 10 hari yang lalu operasi pembuluh darah pada
tungkai kanan
• Pemeriksaan fisik sakit berat, takikardi, takipnue
• X-ray thorax palla's sign (+), westermark sign (+) dan
hampton's hump (+).
• Apa diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini?
Emboli Paru
• Emboli paru (EP) merupakan kondisi akibat tersumbatnya
arteri paru atau salah satu cabangnya dan dapat
menyebabkan kematian pada semua usia.
• EP disebabkan oleh embolisasi dari thrombosis vena dalam
ke arteri paru atau cabangnya (merupakan penyebab
tersering), emboli bisa akibat material selain bekuan darah
seperti udara, lemak, sel tumor, dan cairan amnion.
• Penyakit ini sering ditemukan dan sering disebabkan oleh
satu atau lebih bekuan darah dari bagian tubuh lain dan
tersangkut di paruparu; sering berasal dari vena dalam di
ekstremitas bawah, rongga perut, dan terkadang
ekstremitas atas atau jantung kanan
Diagnosis
• Perselubungan homogen
• Sudut costofrenikus yang
tumpul
• Meniscus sign
Terapi
• Torakosentesis:
mengambil cairan atau
darah
• WSD
A. Empiyema kanan
B. Pneumonia kanan
C. Efusi pleura kanan
D. Hematothoraks kanan
E. Pneumothoraks kanan
68
Laki-laki, usia 40 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
batuk selama 3 minggu tidak sembuh-sembuh. Batuk
berdahak warna kekuningan terkadang disertai darah. Tiga
tahun yang lalu sudah menjalani pengobatan untuk batuknya
dan sudah dinyatakan sembuh. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 kali/menit,
frekuensi napad 30x/menit, dan suhu afebris. Pemeriksaan
BTA hasil (-/+/+). Apa tatalaksana untuk pasien di atas?
A. 2HRZE/4HR
B. 2HRZE/4H3R3
C. 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
D. 2HRZ/4H3R3
E. 2HRZ/6HE
Pembahasan
• Laki-laki, usia 40 tahun
• Batuk selama 3 minggu berdahak warna
kekuningan terkadang disertai darah
• Riwayat pengobatan sembuh
• Pemeriksaan BTA hasil (-/+/+)
• Apa tatalaksana untuk pasien di atas?
• Diagnosis : TB paru kasus kambuh
Klasifikasi TB
• Berdasarkan riwayat pengobatan :
– Pasien baru TB : belum pernah atau sudah pernah menelan OAT
namun kurang dari 1 bulan (˂ dari 28 dosis)
– Pasien yang pernah diobati TB : sebelumnya pernah menelan
OAT selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28 dosis)
• Pasien ini selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan hasil pengobatan TB
terakhir :
• Pasien kambuh : pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap
dan saat ini didiagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis
atau klinis (baik karena benar-benar kambuh atau karena reinfeksi)
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal : pernah diobati dan
dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir.
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up):
pernah diobati dan dinyatakan lost to follow up putus berobat /default
• Lain-lain : pernah diobati namun hasil akhir pengobatan sebelumnya
tidak diketahui
– Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui
Tatalaksana TB
• Panduan OAT yang digunakan di Indonesia
(sesuai rekomendasi WHO dan ISTC) :
– Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3
– Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
– Kategori Anak : 2(HRZ)/4(HR) atau
2HRZA(S)/4-10HR
Tatalaksana TB
• Kategori 1 :
– Paduan obat kategori 1 untuk pasien baru :
• Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis
• Pasien TB paru terdiagnosis klinis
• Pasien TB ekstraparu
• Kategori 2 :
– Paduan obat kategori 1 untuk pasien BTA positif yang pernah
diobati sebelumnya :
• Pasien kambuh
• Pasien gagal pengobatan kategori 1
• Pasien yang diobati kembali setelah putus obat (lost to follow-up)
A. 2HRZE/4HR
B. 2HRZE/4H3R3
C. 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
D. 2HRZ/4H3R3
E. 2HRZ/6HE
69
Seorang bayi laki-laki, usia 9 bulan dibawa ibunya ke IGD
Rumah Sakit dengan keluhan sesak. Sesak dirasakan sudah
sejak 3 hari yang lalu, memberat sejak kemarin. Keluhan
disertai demam, mengi dan batuk grok-grok. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas 60 kali/menit,
nadi 100 kali/menit, suhu aksila 37,60C, pemeriksaan thorax
didapatkan retraksi subkosta, wheezing dan perkusi
hipersonor. Apa diagnosis bayi di atas?
