BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumber daya alam dan keanekaragaman hayati memiliki manfaat bagi kehidupan
manusia baik yang dirasakan langsung maupun tidak langsung, antara lain menyediakan
kebutuhan pangan, kebutuhan sandang dan bangunan, sebagai sumberdaya genetik, manfaat
pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai pengatur tata air, manfaat terhadap
iklim, dan lingkungan yang sehat. Mengingat sifatnya yang tidak dapat diganti dan
mempunyai kedudukan serta perannya yang vital bagi kehidupan manusia, maka upaya
konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya merupakan kewajiban mutlak bagi
setiap pihak.
Istilah “konservasi” berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu “conservation” yang
secara genealogis berumber dari kata con (together) dan servare (to keep, to save) yang
dimengerti sebagai upaya memelihara milik kita (to keep, to save what we have), dan
menggunakan milik tersebut secara bijak (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore
Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan konsep
konservasi. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi, sosial dan ekologi.
Konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba memanfaatkan
sumberdaya alam untuk sekarang. Dari segi ekologi, konservasi merupakan
pemanfaatan sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang. Sementara dari
segi sosial, konservasi merupakan pemanfaatan sumberdaya alam yang harus dilakukan
secara bijaksana.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan konservasi sumber daya alam?
2. Apa yang menjadi landasan hukum konservasi?
3. Apa sajakah yang menjadi kawasan konservasi di indonesia?
4. Apa sajakah upaya untuk melakukan konservasi sumber daya alam?
5. Apa sajakah yang menjadi kendala dalam konservasi sumber daya alam?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian konservasi sumber daya alam
2. Untuk mengetahui landasan hukum konservasi.
3. Untuk mengetahui kawasan konservasi di indonesia.
4. Untuk mengetahui upaya untuk melakukan konservasi sumber daya alam.
5. Untuk mengetahui kendala dalam konservasi sumber daya alam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konservasi Sumber Daya Alam
Ditinjau dari bahasa, konservasi berasal dari kata conservation, dengan pokok kata to
conserve (Bahasa inggris) yang artinya menjaga agar bermanfaat, tidak punah/lenyap atau
merugikan. Sedangkan sumber dalam alam sendiri merupakan salah satu unsur dari lingkungan
hidup yang terdiri dari sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non hayati, serta seluruh
gejala keunikan alam, semua ini merupakan unsur pembentuk lingkungan hidup yang
kehadirannya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah :
1. Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat
pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya
alam (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau
transformasi fisik.
3. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan.
4. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-
ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan
alaminya.
Dari uraian diatas, maka konservasi sumber daya alam dapat diartikan sebagai
pengelolaan sumber daya alam yang dapat menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan
menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragamannya.
Menurut undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya (KSDHA & E) (Pasal 1: 2) menyebutkan bahwa konservasi
sumberdaya alam hayati adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya
dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Punahnya salah satu unsur tidak dapat digantikan dengan unsur lain. Pengawetan jenis
tumbuhan dan satwa dapat dilaksanakan di dalam kawasan (konservasi in-situ) ataupun di luar
kawasan (konservasi ex-situ). TN Komodo, salah satu bentuk Budidaya jenis-jenis anggrek liar
konservasi insitu komodo (konservasi ex situ)
Pemanfataan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya pada hakikatnya
merupakan usaha pengendalian/pembatasan dalam pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya sehingga pemanfaatan tersebut dapat dilakukan secara terus menerus pada masa
mendatang. Kegiatan yang dilakukan adalah pemanfaatan kondisi lingkugan kawasan
pelestarian alam dengan tetap menjaga kelestarian fungsi kawasan dan pemanfaatan jenis
tumbuhan dan satwa liar dengan tetap memperhatikan kelangsungan potensi, daya dukung dan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar.
Pemanfaatan sumberdaya alam hayati perlu dilakukan dengan penuh tanggung jawab
dan secara bijaksana, hal ini untuk menjamin agar persediaan sumberdaya alam tidak habis
dalam waktu singkat. Pemanfaatan dengan penuh tanggung jawab dan bijaksana itulah yang kita
sebut dengan konservasi. Sumberdaya alam dan ekosistemnya merupakan bagian dari
kehidupan manusia, baik masyarakat tradisional maupun modern. Disamping itu, faktor lain yang
perlu dipertimbangkan adalah faktor ekonomis dimana manusia memanfaatkan sumberdaya
alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semua segi kehidupan manusia tergantung dari
adanya sumberdaya alam, baik langsung maupun tidak langsung, baik yang tinggal di kota
maupun desa.
Konservasi memiliki nilai secara ekonomis maupun sosial filosofis. Secara ekonomi nilai
konservasi mencakup :1. Pelestarian tanah dan air, 2. Stabilitas iklim, 3. Konservasi sumberdaya
alam hayati yang dapat diperbaharui, 4. Perlindungan plasma nuftah, 5. Ekowisata. Nilai
konservasi secara sosial-filosofis :1. Mutu kehidupan yang lebih baik, 2. Tanggung jawab moral,
dan 3. sebagai warisan anak cucu dan kebanggaan bangsa.
