Anda di halaman 1dari 18

Mekanisme Perubahan Peran Generator

Menjadi Motor Listrik

Disusun oleh:

Kevin
03031381621083
Kelas A

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018

ii.
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas berupa makalah ini tentang mekanisme perubahan
peran generator menjadi motor listrik serta perhitungan dasar tentang aspek ini.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan berdasarkan penerapan dari ilmu
yang sudah saya dapatkan sebelumnya mengenai penyusunan tentang makalah, sehingga dapat
memperlancar saya membuat makalah ini dan tentunya juga saya mengucapkan terima kasih
kepada bapak Enggal Nurisman, S.T., M.T., yang sebelumnya sudah memberikan ilmu dan
pengarahan kepada semua mahasiswa yang mengikuti kuliah Sistem Utilitas II ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat dan
inspirasi bagi semua orang, khususnya yang ada di lingkungan pendidikan akademik.

Palembang, 26 Maret 2017

Kevin

ii.
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ................................................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2
1.3. Tujuan Pembahasan ............................................................................................................... 2

BAB II. ISI


2.1. Hukum Faraday...................................................................................................................... 3
2.2. Gaya Lorentz.......................................................................................................................... 3
2.3. Kaidah Tangan Kiri dan Tangan Kanan Fleming .................................................................. 4
2.4. Generator ............................................................................................................................... 5
2.5. Motor Listrik .......................................................................................................................... 9
2.6. Mekanisme Perubahan Generator Menjadi Motor Listrik ................................................... 12
2.7. Hal-hal Penting Agar Generator Dapat Diubah Menjadi Motor Listrik .............................. 13

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Kesimpulan ........................................................................................................................ 14
3.2. Saran .................................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15

ii.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada zaman ini, kebutuhan manusia terhadap energi listrik semakin tinggi. Hal ini
disertai pula dengan terus bertambahnya jumlah penduduk di dunia. Maka dari itu, energi
listrik yang dibutuhkan oleh manusia semakin banyak. Oleh sebab itu, manusia
berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik.
Manusia tidak dapat membuat energi listrik, namun manusia hanya bisa
mengkonversikan energi lain menjadi energi listrik. Hal ini berdasarkan pada hokum
Termodinamika I, yaitu “energi tidak dapat diciptakan, maupun dimusnahkan namun
hanya bisa dikonversikan”. Berbagai macam cara yang sudah digunakan manusia untuk
mengkonversikan energi listrik, misalnya yang paling sering digunakan mengkonversikan
energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik. Dengan reaksi kimia pun manusia dapat
mengkonversikannya menjadi energi listrik.
Untuk mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik, dibutuhkan
sebuah alat yaitu generator. Generator sendiri merupakan suatu alat atau mesin yang
berfungsi untuk mengubah energi mekanis (gerak) menjadi energi listrik.
Selain mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik, manusia pun
sekarang ini dapat melakukan hal sebaliknya, yaitu mengkonversikan energi listrik
menjadi energi gerak. Namun, untuk mengkonversikan energi listrik menjadi energi
mekanik digunakan suatu alat yang disebut motor listrik. Contoh penerapan paling
sederhana motor listrik yaitu pada kipas angin yang menggunakan energi listrik dan
mengubahnya menjadi energi gerak. Jadi, secara singkat motor listrik dapat didefinisikan
yaitu suatu alat atau mesin yang dapat digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi
energi gerak.
Secara umum berdasarkan arah aliran listrik yang dihasilkan, gemerator dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu generator DC dan generator AC. Generator DC
adalah generator yang menghasilkan arah aliran listrik yang searah, sedangkan generator
AC adalah generator yang menghasilkan arah aliran listrik yang berlawanan arah. Begitu
pula dengan motor listrik. Motor listrik juga secara umum berdasarkan arah aliran
listriknya dibagi menjadi dua macam, yaitu motor listrik DC dan motor listrik AC. Motor
listrik DC adalah motor listrik yang menggunakan aliran arus listrik yang searah.
Sedangkan motor listrik AC adalah motor listrik yang menggunakan aliran arus listrik

1.
yang berlawanan arah. Namun, sebagian besar banyak menggunakan generator dan motor
listrik DC, karena lebih mudah dan sederhana.
Dari pengkonversian dari energi mekanik menjadi energi listrik ataupun
sebaliknya, dapat ditarik sebuah hubungan bahwa generator dan motor listrik dapat
bertukar perannya, sehingga memungkinkan bahwa generator dapat diubah perannya
menjadi motor listrik dan juga sebaliknya. Dari hal tersebutlah yang mendasari
pembuatan makalah ini. Namun, yang akan dibahas disini adalah mengubah peran
generator DC menjadi motor listrik DC.

1.2. Rumusan Masalah


1. Hukum apa yang mendasari fenomena induksi elekromagnetik?
2. Apakah yang dimaksud dengan generator?
3. Apakah yang dimaksud dengan motor listrik?
4. Apa yang dimaksud dengan kaidah tangan kiri dan tangan kanan Fleming?
5. Gaya apa yang mendasari kerja generator dan motor listrik?
6. Bagaimana prinsip kerja dari generator DC?
7. Bagaimana prinsip kerja dari motor listrik DC?
8. Bagaimana mekanisme perubahan generator menjadi motor listrik?
9. Apa saja yang menjadi hal penting agar generator dapat diubah menjadi motor
listrik?

1.3. Tujuan Pembahasan


Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan pembahasan dalam makalah ini yaitu
untuk:
1. Mengetahui hukum yang mendasari fenomena induksi elektromagnetik.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan generator.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan motor listrik.
4. Mengetahui maksud dari kaidah tangan kiri dan tangan kanan Fleming.
5. Mengetahui gaya yang mendasari kerja generator dan motor listrik.
6. Mengetahui prinsip kerja dari generator DC.
7. Mengetahui prinsip kerja dari motor listrik DC.
8. Mengetahui mekanisme perubahan generator menjadi motor listrik.
9. Mengetahui hal-hal yang penting agar generator dapat diubah menjadi motor listrik.

2.
BAB II
ISI

2.1. Hukum Faraday


Prinsip dasar generator DC dan motor listrik DC sama-sama mengadopsi salah
satu hukum fisika terkenal yakni hukum Faraday. Hukum Faraday menjelaskan adanya
fenomena induksi elektromagnetik, mengenai hubungan antara medan magnet, gaya
gerak listrik, serta gaya mekanis. Hukum Faraday menyebutkan jika terjadi perubahan
garis gaya magnet pada sebuah kumparan kawat, maka akan timbul gaya gerak listrik
(ggl) pada kawat tersebut. Jika kumparan kawat dihubungkan dengan rangkaian listrik
tertutup, maka akan timbul pula arus listrik yang mengalir pada rangkaian. Jika ada
sebuah kawat yang bergerak sehingga memotong garis gaya magnet, maka akan secara
alami terbangkitkan gaya gerak listrik pada kawat tersebut. Fenomena ini yang menjadi
prinsip dasar generator DC.

2.2. Gaya Lorentz


Gaya Lorentz adalah gaya dorong yang timbul sebagai akibat adanya kawat
berarus listrik bergerak melintasi medan magnet sehingga memotong garis gaya magnet
tersebut. Arah gaya Lorentz yakni tegak lurus terhadap arah arus listrik dan medan
magnet sesuai dengan kaidah tangan kiri Fleming.

Gaya dorong pada kawat angker motor listrik dc merupakan salah satu bentuk
gaya Lorentz. Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh adanya arus listrik yang
berada di dalam sebuah medan magnet. Perhitungan besar gaya Lorentz adalah sesuai
dengan rumus berikut:
F =BxIxL
Dimana:
F = Gaya Lorentz (Newton) I = Arus listrik (Ampere)
B = Medan magnet (Tesla) L = Panjang kawat yang dialiri listrik (Meter)

3.
Besar gaya Lorentz berpengaruh langsung terhadap kecepatan putaran serta gaya
torsi motor listrik. Sesuai dengan rumusan di atas, maka kecepatan putaran serta torsi
motor tergantung dari besar medan magnet, besar arus listrik, serta panjang kawat. Ketiga
komponen tersebut dapat direkayasa sehingga didapatkan karakteristik motor listrik yang
sesuai dengan yang diinginkan. Merekayasa jumlah lilitan kawat angker serta besar arus
listrik yang masuk ke kawat tersebut menjadi dua komponen yang paling mudah
dimodifikasi pada sebuah motor listrik.

Diagram Motor Listrik Dengan Tiga Lilitan Kawat Angker

2.3. Kaidah Tangan Kiri dan Tangan Kanan Fleming


2.3.1 Kaidah Tangan Kiri Fleming

Gambar di atas adalah kaidah tangan kiri yang diperkenalkan oleh


Fleming untuk memudahkan kita memahami fenomena induksi elektromagnetik
pada motor listrik. Tirukan saja susunan jari tangan kiri Anda untuk membentuk
konfigurasi seperti gambar di atas. Sekarang yang perlu kita ingat adalah dengan
konfigurasi jari tangan kiri seperti ini maka jari tengah Anda menunjukkan arah
arus listrik, jari telunjuk Anda menunjukkan arah medan magnet, sedangkan ibu
jari Anda menunjukkan gaya dorong yang terjadi akibat fenomena induksi
elektromagnetik. Arah dari ketiga parameter pada kaidah tangan kiri ini berlaku

4.
untuk semua motor listrik dan bekerja secara alami selayaknya Anda mengenal
gaya gravitasi bumi maupun gaya tarik menarik antara dua kutub magnet yang
berbeda.
2.3.2 Kaidah Tangan Kanan Fleming

Sebelum lebih lanjut memahami prinsip kerja generator, terlebih dahulu


Anda harus mengenal kaidah tangan kanan Fleming. Kaidah tangan kanan
fleming adalah sebuah metode mneumonik untuk memudahkan kita menentukan
arah vektor dari ketiga komponen hukum Faraday, yakni arah gaya gerak
kumparan kawat, arah medan magnet, serta arah arus listrik. Jika Anda menirukan
posisi jari tangan kanan Anda seperti pada gambar di atas, maka ibu jari akan
menunjukkan arah gaya (torsi), jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet,
dan jari tengah menunjukkan arah arus listrik.

2.4. Generator
Generator adalah sebuah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan oleh generator dapat berupa AC ataupun
DC, bergantung dari tipe generator. Kali ini akan dibahas mengenai generator DC.
2.4.1. Skema Bagian-bagian Generator DC

5.
Generator DC memiliki komponen yang sama persis dengan motor listrik
DC. Pada skema di atas, rotor generator diskemakan dengan sebuah kawat angker
penghantar listrik (armature) yang membentuk persegi panjang. Pada kedua
ujung kawat angker terpasang komutator berbentuk lingkaran yang terbelah
menjadi dua, komponen ini sering kita dengar dengan sebutan cincin belah.
Cincin belah termasuk bagian dari rotor, sehingga ia ikut berputar dengan rotor.
Sedangkan stator generator tersusun atas dua magnet dengan kutub berbeda yang
saling berhadapan. Pada bagian yang kontak langsung dengan cincin belah, stator
dilengkapi dengan sikat karbon yang berfungsi untuk menghubungkan arus listrik
yang dibangkitkan pada kawat angker ke rangkaian di luar generator.

2.4.2. Prinsip Kerja Generator DC

6.
Gambar di atas adalah skema sederhana proses kerja generator DC. Kawat
angker ABCD dapat berputar dengan sumbu a-b, dan berada di tengah-tengah
medan magnet N-S. Kawat angker sedang dalam kondisi diputar oleh sumber dari
luar, dengan arah yang searah putaran jarum jam sesuai pada gambar. Putaran ini
memberikan gaya torsi dengan arah yang selalu tegak lurus dengan kawat angker.
Kawat angker berada dalam posisi horisontal pada gambar (a). Kawat A-B
mengalami gaya torsi yang mengarah ke bawah (sesuai arah putaran angker).
Dengan menggunakan kaidah tangan kanan Fleming, kita akan dengan mudah
menentukan arah arus listrik yang terbangkitkan adalah dari titik A ke B.
Demikian pula dengan kawat C-D, melalui cara yang sama akan dengan mudah
kita tentukan arah arus listrik yang terbangkitkan adalah dari C ke D.
Pada gambar (b) arah torsi yang terjadi pada kawat A-B adalah mendatar
ke arah kiri, sedangkan untuk kawat C-D arah torsi adalah mendatar ke kanan.
Karena vektor torsi ini sejajar dengan garis gaya magnet dan tidak terjadi
pemotongan garis gaya magnet, maka pada posisi ini tidak akan timbul gaya
gerak listrik.
Pada gambar (c) kawat angker kembali berposisi horisontal. Pada kondisi
ini kembali dengan mudah kita dapat menentukan arah arus listrik yang
teebangkitkan. Untuk kawat A-B arus listrik akan mengarah dari B ke A,
sedangkan pada kawat C-D arus listrik akan mengarah dari D-C.

