Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan normal menurut WHO (World Health Organisation)

adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada

awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi

lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepalapada usia

kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun

bayi berada dalam kondisi sehat. (Elisabeth, 2014 hal:4)

Menurut Manuaba 1998 gejala persalinan jika sudah dekat akan

menyebabkan kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan

jarak kontraksi semakin pendek, dengan terjadi pengeluaran tanda

seperti lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-

robekan kecil pada serviks, terkadang ketuban pecah dengan

sendirinya, pada pemeriksaan dalam didapat perlunakan serviks dan

terjadi pembukaan serviks. (Yeyeh, 2014 hal:11)

Menurut data WHO, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat

masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara

berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang

merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000

kelahiran bayihidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di

sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran, (Arum, 2014

akses 18 Maret 2016).


2

Penyebab utama kematian ibu di Indonesia dan Negara-negara

lainnya di dunia hampir sama, diantaranya akibat perdarahan 45,2%

per 50% kelahiran hidup, infeksi 9,6% per 30% kelahiran hidup,

kelainan hipertensi dalam kehamilan 13% per 20% kelahiran hidup,

komplikasi aborsi yang tidak aman 11,1% per 10% kelahiran hidup,

persalinan lama 6,5% per 10% kelahiran hidup, kematian ibu hamil

disertai dengan anemia (defisiensi zat besi ) 1,6 per 10 kelahiran hidup.

Akibat dari infeksi merupakan indikator yang menunjukkan kurang

baiknya upaya pencegahan dari pengobatan infeksi pada kehamilan

dan persalinan (Opinn, 2013 Akses 9 april 2016).

Indonesia masih harus berjuang keras untuk menurunkan Angka

Kematian Ibu (AKI) saat melahirkan. Menurut Survey Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukka AKI melahirkan

berjumlah 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Hal tersebut sangat jauh

dari target pemerintah dalam percepatan pencapaian target Millenium

Development Goal (MDG), yakni menurunkan AKI menjadi 102 per 100

ribu kelahitran hidup pada tahun 2015. Sebelumnya, AKI dapat ditekan

dari 390 per 100.000 kelahiran hidup (1991) menjadi 228 per 100.000

kelahiran hidup (SDKI 2007). Selain AKI, Angka Kematian Bayi (AKB)

juga masih tinggi 32 per 1.000 kelahiran hidup, (Puspita, 2014 hal:xi)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012, angka kematian ibu di indonesia masih tinggi sebesar 359

per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika


3

dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000

kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun meskipun tidak terlalu

signifikan. Target global MDGs (Millenium Development Goals) ke-5

adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Mengacu dari kondisi saat

ini, potensi untuk mencapai target MDGs ke-5 untuk menurunkan AKI

adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sugguh-sungguh

untuk mencapainya, (Kementrian Kesehatan RI, 2012 Akses 12 maret

2016).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu juga

merupakan salah satu target yang telah di tentukan dalam tujuan

pembangunan millenium yaitu tujuan ke-5 yaitu meningkatkan

kesehatan ibu dimana targrt yang akan dicapai sampai tahun 2015

adalah mengurangi sampai 3/4 resiko jumlah kematian ibu.dari hasil

survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan dari waktu ke waktu,

namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan

millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus

menerus, (Nurasiah, 2012 hal:2).

Distribusi jumlah kematian ibu di provinsi Sulawesi Tenggara

tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah kematian ibu tertinggi terjadi di

Kabupaten Kolaka sebanyak 15 kasus dan Kabupaten buton 12 kasus

sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Wakatobi dan Buton


4

Utara dan kota Kendari sebanyak 3 kasus, (Profil Kesehatan Sulawesi

Tenggara, 2012).

Jumlah kematian ibu di Kabupaten Kolaka selama kurun waktu 5

tahun semakin meningkat. Tahun 2009 kematian ibu 6 orang dari 6.458

kelahiran hidup, tahun 2010 kematian kematian ibu sebanyak 10 orang

dari 6.800 kelahiran hidup, kemudian tahun 2011 jumlah kematian ibu

13 orang dari 5.744 kelahirn hidup, tahun 2012 sebanyak 15 kematin

ibu dari 5.993 kelahiran hidup. Adapun penyebab kematian ibu pada

tahun 2013 adalah perdarahan, Eklampsia, Hipertensi dan penyebab

lainnya yakni Post SC, Abortus, dan Inversio. Dari 16 kejadian kematian

ibu berdasarkan tempat kejadiannya terdiri dari 6 orang ibu meninggal

di RSU Benyamin Guluh, 6 orang ibu meninggal di rumah pasien, 1

orang ibu meninggal di Puskesmas Kolaka, 1 orang ibu meninggal di

Klinik Unahaa, 1 orang ibu meninggal di Klinik Hati Mulia Kendari dan 1

orang ibu meninggal di perjalanan, (Profil Kesehatan Kabupaten

Kolaka, 2013).

Setelah pengambilan data awal dari Puskesmas Kolaka jumlah ibu

hamil selama tahun 2016 yaitu dari bulan Januari hingga bulan Mei

adalah sebanyak 185 orang. Populasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan pada bulan Mei hingga

bulan Juni yaitu sebanyak 68 orang.

Berdasarkan hasil penelitian Defi tahun 2012 di dalam buku

stoppard tahun 2008 dikatan bahwa “Persalinan merupakan tahap


5

tertinggi dimana semua persiapan selama kehamilan telah

dilaksanakan. Persalinan dapat membuat cemas sebagian besar kaum

wanita, dimana setiap wanita mengharapkan persalinannya lancar dan

membahagiakan bagi dirinya sendiri maupun semua keluarga.

Persalinan yang sehat juga dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang

kehamilan dan persalinannya. Mengetahui tanda-tanda persalinan

merupakan hal yang penting yang perlu dimiliki oleh setiap ibu hamil.

Hal ini bertujuan untuk mendeteksi adanya komplikasi yang akan terjadi

pada saat persalinan nantinya, misalnya KPD, Pre-eklampsi, persalinan

macet dan lain-lain, sehingga akan tercipta persalinan yang normal,

aman bagi ibu dan bayinya”, (Defi, 2013 hal:2)

Adapun tanda-tanda persalinan diantaranya, keluarnya lendir yang

berwarna kemerahan bercampur darah, pecahnya air ketuban yang

tidak dapat ditahan tetapi tidak disertai rasa mules atau tanpa sakit,

adanya perasaan dorongan pada rongga panggul dan anus.

Pengetahuan ibu hamil terhadap tanda-tanda persalinan sangatlah

penting, karena dengan mengetahui tanda-tanda persalinan ibu bisa

mengetahui bahwa persalinannya sudah dekat dan ibu siap dalam

persalinan sehingga ibu dan keluarga pun dapat lebih cepat ke rumah

sakit atau ke klinik bersalin.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti

lebih lanjut tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-

tanda Persalinan di Puskesmas Kolaka Tahun 2016”.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah “ Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Tanda-tanda Persalinan di Puskesmas Kolaka Tahun 2016 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda-

tanda persalinan di Puskesmas kolaka tahun 2016

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda tanda

persalinan di puskesmas kolaka tahun 2016 berdasrkan paritas

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda tanda

persalinan di puskesmas kolaka tahun 2016 berdasrkan

pendidikan

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan untuk menambah kajian pustaka mengenai

kehamilan dan persalinan khususnya pengetahuan tentang tanda-

tanda persalinan

2. Bagi Peneliti meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peneliti

mengenai kehamilan dan persalinan.

3. Bagi Institusi pendidikan diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi

dalam mengembangkan pendidikan khususnya di bidang penelitian

kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai