96 Pdsulsel 003
96 Pdsulsel 003
SULAWESI SELATAN
NOMOR 3 TAHUN 1996
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
RUMAH SAKIT UMUM HAJI UJUNG PANDANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK
DAN FUNGSI
Bagian Pertama
Kedudukan
Pasal 2
(1) Kedudukan Rumah Sakit Umum adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada
Dinas Kesehatan.
(2) Rumah Sakit Umum dipimpin oleh seorang Kepala dengan sebutan Direktur yang
secara teknis bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan dan taktis
operasional kepada Gubernur Kepala Daerah.
Bagian Kedua
Tugas Pokok
Pasal 3
Bagian Ketiga
Fongsi
Pasal 4
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 3 Peraturan Daerah ini, Rumah
Sakit Umum mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pelayanan medik;
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan non medik;
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan;
e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan;
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan;
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
BAB III
ORGANISASI
Pasal 5
Pasal 6
Seksi Keperawatan terdiri atas :
a. Sub Seksi Asuhan dan Pelayanan Keperawatan;
b. Sub Seksi Etika dan Mutu Keperawatan;
c. Sub Seksi Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Kesehatan.
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Bagan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum sebagaimana tercantum dalam lampiran
Peraturan Daerah ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB IV
URAIAN TUGAS
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 14 Peraturan Daerah ini, seksi
keperawatan mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan Perencanaan perawatan;
b. Penyelenggaraan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan;
c. Penjagaan etika dan mutu keperawatan;
d. Penyelenggaraan perencanaan kegiatan pendidikan dan latihan;
e. Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan dan Keluarga Berencana;
f. Penyelenggaraan pengumpulan dan pengolahan data serta fasilitas perawatan;
g. Penyelenggaraan Evaluasi dan pelaporan;
h. Pengelenggaraan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 15
(1) Sub Seksi Asuhan dan Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas melayani dan
menyalurkan tenaga para medik perawatan mengumpulkan bahan penyusunan
pedoman dan petunjuk teknis pembinaan asuhan keperawatan, meneliti dan
menelaah bahan bimbingan pelayanan asuhan keperawatan.
(2) Sub Seksi Etika dan Mutu Perawatan mempunyai tugas menyusun program dan
penerimaan kebutuhan, menyusun data peningkatan etika dan multi keperawatan,
mengkoordinasikan kegiatan pelayanan keperawatan, membuat prosedur kerja
dan uraian tugas, mengawasi pelaksanaan tat tertib dan disiplin keperawatan,
membuat daftar barang, menyimpan, memelihara dan menyalurkan barang serta
membuat laporan.
(3) Sub Seksi Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Kesehatan mempunyai tugas
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan pedoman penyelenggaraan
pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan, mengkoordinasikan dan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta penyuluhan kesehatan di
lingkungan Rumah Sakit Umum dan membuat laporan pertanggung-jawabannya.
Pasal 16
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 17 Peraturan Daerah ini, seksi pelayanan
mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan koordinasi terhadap semuakebutuhan pelayanan medik dan
penunjang medik;
b. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas kegiatan medik
dan penunjang medik;
c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian penerimaan dan pemulangan
pasien;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.
Pasal 18
Pasal 19
Sub Bagian Umum dan Rekam Medik mempunyai tugas yang meliputi ketatausahaan
kepegawaian, kerumahtanggaan, perlengkapan rekam medik, laporan, hukum,
perpustakaan, publikasi, pemasaran sosial dan informasi.
Pasal 20
Untuk melaksanakan tugas pada pasal 19 Peraturan Daerah ini, Sub Bagian Umum dan
Rekam Medik mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan tugas-tugas ketatausahaan;
b. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian;
c. Penyelenggaraan administrasi perlengkapan;
d. Penyelenggaraan perekaman medik dan laporan;
e. Penyelenggaraan urusan hukum, perpustakaan, publikasi, pemasaran sosial dan
informasi;
f. Pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan atasan.
Pasal 21
Pasal 22
Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai tugas yang meliputi penyusunan
anggaran, kegiatan perbendaharaan, verifikasi, akuntansi mobilisasi dana dan
penyusunan program.
Pasal 23
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 23 Peraturan Daerah ini, Sub
Bagian Keuangan dan Program mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan penyusunan anggaran;
b. Pelaksanaan kegiatan perbendaharaan dan verifikasi.
c. Pelaksanaan Akuntansi;
d. Pengatur mobilitas dana Rumah Sakit;
e. Pembuatan pertanggungjawaban keuangan dan laporan keuangan;
f. Pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan atasan.
Pasal 24
BAB V
INSTALASI
Pasal 25
(1) Instalasi dipimpin oleh seorang Kepala dalam jabatan non struktural.
(2) Jenis instalasi disesuaikan dengan kelas dan kemampuan Rumah Sakit Umum
serta kebutuhan masyarakat, berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri
Dalam Negeri.
(3) Perubahan jumlah jenis lnstalasi ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
BAB VI
KOMITE MEDIK
Pasal 29
Pasal 30
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 31 Peraturan Daerah ini, komite medik
mempunyai fungsi :
a. Membantu Direktur menyelenggarakan pembinaan etika profesi;
b. Membantu Direktur menyusun standar pelayanan;
c. Membantu Direktur melaksanakan pengaturan kewenangan profesi anggota staf
medik fungsional;
d. Membantu Direktur mengembangkan program pelayanan;
e. Membantu Direktur melakukan pemantauan pelaksanaan pelayanan;
f. Membantu Direktur mengembangkan 15 program pendidikan, pelatihan, penelitian
dan pengembangan Rumah Sakit;
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.
