KATA PENGANTAR
Dan semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata semoga Tugas Akhir ini bermanfaat.
(Penulis)
i
DAFTAR ISI
2.2.5 Pelaksanaan..................................................................................................................... 19
ii
3.2.1 Work Breakdown Structure (WBS) .................................................................................. 30
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I PENDAHULUAN
1
untuk mendapatkan satu pemenang yang mampu melaksanakan pekerjaan sesuai
persyaratan yang ditentukan dengan harga yang wajar dan dapat dipertanggung
jawabkan baik dari segi mutu maupun waktu pelaksanaannya. Disesuaikan dengan unit
penugasan kami maka dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai proses
penawaran pada unit bisnis konstruksi khususnya estimasi produk bekisting.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk proses pemahaman mengenai
proses estimasi dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses
estimasi pekerjaan bekisting.
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang
akan dibahas di dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut :
Bagaimanakah proses estimasi untuk penawaran pekerjaan bekisting?
Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi proses estimasi pekerjaan
bekisting?
Pokok-pokok masalah yang akan menjadi batasan dalam laporan ini antara lain :
Data Proyek yang akan digunakan dalam proses estimasi adalah Proyek Cibubur
Rusunami. (terdiri dari 3 tower dan 2 podium)
Scope Pekerjaan bekisting yang akan dihitung hanya untuk struktur kolom, plat, balok
dan tangga saja.
Diasumsikan pekerjaan podium tidak kritis
1.5 Manfaat
Hasil dari makalah ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi dan pertimbangan
dalam melakukan proses estimasi untuk penawaran.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3
b. Tim Proyek (Project Team)
Tim proyek adalah sekelompok orang yang berasal berbagai fungsi organisasi dan
disiplin ilmu dan keahlian, yang dipimpin oleh Manager Proyek. Tim akan memilih dan
menunjuk sumber daya yang akan digunakan, meliputi sub kontraktor, mandor, dan
supplier untuk menyediakan material, alat dan jasa, serta berperan aktif dalam
menjalankan proyek, agar dapat memenuhi target mutu, waktu, dan biaya yang telah
ditetapkan. Ukuran dan macam komposisi keanggotan Tim Proyek mungkin berubah-
ubah selama periode proyek, dan akan berakhir setelah proyek selesai.
2.2.1 Pra-Lelang
1. Pemasaran
Yang dimaksud Pengelolaan Informasi Pasar adalah kegiatan pemasaran
ditingkat Unit maupun Kantor Pusat yang meliputi kegiatan mencari dan
memperoleh sumber informasi pasar, mengelolanya, menganalisis hingga
menjadikan target pasar yang harus diperoleh pada tahun berjalan sehingga
menjadi target di dalam Sasaran Kerja Kelompok (SKK) yang berkaitan dengan
perolehan kontrak.
a. Pengelolaan sumber info
b. Pengkajian dan pendataan info
c. Analisa prospektif pasar
d. Penentuan target pasar
4
Proses tersebut dapat digambarkan seperti sebagai berikut :
DANA, OWNER, JADWAL
DANA, OWNWR JADWAL
KOLEKTING INFORMASI TENDER, PQ, JADWAL
TENDER, PQ, JADWAL
DARI SUMBER INFORMASI (PEMILIK PROYEK, KONSULTAN PELAKSANAAN,
PELAKSANAAN, RESOURSING
RESOURSIS
PERENCANA, KORAN, DAN DARI SUMBER LAINNYA) DIDATA YANG
YANG DIPERLUKAN YANG
DIPERLUKAN YANG
DAN DISIMPAN SEBAGAI DATA BASE PEMASARAN DIMILIKI UNIT
DIMILIKI CABANG / DIVISI
REGRETING
STRATEGI PEROLEHAN
UPAYA UNTUK MEMPEROLEH DAN MENINGKATKAN DAYA SAING
TARGETING
FILE PEMILITAHAN PROYEK-PROYEK YANG MENJADI SASARAN / TARGET
RKAP
MENJADIKANNYA DALAM RENCANA KERJA TAHUNAN / REVISINYA
SKK
MENJABARKAN RENCANA TERSEBUT KE DALAM RENCANA MASING-
MASING UNIT KERJA
KEGIATAN
SKI
EDITING SECARA PERIODIK
MENJABARKAN RENCANA TERSEBUT KE DALAM RENCANA SETIAP TERUS MENERUS
PETUGAS PEMASARAN
5
4. Proses Pembuatan Dokumen Prakualifikasi.
Proses ini merupakan kegiatan penyusunan dokumen prakualifikasi sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan sampai kegiatan pemasukan /
penyerahan dokumen prakualifikasi kepada panitia lelang atau pemilik
proyek.
Monitoring dan suporting terhadap penilaian pada prakualifikasi merupakan
kegiatan yang secara konsisten dikelola sampai dapat dipastikan bahwa
Adhimix dan Precast Indonesia dapat diundang untuk mengikuti tendernya.
5. Undangan Lelang/Tender
Kegiatan dalam proses ini adalah pengambilan dokumen berupa undangan
lelang / tender.
6
3. Membaca & Mempelajari Dokumen Lelang
Pada bagian di proses ini merupakan kegiatan penting dalam upaya
memahami dokumen proyek sehingga dapat dibuat catatan-catatan penting
yang perlu dikonfirmasikan pada saat mengikuti penjelasan / aanwijzing
kantor maupu lapangan berkaitan dengan dokumen-dokumen sbb :
1. Bill of Quantity (BoQ)
2. Technical Specification (Spek Teknis)
3. Drawings (Gambar)
4. Agreement, General & Special Condition of Contract (Surat Perjanjian, Spek
Umum & Khusus)
5. Attachments (Lampiran)
6. Addendum
7. Peraturan terkait
Bidding requirement
Bidding
requarement
Project manual
Bidding documents
Contract
Contract documents
Contract
conditions
Adenda
Specs
Drawings
8
Dengan tabel ketelusuran ini bukti bahwa telah dilakukan pembelajaran /
pemahaman terhadap dokumen tender, sehingga tahu bila ada perubahan
terhadap dokumen item BOQ yang mana yang berubah untuk disesuaikan.
