Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Kecepatan Angin terhadap Kecepatan Transpirasi Tanaman Talas

(Colocasia esculenta L. ) dan Pengaruh Jumlah Daun terhadap Kecepatan


Transportasi Tanaman Pacar Air ( Impatiens balsamina L.)
Awalia S.P Lestari1, Devy A Farah2, Elsada T Prasanti3, Elvi Nuraini4, M.K Pangabdi5, Nur
Qomariyah6

Awalia Siska Puji Lestari1 (150342605762) Universitas Negeri Malang


Devy Atika Farah2 (150342605754) Universitas Negeri Malang
Elsada Trista Prasanti3 (150342605463) Universitas Negeri Malang
Elvi Nuraini4 (150342607435) Universitas Negeri Malang
Mohamad Kreshna Pangabdi5 (150342606532) Universitas Negeri Malang
Nur Qomariyah6 (150342600324) Universitas Negeri Malang
Kelompok 3, Offering I

Abstrak: tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui perngaruh kecepatan
angin terhadap kecepatan transpirasi dan pengaruh jumlah daun terhadap kecepatan
transportasi tumbuhan. Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Talas (Colocasia esculenta L.), pacar air (Balsamina impatient), larutan safronin
vaseline, kapas dan plastidin. Adapun alat yang digunakan adalah botol 150 mL
sebagai wadah percobaan, cutter, penggaris, stopwatch, kalkulator, mikroskop, kaca
preparat, kaca penutup, gelas beaker 500 mL, timbangan triple beam, dan kipas
angin. Dari percobaan didapat faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan
transpirasi yaitu kecepatan angin dan percepatan transportasi unsur hara dari bawah
akar sampai ke atas puncak yaitu daya isap daun, tekanan akar, transpirasi, gaya
kohesi, dan anatomi xilem. Kesimpulan dari percobaan ini bahwa angin
mempercepat laju transpirasi dan jumlah daun juga mempercepat laju transportasi
unsur hara.
Kata kunci : transpirasi, transportasi, tumbuhan

PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupan tumbuhan.
Banyaknya air yang ada di dalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi tergantung
pada kecepatan proses masuknya air ke dalam tubuh tumbuhan, kecepatan proses penggunaan
air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan. Hilangnya air
dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya
air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk uap atau gas ke udara di sekitar tubuh tumbuhan
dinamakan transpirasi. Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan
dengan udara luar (Salisbury, 1995).
Transpirasi dapat terjadi melalui kutikula, stomata, dan lentisel.Pada waktu transpirasi,
air menguap dari permukaan sel palisade dan mesofil bunga karang ke dalam ruang antar sel.
Dari ruang tersebut uap air berdifusi melalui celah yang ada di permukaan tumbuhan ke
udara. Air yang hilang dari dinding sel basah ini diisi oleh air dari protoplas. Persediaan air
dari protoplas, pada gilirannya biasanya diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya
(Guntur, dkk., 1983).
Jumlah air yang dikeluarkan melalui transpirasi pada setiap tumbuhan tidak sama dan
tergantung pada banyak faktor. Transpirasi dipengaruhi oleh baik factor luar maupun factor
dalam. Faktor luar antara lain radiasi, temperatur, kelembaban, tekanan udara, angin, dan
kadar air dalam tanah. Faktor dalam antara lain ukuran daun, tebal tipisnya daun, keadaan
permukaan daun (ada tidaknya lapisan lilin, banyak sedikitnya bulu) serta jumlah dan letak
stomata pada permukaan daun (Ismail, 2011). Transpirasi bertujuan untuk menyeimbangkan
kadar air dalamtubuh tumbuhan setelah proses absorbsi, sehingga metabolisme tumbuhan
berjalan lancar (Bates, 1973).