A. Pneumonia
B. Bronkhitis
C. Bronkhiolitis akut
D. Asma Bronkhiale
E. Bronkopneumonia
Pembahasan
• Bayi laki-laki, 6 bulan
• Keluhan sesak, demam, mengi dan batuk
• Pemeriksaan fisik takipnea, febris, retraksi
subkosta, wheezing +/+, perkusi hipersonor
• Diagnosis?
Bronkhiolitis
• Bronkhiolitis adalah penyakit seasonal viral
menyebabkan inflamasi bronkhiolus yang ditandai
dengan adanya panas, pilek, batuk dan mengi.
• Sering pada usia di bawah 2 tahun Insiden
tertinggi umur 6 bulan
• Etiologi : Respiratory Syncytial Virus (RSV)
tersering, Rhinovirus, Adenovirus, Parainfluenza
virus, Enterovirus dan Influenzae virus
Diagnosis
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
Anamnesis
Usia <2 tahun
Mengi
Poor feeding
• Infeksi yang
menyerang
parenkim
paru
• Dewasa:
– demam
– sesak nafas
– batuk
Pneumonia Bakterial
Warna sputum dan patogen penyebabnya
• Streptococcus pneumoniae: Rust-colored (warna karat)
• Pseudomonas, Haemophilus, and pneumococcal species: hijau
• Klebsiella species pneumonia: Red currant-jelly
• Infeksi anaerobik: bau dan rasa tidak enak
• Kata Kunci
– H5N1 : Avian flu
– H1N1 : Swine flu
– Coronavirus: Flu unta
Cara Ingat
5
H5N1
Jenis Soal Lain
• Berpergian ke Timur Tengah Coronavirus
A. H1N1
B. H5N1
C. H1N5
D. Coronavirus
E. HIV
78
Laki-laki berusia 65 tahun datang ke IGD dengan sesak
nafas. Keluarga mengatakan pasien mengalami sesak
setelah disuapi makanan dan tersedak. Pemeriksaan tanda
vital pasien berupa tampak sesak, tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 100 kali/menit, nafas 28 kali/menit, suhu
37oC. Auskultasi pada pasien didapatkan ronki di kedua
lapangan paru. Apa diagnosis pasien tersebut?
A. Aspirasi benda asing
B. Pneumonia atipikal
C. Pneumonia aspirasi
D. Pneumonia komunitas
E. Pneumonia nosokomial
Pembahasan
• Laki-laki 65 tahun sesak nafas
• Riwayat tersedak saat disuapin
• Tanda vital dalam batas normal
• Terdapat ronkhi di kedua lapang paru
• Diagnosis?
Pneumonia Aspirasi
• Pneumonia adalah
suatu inflamasi yang
terjadi pada parenkim
paru yang dapat
diakibatkan oleh
infeksi atau non infeksi
• Contoh pneumonia non
infeksi adalah
pneumonia aspirasi
• Soal lain biasanya pada
pasien yang stroke
dengan faktor risiko
mudah tersedak.
Pneumonia Aspirasi
• Aspirasi adalah suatu kondisi dimana konten
dari GI tract masuk ke dalam saluran nafas
• Pneumonia aspirasi disebabkan oleh bakteri
yang berada di orofaring yang masuk ke paru
bersama dengan makanan misalnya sehingga
menimbulkan inflamasi
• Aspirasi tidak selalu menghasilkan pneumonia
aspirasi, contoh:
– Mendelson syndrome : Tertelan asam lambung
– Pneumonia lipoid: Tertelan minyak
Mengapa pada pasien ini bukan
aspirasi benda asing?
• Aspirasi benda asing merupakan salah satu
etiologi terjadinya pneumonia aspirasi
• Beberapa klinisi akan menggabungkan
pneumonia aspirasi akibat bakteri dengan
akibat aspirasi benda asing
• Pada pasien ini sudah didapatkan ronkhi
sudah pasti ada inflamasi di dalam paru
A. Aspirasi benda asing
B. Pneumonia atipikal
C. Pneumonia aspirasi
D. Pneumonia komuniti
E. Pneumonia nosokomial
79
Laki-laki 56 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan batuk
sudah 3 bulan ini. Keluhan disertai penurunan berat badan drastis
dalam waktu 1 bulan terakhir. Pasien merokok sejak umur 25
tahun. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
110/70mmHg, nafas 28 kali/menit, nadi 100 kali/menit. Pada
perkusi ditemukan pekak pada basal paru kanan. Auskultasi ronkhi
basah kasar. Pemeriksaan radiologis dijumpai massa intermediate
paru kanan. Apakah pemeriksaan baku emas untuk menegakkan
diagnosa pasien tersebut?
A. PET-Scan
B. Bronkoskopi
C. Histopatologi
D. Tumor marker
E. Sitologi sputum
Pembahasan
• Laki-laki, 56 tahun
• Batuk 3 bulan
• Penurunan berat badan drastis dalam 1
bulan terakhir
• Perkusi: Pekak pada dasar paru
• Auskultasi: ronkhi basah kasar
• Rontgen: massa intermediate di paru kanan
• Baku emas pemeriksaan?
Kanker Paru
• Yang perlu diingat adalah
mengapa hasil pemeriksaan
fisik dapat demikian
– Ketika ada massa padat di
paru penghantaran suara
oleh vocal fremitus menjadi
lebih baik (media padat)
– Massa di paru juga
menghambat pengembangan
jaringan paru sendiri suara
nafas berkurang
• Ingat lagi bahwa ada gejala
khas dari kanker paru
batuk darah atau sesak nafas
• Lihat usia juga!
Apa Gold Standard?
• Sebenarnya seluruh kanker memiliki gold
standard biopsi yang dinilai melalui
histopatologi.
• Skrining dan metode diagnosis lainnya
menggantikan sementara biopsy karena
terlalu invasif.
• Jadi gold standard yang digunakan
adalah histopatologi
A. PET-Scan
B. Bronkoskopi
C. Histopatologi
D. Tumor marker
E. Sitologi sputum
80
Laki-laki 50 tahun tidak sadarkan diri, diantar keluarganya ke
IGD. Pada pemeriksaan, nadi karotis tidak teraba. Tatalaksana
kasus ini adalah...
A. Adenosin 6 mg
B. Epinefrin 0,1 mg
C. Defibrilasi monofasik 360 J
D. Defibrilasi monofasik 200 J
E. Kardioversi 150 J
Pembahasan
• Laki-laki 50 tahun
• Tidak sadarkan diri
• Nadi karotis tidak teraba
• EKG: VF
• Tatalaksana?
ALGORITMA PERKI
Pilihan Lain
• Adenosin 6 mg
– Untuk takikardi
• Epinefrin 0,1 mg
– Dosis epinefrin pada henti jantung adalah 1 mg
• Defibrilasi monofasik 200 J
– Defibrilasi monofasik 360 J
– Defibrilasi bifasik 120-200 J
• Kardioversi 150 J
– Dapat digunakan untuk SVT
A. Adenosin 6 mg
B. Epinefrin 0,1 mg
C. Defibrilasi monofasik 360 J
D. Defibrilasi monofasik 200 J
E. Kardioversi 150 J
81
Pria 60 tahun datang ke IGD karena sesak sejak 1 jam lalu.
Sebelumnya, pasien sesak jika berjalan jauh atau
beraktivitas berat. Pada pemeriksaan, ditemukan tekanan
vena jugularis meningkat, ronkhi di basal kedua paru, dan
edema tungkai. Terapi awal yang diberikan adalah ....
A. ISDN
B. Morfin
C. Aspirin
D. ACE-inhibitor
E. Diuretik
Pembahasan
• Pria 60 tahun
• Sesak sejak 1 jam lalu
• Sebelumnya pasien sesak jika berjalan jauh
atau beraktivitas berat
• PF: JVP meningkat, ronkhi di basal kedua paru,
dan edema tungkai
• Tatalaksana awal?
Gagal Jantung
Akut atau acute
decompensated
heart failure
(ADHF)
(PERKI 2015)
Edema
Paru Akut
(PERKI
2015)
A. ISDN
B. Morfin
C. Aspirin
D. ACE-inhibitor
E. Diuretik
82
Pria 60 tahun dibawa ke UGD karena tidak sadar. Pasien
memiliki tekanan darah tinggi dan mengonsumsi
antihipertensi. Pasien juga mengonsumsi ISDN. Pada
pemeriksaan, didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg.
Obat apakah yang dapat menyebabkan hipotensi?
A. ISDN + bisoprolol
B. ISDN + dopamin
C. ISDN + digoksin
D. ISDN + epinefrin
E. ISDN + dobutamin
Pembahasan
• Pria 60 tahun
• Tidak sadar
• Memiliki tekanan darah tinggi dan
mengonsumsi antihipertensi
• Pasien juga mengonsumsi ISDN
• TD 80/50 mmHg
• Diagnosis?
Definisi Gagal Jantung berdasarkan
PERKI
Framingham Criteria
(2 mayor ATAU 1 mayor+1 minor)
Kriteria Mayor Kriteria Minor
• Sesak napas tiba-tiba pada • Edema ekstremitas
malam hari (paroxysmal • Batuk malam
nocturnal dyspneu)
• Distensi vena-vena leher
• Dyspneu d’effort (sesak
ketika beraktifitas)
• Peningkatan tekanan vena
jugularis • Hepatomegali
• Ronki basah basal • Efusi pleura
• Kardiomegali • Penurunan kapasitas vital
• Edema paru akut paru sepertiga dari normal
• Gallop (S3) • Takikardi >120 kali per
• Refluks hepatojugular positif menit
Tanda dan Gejala
Gagal Jantung
berdasarkan
PERKI
Skema
Diagnosis
Gagal Jantung
Pilihan Lain
• LVH
– Sokolow-Lyon: S di V1/V2 + R di V5/V6 >35 mm
– R di aVL >11 mm
• RVH
– Rasio R/S di V1 >1 atau di V5/V6 <1
– R di V1 >7 mm
– R di V1 + S di V5/6 >10,5 mm
• Diagnosis?
Penyakit Jantung Bawaan
A. ASD
B. VSD
C. Tetralogy of Fallot
D. PDA
E. Coarcatio aorta
85
Pria 35 tahun mengeluh nyeri dada sejak 1 minggu lalu.
Pasien juga mengeluhkan nyeri sendi yang berpindah.
Sebulan yang lalu, pasien mengalami batuk berdahak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80
mmHg, nadi 120 x/menit, napas 22 x/menit, dan murmur
pansistolik di apeks. Pemeriksaan ASTO (+). Kelainan pada
kasus ini adalah ....
A. Stenosis mitral
B. Regurgitasi mitral
C. Stenosis trikuspid
D. Regurgitasi trikuspid
E. Stenosis aorta
Pembahasan
• Pria 35 tahun
• Nyeri dada sejak 1 minggu lalu
• Nyeri sendi yang berpindah
• Sebulan yang lalu, batuk berdahak
• PF: TD 30/80 mmHg, nadi 120x/menit, napas
22x/menit, dan murmur pansistolik di apeks
• Pemeriksaan ASTO (+)
• Kelainan?
Kriteria JONES
Cara Menghafal Kriteria JONES
• J Joint involvement (poliathritis)
• O Ooo.. Myocard (carditis)
• N Nodul subkutan
• E Eritema marginatum
• S Sidenham Chorea
Diskusi
• Pada penyakit jantung reumatik, dapat terjadi
stenosis atau regurgitasi pada katup mitral. Katup
aorta juga dapat terkena tetapi lebih jarang,
sementara keterlibatan katup trikuspid dan
pulmonal sangat jarang.
• Murmur di soal adalah pansistolik (disebut juga
holosistolik) yang berarti murmur terdengar di
sepanjang fase sistolik (pan = seluruh). Berarti
terjadi kebocoran katup, yaitu regurgitasi.
• Katup yang berada di apeks jantung adalah
mitral.
A. Stenosis mitral
B. Regurgitasi mitral
C. Stenosis trikuspid
D. Regurgitasi trikuspid
E. Stenosis aorta
86
Seorang wanita berusia 55 tahun datang ke Puskesmas
untuk pemeriksaan berkala gula darah. Pasien sudah
menderita diabetes mellitus selama bertahun-tahun.
Tanda vital didapatkan tekanan darah 150/100 mmHg,
nadi 88 kali/menit, nafas 18 kali/menit, suhu 36,5°C.
Apakah obat antihipertensi yang paling tepat?
