Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

PERILAKU DALAM ORGANISASI

Dosen : Enny Pudjiastuti, Dra, MBA, Ak., CA.

KELOMPOK 5:

1. Ghiezmy Hasri Astiti (1115 28431)


2. Atika Bristy Widyaningrum (1115 28445)
3. Rizqi Rahmaditya (1115 28446)
4. Rama Fajar Arizky (1115 28583)
5. Adhitya Hendrastama (1115 28584)

STIE YKPN YOGYAKARTA

2018
A. KONSEP GOAL CONGRUENCE

Goal Congruence adalah proses dimana tindakan yang dikerjakan secara individu selaras
dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Walaupun pada kenyataannya keselarasan tujuan
yang sempurna itu tidak ada, namun minimal sistem pengendalian manajemen tidak mendorong
orang untuk bertindak melawan keinginan organisasi. Tujuan utama sistem pengendalian
manajemen adalah memastikan terjadinya goal congruence tingkat tinggi.

Faktor Yang Mempengaruhi Goal Congruence

Untuk dapat mengendalikan organisasi secara efektif, maka harus diperhatikan sistem
formal, yaitu: sistem pengendalian manajemen, aturan (rules), dan juga faktor-faktor informal
yang mempengaruhi tercapainya keselarasan tujuan (Goal Congruence) organisasi, baik internal
maupun eksternal terhadap organisasi.

1. Perilaku dalam Organisasi


Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian
manajemen yang baik mempengaruhi perilaku manusia ke arah keselarasan tujuan (goal
congruence), yaitu memastikan bahwa tujuan setiap individu selaras dengan tujuan organisasi.
Perilaku ke arah goal congruence dapat melalui tindakan atau aksi informal maupun sistem yang
formal. Aksi yang informal itu bisa ditentukan oleh faktor eksternal maupun internal.
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah norma perilaku yang diharapkan pada lingkup sosial
tertentu dimana organisasi beroperasi, misalnya: sikap tertentu seperti etika kerja (work
ethics). Manifestasi karyawan dapat dalam bentuk sikap loyal kepada organisasi,
kepedulian, semangat kerja maupun kebanggaan dalam mengerjakan tugas.
b. Faktor Internal
Faktor internal perusahaan juga menjadi penentu keharmonisan organisasi,
misalnya: kultur organisasi, gaya manajemen, organisasi informal, persepsi dan
komunikasi yang tercipta dalam organisasi. Faktor informal yang eksternal maupun
internal, keduanya mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian manajemen.
2. Kultur Organisasi
Kultur adalah faktor informal yang paling penting, mencakup kepercayaan umum,
nilai kebersamaan, norma perilaku, dan asumsi yang diterima dalam organisasi. Kultur
organisasi biasanya diwarnai oleh kepribadian pimpinan organisasi dan juga manajemen
di bawahnya menyesuaikan wilayah pengendalian.

3. Gaya Manajemen
Pimpinan yang kharismatik dan terbuka akan memiliki pengaruh kuat atas
pengendalian perusahaan, demikian pula untuk pimpinan yang sikapnya formal dan tertib
akan memberi pengaruh pada formalitas dan tata tertib pengendalian yang berlaku.
Kadang ada manajemen yang memiliki gaya dengan banyak meluangkan waktu untuk
keliling dan berinteraksi dengan personel dalam organisasi (management by walking
around) dan ada pula gaya manajemen yang senang duduk di belakang meja dan secara
rutin membaca detail setiap laporan satu per satu, dan mengamati penyimpangan di
laporan (management by exception)

4. Organisasi Informal
Proses pengendalian manajemen tidak dapat terpisah dari kenyataan adanya
hubungan penting antara satu individu dengan individu lainnya dalam organisasi
informal.

5. Persepsi dan Komunikasi


Penyamaan persepsi antar individu dalam organisasi dan baik tidaknya
komunikasi antar individu akan menentukan efektivitas sistem pengendalian. Kesulitan
muncul karena ragam informasi yang berasal dari sumber yang berbeda-beda, baik formal
(anggaran, dokumen resmi) maupun informal (pembicaraan). Untuk menyamakan
persepsi, maka perusahaan melakukan pertemuan (meeting) rutin anggota, seminar,
workshop maupun penyebaran informasi menggunakan media kaset, CD.
B. STRUKTUR ORGANISASI

Strategi perusahaan mempunyai pengaruh terhadap pemilihan jenis struktur organisasi.


Struktur organisasi yang dipakai akan mempengaruhi pula rancangan sistem pengendalian
manajemennya. Perturnbuhan dan perubahan lingkungan organisasi mempenganh struktur
organisasi khususnya pada pembentukan departemendepartemen di dalam organisasi. Untuk
tujuan akuntasi manajemen, penyusunan departemen-departemen dalam suatu struktur organisasi
dapat digolongkan ke dalam tiga cara utama, yaitu:

a. Struktur organisasi fungsional

Pimpinan
Puncak

Staff

Manajer Manajer Manajer


Produksi Pemasaran adm & Keu

Manajer Manajer Manajer Manajer


Pabrik I Pabrik II daerah A daerah B

Dalam struktur organisasi fungsional, setiap manajer bertanggungjawab terhadap salah


