Disusun oleh:
Kevin
03031381621083
Kelas A
ii.
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas berupa makalah ini tentang mekanisme perubahan
peran generator menjadi motor listrik serta perhitungan dasar tentang aspek ini.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan berdasarkan penerapan dari ilmu
yang sudah saya dapatkan sebelumnya mengenai penyusunan tentang makalah, sehingga dapat
memperlancar saya membuat makalah ini dan tentunya juga saya mengucapkan terima kasih
kepada bapak Enggal Nurisman, S.T., M.T., yang sebelumnya sudah memberikan ilmu dan
pengarahan kepada semua mahasiswa yang mengikuti kuliah Sistem Utilitas II ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat dan
inspirasi bagi semua orang, khususnya yang ada di lingkungan pendidikan akademik.
Kevin
ii.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ................................................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2
1.3. Tujuan Pembahasan ............................................................................................................... 2
ii.
BAB I
PENDAHULUAN
1.
yang berlawanan arah. Namun, sebagian besar banyak menggunakan generator dan motor
listrik DC, karena lebih mudah dan sederhana.
Dari pengkonversian dari energi mekanik menjadi energi listrik ataupun
sebaliknya, dapat ditarik sebuah hubungan bahwa generator dan motor listrik dapat
bertukar perannya, sehingga memungkinkan bahwa generator dapat diubah perannya
menjadi motor listrik dan juga sebaliknya. Dari hal tersebutlah yang mendasari
pembuatan makalah ini. Namun, yang akan dibahas disini adalah mengubah peran
generator DC menjadi motor listrik DC.
2.
BAB II
ISI
Gaya dorong pada kawat angker motor listrik dc merupakan salah satu bentuk
gaya Lorentz. Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh adanya arus listrik yang
berada di dalam sebuah medan magnet. Perhitungan besar gaya Lorentz adalah sesuai
dengan rumus berikut:
F =BxIxL
Dimana:
F = Gaya Lorentz (Newton) I = Arus listrik (Ampere)
B = Medan magnet (Tesla) L = Panjang kawat yang dialiri listrik (Meter)
3.
Besar gaya Lorentz berpengaruh langsung terhadap kecepatan putaran serta gaya
torsi motor listrik. Sesuai dengan rumusan di atas, maka kecepatan putaran serta torsi
motor tergantung dari besar medan magnet, besar arus listrik, serta panjang kawat. Ketiga
komponen tersebut dapat direkayasa sehingga didapatkan karakteristik motor listrik yang
sesuai dengan yang diinginkan. Merekayasa jumlah lilitan kawat angker serta besar arus
listrik yang masuk ke kawat tersebut menjadi dua komponen yang paling mudah
dimodifikasi pada sebuah motor listrik.
4.
untuk semua motor listrik dan bekerja secara alami selayaknya Anda mengenal
gaya gravitasi bumi maupun gaya tarik menarik antara dua kutub magnet yang
berbeda.
2.3.2 Kaidah Tangan Kanan Fleming
2.4. Generator
Generator adalah sebuah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan oleh generator dapat berupa AC ataupun
DC, bergantung dari tipe generator. Kali ini akan dibahas mengenai generator DC.
2.4.1. Skema Bagian-bagian Generator DC
5.
Generator DC memiliki komponen yang sama persis dengan motor listrik
DC. Pada skema di atas, rotor generator diskemakan dengan sebuah kawat angker
penghantar listrik (armature) yang membentuk persegi panjang. Pada kedua
ujung kawat angker terpasang komutator berbentuk lingkaran yang terbelah
menjadi dua, komponen ini sering kita dengar dengan sebutan cincin belah.
Cincin belah termasuk bagian dari rotor, sehingga ia ikut berputar dengan rotor.
Sedangkan stator generator tersusun atas dua magnet dengan kutub berbeda yang
saling berhadapan. Pada bagian yang kontak langsung dengan cincin belah, stator
dilengkapi dengan sikat karbon yang berfungsi untuk menghubungkan arus listrik
yang dibangkitkan pada kawat angker ke rangkaian di luar generator.
6.
Gambar di atas adalah skema sederhana proses kerja generator DC. Kawat
angker ABCD dapat berputar dengan sumbu a-b, dan berada di tengah-tengah
medan magnet N-S. Kawat angker sedang dalam kondisi diputar oleh sumber dari
luar, dengan arah yang searah putaran jarum jam sesuai pada gambar. Putaran ini
memberikan gaya torsi dengan arah yang selalu tegak lurus dengan kawat angker.