Dokumen ini dipelihara sebagai dokumen control, dan sebagai dasar untuk
addendum kontrak. Atau klaim perkerjaan +/-.
Pekerjaan yang diluar WBS adalah diluar lingkup proyek. Seperti halnya
scope statement, WBS seringkali digunakan untuk mengembangkan atau
menjelaskan pengertian umum dari lingkup proyek.
9
7. Perhitungan Volume
Kegiatan ini diperlukan untuk melakukan perhitungan dan pengecekan
perhitungan volume pekerjaan terhadap volume scope yang ada dalam BQ,
dan diperlukan perhitungan volume pekerjaan yang merupakan pekerjaan
penunjang seperti jembatan darurat, jalan kerja dll.
Perhitungan volume ini harus dilakukan secara cermat dan akurat serta
tertelusur sesuai WBS yang direncanakan sehingga tidak terjadi kesalahan
berupa kurang perhitungan atau duplikasi perhitungan.
Apabila ada perubahan gambar / spek maka dengan mudah dapat ditelusuri
perhitungan mana yang diperlukan koreksi / penyesuaian / perhitungan ulang
atas perubahan tersebut.
Bila volume pekerjaan ini dihitung oleh banyak personil harus dapat
diidentifikasi siapa melakukan perhitungan pekerjaan apa, sesuai gambar /
spek yang mana sehingga saat dikonsolidasi dapat dikompilasi dengan akurat.
8. Metode Kerja
Merupakan kegiatan perumusan metode pelaksanaan pekerjaan dengan
urutan penyusunan sebagai berikut :
1. Difinisi pekerjaan,
a. Penjelasan tentang pekerjaan
b. Spesifikasi, volume pekerjaan
2. Lokasinya
3. Metode kerja/cara kerja
a. Bagaimana caranya
b. Menggunakan alat apa
c. Urutan pekerjaan (dimulai setelah / sesudah pekerjaan apa)
4. Kebutuhan sumber daya
5. Waktu yang diperlukan
6. Jadwal pelaksanaan
7. Hal-hal penting yg harus diketahui / diperhatikan
8. Gambar-gambar kerja / gambar pelaksanaan
10
Pekerjaan yang dibuat secara detail metode kerjanya adalah yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
a. Yang mempunyai nilai bobot 80% sesuai dengan bobot pareto
b. Yang termasuk dalam lintasan kritis, sesuai dengan hasil net work
planning
9. Sub-Kontraktor
11
d. Evaluasi Penawaran termasuk lingkup yang bersesuaian dengan paket
pekerjaan
e. Penentuan Vendor yang dipilih sehingga dokumen dari vendor yang
dipakai untuk penawaran terdokumentasi dengan baik
12
13. Proses Komputer
Merupakan proses perhitungan dengan menggunakan komputer dan program
yang dapat diandalkan ketelusurannya sehingga setiap ada perubahan
formulanya terkait satu sama lain.
File perhitungan dapat menjamin mana data / file yang dipakai dan direvisi
sehingga mudah ditelusuri bila menggunakan alternatif-alternatif RAP / RAB.
13
17. Menyusun, Pengecekan dan Pemasukan Penawaran
Tahapan yang penting pada saat melakukan penyusunan dokumen penawaran
adalah pemenuhan dokumen serta lampiran yang diperlukan dalam setiap
dokumen harus mengikuti ketentuan yang berlaku dan menjadi persyaratan
kelengkapan administrasi.
Pengendalian atas kesesuaian dokumen perlu dilakukan dengan adanya bukti
pengecekan berupa chek list yang ditandatangani oleh tim leader sebagai
bukti telah dilakukan kontrol baik isi dokumen maupun kelengkapannya.
14
Perhitungan
volume
H. Sat. dasar Bunga
Kebutuhan upah,
upah, bahan & Bank
Resources alat
Pemahaman Construction C
Survey a M
Dokumen Method
s a
R h r R
Analisa
A k A Pelaksanaan
H. Sat. Pek.
Pek.
Analisa P F B
Asumsi²
Asumsi² l U
Teknik
o p
Time Schedule w
Fisik
Time Schedule
Alat
Pembebanan
Bahan
biaya dan
Proses kritis Tenaga
laba
warna merah Sub Kon
Biaya Umum
Proyek
15
2.2.4 Pra Pelaksanaan (Perencanaan Pelaksanaan Proyek)
1. Penyerahan Dokumen Lelang (Buku Merah)
2. Pembentukan Team Buku Biru
3. Tugas Team Buku Biru :
Survey Lapangan
Survey ulang dilakukan dalam rangka melakukan kajian apabila ada
perubahan yang berkaitan dengan :
1. Kondisi medan kerja
2. Metode kerja
3. Kondisi lingkungan & akses menuju proyek
4. Harga bahan, upah, transportasi, peralatan dll
Survey Laboratorium
Melakukan kajian berupa test laboratorium berkaitan dengan penggunaan
material dan campuran material untuk memenuhi persyaratan yang
ditetapkan / direncanakan.
Pengecekan Volume
Pengecekan volume dilakukan dalam rangka melakukan evaluasi terhadap
perhitungan awal pada saat tender, dan kebutuhan sumber daya yang
diperlukan secara akurat.
16
3. Metode kerja/cara kerja
a. Bagaimana caranya
b. Menggunakan alat apa
c. Urutan pekerjaan (dimulai setelah / sesudah pekerjaan
apa)
4. Kebutuhan sumber daya
5. Waktu yang diperlukan
6. Jadwal pelaksanaan
7. Hal-hal penting yg harus diketahui / diperhatikan
8. Gambar-gambar kerja / gambar pelaksanaan
Proses Komputer
Proses komputer yang dimaksud adalah penyiapan RAP berikut
mempersiapkan form pengendalian biaya (cost control)
17
negatif akan merupakan kinerja proyek (dalam hal ini adalah kinerja Kepala
Proyek). Buku ini dinamakan buku biru proyek yang berisi data-data
perencanaan proyek yang disusun sesuai daftar isi terlampir.
