Anda di halaman 1dari 12

Makalah Konservasi Sumber Daya alam

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumber daya alam dan keanekaragaman hayati memiliki manfaat bagi kehidupan
manusia baik yang dirasakan langsung maupun tidak langsung, antara lain menyediakan
kebutuhan pangan, kebutuhan sandang dan bangunan, sebagai sumberdaya genetik, manfaat
pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai pengatur tata air, manfaat terhadap
iklim, dan lingkungan yang sehat. Mengingat sifatnya yang tidak dapat diganti dan
mempunyai kedudukan serta perannya yang vital bagi kehidupan manusia, maka upaya
konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya merupakan kewajiban mutlak bagi
setiap pihak.
Istilah “konservasi” berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu “conservation” yang
secara genealogis berumber dari kata con (together) dan servare (to keep, to save) yang
dimengerti sebagai upaya memelihara milik kita (to keep, to save what we have), dan
menggunakan milik tersebut secara bijak (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore
Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan konsep
konservasi. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi, sosial dan ekologi.
Konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba memanfaatkan
sumberdaya alam untuk sekarang. Dari segi ekologi, konservasi merupakan
pemanfaatan sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang. Sementara dari
segi sosial, konservasi merupakan pemanfaatan sumberdaya alam yang harus dilakukan
secara bijaksana.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan konservasi sumber daya alam?
2. Apa yang menjadi landasan hukum konservasi?
3. Apa sajakah yang menjadi kawasan konservasi di indonesia?
4. Apa sajakah upaya untuk melakukan konservasi sumber daya alam?
5. Apa sajakah yang menjadi kendala dalam konservasi sumber daya alam?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian konservasi sumber daya alam
2. Untuk mengetahui landasan hukum konservasi.
3. Untuk mengetahui kawasan konservasi di indonesia.
4. Untuk mengetahui upaya untuk melakukan konservasi sumber daya alam.
5. Untuk mengetahui kendala dalam konservasi sumber daya alam.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konservasi Sumber Daya Alam
Ditinjau dari bahasa, konservasi berasal dari kata conservation, dengan pokok kata to
conserve (Bahasa inggris) yang artinya menjaga agar bermanfaat, tidak punah/lenyap atau
merugikan. Sedangkan sumber dalam alam sendiri merupakan salah satu unsur dari lingkungan
hidup yang terdiri dari sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non hayati, serta seluruh
gejala keunikan alam, semua ini merupakan unsur pembentuk lingkungan hidup yang
kehadirannya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah :
1. Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat
pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya
alam (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau
transformasi fisik.
3. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan.
4. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-
ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan
alaminya.
Dari uraian diatas, maka konservasi sumber daya alam dapat diartikan sebagai
pengelolaan sumber daya alam yang dapat menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan
menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragamannya.
Menurut undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya (KSDHA & E) (Pasal 1: 2) menyebutkan bahwa konservasi
sumberdaya alam hayati adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya
dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

Kegiatan konservasi dan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya berasaskan


pelestarian dan kemampuan, serta pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
secara serasi dan seimbang. Asas tersebut merupakan landasan untuk mencapai tujuan, yaitu
mengusahakan terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta ekosistemnya dan
selanjutnya dapat mendukung peningkatan kesejahteraan serta mutu kehidupan
manusia. Kegiatan pokok konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya mencakup tiga
hal, yakni:

1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan


Perlindungan sistem penyangga kehidupan meliputi usaha-usaha dan tindakan-tindakan
yang berkaitan dengan perlindungan mata air, tebing, tepian sungai, danau, dan jurang,
pemeliharaan fungsi hidrologi hutan, perlindungan pantai, pengelolaan daerah aliran sungai,
perlindungan terhadap gejala keunikan dan keindahan alam, dan lain-lain. Perlindungan sistem
penyangga kehidupan dilaksanakan dengan cara menetapkan wilayah yang dilindungi. Pada
dasarnya area yang dilindungi dapat dilakukan upaya pemanfaatan, tetapi harus mematuhi
ketentuan yang ditetapkan pemerintah.

2. Pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna beserta ekosistemnya

Pengawetan merupakan usaha dan tindakan konservasi untuk menjamin


keanekaragaman jenis meliputi penjagaan agar unsur-unsur tersebut tidak punah dengan tujuan
agar masing-masing unsur tersebut dapat berfungsi dalam alam dan senantiasa siap untuk
sewaktu-waktu dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia.