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat keseluruh


bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan zat hara terlarut
didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses
pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem (Teddy,
2009). Sebagian besar unsur hara dibutuhkan tanaman, diserap dari larutan tanah melalui
akar, kecuali karbon dan oksigen yang diserap dari udara oleh daun. Penyerapan unsur hara
secara umum lebih lambat dibandingkan dengan penyerapan air oleh akar tanaman (Lakitan,
1999).
Pengambilan zat ke dalam sel merupakan proses yang amat kompleks dan baru sedikit
terungkap. Banyak inhibisi metabolik dan fenomena kompetisi antara substrat-substrat yang
disampaikan bersama-sama, jelas dapat dikembalikan pada mekanisme pengatur yang sudah
bekerja sejak transport zat berlangsung (Schlegel, 1999). Apabila air dan ion mineral
memasuki xilem, keduanya diangkut kesemua bagian tumbuh-tumbuhan. Pengangkutan tidak
perlu cepat, tetapi mekanisme yang digunakan itu harus dapat mengangkut bahan-bahan pada
jarak yang jauh karena xilem mengandung dua jenis unsur penyalur yaitu vesel dan trakeid.
Vesel menyediakan jalan terbaik karena vesel itu membentuk saluran selanjar yang berongga
penuh dari akar hingga ke daun (Mader, 1995).
Transportasi sejauh ini hanya efektif melalui jaringan pengantar yang berspesialisasi,
yaitu xilem dan floem yang meluas sebagai sistem pembuluh bersinambung diseluruh bagian
tumbuhan. Hara tanah bergerak keatas dari atas kebagian atas tanah dalam unsur trakeid
(xilem) bahan terlarut anorganik yang diserap dari tanah oleh sel-sel akar yang hidup
dilewatkan kedalam lumen berair dari unsur trakeid (Loveless, 1991). Pada awalnya,
diperkirakan air naik kepermukaan atau bagian atas tanaman karena adanya tekanan dari luar.
Hal ini didasarkan atas fakta bahwa jika batang tanaman dipotong dan kemudian
dihubungkan dengan selang maka air didalam selang akar terpotong ke atas karena tekanan
yang berasal dari akar (Lakitan, 1995).

METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories yang meneliti
tentang proses transpirasi dan transportasi pada tumbuhan. Penelitian ini dilakukan pada
Rabu, 21 September 2016 di laboratorium Fisiologi Tumbuhan biologi FMIPA Universitas
Negeri Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian transpirasi adalah metode
penimbangan langsung, sedangkan pada penelitian transportasi adalah pengamatan langsung
batang tanaman.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian transpirasi adalah tanaman talas (Colocasia
esculenta L.), air, kapas, vaselin, plastidin dan untuk transportasi adalah tanaman pacar air
(Impatiens balsamina), kapas, plastisin, vaselin dan safronin. Alat yang digunakan dalam
penelitian transpirasi adalah timbangan tripel beam, kipas angin, botol 330 ml, dan stopwatch
dan untuk transportasi adalah mikroskop, botol 150 mL, timbangan tripel beam, beaker glass
500 ml, cutter/pisau, stopwatch, kaca preparat dan kaca penutup.
Variabel
Variabel dalam penelitian transpirasi terdiri dari kecepatan angin (variabel bebas),
kecepatan transpirasi (variabel terikat), dan tumbuhan talas (variabel kontrol), sedangkan
variabel penelitian transportasi terdiri dari jumlah daun (variabel bebas), kenaikan zat warna
pada batang (variabel terikat), dan tumbuhan pacar air (Balsamina impatient) (variabel
kontrol).
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian transpirasi dilakukan dengan terlebih dahulu disiapkan alat dan
bahan, kemudian air dimasukkan ke dalam botol 1 dan 2. Setelah itu, tanaman talas dipotong
daun dengan helainya dan dimasukkan ke dalam botol 1 dan 2. Selanjutnyalubang pada botol 1 dan
2 ditutup dengan kapas dan plastisin serapat mungkin, kemudian menimbang botol 1 dan 2
berisi tanaman dan air sebagai berat pertama sebelum diberi perlakuan. Setelah itu, botol 2
diletakkan di depan kipas angin dan dibiarkan selama 15 menit. Botol 1 tanpa diberi perlakuan
atau diletakkan dalam keadaan ruang. Lalu masing-masing dibiarkan selama 15 menit.
Setelah itu, dilakukan penimbangan sebagai berat kedua setelah diberi perlakuan,hasilnya
dicatat dalam tabel pengamatan. Setelah itu,dilakukan pengulangan sampai pada waktu ke 30
menit..
Prosedur pada penelitian transportasi yaitu dengan disediakan dua tanaman pacar air
(Balsamina impatient) yang ukurannya sama dengan jumlah daun 16 dan 8. Pada bagian
batang bekas tempat daun yang dipatahkan diberi vaseline. Larutan safronin dimasukkan
kedalam botol, kemudian pacar air dimasukkan dan ditutup dengan kapas dengan dilapisi
plastidin di atasnya. Kemudian kedua tanaman direndam selama 30 menit. Selanjutnya diukur
ketinggian larutan safronin dan kecepatan transportasinya.