Perubahan atau revisi terhadap buku biru dapat dilakukan bila kondisi
perencanaan sudah tidak relevan lagi sebagai acuan, dalam hal ini dapat
dilakukan perubahan sesuai mekanisme / prosedur yang berlaku.
18
3. Engineering (design)
Proses engineering dimaksud adalah kegiatan perencanaan dan
rekayasa engineering berkaitan dengan :
Gambar Detail konstruksi (shop drawing)
Gambar Pelaksanaan Proyek sesuai dengan metode kerja yang
telah ditetapkan.
Gambar final sesuai pelaksanaan (asbuild drawing)
Penyusunan schedule pelaksanaan detail sesuai tahapan
pekerjaan dan prosesnya (pemilihan vendor, penunjukan
vendor, proses fabrikasi, proses erection, test commitioning,
penyerahan / penerimaan pekerjaan)
Kegiatan laboratorium dan pengukuran lapangan.
2.2.5 Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan / proyek dilakukan setelah perencanaan diselesaikan dan
dapat dilakukan secara bertahap, namun tetap melakukan kajian secara
komprehensip tahapan pekerjaan yang dilakukan tidak mengganggu kegiatan
pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan melalui program pelaksanaan detai secara
periodik mingguan / bulanan / triwulanan / tahunan termasuk kebutuhan
pengadaan sumber daya yang diperlukan.
Penyusunan rencana komunikasi berkaitan dengan mekanisme kerja terhadap :
1. Proses persetujuan gambar pelaksanaan dan perubahannya
2. Proses persetujuan material
3. Proses persetujuan penunjukan pihak ketiga (bila diperlukan)
4. Pelaporan progres
5. Proses tagihan & pembayaran, dll.
Tingkat Proyek
19
1. Pembentukan Organisasi Proyek & Penempatan SDM
Proses pengorganisasian menyangkut tiga langkah utama yaitu :
a. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasi.
b. Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara
logis dapat diserahkan kepada seseorang.
c. Pembentukan mekanisme koordinasi pekerjaan.
2. Program Kegiatan Perencanaan Engineering :
a. Pembuatan metode kerja detail / WI
b. Pembuatan gambar kerja detail
c. Perencanaan Mutu
d. Kegiatan laboratorium
e. Pembuatan asbuild drawing
f. Pengendalian Gambar
g. Program Kerja Mingguan / Bulanan (Detail)
3. Proses Kegiatan Phisik di Lapangan
a. Proses Kegiatan Pengadaan & Penggunaan Peralatan
b. Proses Kegiatan Pengadaan & Penggunaan Tenaga Kerja
c. Proses Kegiatan Pengadaan & Penggunaan Material
d. Proses Kegiatan Pengadaan & Penggunaan Keuangan
e. Proses Kegiatan Pengadaan & Penggunaan Sub Kontraktor/Vendor
f. Proses Kegiatan Administrasi dengan Pihak Bouwheer (Client) dan
Konsultan Pengawas/ Perencana
g. Proses Kegiatan Pelaksanaan K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja)
h. Proses Kegiatan Pelaksanaan Quality Assurance,
i. Pengendalian Perubahan dari Spesifikasi / Kontrak
4. Proses Kegiatan Administrasi di Lapangan
a. Administrasi keuangan proyek
1). Pelaksanaan Akuntansi dan Pembukuan Keuangan Proyek
2). Laporan Keuangan Proyek
3). Proses Pembuatan Adm Penagihan
20
4). Proses pembayaran kepada staf proyek dan pihak ketiga
b. Administrasi teknis
1). Laporan Progres proyek dan statusnya
2). Laporan Keselamatan & Kesehatan Kerja
3). Lapuran Pengelolaan Mutu
4). Laporan Cuaca
5). Laporan Penggunaan Tenaga Kerja
6). Laporan lainnya yang diperlukan oleh para pihak yang
berkepentingan
Tingkat Unit / Perwakilan
Mobilisasi/Pengadaan Resources
2.2.6 Pengendalian
Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang
sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang suatu sistem informasi,
membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan
pembetulan yang diperlukan agar semua sumber daya digunakan secara efektif
dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Dikenal ada 4 (empat) langkah pokok dalam proses pengendalian, yaitu:
a. Menetapkan standar dan metode pengukuran
b. Mengukur hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
c. Membandingkan hasil pengukuran yang diperoleh terhadap standar yang
telah ditetapkan (termasuk menginterpretasikan perbedaan yang terjadi)
d. Melakukan tindakan koreksi.
Pelaksanaan pengendalian proyek dalam upaya memastikan proses pelaksanaan
proyek dapat diselesaikan sesuai rencana, yang perlu dikendalikan adalah ;
Scope / Lingkup pekerjaan
Waktu Pelaksanaan (Phisik)
Alokasi Sumber Daya (Tenaga, Alat, Bahan, Dana)
Metode kerja
21
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Sub-Kontraktor
Biaya Pelaksanaan & Termin
Mutu Pekerjaan
Manajemen
22
Kegiatan dalam proses penutupan proyek adalah sebagai berikut :
1. Recording
2. Penyusunan Berita Acara Penyerahan Proyek
3. Penutupan kontrak dengan para pihak
4. Pencatatan Kewajiban berkaitan dengan penutupan pembukuan dan
akuntansi proyek yang bersangkutan
5. Referensi dari pemilik proyek
6. Foto-foto / video dalam proses pelaksanaan proyek menjadi dokumen
kontrol.
7. Pengarsipan Dokumen
Pekerjaan estimasi bisa dikatakan berhasil jika tender dapat dimenangkan. Setiap
item pekerjaan dalam proses tender harus dilakukan secara runut sesuai prosedur
pengelolaan penawaran sehingga didapatkan nilai penawaran yang bersaing. Setiap
langkah dan perhitungan yang dilakukan sesuai dengan scope pekerjaan.