Kawat angker berada dalam posisi horisontal pada gambar (a). Kawat A-B
mengalami gaya torsi yang mengarah ke bawah (sesuai arah putaran angker).
Dengan menggunakan kaidah tangan kanan Fleming, kita akan dengan mudah
menentukan arah arus listrik yang terbangkitkan adalah dari titik A ke B.
Demikian pula dengan kawat C-D, melalui cara yang sama akan dengan mudah
kita tentukan arah arus listrik yang terbangkitkan adalah dari C ke D.
Pada gambar (b) arah torsi yang terjadi pada kawat A-B adalah mendatar
ke arah kiri, sedangkan untuk kawat C-D arah torsi adalah mendatar ke kanan.
Karena vektor torsi ini sejajar dengan garis gaya magnet dan tidak terjadi
pemotongan garis gaya magnet, maka pada posisi ini tidak akan timbul gaya
gerak listrik.
Pada gambar (c) kawat angker kembali berposisi horisontal. Pada kondisi
ini kembali dengan mudah kita dapat menentukan arah arus listrik yang
teebangkitkan. Untuk kawat A-B arus listrik akan mengarah dari B ke A,
sedangkan pada kawat C-D arus listrik akan mengarah dari D-C.
7.
2.4.3. Grafik Voltase yang Dibangkitkan Generator DC
8.
2.5. Motor Listrik
Motor listrik adalah sebuah mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik pertama kali diciptakan dengan
menggunakan sumber arus listrik searah atau DC (Direct Current) oleh beberapa
ilmuwan seperti Englishman Peter Barlow (1822), Prussian Moritz Jacobi (1834), dan
William Sturgeon (1832). Perkembangan motor listrik DC tidak dapat terlepas dari
sebuah fenomena induksi elektromagnetik yang diperkenalkan oleh Michael Faraday
(1831) dan terkenal dengan sebutan Hukum Faraday seperti yang sudah dijelaskan
disebelumnya.
Namun justru di akhir abad 19, puluhan tahun setelah para ilmuwan
memperkenalkan motor listrik, John Ambrose Fleming memperkenalkan sebuah sistem
mneumonik untuk memudahkan kita memahami fenomena yang terjadi pada motor listrik
dan generator listrik. Sistem mneumonik tersebut Fleming sebut dengan kaidah tangan
kiri untuk motor listrik, dan kaidah tangan kanan untuk generator listrik. Kaidah ini
memudahkan kita untuk menentukan arah gaya dorong, arah medan magnet, serta arah
arus listrik pada sebuah sistem induksi elektromagnetik. Pada kaidah ini pun sudah
dijelaskan sebelumnya.
Pada skema di atas, rotor motor diskemakan dengan sebuah kawat angker
penghantar listrik (armature) yang membentuk persegi panjang. Pada kedua
ujung kawat angker terpasang komutator berbentuk lingkaran yang terbelah di
tengahnya, komponen ini sering kita dengar dengan sebutan cincin belah. Cincin
belah termasuk bagian dari rotor, sehingga ia ikut berputar dengan rotor.
Sedangkan stator motor tersusun atas dua magnet dengan kutub berbeda yang
saling berhadapan. Pada bagian yang kontak langsung dengan cincin belah, stator
dilengkapi dengan sikat karbon yang berfungsi untuk menghubungkan arus listrik
dari sumber tegangan ke kumparan rotor.
9.
Sumber tegangan DC diilustrasikan dengan gambar baterai pada skema
motor DC di atas. Masing-masing kutub baterai terhubung dengan sikat karbon,
sehingga tercipta arus listrik DC dengan arah arus dari kutub positif ke negatif
melewati sikat karbon, satu bagian cincin belah, kawat angker (armature),
kembali ke cincin belah, sikat karbon dan ke kutub negatif baterai.
10.