Teknik Pengumpulan Data


Transpirasi
Teknik pengumpulan data pada pada penelitian transpirasi yakni dengan mengukur
kecepatan transpirasi dengan beberapa rumus yaitu
a. Menentukan kecepatan transpirasi dihitung dengan menggunakan rumus :

Vtrans = X/L mg / Cm2 / jam

b. Perhitungan luas daun dihitung dengan rumus :


L = a/b

Keterangan :
 X = Selisih rata-rata berat botol + air + tanaman sebelum dan setelah percobaan.
 a = Berat seluruh pola daun
 b = Berat potongan kertas
 L = Luas total daun

Transportasi
Teknik pengumpulan data pada penelitian transportasi yakni dengan mengukur kenaikan zat
warna pada batang tanaman dan kecepatan transportasinya dengan rumus:

V = Tinggi larutan eosin


Waktu

V= kecepatan

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian transpirasi dan transportasi
adalah membandingkan kecepatan antara masing-masing perlakuan.

HASIL

Transpirasi
Berdasarkan praktikum transpirasi menunjukkan bahwa tanaman yang diletakkan pada
tempat yang berbeda menunjukkan perbedaan kecepatan transpirasi. Praktikum transpirasi
pada tumbuhan kali ini digunakan daun talas sebagai bahan uji. Pada tanaman yang
diletakkan pada tempat tanpa kipas angin (kecepatanangin normal) mempunyai kecepatan
transpirasi 72, 34 mg/ jam/ cm2 yang lebih besar dari tanaman yang diletakkan dekat kipas
angin dengan kecepatan transpirasi tanaman sekitar 66, 67 mg/ jam/ cm. Pengamatan kali ini
dilakukan dua perlakuan yaitu di beri perlakuan tanpa diangini dan diberi perlakuan angin
dengan masing – masing tiga kali pengulangan yaitu dalam waktu 0 menit, 15 menit, dan 30
menit. Pada perlakuan pertama yaitu dengan cara diberi perlakuan tanpa angin, pada waktu 0
menit diperoleh hasil 262,9. Pada ulangan kedua yaitu pada waktu 15 menit diperoleh hasil
261. Pada ulangan ketiga yaitu pada waktu 30 menit diperoleh hasil 259,5. Selisih antara
waktu 0 menit dengan 15 menit yaitu 1,9 gram sedangkan selisih antara 15 menit sampai 3
menit 1,5 gram. Pada perlakuan kedua yaitu diangini pada waktu 0 menit didapat berat
keseluruhan dngan menggunakan timbangan yaitu 256,3. Pada ulangan yang ke 15 menit
diperoleh hasil yaitu 254,9, sedangkan pada ulangan yang ke 30 menit diperoleh hasil 253, 9.
Selisih antara waktu 0 menit dengan 15 menit yaitu 1,4 gram sedangkan selisih antara 15
menit sampai 3 menit 1 gram.
Tabel 1. Data Berat Botol Beserta Tanaman Talas Pada Beberapa Perlakuan

Selisih 0
Selisih 15 Berat
15 30 menit X (rata-
No Tanaman 0 menit menit dan Pola Selisih
menit menit dan 15 rata)
30 menit Daun
menit
Botol 1 (tanpa 262,9 261 259,5 0,47 gram 3,4/2 = 1,7
1. 1,9 gram 1,5 gram 3400 mg
kipas angin) gram gram gram = 470 mg x2 = 3,4
Botol 2 (kipas 256,3 254,9 253,9 0,36 gram 2,4/2 =
2. 1,4 gram 1 gram 2400 mg
angin) gram gram gram = 360 mg 1,2x2= 2,4
Gambar1 : Perlakuan Transpirasi Tanaman Talas (Colocasia Esculenta L. ) pada Botol 2

Transportasi
Pada pengamatan praktikum transportasi didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 1. Kenaikan safronin pada tanaman pacar air (Balsamina impatient)

Panjang Kenaikan
Perlakuan Jumlah Daun
Safronin Pada Panjang Akar Safronin
Batang