Tolok ukur keberhasilan kegiatan estimasi adalah jumlah proyek yang
dimenangkan dibanding dengan jumlah proyek yang diikuti dalam satu tahun. Makin kecil
rasio ini menunjukkan kemampuan estimasi atau daya saing dalam proses tender kecil,
sebaliknya apabila rasio ini menunjukkan rasio yang besar dapat memberikan arti bahwa
kemampuan estimasi lebih baik atau daya saing proses tender besar.
23
PROSES KEGIATAN SUATU PROYEK
24
BAB III PERHITUNGAN ESTIMASI STRUKTUR BEKISTING
Scope yang menjadi tanggung jawab kami dalam proses estimasi pekerjaan
bekisting proyek Cibubur Rusunami ini adalah pekerjaan bekisting kolom, balok, plat dan
tangga. Setelah data-data tentang proyek ini didapatkan langkah-langkah yang dilakukan
selanjutnya adalah :
25
3.1.1 Identifikasi Gambar
Hasil yang didapatkan dari proses identifikasi gambar adalah Daftar
Gambar. Dari daftar ini akan diketahui gambar-gambar yang diperlukan untuk
proses estimasi tetapi tidak ada (kurang). Jika hal itu terjadi kita berhak untuk
menanyakan pada owner, karena kelengkapan gambar juga akan mempengaruhi
metode kerja dalam proses pekerjaan bekisting.
Misal, jika kita tidak mendapatkan gambar Site Plan proyek, kita tidak akan
bisa menentukan lokasi untuk pekerja, tempat fabrikasi bekisting dan tempat
untuk meletakkan material bekisting.
Tabel Daftar Gambar yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Daftar Gambar yang Ada (Hardcopy)
Hal No Judul Gambar Skala
Cover Depan
2 (STR-001 R0) Keterangan Umum
3 (STR-002 R0) Standart Persyaratan Tulangan
6 (STR-005 R0) Standart Persyaratan Batang Tulangan
6A (STR-005A R0) Standart Persyaratan Batang Tulangan 1 : 150
6B (STR-005B R0) Standart Persyaratan Batang Tulangan
6C (STR-005C R0) Standart Persyaratan Batang Tulangan
7 (STR-01 R1) Denah Titik Pancang 1 : 200
10 (STR-04A R0) Detail & Potongan Pile Cap P12 dan P20 1 : 20
11 (STR-04B R0) Detail & Potongan Pile Cap P2, P5, P6, dan P15 1 : 20
12 (STR-05 R0) Detail & Potongan Pile Cap P48 1 : 20
13 (STR-06 R0) Detail Tie Beam, Plat & Dinding Semi Basement 1 : 20
15 (STR-08 R0) Denah Balok Lt. Dasar 1 : 200
16 (STR-09 R0) Denah Balok Lt.2 – Lt. 3 1 : 200
18 (STR-09B R0) Denah Balok Lt.4 – Lt. 5 1 : 200
(STR-09B R0) Denah Balok Lt.6 – Lt. 8 1 : 200
20 (STR-09D R0) Denah Balok Lt.9 – Lt. 11 1 : 200
21 (STR-09E R0) Denah Balok Lt.12 – Lt. 13 1 : 200
22 (STR-09F R0) Denah Balok Lt.14 – Lt. 15 1 : 200
23 (STR-09G R0) Denah Balok Lt. Atap 1 : 200
24 (STR-10A R0) Detail Kolom K1 & K2 1 : 200
25 (STR-10B R0) Detail Kolom K1’ 1 : 200
26 (STR-11 R0) Detail Balok B1 1 : 200
27 (STR-12 R0) Detail Balok B2 1 : 200
28 (STR-13 R0) Detail Balok -
29 (STR-14 R0) Detail Penulangan Plat Lantai Wiremesh Type A 1 : 25
30 (STR-15 R0) Detail Penulangan Plat Lantai Wiremesh TypeB 1 : 25
31 (STR-16 R0) Detail Penulangan Plat Lantai Wiremesh Type C 1 : 25
(STR-16 R0) Detail Shear Wall SW2 1 : 10
26
Hal No Judul Gambar Skala
(STR-17 R0) Detail dan Potongan Shaft 1 : 20
(STR-18 R0) Denah Ruang Pompa & GWT 1 : 50
(STR-19 R0) Denah & Potongan STP 1 : 200
(STR-22 R0) Denah, Detail & Potongan Ramp Lurus 1 : 50
39 (STR-23 R0) Denah, Detail & Potongan Ramp Lengkung 1 : 50
41 (STR-25 R0) Detail Tangga Darurat Type A 1 : 50
42 (STR-26 R0) Detail Tangga Darurat Type B 1 : 50
43 (STR-27 R0) Detail Tangga Darurat Type C 1 : 50
44 (STR-28 R0) Detail Tangga Darurat Type D 1 : 50
45 (STR-29 R0) Detail Tangga Darurat Type E 1 : 50
27
3.1.2 Identifikasi Scope Pekerjaan
Hasil yang didapatkan dari proses identifikasi scope pekerjaan adalah Tabel
Ketelusuran. Dari tabel ini akan diketahui item-item pendukung yang diperlukan
untuk tiap jenis pekerjaan yang akan dilakukan (syarat-syarat yang harus
dipenuhi). Jika suatu saat terjadi perubahan pada salah satu item pendukung
tersebut akan mudah untuk melakukan penelusuran pengaruh perubahannya
terhadap jenis pekerjaan tersebut.
Tabel Daftar Ketelusuran Gambar yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4. Daftar Ketelusuran Gambar
No. Item Gambar Add. Ket.