Pada gambar (a) di atas, garis medan magnet mengarah ke kiri yang
disimbolkan dengan garis biru dan huruf (B). Untuk arah arus listrik ditunjukkan
dengan garis berwarna hitam dan huruf (I). Jika kita mencoba menggunakan
kaidah tangan kiri kita pada sisi kiri kawat angker, maka akan kita dapatkan
bahwa gaya dorong (F) akan mengarah ke atas. Sedangkan untuk sisi kanan kawat
angker, kaidah tangan kiri akan menunjukkan bahwa gaya dorong akan mengarah
ke bawah. Gaya dorong yang tegak lurus langsung terhadap kawat angker kanan
dan kiri ini menghasilkan torsi yang paling besar pada rotor motor. Gaya torsi
inilah yang akan memutar rotor motor.
Pada posisi rotor seperti gambar (b), masing-masing cincin belah masih
terhubung dengan sikat karbon sehingga arah arus listrik tidak berubah. Dengan
cara yang sama menggunakan kaidah tangan kiri, arah gaya dorong juga
mengarah ke atas untuk kawat angker kiri dan ke bawah untuk kawat angker
kanan. Namun besar gaya torsi yang terjadi adalah lebih kecil sebesar cos
α daripada gaya F. Gaya torsi ini masih akan membuat rotor motor berputar
searah jarum jam.
Torsi rotor akan menjadi nol pada saat kawat angker berposisi seperti pada
gambar (c). Sesuai dengan kaidah tangan kiri, jika pada kawat angker terdapat
arus listrik, maka arah gaya dorong kawat juga ke atas atau pun ke bawah. Namun
karena gaya tersebut segaris dengan titik poros rotor, atau dapat pula dikatakan
tegak lurus dengan arah putaran rotor, maka tidak akan timbul gaya torsi pada
kawat angker. Sudut αyang sebesar 90o menjelaskan pula tidak akan timbul gaya
torsi pada saat posisi kawat angker demikian, karena nilai dari cos 90o adalah nol.
Nilai torsi nol ini tidak akan membuat rotor motor berhenti berputar, karena sifat
kelembaman rotor maka rotor akan terus berputar selama masih ada arus listrik
yang mengalir pada kawat angker.
Setelah kawat angker melewati fase tegak lurus dan membentuk sudut -α,
arah arus listrik akan mengalir dengan arah yang sama seperti pada saat kawat
angker bersudut +α (gambar b). Komponen komutator yang selalu ikut berputar
dengan rotor dan sikat karbon yang selalu diam, menjadi komponen yang akan
menjaga arah arus listrik untuk selalu tetap yakni --sesuai gambar skema--
mengalir dari sisi kiri kawat angker ke kanan. Arah arus listrik yang selalu tetap
di setiap setengah putaran rotor inilah yang akan membuat rotor motor listrik
selalu berputar selama masih ada arus listrik yang mengalir ke kawat angker.
11.
2.6. Mekanisme Perubahan Generator Menjadi Motor Listrik
Motor DC dan generator DC, keduanya memiliki komponen-komponen yang
sama persis.
Seperti yang telah dibahas di atas (pada 2.1 dan 2.2), Hukum Faraday juga
terbukti bekerja pada kebalikan dari gaya Lorentz. Jika sebuah kawat bergerak dengan
kecepatan tertentu memotong garis gaya magnet, maka pada kawat tersebut akan timbul
gaya gerak listrik (GGL). Arah arus listrik GGL yang terbangkitkan dapat dengan mudah
kita tentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan Fleming. Besar voltase yang
terbangkitkan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
E = BLv
Dimana:
E = tegangan GGL (volt),
v = kecepatan gerakan kawat (m/s)
Sesuai dengan dasar-dasar di atas dan hanya jika mesin DC menggunakan magnet
permanen, maka secara prinsip merubah sebuah mesin DC dari motor menjadi generator
ataupun sebaliknya dapat dilakukan dengan sangat sederhana. Yakni dengan membalik
arah konversi energi yang terjadi. Motor listrik DC dapat diubah menjadi generator
dengan jalan memutus sumber tegangan input motor dan memberikan putaran terbalik
kepada poros motor tersebut. Jika arah putaran poros tidak dibalik, maka arah arus listrik
yang terbangkitkan akan berlawanan dengan arah arus listrik asli motor listrik (kutub
positif dan negatif kabel motor akan terbalik).
Prinsip tersebut sesuai dengan kaidah tangan kanan dan kiri Fleming yang saling
berkebalikan. Tampak pada kedua kaidah tangan kanan dan kiri Fleming ini saling
berkebalikan di arah arus listrik (jari tengah). Sehingga jika kita ingin merubah arah
konversi energi dari sebuah mesin DC, maka arah arus listrik DC pada kumparan kawat
dapat kita balik untuk mendapatkan arah putaran poros yang tetap. Namun jika ingin
mendapatkan arah arus listrik tetap seperti semula, maka arah putaran rotor yang perlu
kita balik.