7.
2.4.3. Grafik Voltase yang Dibangkitkan Generator DC

Grafik di atas menunjukkan besar voltase gaya gerak listrik yang


dibangkitkan oleh sebuah generator dengan satu lilitan kawat angker pada
beberapa posisi lilitan. Terlihat bahwa grafik berbentuk setengah gelombang yang
selalu berulang secara periodik. Nilai voltase pada setiap waktu adalah positif, hal
ini dikarenakan arus yang dibangkitkan oleh generator DC yang selalu searah.
Pada aplikasinya, generator DC selalu menggunakan lebih dari satu lilitan
kawat angker. Penggunaan banyak lilitan ini akan menghasilkan voltase yang
semakin stabil di setiap waktu. Celah yang ada di tiap tengah-tengah gelombang
voltase akan semakin tertutup. Semakin banyak jumlah lilitan, akan semakin
tertutupi celah-celah tersebut. Gambar berikut adalah generator dengan empat
lilitan, tampak grafik voltasenya menjadi semakin rata dan stabil.

Skema Generator dengan Empat Lilitan Armature

Grafik Voltase Generator dengan Empat Lilitan Armature

8.
2.5. Motor Listrik
Motor listrik adalah sebuah mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik pertama kali diciptakan dengan
menggunakan sumber arus listrik searah atau DC (Direct Current) oleh beberapa
ilmuwan seperti Englishman Peter Barlow (1822), Prussian Moritz Jacobi (1834), dan
William Sturgeon (1832). Perkembangan motor listrik DC tidak dapat terlepas dari
sebuah fenomena induksi elektromagnetik yang diperkenalkan oleh Michael Faraday
(1831) dan terkenal dengan sebutan Hukum Faraday seperti yang sudah dijelaskan
disebelumnya.
Namun justru di akhir abad 19, puluhan tahun setelah para ilmuwan
memperkenalkan motor listrik, John Ambrose Fleming memperkenalkan sebuah sistem
mneumonik untuk memudahkan kita memahami fenomena yang terjadi pada motor listrik
dan generator listrik. Sistem mneumonik tersebut Fleming sebut dengan kaidah tangan
kiri untuk motor listrik, dan kaidah tangan kanan untuk generator listrik. Kaidah ini
memudahkan kita untuk menentukan arah gaya dorong, arah medan magnet, serta arah
arus listrik pada sebuah sistem induksi elektromagnetik. Pada kaidah ini pun sudah
dijelaskan sebelumnya.

2.5.1 Skema Dasar Motor Listrik DC

Pada skema di atas, rotor motor diskemakan dengan sebuah kawat angker
penghantar listrik (armature) yang membentuk persegi panjang. Pada kedua
ujung kawat angker terpasang komutator berbentuk lingkaran yang terbelah di
tengahnya, komponen ini sering kita dengar dengan sebutan cincin belah. Cincin
belah termasuk bagian dari rotor, sehingga ia ikut berputar dengan rotor.
Sedangkan stator motor tersusun atas dua magnet dengan kutub berbeda yang
saling berhadapan. Pada bagian yang kontak langsung dengan cincin belah, stator
dilengkapi dengan sikat karbon yang berfungsi untuk menghubungkan arus listrik
dari sumber tegangan ke kumparan rotor.
9.
Sumber tegangan DC diilustrasikan dengan gambar baterai pada skema
motor DC di atas. Masing-masing kutub baterai terhubung dengan sikat karbon,
sehingga tercipta arus listrik DC dengan arah arus dari kutub positif ke negatif
melewati sikat karbon, satu bagian cincin belah, kawat angker (armature),
kembali ke cincin belah, sikat karbon dan ke kutub negatif baterai.