Punahnya salah satu unsur tidak dapat digantikan dengan unsur lain. Pengawetan jenis
tumbuhan dan satwa dapat dilaksanakan di dalam kawasan (konservasi in-situ) ataupun di luar
kawasan (konservasi ex-situ). TN Komodo, salah satu bentuk Budidaya jenis-jenis anggrek liar
konservasi insitu komodo (konservasi ex situ)

3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya

Pemanfataan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya pada hakikatnya
merupakan usaha pengendalian/pembatasan dalam pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya sehingga pemanfaatan tersebut dapat dilakukan secara terus menerus pada masa
mendatang. Kegiatan yang dilakukan adalah pemanfaatan kondisi lingkugan kawasan
pelestarian alam dengan tetap menjaga kelestarian fungsi kawasan dan pemanfaatan jenis
tumbuhan dan satwa liar dengan tetap memperhatikan kelangsungan potensi, daya dukung dan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar.

Pemanfaatan sumberdaya alam hayati perlu dilakukan dengan penuh tanggung jawab
dan secara bijaksana, hal ini untuk menjamin agar persediaan sumberdaya alam tidak habis
dalam waktu singkat. Pemanfaatan dengan penuh tanggung jawab dan bijaksana itulah yang kita
sebut dengan konservasi. Sumberdaya alam dan ekosistemnya merupakan bagian dari
kehidupan manusia, baik masyarakat tradisional maupun modern. Disamping itu, faktor lain yang
perlu dipertimbangkan adalah faktor ekonomis dimana manusia memanfaatkan sumberdaya
alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semua segi kehidupan manusia tergantung dari
adanya sumberdaya alam, baik langsung maupun tidak langsung, baik yang tinggal di kota
maupun desa.

Konservasi memiliki nilai secara ekonomis maupun sosial filosofis. Secara ekonomi nilai
konservasi mencakup :1. Pelestarian tanah dan air, 2. Stabilitas iklim, 3. Konservasi sumberdaya
alam hayati yang dapat diperbaharui, 4. Perlindungan plasma nuftah, 5. Ekowisata. Nilai
konservasi secara sosial-filosofis :1. Mutu kehidupan yang lebih baik, 2. Tanggung jawab moral,
dan 3. sebagai warisan anak cucu dan kebanggaan bangsa.
B. Landasan Hukum Konservasi
Mengingat Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum, maka
diperlukan dasar hukum yang tegas dan menyeluruh dalam pengelolaan konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, guna menjamin kepastian hukum bagi usaha
pengelolaan tersebut. Undang-undang yang membahas tentang konservasi ini antara lain:
1. UU Nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Penjelasannya bertujuan: Untuk mengatur sistim penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistimnya, serta pemanfaatan secara
lestari sumber daya alam hayati dan ekosistimnya, agar menjamin pemanfaatannya bagi
masyarakat dan peningkatan mutu kehidupan manusia. Pengertiannya adalah: Pengelolaan
sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
keanekaragaman dan nilainya. Kegiatannya: (a) perlindungan sistim penyangga kehidupan;
(b) pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan ekosistimnya, dan: (c)
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistimnya.
2. PP No. 68/1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam: Sebagai
pelaksanaan UU No. 5/1990:

Pengertian Kawasan Suaka Alam: Kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di
perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa serta ekosistimnya yang juga berfungsi sebagai sistim penyangga
kehidupan
3. PP No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa:
Pasal-1:8 : Pelaksanaan Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa merupakan tanggungjawab
menteri yang bertanggungjawab dibidang kehutanan.
4. UU Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
5. UU Nomor 16 tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan.
6. UU Nomor 21 tahun 2004 tentang keamanan hayati atas konvensi tentang keanekaragman
hayati.
7. UU No. 32/2004 tentang kewenangan Pemerintah Daerah:
 Pasal-18:1 : Daerah yang memiliki wilayah laut diberi kewenangan untuk mengelola sumber
daya di laut.
 Pasal-18:3 : Kewnangan daerah untuk mengelola sumber daya di eilayah laut, meliputi: (a)
eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut; (b) pengaturan administratif;
(c) pengaturan tata ruang; (d) penegakan hukum yang dikeluarkan oleh daerah atau yang
dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah; (e) ikut serta dalam pemeliharaan keamanannya,
dan: (f) ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara
8. UU No.27/2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil:
 Pasal-28:1 : Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil diselenggarakan untuk (a)
Menjaga kelestarian ekosistim Pesisir dan Pulau-pulau kecil; (b) melindungi alur migrasi ikan dan
biota laut lainnya; (c) melindungi habitat biota laut, dan; (d) melindungi situs budaya tradisional.
 Pasal-28:2 : sebagai wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dapat ditetapkan sebagai Kawasan
Konservasi.
 Pasal-28, Pasal-29, Pasal-30, Pasal-31 adalah mengenai konservasi wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil.