B. Landasan Hukum Konservasi
Mengingat Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum, maka
diperlukan dasar hukum yang tegas dan menyeluruh dalam pengelolaan konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, guna menjamin kepastian hukum bagi usaha
pengelolaan tersebut. Undang-undang yang membahas tentang konservasi ini antara lain:
1. UU Nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Penjelasannya bertujuan: Untuk mengatur sistim penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistimnya, serta pemanfaatan secara
lestari sumber daya alam hayati dan ekosistimnya, agar menjamin pemanfaatannya bagi
masyarakat dan peningkatan mutu kehidupan manusia. Pengertiannya adalah: Pengelolaan
sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
keanekaragaman dan nilainya. Kegiatannya: (a) perlindungan sistim penyangga kehidupan;
(b) pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan ekosistimnya, dan: (c)
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistimnya.
2. PP No. 68/1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam: Sebagai
pelaksanaan UU No. 5/1990:
Pengertian Kawasan Suaka Alam: Kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di
perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa serta ekosistimnya yang juga berfungsi sebagai sistim penyangga
kehidupan
3. PP No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa:
Pasal-1:8 : Pelaksanaan Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa merupakan tanggungjawab
menteri yang bertanggungjawab dibidang kehutanan.
4. UU Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
5. UU Nomor 16 tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan.
6. UU Nomor 21 tahun 2004 tentang keamanan hayati atas konvensi tentang keanekaragman
hayati.
7. UU No. 32/2004 tentang kewenangan Pemerintah Daerah:
Pasal-18:1 : Daerah yang memiliki wilayah laut diberi kewenangan untuk mengelola sumber
daya di laut.
Pasal-18:3 : Kewnangan daerah untuk mengelola sumber daya di eilayah laut, meliputi: (a)
eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut; (b) pengaturan administratif;
(c) pengaturan tata ruang; (d) penegakan hukum yang dikeluarkan oleh daerah atau yang
dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah; (e) ikut serta dalam pemeliharaan keamanannya,
dan: (f) ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara
8. UU No.27/2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil:
Pasal-28:1 : Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil diselenggarakan untuk (a)
Menjaga kelestarian ekosistim Pesisir dan Pulau-pulau kecil; (b) melindungi alur migrasi ikan dan
biota laut lainnya; (c) melindungi habitat biota laut, dan; (d) melindungi situs budaya tradisional.
Pasal-28:2 : sebagai wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dapat ditetapkan sebagai Kawasan
Konservasi.
Pasal-28, Pasal-29, Pasal-30, Pasal-31 adalah mengenai konservasi wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Konservasi sumber daya alam dapat diartikan sebagai pengelolaan sumber daya alam yang
dapat menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragamannya.
2. Landasan Hukum Konservasi :
- UU Nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
- UU Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
- UU Nomor 16 tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan.
- UU Nomor 21 tahun 2004 tentang keamanan hayati atas konvensi tentang keanekaragman
hayati.
3. Kawasan Konservasi di Indonesia adalah bagian dari wilayah daratan atau lautan yang perlu
dan secara sengaja disisihkan dari segala bentuk eksploitasi dan pemanfaatan sumberdaya
alam hayati sehingga terjamin keberadaannya secara lestari.
4. Upaya untuk melakukan konservasi sumber daya alam antara lain : penetapan kawasan
konservasi, penetapan peraturan perundangan yang berhubungan dengan konservasi,
keterlibatan masyarakat dalam konservasi, pengendalian perburuan dan perdagangan satwa,
pengembangan ekonomi alternatif, menghindari introduksi spesies eksotik, penetapan
kawasan lindung dengan pendekatan spesies, pemanfaatan sains dan teknologi, pemanfaatan
energi terbarukan (waste for energy, biodisel, biogas, solar cell, mass transportation, organic
for agriculture)
5. Kendala dalam konservasi sumber daya alam yaitu jumlah penduduk indonesia
yang padat, tingkat kesadaran ekologis dari masyarakat yang rendah,kurangnya pengawasan
dan prasarana
B. SARAN
Kawasan konservasi adalah merupakan salah satu sumber kehidupan yang dapat
meningkatkan kesejahtreraan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu usaha-usaha konservasi
di Indonesia haruslah tetap memegang peranan penting dimasa yang akan datang, suatu hal
yang perlu diperhatikan adalah bahwa usaha konservasi sumber daya alam tersebut harus
dapat terlihat memberikan keuntungan kepada masyarakat luas, hal ini penting untuk
mendapat dukungan dan partisipasi seluruh lapisan masyarakat.
Demikian makalah dari kami apabila ada kesalahan dalam penulisan atau isi yang
kurang berkenanharapkan kami mohon maaf,dan kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun bagi pembaca yang budiman.
C.
DAFTAR PUSTAKA
http://blhd.tanjabbarkab.go.id/kategori/anpedaling/dasarhukumkonservasisda.html
https://jurnalbumi.com/taman-wisata-alam/
http://alamendah.org/2015/02/19/cagar-alam-gebugan-kabupaten-semarang/