1 16 8,8 cm 2,48 cm 11,28

2 8 4 cm 1,94 cm 5,94

Panjang akar di atas diperoleh dari rata-rata jumlah panjang semua cabang akar utama pada
Tabel 2.
Tabel 2. Panjang cabang utama akar
Perlakuan Jumlah akar Akar ke- Panjang
1 2,2 cm
2 3,9 cm
3 2,8 cm
4 4 cm
5 2 cm
1 9
6 1,4 cm
7 1 cm
8 3,9 cm
9 1,2 cm
ӯ 2,48 cm
1 5,5 cm
2 2,1 cm
3 2,4 cm
4 2,2 cm
5 1,8 cm
6 1,9 cm
2 12 7 2 cm
8 1 cm
9 0,4 cm
10 0,5 cm
11 1,8 cm
12 1,7 cm
ӯ 1,94 cm
Dengan waktu 30 menit perendaman pacar air ke dalam safronin, kecepatan transportasi
tanaman pacar air sebagai berikut.
Perlakuan 1 Perlakuan 2
V = Tinggi larutan safronin V = Tinggi larutan safronin
Waktu Waktu
V = 0,1128 m V = 0,0594 m
1800 s 1800 s
-5
V = 6,3 x 10 m/s V = 3,3 x 10-5 m/s

Gambar 2 : Tanaman Pacar Air Gambar 3 : Tanaman Pacar Air


Perlakuan 1 Perlakuan 2
PEMBAHASAN
Dalam praktikum transpirasi digunakan daun sebagai bahan ujinya dan angin dipilih
sebagai faktor ekternal yang mempengaruhi kecepatan transpirasi.Hal tersebut didasarkan
atas pendapat dari Dahlia, dkk. (2001) yaitu transpirasi dapat terjadi melalui kutikula, melalui
stoma, dan melalui lentisel. Namun, transpirasi paling besar terjadi melalui stomata dan
kutikula daun. Hal ini disebabkan karena luasnya permukaan daun dan juga karena daun lebih
mudah terkena udara dari pada bagian lain suatu tanaman.Pemilihan tanaman talas
(Colocasia esculenta L. ) sebagai bahan uji mengacu pada faktor internal tanaman talas itu
sendiri, yaitu tanaman talas merupakan tanaman herba yang mempunyai daun lebar.
Tanaman herba mempunyai stomata pada kedua belah permukaan daunnya, sedangkan
tanaman berkayu hanya mempunyai stomata pada permukaan daun bagian bawah (Fathur,
2013). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa laju transpirasi pada tanaman herba lebih
cepat dibanding tanaman berkayu. Sehingga dengan durasi praktikum yang terbatas,
perhitungan hasil tetap didapat dengan mudah.
Pengukuran kecepatan transpirasi menggunakan penimbangan langsung. Hal ini
dikarenakan air yang ada di dalam daun dirubah dalam bentuk uap air yang mengalir dari
dalam daun ke luar daun. Uap air yang terbentuk mengakibatkan kondisi di dalam daun
kering. Sehingga pengambilan data dilakukan dengan menghitung beratnya bukan mengukur
volume. Selain itu, tanaman diletakkan dalam botol yang telah diisi air dengan keadaan
tertutup rapat oleh kapas dan plastisin. Hal ini bertujuan agar berat yang dihitung murni dari
proses transpirasi, bukan akumulasi dari evaporasi dan tranpirasi.
Berdasarkan data hasil pengamatan, terlihat jelas perbandingan kecepatan transpirasi
antara tanaman yang diletakkan di depan kipas angin dengan tanaman yang berada pada
keadaan ruang. Dimana kecepatan transpirasi tanaman yang diletakkan di depan kipas
anginlebih besar daripada kecepatan transpirasi tanaman pada keadaan ruang.Hal ini sesuai
dengan Ismail (2011), yang menyebutkan bahwa transpirasi dipengaruhi oleh dua faktor
utama, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi
diantaranya adalah membukanya stomata, dengan terbukanya stomata lebih lebar, air yang
hilang lebih banyak, jumlah dan ukuran stomata serta luas daerah permukaan daun.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi diantaranya adalah sinar matahari,
temperatur, kelembaban udara, dan angin (Dahlia, dkk., 2001). Dalam percobaan kali ini
faktor eksternal yang ditonjolkan yaitu pengaruh angin.Terjadinya transpirasi lebih cepat
pada tanaman yang diletakkan di depan kipas angin dikarenakan angin menghembuskan
udara lembab di permukaan daun, sehingga terjadi peningkatan beda potensial air di dalam
dan di luar lubang stomata. Angin akan membawa massa uap air yang berada di sekitar
tanaman, sehingga akan menurunkan tekanan uap di sekitar daun dan secara otomatis akan
mempercepat difusi dari ruang antar selke udara melalui stomata. Artinya, semakin kencang
dan banyaknya angin yang dihembuskan pada tanaman, semakin meningkat laju
transpirasinya.
Dari hasil praktikum yang dilakukan, dapat dilihat bahwa tanaman daun pacar air
yang memiliki jumlah daun 16 mempunyai kecepatan transportasi 6,3 x 10-5 m/s. Pergerakan
tersebut terjadi karena absorbsi dari akar dan jaringan xilem mengangkut zat-zat dari akar ke
daun. Pada batang berkas xilem umumnya berasosiasi dengan floem pada satu ikatan
pembuluh. Kombinasi antara xilem dan floem membentuk sistem jaringan pembuluh di
seluruh tubuh tumbuhan, termasuk semua cabang, batang dan akar. Cairan yang berasal dari
area sekitar akar, akan diserap oleh bagian serabut akar dan akar utama. Dibawa xilem dan
disalurkan menuju bagian batang dan daun untuk diproses di daun.