12.
2.7. Hal-hal Penting Agar Generator Dapat Diubah Menjadi Motor Listrik
Tidak semua motor DC dapat diubah dengan mudah menjadi generator DC
ataupun sebaliknya. Berikut beberapa catatan mengenai hal ini:
1. Motor dan generator DC harus menggunakan magnet permanen pada statornya. Hal
ini dikarenakan ada tipe-tipe mesin DC yang menggunakan magnet induksi pada
stator sehingga membutuhkan energi tambahan untuk mengaktifkan kumparan stator
menjadi magnet. Jika sebuah motor DC dengan magnet induksi pada statornya
digunakan sebagai generator DC, maka hal tersebut tentu menjadi tidak dapat
dilakukan dengan mudah.
2. Sebuah motor DC terkadang tidak memiliki impedansi yang tepat jika digunakan
sebagai generator. Dengan kata lain kita tidak akan dengan mudah mentransmisikan
banyak daya ke beban yang ditanggung generator. Sebuah motor DC kecil (misalnya
kipas pendingin CPU) tentu tidak cocok untuk digunakan sebagai generator dengan
beban besar. Kipas ini didesain dapat bekerja dengan sumber tenaga yang kecil
namun dapat berputar dengan cepat. Jika digunakan terbalik, maka tentu kita
membutuhkan putaran kipas yang cepat untuk menghasilkan tenaga listrik yang kecil
saja.
3. Mengubah fungsi mesin DC dari sebelumnya motor menjadi generator atau
sebaliknya tidak dapat diterapkan pada mesin DC tipe brushless (tanpa sikat karbon).
Mesin DC tipe brushless menggunakan permanen motor untuk sisi rotornya dan
kumparan berada pada sisi stator. Untuk membangkitkan fungsi medan magnet pada
stator diperlukan sebuah sistem kontrol komputasi khusus yang tidak terdapat pada
mesin DC dengan brush. Karena penggunaan sistem komputasi ini membutuhkan
daya khusus, maka memerlukan perhatian khusus pula untuk mengubah fungsi
sebuah mesin DC tipe brushless.
13.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Prinsip dasar generator DC dan motor listrik DC sama-sama mengadopsi salah satu
hukum fisika terkenal yakni hukum Faraday yang menjelaskan adanya fenomena
induksi elektromagnetik, mengenai hubungan antara medan magnet, gaya gerak
listrik, serta gaya mekanis.
2. Gaya yang mendasari prinsip kerja generator dan motor listrik adalah gaya Lorentz
yang merupakan gaya dorong yang timbul sebagai akibat adanya kawat berarus
listrik bergerak melintasi medan magnet sehingga memotong garis gaya magnet
tersebut.
3. Generator adalah sebuah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik.
4. Motor listrik adalah sebuah mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik.
5. Kaidah tangan kiri fleming menunjukan prinsip kerja dari motor listrik, sedangkan
kaidah tangan kanan fleming menunjukkan prinsip kerja dari generator.
6. Mekanisme perubahan peran generator menjadi motor listrik sama halnya dengan
mengubah peran motor listrik menjadi generator karena motor DC dan generator DC,
keduanya memiliki komponen-komponen yang sama persis.
7. Hal-hal penting agar generator DC dapat diubah menjadi motor DC:
a. Harus menggunakan magnet permanen pada statornya.
b. Harus memiliki impedansi yang tepat dengan daya yang sama.
c. Tidak dapat diterapkan pada mesin DC tipe brushless (tanpa sikat karbon).
3.2. Saran
Untuk menambah daya listrik yang dihasilkan dari mengubah generator menjadi
motor maupun sebaliknya, kita dapat memperbanyak jumlah lilitan kawat pada
kumparan.
14.
DAFTAR PUSTAKA
Onny. 2017. Cara Merubah Motor DC Menjadi Generator DC Atau Sebaliknya. (Online).
https://artikel-teknologi.com/cara-merubah-motor-dc-menjadi-generator-dc-atau-
sebaliknya/. (Diakses pada tanggal 24 Maret 2017).
15.