Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi merupakan suatu bentuk usaha yang bercirikan kebersamaan atau berasaskan
kekeluargaan. Di Indonesia koperasi bergerak di berbagai bidang untuk tercapainya
kesejahteraan masyarakat, salah satunya di bidang pertanian. Mengingat sebagian besar
penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani maka salah satu jenis koperasi yang
cukup menonjol adalah Koperasi Unit Desa.
Sistem Informasi Manajemen merupakan salah satu bidang yang dibutuhkan dalam suatu
organisasi termasuk koperasi. Dalam menjalankan roda organisasi diperlukan suatu sistem yang
mengatur jalannya informasi karena dengan berkomunikasi maka segala sesuatu menjadi jelas.
Koperasi yang mempunyai banyak stakeholders juga tentunya membutuhkan Sistem Informasi
Manajemen sebagai sarana komunikasi antar stakeholders tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana mentaati sendi-sendi dasar koperasi?
1.2.2 Apa saja tipe-tipe pengawasan koperasi?
1.2.3 Bagaimana metode pengawasan koperasi?
1.2.4 Apa itu manajemen koperasi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami bagaimana sendi-sendi dasar koperasi.
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami tipe-tipe pengawasan koperasi.
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami metode pengawasan koperasi.
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami manajemen koperasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mentaati sendi-sendi dasar koperasi


Menurut sejarah koperasi, sendi-sendi dasar koperasi mulanya dirumuskan oleh kaum
buruh di inggris yang mendirikan koperasi Rochdale. Yang kemudian dikenal dengan “ sendi-
sendi dasar rochdale”.
Sendi-sendi dasar koperasi di Indonesia juga dilandaskan pada kondisi nyata yang
bersifat umum terjadi di Indonesia, yaitu : azas kekeluargaan dan gotong royong. Menurut UU
No.12 Tahun 1967,sendi – sendi dasar koperasi adalah:
 Sifat keanggotaannya suka rela dan terbuka untuk setiap warga Negara Indonesia
 rapat angota meruapakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan dalam pencerminan
koperasi
 Pembagian SHU di atur menurut jasa masing-masing anggota
 adanya pembatasan bunga atas modal
 Pengembangan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada anggotanya
 Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka
 Swadaya,swakarta dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar percaya pada diri
sendiri.

2.2 Tipe pengawasan dari metode penelitian

Dalam pengawasan terdapat beberapa tipe pengawasan. Fungsi pengawasan dapat dibagi
dalam tiga macam tipe, atas dasar fokus aktivitas pengawasan, antara lain:

 Pengawasan Pendahuluan (preliminary control).


 Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
 Pengawasan Feed Back (feed back control)

2
a. Pengawasan Pendahuluan (preliminary contro)

Prosedur-prosedur pengawasan pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna


memperbesar kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibandingkan
dengan hasil-hasil yang direncanakan.

Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka kebijaksanaankebijaksanaan merupakan


pedoman-pedoman untuk tindakan masa mendatang. Tetapi, walaupun demikian penting untuk
membedakan tindakan menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan dan tindakan
mengimplementasikannya.

Merumuskan kebijakan-kebijakan termasuk dalam fungsi perencanaan sedangkan


tndakan mengimplementasi kebijaksanaan merupakan bagian dari fungsi pengawasan.

Pengawasan pendahuluan meliputi:

1. Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia.


2. Pengawasan pendahuluan bahan-bahan.
3. Pengawasan pendahuluan modal
4. Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya finansial

b. Pengawasan Pada Waktu Kerja Berlangsung (concurrent control)

Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor yang


mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka.

Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka berupaya


untuk:

1. Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode-metode serta


prosedur-prsedur yang tepat.
2. Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Proses memberikan pengarahan bukan saja meliputi cara dengan apa petunjuk-petunjuk
dikomunikasikan tetapi ia meliputi juga sikap orang-orang yang memberikan penyerahan.

c. Pengawasan Feed Back (feed back control)

3
Sifat khas dari metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa
dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk mengoreksi tindakan-
tindakan masa mendatang.

Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan yaitu:

1. Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)


2. Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis).
3. Pengawasan Kualitas (Quality Control)
4. Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)

2.3 Metode Pengawasan

Secara garis besar pengawasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode pengawasan
kualitatif dan metode pengawasan kuantitatif. Pengawasan kualitatif dilakukan oleh manajer
untuk menjaga performance organisasi secara keseluruhan, sikap serta performance karyawan.
Metode pengawasan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data, biasanya digunakan untuk
mengawasi kuantitas maupun kualitas produk. Ada beberapa cara yang biasa digunakan untuk
mengadakan pengawasan kuantitatif, antara lain: dengan menggunakan anggaran, mengadakan
auditing, analisis break even, analisis rasio dan sebagainya.

2.4 Manajemen Koperasi

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan,


usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Koperasi seperti halnya organisasi yang lain membutuhkan manajemen yang baik agar
tujuan koperasi tercapai dengan efisien. Hal yang membedakan manajemen koperasi dengan
manajemen umum adalah terletak pada unsur-unsur manajemen koperasi yaitu rapat anggota,
pengurus, dan pengawas. Adapun tugas masing-masing dapat diperinci sebagai berikut : Rapat
anggota bertugas untuk menetapkan anggaran dasar, membuat kebijaksanaan umum,
mengangkat/memberhentikan pengurus dan pengawas. Pengurus koperasi bertugas memimpin
koperasi dan usaha koperasi sedangkan Pengawas tugasnya mengawasi jalannya koperasi.

4
Untuk koperasi yang unit usahanya banyak dan luas, pengurus dimungkinkan mengangkat
manajer dan karyawan. Manajer atau karyawan tidak harus anggota koperasi dan seyogyanya
memang diambil dari luar koperasi supaya pengawasannya lebih mudah. Mereka bekerja karena
ditugasi oleh pengurus, maka mereka juga bertanggung jawab kepada pengurus.

Proses Perencanaan dalam Koperasi

1. Organisasi koperasi sama dengan organisasi yang lain, perlu dikelola dengan baik agar
dapat mencapai tujuan akhir seefektif mungkin.
2. Fungsi perencanaan merupakan fungsi manajemen yang sangat penting karena
merupakan dasar bagi fungsi manajemen yang lain. Agar tujuan akhir koperasi dapat
dicapai maka koperasi harus membuat rencana yang baik, dengan melalui beberapa
langkah dasar pembuatan rencana yaitu menentukan tujuan organisasi mengajukan
beberapa alternatif cara mencapai tujuan tersebut dan kemudian alternatif-alternatif
tersebut harus dikaji satu per satu baik buruknya sebelum diputuskan alternatif mana
yang dipilih
3. Tipe rencana yang dapat diambil dalam koperasi dapat bermacam-macam tergantung
pada jangka waktu dan jenjang atau tingkatan manajemen.

Struktur Organisasi dalam Koperasi

Sebagai pengelola koperasi, pengurus menghadapi berbagai macam masalah yang harus
diselesaikan. Masalah yang paling sulit adalah masalah yang timbul dari dalam dirinya sendiri,
yaitu berupa keterbatasan. Keterbatasan dalam hal pengetahuan paling sering terjadi, sebab
seorang pengurus harus diangkat oleh, dan dari anggota, sehingga belum tentu dia merupakan
orang yang profesional di bidang perusahaan. Dengan kemampuannya yang terbatas, serta
tingkat pendidikan yang terbatas pula, pengurus perlu mengangkat karyawan yang bertugas
membantunya dalam mengelola koperasi agar pekerjaan koperasi dapat diselesaikan dengan
baik.

Dengan masuknya berbagai pihak yang ikut membantu pengurus mengelola usaha
koperasi, semakin kompleks pula struktur organisasi koperasi tersebut. Pemilihan bentuk struktur

5
organisasi koperasi harus disesuaikan dengan macam usaha, volume usaha, maupun luas pasar
dari produk yang dihasilkan. Pada prinsipnya semua bentuk organisasi baik, walaupun masing-
masing mempunyai kelemahan.

Pengarahan

Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang sangat penting. Sebab masing-masing


orang yang bekerja di dalam suatu organisasi mempunyai kepentingan yang berbeda-beda.
Supaya kepentingan yang berbeda-beda tersebut tidak saling bertabrakan satu sama lain, maka
pimpinan perusahaan harus dapat mengarahkannya untuk mencapai tujuan perusahaan.

Seorang karyawan dapat mempunyai prestasi kerja yang baik, apabila mempunyai motivasi.
Maka dari itu, tugas pimpinan perusahaan adalah memotivasi karyawannya agar mereka
menggunakan seluruh potensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai hasil yang sebaik-
baiknya. Supaya manajer atau pimpinan perusahan dapat memberikan pengarahan yang baik,
pertama-tama ia harus mempunyai kemampuan untuk memimpin perusahaan dan harus pandai
mengadakan komunikasi secara vertikal.

Manajemen Kepegawaian

Seorang manajer kepegawaian adalah pembantu pengurus yang diserahi tugas mengurus
administrasi kepegawaian, yang mencakup:

1. mendapatkan pegawai yang mau bekerja dalam koperasi,


2. meningkatkan kemampuan kerja pegawai,
3. menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik sehingga para karyawan tersebut
tidak bosan bekerja bahkan dapat meningkatkan prestasinya,
4. melaksanakan kebijaksanaan yang dibuat pengurus, mengawasi pelaksanaannya dan
menyampaikan informasi maupun laporan kepada pengurus secara teratur,
5. memberikan saran-saran/usul-usul perbaikan.

Pengertian dan Tujuan Pengawasan

6
Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk membuat semua kegiatan perusahaan
sesuai dengan rencana. Proses pengawasan dapat dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu
menetapkan standar, membandingkan kegiatan yang dilaksanakan dengan standar yang sudah
ditetapkan, mengukur penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, kemudian mengambil tindakan
koreksi apabila diperlukan. Setiap perusahaan mengadakan pengawasan dengan tujuan agar
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.