Pekerjaan
1 Kolom - (STR-10A R0) Detail Kolom K1 & K2
- (STR-10B R0) Detail Kolom K1’
- (STR-07 R0) Denah Kolom
2 Balok - (STR-08 R0) Denah Balok Lt. Dasar
- (STR-09 R0) Denah Balok Lt.2 – Lt. 3
- (STR-09B R0) Denah Balok Lt.4 – Lt. 5
- (STR-09C R0) Denah Balok Lt.6 – Lt.8
- (STR-09D R0) Denah Balok Lt.9 – Lt. 11
- (STR-09E R0) Denah Balok Lt.12 – Lt. 13
- (STR-09F R0) Denah Balok Lt.14 – Lt. 15
- (STR-09G R0) Denah Balok Lt. Atap
- (STR-11 R0) Detail Balok B1
- (STR-12 R0) Detail Balok B2
- (STR-13 R0) Detail Balok
3 Plat - (STR-08 R0) Denah Balok Lt. Dasar
- (STR-09 R0) Denah Balok Lt.2 – Lt. 3
- (STR-09B R0) Denah Balok Lt.4 – Lt. 5
- (STR-09C R0) Denah Balok Lt.6 – Lt.8
- (STR-09D R0) Denah Balok Lt.9 – Lt. 11
- (STR-09E R0) Denah Balok Lt.12 – Lt. 13
- (STR-09F R0) Denah Balok Lt.14 – Lt. 15
- (STR-09G R0) Denah Balok Lt. Atap
- (STR-11 R0) Detail Balok B1
- (STR-12 R0) Detail Balok B2
- (STR-13 R0) Detail Balok
4 Tangga - (STR-25 R0) Detail Tangga Darurat Type A
- (STR-26 R0) Detail Tangga Darurat Type B
- (STR-27 R0) Detail Tangga Darurat Type C
- (STR-28 R0) Detail Tangga Darurat TypeD
- (STR-29 R0) Detail Tangga Darurat Type E
28
3.1.3 Klarifikasi Scope Pekerjaan
Hasil yang didapatkan dari proses klarifikasi scope pekerjaan adalah Bill of
Quantity (BQ). Bill of Quantity adalah perhitungan volume pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab (scope) kontraktor / sub kontraktor. Perhitungan Bill of Quantity
atau volume pekerjaan harus dilakukan secara sistematis dengan menganalisa
tiap-tiap modul secara keseluruhan, sehingga didapat volume total yang akurat
dari seluruh pekerjaan proyek tersebut yang nantinya dipergunakan untuk
menghitung RAP dan penawaran.
Tabel BQ yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5. Rekapitulasi Struktur Total
Volume Volume
Struktur Type Rasio
Bekisting (m2) Beton (m3)
Kolom K1 10,468.08 1,293.67 8.09
K1' 10,468.08 1,293.67 8.09
K2 362.88 40.82 8.89
Total 21,299.04 2,628.16 8.10
Balok B1 20,957.84 2,944.22 7.12
B2 663.84 94.29 7.04
B-2A 436.70 61.14 7.14
B-2B 198.40 27.78 7.14
B-2C 68.74 9.62 7.14
B-2D 14.00 1.96 7.14
B3 599.26 88.55 6.77
B4 27.33 2.02 13.56
B5 0.00 0.00 0.00
B6 260.86 33.73 7.73
B7 131.01 15.84 8.27
B8 223.80 30.75 7.28
BK1 740.02 102.82 7.20
B200x400 474.14 47.23 10.04
Total 24,795.94 3,459.93 7.17
Plat SA 30,545.87 4,289.16 7.12
SB 5,679.77 795.17 7.14
SC 564.00 72.38 7.79
Total 36,789.65 5,156.71 7.13
Tangga A 446.47 59.47 7.51
E 730.55 96.06 7.61
Total 1,177.02 155.53 7.57
29
3.2 Perencanaan Metode Pelaksanaan
30
Mengetahui jenis pekerjaan diluar WBS, sehingga dapat ditentukan pekerjaan
yang ada diluar lingkup proyek
Digunakan untuk mengembangkan atau menjelaskan pengertian umum dari
lingkup proyek
Tiap penurunan tingkat (level) dalam WBS menunjukkan peningkatan
penguraian rincian dari proyek
31
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4
Pekerjaan Pabrikasi bekisting Alat - Palu
bekisting kolom - Gergaji
kolom - Meteran
- Kunci-kunci
Upah - Mandor
- Tukang
- Kuli
Pasang Bekisting Bahan - Paku
Kolom - Mould Oil
- Lakban kertas
- Karet
Upah - Mandor
- Tukang
- Kuli
Alat - Adjustable RSS1
- Adjustable RSS2
- Adjustable kickers
- Base plate
- Tie rod
- Kolom wheler
- Tie yoke
- Scafold jack
- Corner coupling
Bongkar Bekisting Bahan - Curing compound
Kolom antisol
Upah - Mandor
- Tukang
- Kuli
Alat - Kunci-kunci
Pekerjaan Marking Bahan - Pylox
Bekisting balok - Kapur
Alat - Theodolit
- Tripod
upah - surveyor
- Helper
Fabrikasi bekisting Bahan - Plywood
balok - Kayu
- Paku
- Tork screw
- Wing nut
32
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4
Pekerjaan Fabrikasi bekisting Alat - Palu
Bekisting balok balok - Gergaji
- Meteran
Upah - Mandor
- Tukang
- Kuli
Pasang bekisting Bahan - Paku
balok - Mould oil
- PVC
- Beton decking
Alat - Scafolding
- Tie rod
- Kolom wheler
- Tie yoke
- Scafold jack
- Corner coupling
Upah - Mandor
- Tukang
- Kuli
Bongkar bekisting Bahan - Curing compound
balok antisol
Alat - Kunci-kunci
- Pengungkit Paku
Upah - Mandor
- Tukang
- Kuli
Pekerjaan Marking Bahan - Pylox
bekisting Plat - Kapur
Alat - Theodolit
- Tripod
upah - surveyor
- Helper
Fabrikasi Bekisting Bahan - Plywood
plat - Kayu
- Paku
- Tork screw
33
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4
Pekerjaan Fabrikasi Bekisting Alat - Palu
bekisting Plat plat - Gergaji
- Meteran
Upah - Mandor
- Tukang
- Kuli
Pasang bekisting Bahan - Paku
plat - Mould oil
- Beton decking
- Lakban Kertas
Alat - Scafolding/Mainframe
- Suri-suri
Upah - Mandor
- Tukang
- Pembantu tukang
Bongkar bekisting Bahan - Curing compound
plat antisol
Alat - Pengungkit paku
Upah - Mandor
- Tukang
- Pembantu tukang
Pekerjaan Marking Bahan - Pylox
Bekisting - Kapur
Tangga Alat - Theodolit
- Tripod
upah - surveyor
- Helper
Pabrikasi Bekisting Bahan - Plywood
Tangga - Kayu
- Paku
- Tork screw
Alat - Palu
- Gergaji
- Meteran
Upah - Mandor
- Tukang
- Kuli
34
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4
Pekerjaan Pasang Bekisting Bahan - Paku
Bekisting Tangga - Mould oil
Tangga - Beton decking
- Lakban Kertas
Alat - Scafolding/Mainframe
- Suri-suri
Upah - Mandor
- Tukang
- Pembantu tukang
Bongkar bekisting Bahan - Curing compound
plat antisol
Alat - Pengungkit paku
Upah - Mandor
- Tukang
- Pembantu tukang
35
Urutan penomoran zoning dalam satu lantai didasari pada beberapa
hal, diantaranya :
Master Schedule, tergantung pada area mana yang harus diselesaikan
terlebih dahulu.