C. Kawasan Konservasi di Indonesia


Kawasan konservasi adalah bagian dari wilayah daratan atau lautan yang perlu dan
secara sengaja disisihkan dari segala bentuk eksploitasi dan pemanfaatan sumberdaya alam
hayati sehingga terjamin keberadaannya secara lestari.
Kawasan konservasi perlu ditetapkan di Indonesia, hal ini karena Indonesia memiliki
sumberdaya alam hayati melimpah, dan sumberdaya tersebut harus cukup memenuhi
kebutuhan sandang, pangan, dan papan seiring dengan laju pertambahan penduduk di
Indonesia. Terjadinya eksploitasi dan pemanfaatan yang cenderung berlebihan
mengakibatkan keberadaan sumberdaya alam terancam habis. Oleh karena itu, perlu
ditetapkan kawasan konservasi agar keberadaan sumberdaya alam yang ada saat ini bisa
dimanfaatkan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
Untuk memudahkan pengelolaannya, kawasan konservasi di Indonesia dibagi menjadi
Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).
1. Kawasan Suaka Alam (KSA)
Kawasan suaka alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat dan
diperairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga
kehidupan. Kawasan Suakan Alam terbagi atas :
a. Cagar Alam (CA)
Cagar alam, adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alam yang
khas termasuk alam hewani dan alam nabati yang perlu dilindungi untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan. Cagar alam mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan
ekosistem di dalamnya.
Contoh : Cagar Alam Gebugan (Ungaran), Cagar Alam Pagerwunung (Kendal)
b. Suaka Margasatwa (SM)
Suaka margasatwa mempunyai ciri khas keanekaragaman dan keunikan jenis satwa,
dimana untuk kelangsungan hidupnya dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
Contoh :
SM Muara Angke

2. Kawasan Pelestarian Alam (KPA)


Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat
maupun diperairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatannya secara lestari
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan Pelestarian Alam terbagi atas :
a. Taman Nasional (TN)
Kawasan yang memiliki ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi dan
dimanfaatkan untuk penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya,
pariwisata dan rekreasi. Sistem zonasi terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan dan zona lain
sesuai keperluan.
Contoh :
TN Laut Karimunjawa
b. Taman Hutan Raya (Tahura)
Kawasan pelestarian alam untuk koleksi tumbuhan, dan/ atau satwa yang alami atau
buatan, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, pendidikan,
ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
Contoh :
Tahura Ngargoyoso Karanganyar

