Anda di halaman 1dari 6

Aktivitas mengangkat benda berat, batuk kronis, dan mengejan pada saat defekasi dapat

memacu meningkatnya tekanan intraabdominal yang menyebabkan defek pada dinding otot
ligament inguinal akan melemah sehingga akan terjadi penonjolan isi perut pada daerah
lateral pembuluh epigastrika inferior fenikulus spermatikus. Hal ini yang menyebabkan
terjadinya hernia. Mengangkat berat juga menyebabkan peningkatan tekanan, seperti pada
batuk dan cedera traumatik karena tekanan tumpul. Bila dua dari faktor ini ada disertai
dengan kelemahan otot, maka individu akan mengalami hernia. Bila isi kantung hernia dapat
dipindahkan ke rongga abdomen dengan manipulasi, hernia disebut redusibel
Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat
menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungandengan rongga perut. Obstruksi
usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada
keadaan strangulate akan timbul gejala ileus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi pada
strangulasi nyeri yang timbul letih berat dan kontineu, daerah benjolan menjadi merah
(Syamsuhidajat 2004).

Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah faktor kongenital yaitu kegagalan
penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga
perut melalui kanalis inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang didapat seperti hamil, batuk
kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal
ingunalis, jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis eksternus. Apabila
hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi tali sperma pada
lakilaki, sehingga menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun
manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi
perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat
dimasukkan kembali. Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah
sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia
akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala ileus yaitu gejala
obstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan menyebabkan
kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi hernia ini akan menjadi nekrosis. Kalau
kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses
lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan
penurunan peristaltik usus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate akan
timbul gejala ileus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul
letih berat dan kontineu, daerah benjolan menjadi merah (Syamsuhidajat 2004).
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak di

sebalah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga

perut malalui anulus inguinalis eksternus.

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi

desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum ke

daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus

vaginalis peritonei.

Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi

rongga perut tidak dapat melalui kanal tersubut. Namun dalam beberapa hal,seringkali

kanalis ini tidak menutup karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis

kanan lebih sering terbuka. bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka.

Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. bila

prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis

lateral kongenital.

Patofisiologi hernia inguinalis menurut Suster Nada dalam http://susternada.blogspot.com


yaitu bahwa kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan
menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritonium yang disebut
dengan prosesus vaginalis peritonei pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosessus ini telah
mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun
beberapa hal, sering kali kanalis ini belum menutup karena testis kiri turun terlebih dahulu,
maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka biasanya yang
kanan juga terbuka .Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia
2 bulan.Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi ), akan timbul hernia
Inguinalis lateralis kongenital. Pada ortu kanalis tersebut telah menutup. Namun karena
merupakan lokus minoris resistensie,maka keadaan yang menyebabkan tekanan intra
abdominal meningkatkan kanal tesebut dapat terbuka kembali dan timbul hermiaingunalis
lateralis akuisita.Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal
adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat
defekasi & mengejan saat miksi misalnya akibat hipertrofi prostat. Kanal yang tertutup dapat
membuka kembali dan timbulah hernia inguinalis lateralis akvista karena terdorongnya suatu
alat tubuh dan keluar melalui defek tersebut.akhirnya menekan dinding rongga yang telah
melemas oleh trauma,kehamilan,obesitas.

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-8 kehamilan,
terjadi desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik perineum ke daerah scrotum
sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei,
pada bayi yang baru lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi
rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam beberapa hal seringkali
kanalis ini tidak menutup karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis
kanan lebih sering terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka
dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia
inguinalis lateralis congenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup namun karena
merupakan lokus minoris persistence, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan
intra abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia
inguinalis lateral akuisita. Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra
abdominal adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan
pada saat defekasi, miksi misalnya pada hipertropi prostate.
Apabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus
yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian hernia masuk ke dalam
hernia kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis
eksternus, dan bila berlanjut tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut juga hernia
scrotalis.
Tindakan bedah pada hernia dilakukan dengan anestesi general atau spinal
sehingga akan mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP) yang berpengaruh pada tingkat
kesadran, depresi pada SSP juga mengakibatkan reflek batuk menghilang. Selain itu
pengaruh anestesi juga mengakibatkan produksi sekret trakeobronkial meningkat sehingga
jalan nafas terganggu, serta mengakibatkan peristaltik usus menurun yang berakibat pada
mual dan muntah, sehingga beresiko terjadi aspirasi yang akan menyumbat jalan nafas.
Prosedur bedah akan mengakibatkan hilang cairan, hal ini karena kehilangan darah
dan kehilangan cairan yang tidak terasa melalui paru-paru dan kulit. Insisi bedah
mengakibatkan pertahanan primer tubuh tidak adekuat (kulit rusak, trauma jaringan,
penurunan kerja silia, stasis cairan tubuh), luka bedah sendiri juga merupakan jalan masuk
bagi organisme patogen sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi infeksi.
Rasa nyeri timbul hampir pada semua jenis operasi, karena terjadi torehan, tarikan,
manipulasi jaringan dan organ. Dapat juga terjadi karena kompresi / stimulasi ujung syaraf
oleh bahan kimia yang dilepas pada saat operasiatau karena ischemi jaringan akibat
gangguan suplai darah ke salah satu bagian, seperti karena tekanan, spasmus otot atau
hematoma.
(Mansjoer, 2000, hal 314 ; Sjamsuhidajat,1997, hal 704 ; Long,1996, hal 55 – 82).

Menurut Syamsuhidayat (2004), hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital
atau sebab yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada laki-
laki ketimbang pada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan
pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh
kantong dan isi hernia. Selain itu, diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia
melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu. Faktor yang dipandang berperan kausal
adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut,
dan kelemahan otot dinding perut karena usia.Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal
pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut.
Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi
penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang
sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut
tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, kanalis ini tidak menutup.
Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka.
Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal,
kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus
(karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital
(Erfandi, 2009).Pada orang tua kanalis inguinalis telah menutup. Namun karena merupakan
lokus minoris resistensie, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra-abdominal
meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis
akuisita. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan Nervus
Ilioinguinalis dan Nervus Iliofemoralis setelah apendiktomi(Erfandi, 2009).

Hernia inguinalis indireksa sebagian besar mempunyai dasar kangenital karena


penonjolan dari prossesus vaginalis peritonei atau penonjolan peritoneum yang disebabkan
oleh penurunan testis yang menarik peritoneum ke daerah skrotum.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prossesus ini telah mengalami abliterasi
sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui knalis tersegut. Bila prosseus terbuka terus
(karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis lateralis longenital.
Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup, namun karena menciptakan lokus
minoris resistensie maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal
meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis
akuisita.
Setiap kondisi yang menyebabkan tekanan intra abdominal memegang peranan untuk
timbulnya dan membesarnya hernia.
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan
pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batukyang kuat atau
bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada
daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan
dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi
itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal
dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal,
kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang
berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan
mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang
terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka
berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren

Anda mungkin juga menyukai