Pembukaan lahan, area yang dibuka terlebih dahulu menjadi zona
pertama. Jika ada beberapa area yang masih memiliki kendala dalam
pembebasan lahan tentu akan menghambat mobilisasi material bekisting
yang harus dikerjakan oleh kontraktor / sub kontraktor.
Tergantung letak corewall dan shearwall, karena pekerjaan corewall dan
shearwall pada umumnya dikerjakan 2 – 3 lantai lebih cepat dari pekerjaan
struktur lainnya. Hal ini dilakukan untuk type bangunan seperti pekerjaan
tower, dimana hampir seluruh struktur bangunan didominasi oleh struktur
corewall, namun untuk bangunan seperti podium yang melebar pekerjaan
corewall tidak menjadi pekerjaan yang critical.
Jika tidak ada pekerjaan corewall maka mendahulukan pekerjaan tower.
Gambar Zoning untuk Proyek Cibubur Rusunami adalah sebagai
berikut:
36
Gambar 3.1. Zoning Area Tower
37
Waktu Bongkar
Waktu pembongkaran juga ditentukan dari kehendak pemberi tugas
(owner, konraktor utama, konsultan, dll). Waktu pembongkaran biasanya
terdapat dalam spek penawaran atau didapatkan pada saat aanwijzing.
Namun sebaiknya keterangan ini diperoleh pada saat awal perolehan
informasi tender.
Waktu pembongkaran modul bekisting diperlukan untuk menentukan
cycle alat & material pekerjaan bekisting dengan mempertimbangkan umur
beton dapat menahan berat sendiri dan beban sementara pelaksanaan
proyek.
Tabel 3.7. Kekuatan Beton
Umur Kekuatan Keterangan
Beton Beton
1 minggu ± 50 % Beton dapat menahan berat sendiri
Cycle alat/modul
Cycle alat ditentukan dari durasi proyek bekisting yang akan dilakukan,
waktu bongkar bekisting dan penyediaan alat yang sudah ditentukan. Setelah
didapatkan perhitungan mengenai cycle alat, kemudian dibuat gambar cycle
alat / modul untuk memudahkan memantau pekerjaan tersebut sesuai dengan
jadwal atau tidak.
Siklus horisontal : siklus perpindahan alat / modul dalam satu lantai.
Siklus vertikal : siklus perpindahan alat / modul antar lantai, tergantung
pada penyediaan alat yang sudah ditentukan.
38
Gambar cycle modul bekisting kolom adalah sebagai berikut :
39
3.2.3 Gambar Set Alat
Gambar set alat didapatkan setelah melakukan perhitungan perkuatan
pada masing-masing elemen struktur yang ditinjau. Perhitungan perkuatan ini
sangat penting karena akan berpengaruh pada hasil akhir produk bekisting dan
tingkat keselamatan pekerja.
Misal, jika perhitungan tidak benar, ada kemungkinan akan terjadi
kegagalan produk bekisting pada saat dilakukan proses pengecoran. Jika ternyata
bekisting tidak kuat menahan tekanan beton pada saat pengecoran dapat
mengganggu keselamatan pekerja yang ada disekitarnya.
Selain itu perhitungan perkuatan yang akurat juga akan mempengaruhi
pada perhitungan jumlah alat yang diperlukan dalam setiap modul bekisting,
sehingga tidak akan terjadi kekurangan atau kelebihan alat pada saat pengerjaan
proyek.
Hasil perhitungan perkuatan didapatkan sebagai berikut :
Plat
Subject : Plat, t = 14 cm
40
41
Perhitungan perkuatan baik balok, kolom dan tangga dapat dilihat pada
lampiran no : 1 tentang perhitungan perkuatan.
Gambar set alat juga harus digambar detail tiap bagian-bagiannya, agar
memudahkan pekerja di lapangan untuk melakukan setting alat, sehingga tidak
akan terjadi kesalahan pada proses pabrikasi (jumlah alat-alat dalam satu modul
harus sesuai dengan gambar).
Gambar set alat dapat dilihat sebagai berikut :
42
Gambar 3.6. Set Bekisting Blok dan Plat
43
Gambar 3.8. Denah Scaffolding Balok
44
3.2.4 Schedule Pekerjaan
45
3.3 Analisa Pekerjaan
Dari gambar detail alat yang sudah dibuat sebelumnya, dapat ditentukan
jumlah alat untuk tiap-tiap modul bekisting. Dari data tiap modul bekisting
tersebut kemudian bisa ditentukan kebutuhan alat tiap lantai. Data-data tersebut
ditulis dalam bentuk list alat, sehingga memudahkan untuk mengetahui jumlah
alat yang diperlukan dan mengetahui alat-alat yang kurang. Data-data dipisahkan
sesuai dengan struktur yang ditinjau (kolom, balok, plat dan tangga).