c. Taman Wisata Alam


Taman wisata alam adalah kawasan hutan konservasi yang bisa dimanfaatkan untuk
kegiatan pariwisata dan rekreasi. Selain untuk kegiatan pariwisata, taman wisata alam
mempunyai fungsi melindungi sistem penyangga kehidupan bagi daerah sekitarnya. Bisa juga
menjadi tempat pendidikan alam dan pengembangan ilmu pengetahuan. Segala pemanfaatan
sumber daya hayati di areal ini harus dimanfaatkan secara lestari.
Contoh:
Taman wisata alam gunung tangkuban perahu
D. Upaya untuk Melakukan Konservasi Sumber Daya Alam
Indonesia merupakan salah negara yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi.
Keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia selain harus dilindungi, pemanfaatannyapun
tetap harus dilakukan secara bijaksana dan tidak berlebihan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengelolaan konservasi secara bijaksana untuk menjaga kelestariannya dan menjaga
keseimbangan ekosistem sehingga dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Pengelolaan konservasi yang telah dilakukan di Indonesia antara lain adalah :
1. Penetapan Kawasan Konservasi
Berdasarkan UU No.5 Tahun 1990 pemerintah telah menetapkan kawasan konservasi
di Indonesia. Dengan ditetapkannya kawasan konservasi, diharapkan sumberdaya alam yang
ada saat ini terjamin kelestariannya dan dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu yang lama.
2. Penetapan peraturan perundangan yang berhubungan dengan konservasi
Pengelolaan sumberdaya alam beserta ekosistemnya perlu diberi hukum yang jelas,
tegas, dan menyeluruh guna menjamin kepastian hukum bagi upaya pengelolaannya.
Peraturan tersebut diharapkan memberikan arah yang jelas tentang permasalahan dan
kebijakan dibidang konservasi.
3. Keterlibatan masyarakat dalam konservasi
Dalam upaya konservasi di Indonesia saat ini pengelolaan suatu kawasan konservasi
melibatkan masyarakat dalam pengelolaannya, meskipun pemerintah tetap sebagai pihak
utama. Keterlibatan masyarakat sekitar dalam pengelolaan sumberdaya alam hayati berarti
memberi kesempatan untuk ikut berperan dalam usaha di kawasan tersebut.
4. Pengendalian perburuan dan perdagangan satwa
Pengendalian perburuan yang telah dilakukan di Indonesia antara lain berdasarkan
aspek legal, tata cara perburuan, pemungutan hasil perburuan, dan penentuan daerah dan
rotasi perburuan. Pegendalian perdagangan satwa alami secara nasional otoritas
pengelolaannya dilakukan oleh Dirjen PHKA, sedangkan ootoritas ilmiahnya dilakukan LIPI.
PHKA berwenang menerbitkan izin ekspor sesuai kuota dan LIPI berperan sebagai penasehat
pada otoritas pengelola.
5. Pengembangan ekonomi alternatif
Sebagai tindak lanjut dari keterlibatan masyarakat adalah pengembangan ekonomi
alternatif untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar kawasan perlindungan.
Misalnya budidadaya ikan di desa sekitar TN Halimun, dan keterlibatan masyarakat dalam
kegiatan turisme di daerah sehingga tidak terjadi penjarahan atau eksploitasi sumberdaya
alam secara berlebihan.
6. Menghindari introduksi spesies eksotik
Masuknya spesies eksotik atau spesies asing akan menimbulkan masalah bagi spesies
lokal karena akan menimbulkan kompetisi atau membawa penyakit.
7. Penetapan kawasan lindung dengan pendekatan spesies
Identifikasi spesies yang memerlukan prioritas utama merupakan langkah awal untuk
menjaga kelangsungan hidup spesies tersebut dari ancaman kepunahan. Sebagai contoh
penetapan Important Bird Areas (IBAs) atau daerah penting burung di Indonesia dan
Endemic Bird Area (EBA) atau daerah endemik burung; prioritas berdasarkan Key
Biodiversity Area (KBA) berdasarkan prinsip kerentanan kawasan serta kerentanan spesies.
8. Pemanfaatan sains dan teknologi
Upaya perlindungan, pelestarian,dan pengelolaan keanekaragaman hayati dapat
dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini
berkembang pesat. Sebagai contoh dengan menggunakan analisis SIG (Sistem Informasi
Geografis) dapat dilakukan pemantauan lahan-lahan kritis, zona-zona habitat satwa,
kerusakan habitat dan mengenali daerah-daerah yang perlu dihindari dari proyek
pembangunan, penangkaran biota liar dengan memanfaatkan teknologi reproduksi Artificial
Insemination (AI), In-Vitro Fertilizatiion (IVF), dan Embryo Transfer (ET).
9. Pemanfaatan Energi Terbarukan (waste for energy, biodisel, biogas, solar cell, mass
transportation, organic for agriculture)
KTT Bumi 1992 telah menghasilkan Deklarasi Rio, Agenda 21, Forests Principles dan
Konvensi Perubahan Iklim (Climate Change) dan Keanekaragaman Hayati (Biodiversity).
KTT Bumi juga menghasilkan Konsep Pembangunan Berkelanjutan yang mengandung 3
pilar utama yang saling terkait dan saling menunjang yakni pembangunan ekonomi,
pembangunan sosial dan lingkungan hidup. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran
lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Pemanfaatan secara berlebihan dan tidak bijaksana menyebabkan kerusakan habitat,
kehilangan atau punahnya beberapa jenis fora dan fauna, erosi keanekaragaman genetik,
bencana alam, penyebaran penyakit, dan pemanasan global. Perubahan Iklim merupakan
tantangan yang paling serius yang dihadapi dunia di abad 21. Beberapa studi terakhir
memperlihatkan bahwa masalah pemanasan yang terjadi dalam 50 tahun terakhir disebabkan
oleh tindakan manusia. Pemasanasan global di masa depan akan menjadi lebih besar dari
yang diduga sebelumnya. Sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi,
Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat terancam dampak dari pemanasan global.
Oleh karena itu untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas dibutuhkan suatu tindakan
yang lebih terfokus, komprehensif, dan efektif, serta memerlukan kontribusi dari stakeholder
termasuk pemerintah, akademisi, pelajar, institusi independen, dan masyarakat umum.
Agar usaha pembangunan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup di
Indonesia dapat mencapai harapan yang telah ditetapkan secara garis besar perlu ditempuh
upaya sebagai berikut :
1. Intensifikasi pengelolaan kawasan konservasi.
2. Peningkatan dan perluasan kawasan konservasi sehingga mewakili tipe-tipe ekosistem yang
ada.
3. Recruitment dan peningkatan ketrampilan personel melalui pendidikan dan latihan.
4. Peningkatan sarana dan prasarana yang memadai.
5. Peningkatan kerjasama dengan isntansi lain didalam dan luar negeri.
6. Penyempurnaan peraturan perundang-undanagn dibidang konservasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
7. Peningkatan pengamanan dan pengawasan terhadap kawasan konservasi (dengan pemberian
pal-pal batas) peradaran flora dan fauna.
8. Memasyarakatkan konservasi ke seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat berperan serta
dalam upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan.
E. Kendala dalam Konservasi Sumber Daya Alam
Dalam melaksanakan pembangunan konservasi sumber daya alam, dan ekosistemnya
masih ditemui kendala pada umumnya diakibatkan oleh :
1. Tekanan penduduk Jumlah penduduk Indonesia yang padat sehingga kebutuhan akan sumber
daya alam meningkat.
2. Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran ekologis dari masyarakat masih rendah, hal ini
dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah dan pendapatan yang belum memadai. Sebagai
contoh beberapa kawasan konservasi yang telah ditetapkan banyak mengalami kerusakan
akibat perladangan liar / berpindah-pindah.
3. Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi yang cukup pesat akan menyerap kekayaan
(eksploitasi sumber daya alam) dan kurangnya aparat pengawasan serta terbatasnya sarana
prasarana.
Peraturan dan perundang-undangan Peraturan perundang-undangan yang ada saat ini
belum cukup mendukung pembentukan kawasan konservasi khususnya laut (perairan).

