: Kelompok 1
1. Dina Meriana
2. Donny Prasetyo
3. Heppy Dayanti
4. Tedy susanto
5. Herlina F.S
Topik Penyuluhan :
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
B. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian demam
2. Penyebab terjadinya demam
3. Tanda dan gejala demam
4. Perawatan demam
5. Komplikasi
C. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. MEDIA
1. Leaflet
2. LCD (Power Point )
E. SETTING LINGKUNGAN
Penyuluhan di lakukan di Poli Anak jam 09:00 WITA di Ruang Tunggu Poli
Anak dengan Media LCD presentasi dengan menggunakan power point dan
Leaflet, keadaan lingkungan cukup ramai sehingga perlu di modifikasi
lingkungan.
Denah :
LCD
Meja Penyaji
Audience
F. PENGORGANISASIAN
TAHAP/ MEDIA/
NO KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN KLIEN
WAKTU ALAT
1 Pendahuluan 1. Menyampaikan salam 1. Menjawab
salam
3 menit 2. Menawarkan kontrak
waktu kepada klien 2. Mendengar dan
memperhatikan
3. Menggali pengetahuan
klien 3. Memberi
tanggapan
4. Menjelaskan topik yang
akan dibahas 4. Memberi
tanggapan
H. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi Hasil
Indikator
No Materi Penyuluhan
Ya Tidak
1. Mampu menjelaskan pengertian demam.
Keterangan :
Berhasil : 4-5
Kurang : 0-1
MATERI PENYULUHAN DIARE
I. LATAR BELAKANG
Penyakit demam masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
negara berkembang seperti di Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya
yang masih tinggi, survey morbiditas yang dilakukan oleh Departemen
Kesehatan RI tahun 2006 angka kesakitan ini meningkat dibandingkan
dengan hasil survei tahun 2000. Jumlah kejadian luar biasa pada tahun 2008
terjadi 49 KLB, dengan jumlah pendwerita 8133 orang, meninggal 239 (CFR
2,94%) sedang tahun 2009 terjadi 24 KLB, dengan jumlah penderita
meninggal 5756 orang meninggal 100 (CFR 1,74%).
Demam telah dikenal sebagai salah satu tanda atau gejala dari adanya
suatu penyakit (Crocetti et al., 2001). Banyak orang tua yang merasa takut
apabila anaknya demam dan merupakan salah satu alasan orang tua untuk
membawa anaknya berobat ke rumah sakit. Orang tua telah mempunyai
persepsi yang salah terhadap demam, mereka berfikiran bahwa semua demam
harus memerlukan intervensi medis, padahal umumnya demam disebabkan
oleh infeksi virus yang penanganannya tidak memerlukan intervensi medis.
persepsi yang salah ini disebut dengan istilah fobia demam yang pertama kali
diperkenalkan oleh Schmitt. Fobia demam ini masih berlanjut sampai
sekarang, sehingga banyak penanganan demam yang berlebihan (Soedibyo &
Souvriyanti, 2006).
II. DEMAM
A. DEFINISI
Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari batasan normal yang
berhubungan dengan peningkatan set point suhu di hipotalamus (Dinarello
& Gelfand, 2005). Menurut Baxter et al (2000), suhu tubuh yang normal
adalah 370C dan secara umum dapat dapat diterima bahwa suhu rektal
≥38oC dapat dikatakan demam.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari demam antara lain dimungkinkan oleh :
1) Infeksi
2) Bakteri
3) Gangguan otak
4) Virus
5) Imunisasi
6) Bahan toksin
C. MANIFESTASI KLINIK
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung
pada fase demam meliputi:
1) Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
a. Peningkatan denyut jantung
b. Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
c. Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
d. Peningkatan suhu tubuh
e. Pengeluaran keringat berlebih
f. Rambut pada kulit berdiri
g. Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
2) Fase 2 ( proses demam)
a. Proses mengigil hilang
b. Kulit terasa hangat / panas
c. Peningkatan nadi
d. Peningkatan rasa haus
e. Dehidrasi
f. Kelemahan
g. Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
h. Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.
3) Fase 3 (pemulihan)
a. Kulit tampak merah dan hangat
b. Berkeringat
c. Kemungkinan mengalami dehidrasi
d. Mengigil ringan
D. KOMPLIKASI DEMAM
1) Dehidrasi
2) Kejang Demam
E. PERAWATAN DEMAM
Demam pada anak merupakan alasan konsultasi tersering ke dokter anak
dan dokter umum, sekitar 30% dari seluruh total kunjungan. Demam
merupakan reaksi normal tubuh yang bermanfaat melawan kuman.
Walaupun banyak orangtua memberikan obat penurun panas, perlu
ditekankan bahwa tujuan utama obat tersebut adalah membuat anak
merasa nyaman, bukan mempertahankan suhu yang normal.
Obat penurun panas harus disimpan di tempat yang aman dan tidak
terjangkau oleh anak-anak. Pemberian obat penurun panas harus diberikan
berdasarkan berat badan anak dan diperlukan sendok obat yang khusus,
yang bisa didapatkan dari apotek saat membeli obat tersebut.