Sedangkan tanaman daun pacar air yang memiliki jumlah daun 8 mempunyai
kecepatan transportasi 3,3 x 10-5 m/s. Jika dibandingkan antara tanaman pacar yang memiliki
daun berjumlah 16 dan 8 maka didapatkan hasil tinggi penyerapan nutrisi yang berbeda. Hal
ini disebabkan oleh jumlah daun, jumlah akar dan ukuran daun. Pada pacar air berdaun 8
daunnya sedikit dan ukurannya kecil sehingga saat penyerapan safronin tidak terlalu cepat
menyerap karena transpirasi pada daun tidak banyak sehingga untuk pengganti cairan yang
hilang tidak terlalu banyak dan proses transportasi menjadi lambat da gaya kohesi jadi
melambat juga (Loveless, 1991). Semakin banyak jumlah daun, maka penyerapan yang
terjadi akan semakin besar dan cepat. Daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis, dimana
nutrisi yang diserap akar dan disalurkan batang diproses di sana. Jumlah akar juga
menentukan faktor kecepatan dan kekuatan penyerapan nutrisi. Semakin banyak jumlah akar
maka nutrisi yang diserapakan semakin banyak. Akar adalah bagian yang langsung kontak
dengan tanah dimana terdapat nutrisi, panjang akar akan mempengaruhi daerah penyerapan.
Oleh sebab itu, semakin panjang akar juga mempengaruhi proses penyerapan. Faktor
berikutnya yaitu tinggi batang. Batang yang berfungsi sebagai pengangkut nutrisi yang
berasal dari akar memiliki peranan penting dalam penyerapan. Semakin tinggi batang, maka
proses penyerapan akan semakin lama. Daya kapilaritas pada batang yang lebih panjang
memiliki pengaruh besar.

Pada praktikum transportasi, kedua perlakuan pada pacar air tidak menghilangkan
akar, namun tekanan akar bukan faktor utama penyebab cepatnya laju transportasi (Loveless,
1991). Hal ini dibuktikan dengan tanaman pada perlakuan 2. Pada tanaman perlakuan 2
meskipun mempunyai akar, namun proses transportasi safronin tidak secepat tanaman
perlakuan 1. Jadi jumlah daun lah yang lebih berpengaruh terhadap kecepatan transportasi
unsur hara. Dan dapat dibuktikan bahwa xylem berperan dalam saluran untuk mengalirkan
unsure hara dari akar ke daun dari sayatan yang telah dilihat di mikroskop.struktur xilem
merupakan saluran yang mempunyai jalur untuk aliran transpirasi tanpa merusak xilem itu
sendiri (Loveless, 1991).

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil pengukuran langsung kecepatan transpirasi pada tanaman talas
(Colocasia esculenta L.) yang diletakkan di depan kipas angin dan di keadaan ruang, dapat
disimpulkan bahwa angin mempercepat kecepatan transpirasi tanaman Talas (Colocasia
esculenta L.). pada pengukuran kecepatan transportasi juga terbukti bahwa daya isap daun
berpengaruh terhadap kecepatan transportasi tanaman pacar air (Impatiens balsamina). Daun
membantu proses transpirasi sehingga untuk mengganti unsur hara yang hilangakar akan
menyerap unsur hara sekitarnya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam
praktikum transpirasi, sebaiknya praktikan lebih teliti dalam hal menimbang berat dan
menjiplak lebar daun. Disamping menggunakan metode pengukuran langsung, praktikan
dapat menggunakan transpirometer agar data yang dihasilkan lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA

Bates L, Waldren RP, Teare ID. 1973. Rapid Determination Of Free Proline For Water-
Stress Studies. Plant and Soil, 39, 205-207
Dahlia, dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Malang : Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
Guntur, dkk. 2011. Transpiration Factor, Peaking Factor And Plants Capacity Of Jatropha
In Phytoremediation Of Mercury Polluted Soil. International Journal Of Academic
Research. Vol. 3. No.1. January, 2011, Part I.
Ismail, dan Abd. Muis. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi
FMIPA UNM, Makassar.
Lakitan, B., 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.
________, 1999. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.
Loveles, A.R., 1991. Prinsip-prinsip Fisiologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik.
Gramedia, Jakarta.
Mader, S.S., 1995. Biologi 3. Diterjemahkan oleh B.S. Poernomo. Kucica
Rohman, Fahtur. 2013. Transpirasi pada daun tanaman Rhoeo discolor dan tanaman
Equisetum debile. Surabaya : ITS
Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung
Schlegel, H.G., 1999. Mikrobiologi Umum Edisi keenam. Diterjemahkan Oleh :
R.M tedjo Baskoro. UGM-Press, Bogor.
Teddy, 2009. Transportasi pada Tumbuhan. http://tedbio.multiply.com
Pada tanggal 10 September 2009
Lampiran
Untuk mendapatkan volume transpirasi dieprlukan beberapa perhitungan
diantaranya mengukur selisih berat botol yang telah berisi air dan tanaman, dan berat dari
pola daun.
Pertama dilakukan perhitungan selisih daun dari kedua perlakuan :
 Botol Tidak diangini : 0 menit – 15 menit = 262, 9 – 261

= 1, 9
15 menit – 30 menit = 261 – 259, 5
= 1, 5
Kemudian dilakukan perhitungan rata-rata dari selisih tersebut :
3,4
1, 9 + 1, 5 = = 1, 7 gram
2
Kemudian hasil dari selisih tersebut di kalikan (x2) karena kita menggunakan waktu 60
menit dan hasil yang diperoleh hanya sampai 30 menit, jadi diperoleh 1,7 x 2 = 3,4 gram.
Hasil tersebut dikonversikan ke satuan mg dan dieproleh hasil 3400 mg
𝑎
Kemudian dilakukan perhitungan L =
𝑏
Keterangan : a = Berat pola daun
b = Berat 1 cm kertas kayu
𝑎
Jadi diperoleh L =
𝑏
0,47 𝑔𝑟𝑎𝑚 470 𝑚𝑔
L= = = 47 mg
10 𝑚𝑔 10 𝑚𝑔

𝑋
Setelah itu dilakukan perhitungan Volume Transpirasi dengan rumus V Transpirasi =
𝐿
Keterangan : X =Selisih berat botol yang diaklikan 2
L = Luas
𝑋
V Transpirasi =
𝐿
3400 𝑚𝑔
= = 72, 34 mg/ jam/ cm2
47 𝑚𝑔

 Botol Diangini : 0 menit – 15 menit = 256, 3 – 254, 9

= 1, 4
15 menit – 30 menit = 254, 9 – 253, 9
=1
Kemudian dilakukan perhitungan rata-rata dari selisih tersebut :
2,4
1, 4 + 1 = = 1, 2 gram
2
Kemudian hasil dari selisih tersebut di kalikan (x2) karena kita menggunakan waktu 60
menit dan hasil yang diperoleh hanya sampai 30 menit, jadi diperoleh 1,2 x 2 = 2, 4
gram. Hasil tersebut dikonversikan ke satuan mg dan dieproleh hasil 2400 mg
𝑎
Kemudian dilakukan perhitungan L =
𝑏
Keterangan : a = Berat pola daun
b = Berat 1 cm kertas kayu
𝑎
Jadi diperoleh L =
𝑏
0,36 𝑔𝑟𝑎𝑚 360 𝑚𝑔
L= = = 36 mg
10 𝑚𝑔 10 𝑚𝑔

𝑋
Setelah itu dilakukan perhitungan Volume Transpirasi dengan rumus V Transpirasi =
𝐿
Keterangan : X =Selisih berat botol yang diaklikan 2
L = Luas
𝑋
V Transpirasi =
𝐿
2400 𝑚𝑔
= = 66, 67 mg/ jam/ cm2
36 𝑚𝑔

Anda mungkin juga menyukai