Hubungan Kerja antara Manajer dengan Pengurus dan Pihak Lain

Dewasa ini semakin banyak koperasi yang mengangkat manajer untuk menangani usaha
koperasi dengan berbagai macam alasan. Alasan yang biasa dikemukakan adalah yang
menyangkut kemampuan pengurus. Pengurus diangkat dari anggota koperasi yang mempunyai
kemampuan terbatas di bidang manajemen perusahaan. Selain itu pengurus mempunyai tugas
yang lebih luas, yaitu memimpin koperasi secara keseluruhan, sehingga hal-hal yang bersifat
operasional dapat diserahkan kepada manajer. Dari segi waktu, pengurus dipilih hanya untuk
jangka waktu tertentu untuk mengurus usaha koperasi, sebab biasanya pengurus mempunyai
pekerjaan sendiri selain menjadi pengurus koperasi. Sedangkan menjalankan usaha koperasi
tidak dapat dilakukan sambil lalu, tetapi harus dikerjakan penuh ketekunan.

Seorang manajer koperasi diangkat pengurus untuk membantu menjalankan usaha koperasi, oleh
karena itu manajer harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada pengurus, bukan
kepada orang lain. Manajer hanya boleh mengerjakan sesuatu kalau diberi kewenangan atau
kekuasaan oleh pengurus, misalnya dalam berhubungan dengan bank, manajer hanya boleh
mengadakan kontak dengan bank untuk hal-hal yang diizinkan oleh pengurus. Di luar hal-hal
yang diizinkan tersebut, manajer tidak boleh mengadakan hubungan dengan bank, melainkan
pengurus sendiri yang akan melakukannya.

Administrasi Koperasi

Penyelenggaraan administrasi yang baik mempunyai suatu tujuan yaitu efisiensi.


Efisiensi di sini menggambarkan adanya perbandingan yang paling baik antara suatu usaha
dengan hasil yang dicapai dari usaha tersebut. Dilihat dari hasilnya, suatu usaha dikatakan efisien

7
bila usaha tersebut memberikan hasil yang terbaik. Sebaliknya dilihat dari segi usaha, suatu
usaha dapat dikatakan efisien apabila hasil yang ditentukan dapat dicapai dengan usaha yang
paling ringan.

Sumber Keuangan dan Penggunaan Dana Koperasi

Sebagai suatu perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi, koperasi membutuhkan


modal untuk menjalankan usahanya. Ada empat macam modal koperasi menurut
penggunaannya, yaitu (1) modal untuk organisasi, (2) modal untuk alat perlengkapan, (3) modal
kerja atau modal lancar dan (4) modal untuk uang muka.

Untuk memenuhi kebutuhannya akan modal, koperasi memiliki beberapa sumber modal,
antara lain: dari anggota, berupa simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela; dari
Sisa Hasil Usaha dan dari luar koperasi, yang dapat berupa pinjaman dari bank maupun dari
penanam modal.

Auditing Koperasi

Koperasi supaya dapat bersaing dengan perusahaan lain harus dalam kondisi sehat, baik
dari sudut organisasi maupun keuangannya. Untuk keperluan tersebut, koperasi harus menjalani
pemeriksaan secara periodik. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh pihak intern koperasi, yaitu oleh
pengawas. Salah satu tugas pengawas adalah memeriksa jalannya koperasi, baik dari aspek
organisasi, manajemen maupun keuangan. Pemeriksaan oleh pihak intern sering kurang objektif,
karena dalam kenyataan memang sulit memeriksa diri sendiri dan mencari kesalahan sendiri.
Selain itu ada kemungkinan anggota pengawas tidak mempunyai bekal pengetahuan tentang
akuntansi.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut UU No.12 Tahun 1967,sendi – sendi dasar koperasi adalah sifat keanggotaannya
suka rela dan terbuka untuk setiap warga Negara Indonesia, rapat angota meruapakan kekuasaan
tertinggi sebagai pencerminan dalam pencerminan koperasi, Pembagian SHU di atur menurut
jasa masing-masing anggota, adanya pembatasan bunga atas modal, pengembangan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada anggotanya, usaha dan
ketatalaksanaannya bersifat terbuka, swadaya,swakarta dan swasembada sebagai pencerminan
prinsip dasar percaya pada diri sendiri.
Fungsi pengawasan dapat dibagi dalam tiga macam tipe, atas dasar fokus aktivitas
pengawasan, antara lain pengawasan Pendahuluan (preliminary control), pengawasan pada saat
kerja berlangsung (cocurrent control), Pengawasan Feed Back (feed back control). Secara garis
besar pengawasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode pengawasan kualitatif dan metode
pengawasan kuantitatif. Hal yang membedakan manajemen koperasi dengan manajemen umum
adalah terletak pada unsur-unsur manajemen koperasi yaitu rapat anggota, pengurus, dan
pengawas.

9
Daftar Pustaka

Kool, Fery. “Pengawasan Koperasi”. 8 November 2016.


http://fekool.blogspot.co.id/2014/04/pengawasan-koperasi.html

Aditya, Nico. “Ékonomi Koperasi”. 8 November 2016.


http://nicoadityas.blogspot.co.id/2014/11/ekonomi-koperasi.html

10

Anda mungkin juga menyukai