46
3.3.2 Perhitungan Analisa Kebutuhan Bahan
47
3.3.3 Harga Satuan Upah, Bahan, Alat
Harga satuan Upah dipengaruhi oleh kapasitas produksi yang dihasilkan oleh
pekerja dalam satu hari. Pada umumnya kapasitas ini tergantung pada budaya
masing-masing pekerja. Misal, untuk pekerja yang berasal dari kota Kediri
lebih ulet untuk pekerjaan galian, sehingga kapasitas produksi yang dihasilkan
dalam satu hari lebih banyak dibandingkan dengan pekerja dari kota lain.
Tetapi pada umumnya untuk pekerjaan bekisting, upah diberikan secara
borongan.
Harga satuan bahan dipengaruhi oleh efisiensi penggunaan bahan sesuai spek.
Sehingga perhitungan keperluan bahan untuk tiap modul harus
diperhitungkan dengan baik agar tidak banyak terjadi waste, penentuan cycle
modul juga akan berpengaruh dalam perhitungan harga satuan bahan. Selain
itu perlu dilakukan pengawasan terhadap para pekerja agar tidak tejadi
kesalahan dalam proses bongkar pasang, pemindahan dan perawatan bahan.
Harga satuan alat dipengaruhi penentuan zone, waktu pelaksanaan proyek,
perhitungan alat yang mudah hilang serta desain struktur (bentuk struktur
yang tipikal memerlukan jenis alat lebih sedikit dibandingkan dengan bentuk
struktur yang tidak tipikal).
Dari masing-masing harga satuan alat, bahan dan upah tersebut dibuat rekap
untuk masing-masing struktur yang ditinjau, sehingga akan didapatkan list harga
total alat dan bahan yang diperlukan untuk proses pekerjaan bekisting.
Tabel 3.11. Harga Satuan Upah, Bahan dan Alat
No. Struktur Item Harga
1 Kolom Tower Upah Rp 19,000.00
Bahan Rp 14,201.06
Alat Rp 15,768.19
Kolom Podium Upah Rp 19,000.00
Bahan Rp 23,774.63
Alat Rp 17,602.55
48
No. Struktur Item Harga
Detail perhitungan harga satuan upah, bahan dan alat dapat dilihat pada lampiran
no : 3 tentang perhitungan RAP.
Total 4,793,159,441.02
49
3.4 RAP
Dari perhitungan semua biaya, maka selanjutnya dibuat rekap biaya yang dijadikan
dalam satu kesatuan pengeluaran biaya RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan). Dalam
RAP ini, segala macam biaya yang dikeluarkan dikumpulkan dari masing-masing total
pengeluarannya. Hal ini diperlukan untuk lebih mempermudah keputusan Mark Up oleh
pihak manajemen. Perekapan biaya ini juga dapat digunakan sebagai alat pemeriksaan
apakah biaya yang dikeluarkan masuk akal atau tidak. Masuk akalnya pengeluaran dapat
dilihat dari harga beton yang ditawarkan jika dibandingkan dengan pesaing yang ada. Hal
ini bisa menjadi baseline penawaran dan Mark Up. Oleh karena itu dalam hal ini
perekapan biaya pada RAP sangatlah penting. Selain itu, informasi mengenai harga-harga
dasar juga sama pentingnya dengan perekapan ini.
Namun keputusan Mark Up ini adalah menjadi hak mutlak pihak manajemen. Ada
beberapa pertimbangan yang menjadi dasar penentuan Mark Up. Pertimbangan-
pertimbangan tersebut terbagi menjadi 2 macam. Pertimbangan yang pertama adalah
pertimbangan yang bersifat internal seperti target laba perusahaan per tahun, tingkat
risiko investasi jika dibandingkan dengan kinerja finansial perusahaan. Faktor
pertimbangan eksternal diantaranya adalah harga pesaing pasar dan juga daya serap
pasar terhadap produksi produk dan lain sebagainya.
Oleh karena itulah penentuan mark up tidak dapat hanya ditentukan oleh
berdasarkan pengalaman saja ataupun dengan dasar faktor data eksisting sekarang,
50
melainkan pertimbangan yang harus menyertai data historis perusahaan yang berkaitan
dengan kinerja finansial.
Mark up terdiri dari beberapa komponen biaya yang bobotnya ditentukan oleh
kebijakan direksi perusahaan. Berikut adalah komponen biaya yang dimaksud:
BUP (Biaya Umum Proyek) tergantung dari Waktu dan Orang yang bekerja
BUKU (Biaya Umum Kantor Unit) tergantung dari jumlah SDM yang bekerja pada
kantor tersebut
BUKP (Biaya Umum Kantor Pusat) tergantung dari jumlah SDM yang bekerja pada
kantor tersebut
Laba bobot dari laba yang ditentukan bergantung dari jumlah proyek yang
ditargetkan pada periode tahun yang bersangkutan.
51
dikalikan 60% = 1,91%, sehingga total pembeban biaya umum unit pada
proyek tersebut adalah 3,41% (didapat dari 1,5% + 1,91%).
Dengan cara yang sama pembebanan biaya umum kantor pusat dapat
diperhitungkan dengan cara tersebut diatas, sehingga menghasilkan perhitungan
biaya pembebanan kantor pusat sebagaimana tabel dibawah ini.
Tabel 3.13. Perhitungan Biaya Pembebanan Overhead Kantor Unit dan Kantor
Pusat
3.5 RAB
Setelah melakukan Mark Up, langkah yang dilakukan selanjutnya adalah membuat
format penawaran harga yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan juga sesuai
dengan permintaan owner. Nilai Mark Up yang didapat didistribusikan ke seluruh harga
satuan, sehingga akan didapatkan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Didasarkan pada perhitungan RAP dan Mark Up, maka dapat diperhitungkan harga
satuan penawaran dengan mempertimbangkan harga pasar, artinya harga satuan RAP
dikalikan faktor mark up harus identik dengan harga pasar.
