Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

Penetrasi kofein pada sediaan perkutan membutuhkan suatu peningkat penetrasi (skin
enhancer)yang aman dan dapat didegradasi oleh tubuh untuk meningkatkan penetrasi perkutan
kofein. Salah satu peningkat penetasi yang memiliki kriteria tersebut adalah natrium hialuronat
(NaHA). Natrium hialuronat (NaHA) merupakan bentuk garam dari asam hialuronat, dan
dikenal sebagai polimer hidrofilik derivat polisakarida yang memiliki kemampuan sebagai
peningkat penetrasi perkutan dengan cara mengubah susunan sel-sel stratum korneum tersusun
rapat menjadi lebih renggang sehingga permeabilitas kulit meningkat. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh NaHA terhadap penetrasi kofein sebagai zat antiselulit pada
berbagai sediaan gel, yaitu hidrogel, hidroalkoholik gel, dan emulsi gel (emulgel).
Perbedaan antara ketiga sediaan adalah sediaan gel memiliki kandungan air terbanyak
dibandingkan dengan hidroalkoholik gel dan emulgel sehingga memiliki keuntungan sebagai
bentuk sediaan yang dapat membantu penetrasi perkutan dengan cara menghidrasi kulit.
Sediaan hidroalkoholik gel mengandung etanol sebanyak 40% sehingga memiliki keuntungan
sebagai bentuk sediaan yang dapat membantu penetrasi perkutan dengan cara mengekstraksi
lemak atau memfuidisasi lemak. Namun, adanya etanol dalam jumlah banyak dapat
mengurangi komposisi air dalam sediaan dan dapat membuat kulit menjadi kering. Emulgel
adalah penggabungan antara gel dan emulsi. Jenis emulsi yang digunakan adalah emulsi
minyak dalam air. Adanya fase air dapat membantu meningkatkan penetrasi perkutan dengan
cara hidrasi kulit dan adanya fase lemak dapat menyebabkan penguapan pada kulit sehingga
proses hidrasi menjadi lebih optimal.
Sediaan dibuat menjadi 6 formula berbeda. Pengujian yang dilakukan terhadap formula
yaitu pengujian pH, pengukuran diameter globul, pemeriksaan viskositas, uji mekanik, uji
cycling test, uji penetrasi. Pengujian dilakukan selama 8 minggu. Pengujian yang dilakukan
antara lain:
1. Pengujian pH
Hasil pengujian pH dapat dilihat pada gambar 1,2 dan 3. Hasil pengujian pH pada suhu
rendah dan suhu kamar pada ormula A1, B1, dan C1 terus mengalami penurunan pH dari
minggu ke-0 hingga minggu ke-8. Hal ini disebabkan oleh pengaruh CO2 yang bereaksi dengan
air atau H2O di dalam fase gel sehingga membentuk asam bikarbonat (H2CO3). Adanya asam
akan menurunkan pH sediaan, semakin banyak CO2 yang berikatan dengan air , maka akan
semakin banyak asam yang terbentuk sehingga pH sediaan terus menurun. Formula A2, A3,
B2, B3, C2, C3 mengalami peningkatan pH. Hal ini disebabkan oleh adanya NaHA yang akan
mengalami ionisasi dalam air. Ion Na+ dari natrium bikarbonat akan terlepas dan berikatan
dengan OH- sehingga membuat pH sediaan meningkat dan lebih basa. Hialuronat memiliki sifat
yang higroskopis dan cenderung suka menarik air dari lingkungannya. Semakin banyak air
yang ada, maka semakin banyak NaHA yang terion dan meningkatkan pH sediaan. Pengukuran
pH sediaan pada suhu tinggi menunjukan adanya perbedaan pH yang cukup bermakna
dibandingkan penyimpanan pada suhu rendah dan kamar.
Gambar 1. Grafik hubungan antara waktu penyimpanan dengan pH sediaan Hidrogel A1(a),
A2(b), dan A3 (c) pada berbagai suhu

Gambar 2. Grafik hubungan antara waktu penyimpanan dengan pH sediaan Hidroalkoholik


gel B1(a), B2(b), dan B3 (c) pada berbagai suhu

Gambar 3. Grafik hubungan antara waktu penyimpanan dengan pH sediaan emulsi gel C1(a),
C2(b), dan C3 (c) pada berbagai suhu
2. Pengukuran diameter globul
Pengukuran diameter globul dilakukan dengan menggunakan mikroskop Optik Nikon
Eclipse E-200 (Nikon Instrument Inc., Amerika Serikat). Hasil pengukuran diameter
globul dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil pengukuran terbesar terdapat pada sediaan yang
disimpan pada suhu tinggi dan yang terkecil terdapat pada suhu rendah. Hal tersebut
disebabkan karena pada suhu tinggi akan mempengaruhi kestabilan emulsi karena fase
air dan minyak akan semakin cepat memisah. Hal ini sesuai dengan persamaan kimia
Arhenius yang menyatakan bahwa semakin tinggi temperatur, maka kemampuan untuk
memindahkan suatu molekul dari cairan tersebut semakin besar sehingga globul fase
air dan minyak akan berusaha untuk bergabung dengan fase sejenis (coalescence).

Tabel 2. Data hasil pengukuran diameter globul rata-rata berbagai sediaan gel pada
penyimpanan suhu berbeda

3. Pengukuran viskositas
Pemeriksaan viskositas terhadap sediaan dilakukan pada minggu awal dan minggu ke-
8 pada penyimpanan suhu kamar menggunakan alat viskometer Brookfield dengan
kecepatan 2 rpm. Hasil pengukuran viskositas dapat dilihat pada Tabel 3. Sediaan
hidroalkoholik gel memiliki viskositas terendah karena mengandung etanol (alkohol
96%) sebanyak 40%. Adanya etanol menyebabkan pengenceran pada sediaan sehingga
menurunkan viskositas. Sediaan emulgel memiliki viskositas tertinggi karena
mengandung globul emulsi minyak dalam air. Adanya globul emulsi ini memberikan
peranan yang cukup signifikan dalam meningkatkan viskositas sediaan emulgel karena
meningkatkan volume sediaan.
Tabel 3. Data perbandingan viskositas dan sifat alir berbagai sediaan gel antara minggu
awal dan minggu ke-8 pada kecepatan 3 rpm

Berdasarkan hukum stokes, ukuran diameter partikel (globul) berbanding terbalik


dengan viskositas mediumnya. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin besar
viskositasnya. Semakin tinggi viskositas, maka semakin rendah laju sedimentasinya,
artinya semakin stabil sediaan tersebut. Hal ini menunjukan sediaan emulgel C3 lebih
stabil dibandingkan C2 dan C1.

Anda mungkin juga menyukai