A. Amlodipin
B. Bisoprolol
C. Hidroklorotiazid
D. Captopril
E. Spironolakton
Pembahasan
• Wanita 55 tahun dengan DM
• TD 150/100 mmHg
• VF
EKG
• SVT
• Atrial flutter
• AF
A. Ventrikel takikardi
B. Ventrikel fibrilasi
C. Atrial fibrilasi
D. Atrial flutter
E. Torsade de Point
89
Seorang wanita membawa bayi berusia 9 bulan untuk
konsultasi kelainan jantung. Melalui anamnesis, diketahui
bahwa bibir bayi sering kebiruan saat menangis.
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya murmur, lain-lain
dalam batas normal. Hasil foto rontgen ditemukan
gambaran seperti di bawah ini. Kelainan kongenital yang
mungkin pada pasien ini adalah...
A. Patent ductus arteriosus
B. Tetralogi of Fallot
C. Atrial septal defect
D. Ventricular septal defect
E. Transposisi arteri besar
Pembahasan
• Bayi 9 bulan konsultasi kelainan jantung
• Biru saat menangis
• Rontgen berbentuk sepatu boot
• Diagnosis?
Baca POINOLOGI
Pembahasan
• Dengan melihat grafik POINOLOGI di atas
pasien ToF
• Pasien ToF memiliki gambaran jantung
pada foto rontgen seperti sepatu boot
karena ada hipertrofi ventrikel kanan
A. Patent ductus arteriosus
B. Tetralogi of Fallot
C. Atrial septal defect
D. Ventricular septal defect
E. Transposisi arteri besar
90
Seorang pria 47 tahun dating dengan keluhan jantung
berdebar disertai keringat dingin. Riwayat hipertensi
tidak ada. Pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah
140/80 dan pemeriksaan lain-lain dalam batas normal.
Pemeriksaan EKG di gambar bawah. Apa diagnosisnya?
A. AV Block derajat 2 mobitz 1
B. AV Block derajat 1
C. AV Block derajat 2 mobitz 2
D. AV Block derajat 3
E. Ventrikel ekstrasistol
Derajat AV Block
• 1 jarak PR memanjang dan regular
• 2 mobitz 1 jarak PR semakin lama semakin
memanjang hingga P tidak lagi diikuti oleh QRS
• 2 mobitz 2 jarak PR masih regular dan
sesekali P tidak lagi diikuti oleh QRS
• 3 P dan QRS tidak bekerja berkesinambungan
dan sesuka hati keluar yang mana dulu
A. AV Block derajat 2 mobitz 1
B. AV Block derajat 1
C. AV Block derajat 2 mobitz 2
D. AV Block derajat 3
E. Ventrikel ekstrasistol
91
Seorang pria 65 tahun dengan keluhan nyeri dada sebelah
kiri, nyeri menjalar sampai ke bahu dan lengan. Keluhan
memberat jika beraktivitas dan membaik jika istirahat.
Pasien mempunyai penyakit hipertensi dan DM sejak 8
tahun yang lalu dan tidak teratur minum obat. Pasien
memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus per hari.
Pemeriksaan tanda vital dan EKG dalam batas normal.
Pemeriksaan penunjang apa yang harus dilakukan?
A. Enzim jantung
B. Foto rontgen thoraks
C. Ekhokardiogram
D. Treadmill test
E. EKG saat istirahat
Pembahasan
• Pasien nyeri dada kiri menjalar hingga bahu
dan lengan
• Membaik saat istirahat
• Terdapat riwayat HT dan DM, tidak teratur
• Riwayat merokok
• EKG normal
• Pemeriksaan penunjang?
Baca POINOLOGI!
Jadi gimana?
• Ketika kita mendapatkan soal tentang nyeri dada
lihat dulu apakah khas kardiak atau tidak. Pada soal
ini sangat khas kardiak nyeri di dada kiri yang
menjalar hingga ke lengan.
• Angina pektoris akan menandakan ACS atau stable
angina pektors
• Pada soal ini nyeri yang dirasakan hanya saat
aktivitas fisik dan berkurang saat istirahat stable
• Stable angina diperiksa lanjutan dengan treadmill
test atau stressed EKG
A. Enzim jantung
B. Foto rontgen thoraks
C. Ekhokardiogram
D. Treadmill test
E. EKG saat istirahat
92
Laki-laki berusia 35 tahun dengan riwayat penyakit ginjal
terminal datang dalam kondisi sinkop. Pasien tidak
mengeluhkan nyeri dada atau sesak. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan simino di lengan kiri. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan kreatinin 14 mg/dL, nitrogen
urea 88 mg/dL dan kalium 8,8 mEq/L. Pada pemeriskaan
EKG didapatkan adanya ST depresi. Tatalaksana yang
sesuai untuk pasien ini adalah…
A. Kalsium glukonat intravena
B. Dekstrosa dan insulin intravena
C. Furosemide intravena
D. Natrium bikarbonat intravena
E. Kayexalat rektal
Pembahasan
• Laki-laki 35 tahun dating dengan sinkop
• Memiliki CKD stage V dan ditandai adanya
simino
• Didapatkan pemeriksaan lab kalium 8,8
mEq/L
• Tatalaksana?