2.5.2 Proses Berputarnya Rotor Motor Listrik DC (Prinsip Kerja)

10.
Pada gambar (a) di atas, garis medan magnet mengarah ke kiri yang
disimbolkan dengan garis biru dan huruf (B). Untuk arah arus listrik ditunjukkan
dengan garis berwarna hitam dan huruf (I). Jika kita mencoba menggunakan
kaidah tangan kiri kita pada sisi kiri kawat angker, maka akan kita dapatkan
bahwa gaya dorong (F) akan mengarah ke atas. Sedangkan untuk sisi kanan kawat
angker, kaidah tangan kiri akan menunjukkan bahwa gaya dorong akan mengarah
ke bawah. Gaya dorong yang tegak lurus langsung terhadap kawat angker kanan
dan kiri ini menghasilkan torsi yang paling besar pada rotor motor. Gaya torsi
inilah yang akan memutar rotor motor.
Pada posisi rotor seperti gambar (b), masing-masing cincin belah masih
terhubung dengan sikat karbon sehingga arah arus listrik tidak berubah. Dengan
cara yang sama menggunakan kaidah tangan kiri, arah gaya dorong juga
mengarah ke atas untuk kawat angker kiri dan ke bawah untuk kawat angker
kanan. Namun besar gaya torsi yang terjadi adalah lebih kecil sebesar cos
α daripada gaya F. Gaya torsi ini masih akan membuat rotor motor berputar
searah jarum jam.
Torsi rotor akan menjadi nol pada saat kawat angker berposisi seperti pada
gambar (c). Sesuai dengan kaidah tangan kiri, jika pada kawat angker terdapat
arus listrik, maka arah gaya dorong kawat juga ke atas atau pun ke bawah. Namun
karena gaya tersebut segaris dengan titik poros rotor, atau dapat pula dikatakan
tegak lurus dengan arah putaran rotor, maka tidak akan timbul gaya torsi pada
kawat angker. Sudut αyang sebesar 90o menjelaskan pula tidak akan timbul gaya
torsi pada saat posisi kawat angker demikian, karena nilai dari cos 90o adalah nol.
Nilai torsi nol ini tidak akan membuat rotor motor berhenti berputar, karena sifat
kelembaman rotor maka rotor akan terus berputar selama masih ada arus listrik
yang mengalir pada kawat angker.
Setelah kawat angker melewati fase tegak lurus dan membentuk sudut -α,
arah arus listrik akan mengalir dengan arah yang sama seperti pada saat kawat
angker bersudut +α (gambar b). Komponen komutator yang selalu ikut berputar
dengan rotor dan sikat karbon yang selalu diam, menjadi komponen yang akan
menjaga arah arus listrik untuk selalu tetap yakni --sesuai gambar skema--
mengalir dari sisi kiri kawat angker ke kanan. Arah arus listrik yang selalu tetap
di setiap setengah putaran rotor inilah yang akan membuat rotor motor listrik
selalu berputar selama masih ada arus listrik yang mengalir ke kawat angker.

11.
2.6. Mekanisme Perubahan Generator Menjadi Motor Listrik
Motor DC dan generator DC, keduanya memiliki komponen-komponen yang
sama persis.

Seperti yang telah dibahas di atas (pada 2.1 dan 2.2), Hukum Faraday juga
terbukti bekerja pada kebalikan dari gaya Lorentz. Jika sebuah kawat bergerak dengan
kecepatan tertentu memotong garis gaya magnet, maka pada kawat tersebut akan timbul
gaya gerak listrik (GGL). Arah arus listrik GGL yang terbangkitkan dapat dengan mudah
kita tentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan Fleming. Besar voltase yang
terbangkitkan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
E = BLv
Dimana:
E = tegangan GGL (volt),
v = kecepatan gerakan kawat (m/s)