satu dari beberapa fungsi yang ada dalam organisasi misalnya produksi, pemasaran. Bentuk
struktur organisasi fungsional mempunyai potensi yang besar untuk bekerja secara efisien
dengan memanfaatkan spesialisasi pada setiap fungsi organisasi.
Manajer produksi dan manajer pemasaran akan memberikan kontribusi yang terbaik pada
fungsi yang sesuai dibandingkan seorang manajer yang harus melakukan kedua fungsi
bersamaan. Dan selanjutnya setiap manajer fungsional dapat memberikan pengawasan yang
lebih baik pada karyawan ditingkatkan lebih rendah. Organisasi ini mengarah pada operasi skala
besar dan spesialisasi kegiatan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan keahlian. Struktur
organisasi fungsional dapat mendorong kualitas supervisi dan pelayanan teknis yang lebih baik.
Kualitas tersebut dapat dicapai karena dalam organisasi fungsional melibatkan karyawan yang
keahliannya lebih terspesialisasi. Para manajer pada organisasi fungsional dapat
mengkoordinasikan beberapa kegiatan dan bawahnya dengan lebih efektif, karena garis
pertanggungiawaban leblh tegas dibandingkan dengan organisasi divisional dan matriks.
Sedangkan kelemahannya ada beberapa yaitu:
1. Sulit untuk menentukan efektifitas tiap fungsi organisasi
2. Apabila terjadi permasahan antara fungsi organisasi, harus diselesaikan pada level
pimpinan puncak.
3. Struktur ini tidak sesuai bagi organisasi yang melakukan diversifikasi
4. Koordinasi antar fungsi sulit dilakukan ( misalnya pengembangan produk baru)

c. Struktur organisasi divisional / Unit Bisnis

Pimpinan
Puncak

Staff

Manajer Manajer Manajer


Bisnis A Bisnis B Bisnis C

Staff Staff

Mnj. Mnj. Mnj. Mnj.


Produksi Pemasaran Produksi Pemasaran

Dalam struktur organisasi divisional, manajer divisi dapat mengembangkan strategi


bisnisnya masing-masing setiap divisi dalam menghadapi persaingan yang berbeda dibanding
divisi lain. Untuk itu setiap divisi memerlukan strategi yang berbeda pula dibanding divisi lain.
Manajer divisi bisnis bertindak seakan-akan merupakan pimpinan organisasi yang independent.
Mereka bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan perencanaan, koordinasi dari setiap fungsi
yang berbeda.
Manajer divisi bertanggungiawab terhadap bisnis atau line produk tertentu. Mereka
mempunyai wewenang untuk mengubah kebijaksanaan produksi dan pemasaran dalam
bisnisnya. Kondisi ini memungkinkan mereka memberikan tanggapan yang cepat atas perubahan
lingkungan.
Manajer divisi bertanggung jawab atas pengendalian pendapatan dan biaya divisinya,
maka para manajer divisi dapat dimintai pertanggungiawaban atas laba divisinya. Manager divisi
hanya dimintai pertanggungjawaban atas pendapatan dan biaya yang terkendalikan olehnya.

Keunggulan dari bentuk struktur organisasi ini adalah:


1. Sarana pelatihan Manajer
2. Keputusan dilakukan lebih cepat

Kelemahannya adalah:
1. Mungkin terdapat kegiatan yang sam ditiap unit bisnis
2. Mungkin kesulitan untuk memperoleh tenaga yang terlatih
3. Konflik antar unit bisnis

d. Struktur organisasi matrik

Dalam struktur organisasi matrik terdapat struktur organisasi yang bertanggungiawab


terhadap fungsi-fungsi kegiatan dan struktur organisasi lainnya bertanggungiawab atas proyek-
proyek. Sehingga struktur ini dapat memanfaatkan efisiensi setiap fungsi organisasi dan
keputusan setiap unit bisnis dapat dilakukan dengan sesuai dan cepat oleh masing-masing unit
bisnis
Manajer fungsional dan manajer proyek harus mampu mengkoordinasikan kegiatan
fungsi-fungsi dengan proyek-proyek yang diaksanakan, sehingga tujuan proyek dapat tercapai.
Manajer proyek menggunakan personel, bahan-bahan, dan jasa dan berbagai unit fungsional
dalam rangka mencapai tujuan proyek.
Struktur Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya multi komando dimana seorang
karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja
Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan
yang berskala besar atau perusahaan-perusahaan multinasional.

C. PERAN CONTROLLER

Controller atau pengendali adalah orang yang bertanggung jawab untuk merancang dan
mengoperasikan sistem pengendalian manajemen. Pada beberapa perusahaan, jabatan ini
dipegang oleh Chief Financial Officer (CFO).

Fungsi controller antara lain:

a. Merancang sistem pengendalian dan mengoperasikannya


b. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada para pemegang saham
c. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja
d. Menganalisis program dan proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan
e. Mengawasi audit internal, menjalankan audit operasional dan mencatat prosedur-
prosedur pengendalian untuk menjamin validitas informasi serta menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan.

Controller Unit Bisnis (Controller Divisi)

Controller unit bisnis bertanggungjawab pada 2 pihak, yaitu:

a. Controller pusat atau korporat atau pihak yang memegang tanggungjawab operasi
korporat secara keseluruhan. Controller divisi bertugas membantu controller pusat
untuk menaikkan laba.
b. Manajer divisi atau manajer di unit dimana controller tersebut berada. Controller
bertugas untuk membantu manajer divisi dalam mencapai tujuannya.

Hubungan-Hubungan Alternatif Controller

Hubungan antara corporate controller dan controller unit bisnis dibagi menjadi 2, yaitu
dotted line (garis putus-putus) dan solid line (garis penuh).

Garis Putus-putus Garis Penuh

Controller Korporat Controller Korporat

Manajer Unit Bisnis Manajer Unit Bisnis

Controller Unit Bisnis Controller Unit Bisnis

Hubungan garis putus-putus menunjukkan bahwa controller unit business


bertanggungjawab langsung kepada manajer unit bisnis dan hubungannya dengan Corporate
Controller digambarkan dalam garis koordinatif.

Hubungan garis penuh menunjukkan bahwa controller unit bisnis bertanggungjawab


langsung kepada controller korporat.

Anda mungkin juga menyukai