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Konservasi sumber daya alam dapat diartikan sebagai pengelolaan sumber daya alam yang
dapat menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragamannya.
2. Landasan Hukum Konservasi :
- UU Nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
- UU Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
- UU Nomor 16 tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan.
- UU Nomor 21 tahun 2004 tentang keamanan hayati atas konvensi tentang keanekaragman
hayati.
3. Kawasan Konservasi di Indonesia adalah bagian dari wilayah daratan atau lautan yang perlu
dan secara sengaja disisihkan dari segala bentuk eksploitasi dan pemanfaatan sumberdaya
alam hayati sehingga terjamin keberadaannya secara lestari.
4. Upaya untuk melakukan konservasi sumber daya alam antara lain : penetapan kawasan
konservasi, penetapan peraturan perundangan yang berhubungan dengan konservasi,
keterlibatan masyarakat dalam konservasi, pengendalian perburuan dan perdagangan satwa,
pengembangan ekonomi alternatif, menghindari introduksi spesies eksotik, penetapan
kawasan lindung dengan pendekatan spesies, pemanfaatan sains dan teknologi, pemanfaatan
energi terbarukan (waste for energy, biodisel, biogas, solar cell, mass transportation, organic
for agriculture)
5. Kendala dalam konservasi sumber daya alam yaitu jumlah penduduk indonesia
yang padat, tingkat kesadaran ekologis dari masyarakat yang rendah,kurangnya pengawasan
dan prasarana
B. SARAN
Kawasan konservasi adalah merupakan salah satu sumber kehidupan yang dapat
meningkatkan kesejahtreraan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu usaha-usaha konservasi
di Indonesia haruslah tetap memegang peranan penting dimasa yang akan datang, suatu hal
yang perlu diperhatikan adalah bahwa usaha konservasi sumber daya alam tersebut harus
dapat terlihat memberikan keuntungan kepada masyarakat luas, hal ini penting untuk
mendapat dukungan dan partisipasi seluruh lapisan masyarakat.
Demikian makalah dari kami apabila ada kesalahan dalam penulisan atau isi yang
kurang berkenanharapkan kami mohon maaf,dan kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun bagi pembaca yang budiman.

C.
DAFTAR PUSTAKA

http://blhd.tanjabbarkab.go.id/kategori/anpedaling/dasarhukumkonservasisda.html

https://jurnalbumi.com/taman-wisata-alam/

http://alamendah.org/2015/02/19/cagar-alam-gebugan-kabupaten-semarang/

Anda mungkin juga menyukai