Sesuai dengan dasar-dasar di atas dan hanya jika mesin DC menggunakan magnet
permanen, maka secara prinsip merubah sebuah mesin DC dari motor menjadi generator
ataupun sebaliknya dapat dilakukan dengan sangat sederhana. Yakni dengan membalik
arah konversi energi yang terjadi. Motor listrik DC dapat diubah menjadi generator
dengan jalan memutus sumber tegangan input motor dan memberikan putaran terbalik
kepada poros motor tersebut. Jika arah putaran poros tidak dibalik, maka arah arus listrik
yang terbangkitkan akan berlawanan dengan arah arus listrik asli motor listrik (kutub
positif dan negatif kabel motor akan terbalik).
Prinsip tersebut sesuai dengan kaidah tangan kanan dan kiri Fleming yang saling
berkebalikan. Tampak pada kedua kaidah tangan kanan dan kiri Fleming ini saling
berkebalikan di arah arus listrik (jari tengah). Sehingga jika kita ingin merubah arah
konversi energi dari sebuah mesin DC, maka arah arus listrik DC pada kumparan kawat
dapat kita balik untuk mendapatkan arah putaran poros yang tetap. Namun jika ingin
mendapatkan arah arus listrik tetap seperti semula, maka arah putaran rotor yang perlu
kita balik.
12.
2.7. Hal-hal Penting Agar Generator Dapat Diubah Menjadi Motor Listrik
Tidak semua motor DC dapat diubah dengan mudah menjadi generator DC
ataupun sebaliknya. Berikut beberapa catatan mengenai hal ini:
1. Motor dan generator DC harus menggunakan magnet permanen pada statornya. Hal
ini dikarenakan ada tipe-tipe mesin DC yang menggunakan magnet induksi pada
stator sehingga membutuhkan energi tambahan untuk mengaktifkan kumparan stator
menjadi magnet. Jika sebuah motor DC dengan magnet induksi pada statornya
digunakan sebagai generator DC, maka hal tersebut tentu menjadi tidak dapat
dilakukan dengan mudah.
2. Sebuah motor DC terkadang tidak memiliki impedansi yang tepat jika digunakan
sebagai generator. Dengan kata lain kita tidak akan dengan mudah mentransmisikan
banyak daya ke beban yang ditanggung generator. Sebuah motor DC kecil (misalnya
kipas pendingin CPU) tentu tidak cocok untuk digunakan sebagai generator dengan
beban besar. Kipas ini didesain dapat bekerja dengan sumber tenaga yang kecil
namun dapat berputar dengan cepat. Jika digunakan terbalik, maka tentu kita
membutuhkan putaran kipas yang cepat untuk menghasilkan tenaga listrik yang kecil
saja.
3. Mengubah fungsi mesin DC dari sebelumnya motor menjadi generator atau
sebaliknya tidak dapat diterapkan pada mesin DC tipe brushless (tanpa sikat karbon).
Mesin DC tipe brushless menggunakan permanen motor untuk sisi rotornya dan
kumparan berada pada sisi stator. Untuk membangkitkan fungsi medan magnet pada
stator diperlukan sebuah sistem kontrol komputasi khusus yang tidak terdapat pada
mesin DC dengan brush. Karena penggunaan sistem komputasi ini membutuhkan
daya khusus, maka memerlukan perhatian khusus pula untuk mengubah fungsi
sebuah mesin DC tipe brushless.

13.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Prinsip dasar generator DC dan motor listrik DC sama-sama mengadopsi salah satu
hukum fisika terkenal yakni hukum Faraday yang menjelaskan adanya fenomena
induksi elektromagnetik, mengenai hubungan antara medan magnet, gaya gerak
listrik, serta gaya mekanis.
2. Gaya yang mendasari prinsip kerja generator dan motor listrik adalah gaya Lorentz
yang merupakan gaya dorong yang timbul sebagai akibat adanya kawat berarus
listrik bergerak melintasi medan magnet sehingga memotong garis gaya magnet
tersebut.
3. Generator adalah sebuah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik.
4. Motor listrik adalah sebuah mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik.
5. Kaidah tangan kiri fleming menunjukan prinsip kerja dari motor listrik, sedangkan
kaidah tangan kanan fleming menunjukkan prinsip kerja dari generator.
6. Mekanisme perubahan peran generator menjadi motor listrik sama halnya dengan
mengubah peran motor listrik menjadi generator karena motor DC dan generator DC,
keduanya memiliki komponen-komponen yang sama persis.
7. Hal-hal penting agar generator DC dapat diubah menjadi motor DC:
a. Harus menggunakan magnet permanen pada statornya.
b. Harus memiliki impedansi yang tepat dengan daya yang sama.
c. Tidak dapat diterapkan pada mesin DC tipe brushless (tanpa sikat karbon).

3.2. Saran
Untuk menambah daya listrik yang dihasilkan dari mengubah generator menjadi
motor maupun sebaliknya, kita dapat memperbanyak jumlah lilitan kawat pada
kumparan.

14.
DAFTAR PUSTAKA

Onny. 2017. Prinsip Kerja Motor Listrik DC. (Online). http://artikel-teknologi.com/prinsip-


kerja-motor-listrik/. (Diakses pada tanggal 24 Maret 2017).

Onny. 2017. Prinsip Kerja Generator DC. (Online). http://artikel-teknologi.com/prinsip-kerja-


generator-dc/. (Diakses pada tanggal 24 Maret 2017).

Onny. 2017. Cara Merubah Motor DC Menjadi Generator DC Atau Sebaliknya. (Online).
https://artikel-teknologi.com/cara-merubah-motor-dc-menjadi-generator-dc-atau-
sebaliknya/. (Diakses pada tanggal 24 Maret 2017).

15.

Anda mungkin juga menyukai