Tatalaksana
Hyperkalaemia
Gampangnya untuk Hiperkalemi!
• Jika Kalium antara 5 hingga 6, masukkin
Calcium 4 x 15 gram/hari per oral
• Jika kalium lebih dari 6 dan ada EKG seperti
T tinggi, QRS lebar, bradikardi, VT, dan ST
depresi kalsium glukonat 10% 30 mL IV
atau kalsium klorida 10% 10 mL IV
• Jika kalium lebih dari 6 dan tidak ada hasil
EKG seperti di atas glukosa 50% 50mL
ditambah dengan insulin 10 unit
A. Kalsium glukonat intravena
B. Dekstrosa dan insulin intravena
C. Furosemide intravena
D. Natrium bikarbonat intravena
E. Kayexalat rektal
93
Pasien perempuan, 33 tahun, datang dengan keluhan berdebar-debar. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan nadi 159 kali/menit dan hasil EKG seperti
berikut:
Apa penanganan awal yang tepat?
A. Injeksi amiodaron
B. Injeksi sulfas atropine
C. Injeksi adenosine
D. Manuver vagal
E. Injeksi epinefrin
Pembahasan
• Perempuan 33 tahun datang dengan
berdebar-debar
• Nadi 159 kali/menit
• EKG tergambar
• Tatalaksana?
Tachycardia Algorithm.
Lini 2
• Kina 3x10 mg/kgBB (7 hari) + Doksisiklin 2x1,1-1,625
mg/kgBB (7 hari) ATAU
• Tetrasiklin 4x1 mg/kgBB (7 hari) + Primakuin (1 hari)
• Pada ibu hamil dan anak kecil, doksisiklin atan tetrasiklin
diganti dengan klindamisin 2x5 mg/kgBB
Terapi Vivaks dan Ovale
Lini 1
• ACT (3 hari) + Primakuin 0,25 mg/kgBB (14 hari) ATAU
• Klorokuin 25 mg/kgBB (3 hari) + Primakuin
Lini 2
• Kina 3x10 mg/kgBB (7 hari) + Primakuin (14 hari)
Terapi Malariae
Lini 1
• ACT (3 hari) ATAU
• Klorokuin 25 mg/kgBB (3 hari)
Terapi Malaria Berat
• Artesunat IV 2,4 mg/kgBB pada jam ke- 0, 12,
24, kemudian tiap 24 jam
• Untuk ibu hamil trimester 1 = kina (IV)
A. ACT (3 hari) + primakuin (14 hari)
B. ACT (3 hari) + primakuin (1 hari)
C. Kina (7 hari) + doksisiklin (7 hari)
D. Klorokuin (3 hari)
E. ACT (3 hari) + primakuin (3 hari)
96
Anak laki-laki, 8 tahun mengeluh gusi sering berdarah.
Pasien juga merasa semakin lemas dan malas
beraktivitas. Pada pemeriksaan, konjungtiva anemis dan
perut buncit. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 6,1,
leukosit 40.000, trombosit 80.000. Pemeriksaan
penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis
adalah...
A. Kadar faktor VIII
B. Kadar faktor von willebrand
C. Elektroforesis Hb
D. Apusan darah tebal dan tipis
E. Biopsi sumsum tulang
Pembahasan
• Anak laki-laki, 8 tahun
• Gusi sering berdarah
• Semakin lemas dan malas beraktivitas
• Konjungtiva anemis dan perut buncit. Hasil
• Hb 6,1, leukosit 40.000, trombosit 80.000
• Pemeriksaan penunjang untuk diagnosis?