Pasal 31
(1) Komite Medik dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh panitia yang
anggotanya terdiri dari stat medik fungsional dan tenaga profesi
(2) Panitia adalah kelompok kerja khusus dalam Komite Medik yang dibentuk dan
ditetapkan oleh Direktur untuk mengatasi masalah khusus;
(3) Komite Medik terdiri dari kelompok tenaga medik yang anggotanya dipilih dari
anggota staf Medik Fungsional;
(4) Komite medik berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur.
BAB VII
STAF MEDIK FUNGSIONAL
Pasal 32
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 33 Peraturan Daerah ini, staf medik
fungsional mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan diagnosa;
b. Pelaksanaan pencegahan akibat penyakit menurut jenisnya;
c. Pelaksanaan peningkatan dan pemulihan kesehatan;
d. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan;
e. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan;
f. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan;
g. Pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan.
Pasal 34
(1) Staf medik fungsional adalah kelompok dokter dan dokter gigi yang bekerja di
Instalasi dalam jabatan fungsional.
(2) Staf medik fungsional dikelompokkan sesuai dengan keahliannya dan tiap
kelompok dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih anggota kelompok untuk masa
bakti 3 (tiga) tahun.
(3) Tata cara pemilihan ketua kelompok ditetapkan oleh Direktur.
(4) Ketua kelompok di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur.
BAB VIII
PARAMEDIK FUNGSIONAL DAN
TENAGA NON MEDIK
Pasal 35
(1) Paramedik Fungsional adalah paramedik perawatan dan non perawatan yang
bertugas pada Instalasi dalam jabatan fungsional.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Paramedik Fungsional berada di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Kepala Instalasi.
(3) Penempatan Paramedik Perawatan dan Paramedik Non Perawatan-dilaksanakan
oleh Wakil Direktur.
Pasal 36
(1) Tenaga Nonmedik adalah tenaga yang bertugas dibidang pelayanan khusus dan
tidak berkaitan langsung dengan pelayanan terhadap pasien.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya tenaga nonmedik yang bekerja di Instalasi
bertanggungjawab kepada Kepala Instalasi dan secara fungsional bertanggung
jawab kepada Kepala Subbagian terkait.
(3) Penempatan tenaga nonmedik dilaksanakan oleh Direktur.
BAB IX
PENGANGKATAN DALAM
JABATAN
Pasal 37
(1) Direktur dan Wakil Direktur Rumah Sakit Umum diangkat dan diberhentikan oleh
Gubernur Kepala Daerah atas usul Kepala Dinas.
(2) Kepala seksi, Sub Bagian, diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala
Daerah atas usul Direktur Rumah Sakit Umum setelah mendengarkan
pertimbangan Kepala Dinas Kesehatan.
(3) Pejabat-pejabat lainnya dilingkungan Rumah Sakit Umum diangkat dan
diberhentikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BABX
TATAKERJA
Pasal 38
(1) Dalam melaksanakan tugasnya Direktur, Wakil Direktur, Kepala Seksi, Kepala Sub
Bagian, Kepala Sub Seksi, Kepala Urusan, Kepala lnstalasi, Ketua Komite medik
fungsional wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
baik dalam lingkungan Rumah Sakit Umum maupun dengan instalasi lainnya.
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Rumah Sakit Umum
bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasi serta kerjasama fungsional
terhadap bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk
pelaksanaan tugas bawahannya.
(3) Dalam melaksanakan tugas Rumah Sakit Umum menyelenggarakan koordinasi
dan kerjasama fungsional dengan Dinas Kesehatan.
(4) Rumah Sakit Umum secara fungsional dibina oleh Dinas Kesehatan dan secara
tehnis dibantu oleh Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Sulawesi
Selatan.
Pasal 39
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 40
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka semua ketentuan yang mengatur
Organisasi dan tala kerja dari Rumah Sakit Umum Haji Ujung Pandang pada keputusan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor : 802/VII/1992 dinyatakan
tidak berlaku lagi.
Pasal 41
Hal-hal yang belum diatur dalarn Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur kernudian dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah.
Pasal 42
DISAHKAN OLEH:
Menteri Dalam Negeri dengan Surat
Keputusan Nomor 132 Tahun 1996
Tanggal 7 Agustus 1996
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKA T I
SULAWESI SELATAN
NOMOR : 3 TAHUN 1996
TENTANG
ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT UMUM
HAJI UJUNG PANDANG
1. PENJELASAN UMUM
Upaya meningkatkan pelayanan kesehatan secara berdayaguna dan
berhasilguna, sebagai salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat,
diperlukan pelaksana yang berkwalitas tinggi dan secara profesional
melaksanakan tugas dalam suatu organisasi yang telah ditetapkan menurut
tatakerja yang jelas sesuai dengan pedoman yang diatur dalam suatu ketentuan.
Bahwa keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah, memungkinkan
Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan untuk menyusun dan menata
kembali Susunan Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Haji Ujung
Pandang yang telah dibentuk berdasarkan keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 802/VII/1992 tanggal 16 Juli 1992.