Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR GANGGUAN KESEHATAN JIWA

DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

A. DEFINISI
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (kebersihan diri, berhias, makan, toileting). (Herdman, 2012)
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK
(toileting) (Nita Fitria, 2014)

B. TANDA DAN GEJALA


Ada 4 jenis defisit perawatan diri yaitu:
1. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuann dalam membersihkan badan, memperoleh
atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil pakaian,
menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga
memiliki ketidakmampuan dalam mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian,
menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melpepas pakaian,
menggunakan kaos kaki dan mengenakan sepatu.
3. Makan
Klien memiliki ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat
tambahan, mendapatkan makanan, membuka kontainer, memanipulasi makanan
dalam mulut, mengambil makanan lalu memasukkannya ke dalam mulut,

1
mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir
atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
4. BAB/BAK (toileting)
Klien memiliki ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil,
duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau
kamar kecil.
Bila masalah ini tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien
bisa mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial. Tanda dan gejala yang bisa
dialami klien sebagai berikut:
a. Tidak menggunakan alat mandi
b. Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum
c. BAB dan BAK sembarangan
d. Tidak membersihkan diri BAB dan BAK
e. Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
f. Malas mandi
g. Tidak mau menyisir rambut
h. Tidak mau menggosok gigi
i. Tidak mau memotong kuku
j. Tidak mau berhias/ berdandan
k. Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang, tidak
menggunakan alat-alat mandi,tidak mandi dengan benar
l. Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, pakaian tidak rapi,
tidak mampu berdandan, memilih, mengambil, memakai pakaian, memakai
sandal, sepatu, memakai resleting, memakai barang-barang yang perlu dalam
berpakaian, melepas barang-barang yang perlu dalam berpakaian

2
C. ETIOLOGI
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
Penyakit fisik dan mental yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
b. Psikologis
Factor perkembangan, Kemampuan realitas turun
c. Sosial.
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor Presipitasi
a. Penurunan motivasi
b. Kerusakan kognisi atau perseptual
c. Cemas
d. Lelah/lemah

D. POHON MASALAH

Resiko tinggi isolasi sosial (Effect)

Defisit perawatan diri (Core Problem)

Harga diri rendah kronis (Causa)

Pohon masalah defisit perawatan diri

3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengkajian Fokus
Pengkajian defisit perawatan diri dapat dilakukan melalui wawancara dan observasi
kepada pasien dan keluarga
1. Wawancara
a. Bagaimana kebersihan diri pasien?
b. Apakah pasien malas mandi, mencuci rambut, menggosok gigi,
c. menggunting kuku?
d. Bagaimana penampilan pasien?
e. Apakah pasien menyisir rambut ,berdandan, bercukur (untuk laki-laki)?
f. Apakah pakaian pasien rapi dan sesuai?
g. Apakah pasien menggunakan alat mandi /kebersihan diri
h. Bagaimana makan dan minum pasien ?
i. Apakah pasien menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum ?
j. Bagaimana BAB dan BAK pasien ?
k. Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB dan
BAK ?
l. Apakah pasien mengetahui cara perawatan diri yang benar ?
2. Observasi
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan dan minum secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan dan minum sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB dan BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB dan BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB dan
BAK.

4
B. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri :Kebersihan diri, berdandan, makan/minum, BAB/BAK

C. Intervensi Keperawatan
Tujuan Perawatan pada Pasien :
1. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Tindakan keperawatan pada klien:
SP 1 ;Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri (pengkajian dan melatih cara
menjaga kebersihan diri: mandi , cuci rambut , sikat gigi, potong kuku)
1. Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan, makan/
minum, BAB/BAK.
2. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
3. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
4. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri : mandi mengganti pakaian,
sikat gigi, cuci rambut, potong kuku
5. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
6. Memasukkan dalam jadwal kegiatan.

SP 2 ;Melatih pasien berdandan/berhias

1. Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri

2. Validasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama

3. Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama

4. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan

5. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka untuk
perempuan; sisiran, cukuran untuk pria

5
6. Masukkan pada jadual kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan

Untuk pasien laki-laki latihan meliputi

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Berhias

SP 3 ;Melatih pasien makan secara mandiri (melatih cara makan dan minum yang baik).

1. Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri.

2. Validasi kemampuan kegiatan pertama & kedua yg telah dilatih & beri pujian.

3. Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama,kedua& ketiga.

4. Menjelaskan kebutuhan (kebutuhan makan perhari dewasa 2000-2200 kal (


perempuan ) dan laki-laki antara 2400-2800 kal setiap hari makan : minum 8
gelas (2500ml setiap hari ) dan cara makan dan minum.

5. Menjelaskan cara makan yang tertib.

6. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan.

7. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik ; Latihan cara makan
dan minum yang baik.

8. Masukkan latihan kegiatan pada jadwal kegiatan.

SP 4 ;Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

1. Evaluasitanda & gejala defisit perawatan diri

6
2. Validasi kemampuan melakukan kegiatan pertama, kedua & ketigayg telah
dilatih & beri pujian

3. Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama,kedua & ketiga

4. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

5. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

6. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK.

7. Latih BAB dan BAK yang baik.

8. Masukkan pada jadwal kegiatan

Tujuan Perawatan padaKeluarga :


Tujuan tindakan keperawatan adalah keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah deficit perawatan diri
Tindakan keperawatan pada keluarga:
SP 1 K :Melatih cara merawat& membimbing pasien: kebersihan diri

1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien

2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya deficit perawatan diri
(gunakan booklet).

3. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan


oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.

4. Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri.

5. Latih keluarga cara merawat kebersihan diri, berdandan, makan dan minum, BAB
dan BAK (Bimbing cara merawat : kebersihan diri)

6. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.

SP 2 K :Melatih cara merawat & membimbing pasien : berdandan

1. Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi


2. gejala defisit perawatan diri

7
3. Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan
yang telah dilatih
4. Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri pujian
5. Bimbing keluarga merawat kebersihan diri ,berdandan.
6. Bersama keluarga melatih pasien cara berdandan
7. Anjurkan membantu pasien sesuai
8. jadual dan memberi pujian.

SP 3 K :Membimbing cara makan dan minum pasien

1. Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi

2. gejaladefisit perawatan diri

3. Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan


yang telah dilatih

4. Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri pujian

5. Bimbing keluarga merawat kebersihan diri; makan dan minum.

6. Bersama keluarga melatih pasiencara makan yg benar

7. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian

SP 4 K :Melatih merawat & membimbing BAB dan BAK pasien, follow upke PKM, tanda
kambuh, rujukan

1. Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala defisit perawatan diri


2. Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan
yang telah dilatih
3. Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri pujian
4. Bimbing keluarga merawat kebersihan diri ; BAB dan BAK
5. Bersama keluarga melatih pasien cara BAK & BAB yg benar

8
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika

Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .

Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi I. Jakarta : EGC
Anna Budi Keliat, SKp. (2006). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik Diri,
Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Anonim. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien Isolasi Sosial. Diakses pada tanggal 24
Juli 2012 pada http://nurse87.wordpress.com/2009/06/04/asuhan-keperawatan-
pada-klien-dengan-isolasi-sosial/

Nita Fitria. 2009.


PrinsipDasardanAplikasiPenulisanLaporanPendahuluandanStrategiPelaksanaan
TindakanKeperawatanuntuk 7 Diagnosis KeperawatanJiwaBerat. Jakarta:
SalembaMedika.

Rasmun, (2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga.


Konsep, Teori, Asuhan Keperawatan dan Analisa Proses Interaksi (API). Jakarta
: fajar Interpratama.

Anda mungkin juga menyukai