Gejala Leukimia
Klasifikasi Berdasarkan Diferensiasi
• http://saripediatri.idai.or.id/abstrak.asp?q=727
A. Trombosit 10 pack
B. Koloid
C. Kristaloid
D. Vasopresor
E. Whole blood
98
Laki-laki, 18 tahun mengeluh nyeri dan bengkak pada lutut sejak 3 hari
lalu. Sebelumnya pasien terjatuh saat main basket. Sejak kecil, pasien
sering mengalami nyeri di sendi lutut dan muncul lebam-lebam jika
kena benturan. Riwayat serupa juga dialami adik kandung. Pada
pemeriksaan, tampak sendi lutut kanan hiperemis , edema, dan
terdapat nyeri tekan. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
jumlah trombosit normal, bleeding time normal, clothing time normal,
PPT normal, namun aPTT memanjang. Diagnosis kasus ini adalah ...
A. ITP
B. DIC
C. Hemofilia
D. Anemia defisiensi besi
E. Talasemia
Pembahasan
• Laki-laki, 18 tahun
• Nyeri dan bengkak pada lutut sejak 3 hari
• Sebelumnya pasien terjatuh saat main basket
• Sejak kecil, sering nyeri sendi lutut dan lebam-lebam
jika kena benturan
• Riwayat serupa pada adik kandung
• Sendi lutut kanan hiperemis , edema, dan terdapat
nyeri tekan
• Lab: jumlah trombosit normal, bleeding time normal,
clothing time normal, PPT normal aPTT memanjang.
• Diagnosis?
Gejala Hemofilia
• Pada anak laki-laki (X-linked)
• Perdarahan yang sempat berhenti, kemudian berdarah
lagi
• Memar akibat trauma minor (memar di lutut saat
merangkak)
• Riwayat serupa di keluarga
• Laboratorium
– HANYA aPTT yang memanjang
Klasifikasi
• Hemofilia A (def. Faktor VIII) prevalensi lebih sering
– Konsentrat faktor VIII (pilihan1)
– Cryopresipitat (pilihan 2)
– FFP (pilihan 3)
• DIC
– Kegagalan pengontrolan koagulasi sehingga terjadi
trombus dan perdarahan secara bersamaan dan
Pilihan Lain
• Anemia defisiensi besi
– SI ↓, TIBC ↑, Feritin ↓
– Koilonikia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, pica
– Sel pensil
• Talasemia
– Elektroforesis: HbA2↑
– Organomegali, ikterik, facies cooley
– Sel target
A. ITP
B. DIC
C. Hemofilia
D. Anemia defisiensi besi
E. Talasemia
99
Seorang perempuan, usia 27 tahun datang ke praktek
dokter dengan keluhan pusing dan badan lemas. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam
batas normal dan konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan hasil Hb 8 mg/dl, LED 24 mm/jam,
MCV 78 fl, MCHC normal. Jika dilakukan pemeriksaan
hapusan darah tepi, gambaran apa yang ditemukan?
A. Anemia normokrom normositer
B. Anemia hipokrom mikrositer
C. Anemia normokrom mikrositer
D. Anemia hiperkrom makrositer
E. Anemia normokrom makrositer
Pembahasan
• Perempuan, 27 tahun
• Pusing dan badan lemas
• Pemeriksaan fisik konjungtiva anemis
• Pemeriksaan penunjang
– Hb 8 mg/dl
– LED 24 mm/jam
– MCV 78 fl turun
– MCHC normal.
• Pemeriksaan hapusan darah tepi?
Pengukuran Eritrosit
• Kadar Hemoglobin
– Metoda cyanmethemoglobin dengan teknik kolorimetri dan spektrofotometri
– Dewasa :
• Pria : 13 – 18 gr/dl
• Wanita : 12 – 16 gr/dl
• Jumlah Sel Eritrosit
– Hitung manual atau automatik, automatik > teliti
– Dewasa :
• Pria : 4,4 – 5,9 juta/cmm
• Wanita : 3,8 – 5,2 juta/cmm
Pengukuran Eritrosit
• Hematokrit
– Proporsi volume sel darah yang mengendap setelah disentrifus dengan
kecepatan tertentu dalam tabung Wintrobe
– Dewasa :
• Pria : 40 –48%
• wanita : 37-43%
Indeks Eritrosit
• Mean Corpuscular Volume (MCV)
– Volume rata-rata eritrosit
𝐻𝑐𝑡
– 𝑀𝐶𝑉 = × 10 (fl)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑟𝑖𝑡𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡 (𝑗𝑢𝑡𝑎)
– Nilai normal : 80 –94 fl