52
Apabila harga pasar lebih kecil daripada RAP, maka harga satuan RAB yang dijadikan
sebagai dasar adalah harga satuan RAP dikalikan faktor mark up dan dipakai sebagai
dasar untuk melakukan negosiasi dengan pemahaman bahwa desain konstruksi untuk
pekerjaan bekisting ini menuntut spesifik (tidak standar). Contoh, pada pekerjaan
podium memiliki :
1. Ketinggian (perbedaan elevasi antar lantai)
2. Rasio perbandingan antara penyediaan alat dengan total luasan yang dilayani
besar.
Contoh perhitungan harga satuan pekerjaan bekisting balok pada tower dan podium
yang memperlihatkan perbedaan luasan yang dilayani bisa mempengaruhi harga satuan
di RAP :
Balok :
- Tower
Volume Bekisting : 24,196.70 m2
Total Upah/m2 : Rp. 18,375.94
Total Bahan : Rp. 1,019,498,430.66
Total Alat : Rp. 360,378,230.00
Jumlah : Rp. 1,379,876,660.66
- Podium
Volume Bekisting : 599.26 m2
Total Upah/m2 : Rp 18,229.33
Total Bahan : Rp. 52,860,833.61
Total Alat : Rp. 9,941,328.00
Jumlah : Rp. 62,802,161.60
53
Tabel 3.14. Penawaran Harga (RAB) prosentase BUK
rencana Sales
Penawaran Harga (RAB)
No Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1.1 Kolom Podium m2 270.00 70,000.00 18,900,000.00
1.2 Kolom Tower m2 14,509.86 70,000.00 1,015,690,200.00
Cash flow adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan
pada suatu periode tertentu yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang
perusahaan.
Untuk memahami suatu bisnis dalam kondisi berkembang atau tidak, maka anda
perlu mempelajari laporan keuangan, yang terdiri dari: Balance Sheet (neraca keuangan),
Beban BUKU yang
diperhitungkan
Income Statement (Laporan Laba Rugi) dan Cash Flow (Laporan arus kas). Dari ketiga hal
tersebut, yang paling kritis adalah laporan arus kas atau cash flow. Hasil akhir dari
pengelolaan suatu usaha akan tercermin dalam laporan keuangan. Laporan keuangan
dapat dibuat secara mingguan, bulanan, triwulanan atau tahunan.
Melalui laporan arus kas, bisa dilihat bagian mana yang paling menguntungkan,
Beban BUKP yang
bagian mana diperhitungkan
yang paling banyak mengeluarkan biaya, bagian mana yang perputarannya
cepat tetapi marginnya kecil, dan sebagainya. Bahkan bisa juga mengenal tipe-tipe
pelanggan, yang terlihat dari pergeseran arus.
Sedangkan perhitungan cash flow untuk proyek perlu dibuat sesuai dengan
rencana pembayaran kepada para pihak, baik mandor, vendor, sub kontraktor sesuai
dengan perjanjian yang disepakati di dalam kontrak. Misalkan untuk mandor dibayarkan
54
setelah pekerjaan selesai dalam periode 2 mingguan, sedangkan untuk vendor
pembayaran dilakukan dengan sistem sebagai berikut :
1. Pembayaran di muka (DP) 10%
2. Pembayaran berikutnya dilakukan setelah material diterima di proyek dan
pembayaran dilakukan pada bulan ke-3 dari tanggal terima material atau dibayar
cash
3. Pembayaran dapat dilakukan dengan memperhitungkan retensi (sebagai jaminan
pelaksanaan) sampai dengan total pekerjaan diselesaikan
4. Pembayaran dapat dilakukan dengan sistem Turn Key Project, yaitu dengan cara
membayarkan seluruh nilai kontrak setelah pekerjaan selesai 100% dan diterima,
atau dapat pula dengan cara semi Turn Key Project dimana setelah proyek selesai
100% dan diterima pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil sampai
beberapa waktu tertentu yang disepakati.
5. Sedangkan untuk memperhitungkan pendapatan dari pembayaran oleh owner
atau main kontraktor didasarkan pada perjanjian kontrak yang disepakati,
misalkan :
a. Pembayaran didasarkan progres bulanan
b. Pembayaran didasarkan progresif setiap progres proyek mencapai progres
tertentu, misalkan pada progres 30% dibayar 25%, pada progres 55% dibayar
50%, pada progres 80% dibayar 75%, pada progres 100% dibayar 95%
dimana yang 5% sebagai jaminan pemeliharaan proyek yang akan
dibayarkan saat masa pemeliharaan selesai
c. Dapat pula pembayaran dilakukan dengan sistem Turn Key Project atau
Modified Turn Key Project
Adapun cash flow proyek yang dimaksud akan menghasilkan perhitungan modal
kerja yang diperlukan dan harus disediakan untuk mendanai proyek selama masa
pelaksanaan. Dengan modal kerja tersebut perlu diperhitungkan besarnya nilai interest
yang menjadi beban biaya pada proyek yang bersangkutan.
Karena alat yang digunakan adalah alat milik perusahaan sendiri, maka tidak ada
beban sewa, melainkan hanya beban penyusutan alat. Oleh karena itu tidak ada
perhitungan beban alat pada bagian cash out, akan tetapi jika menggunakan alat sewa,
maka biaya sewa alat akan muncul pada bagian cash out, dengan cara pembayaran sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak.
55
Dalam pembuatan cash flow ini, ada beberapa catatan penting yang harus diingat
yaitu :
1. Besarnya modal pinjaman sangat dipengaruhi oleh cash out dan cash in.
Untuk memperkecil modal pinjaman, sebisa mungkin menunda cash out,
dan sebisa mungkin memajukan cash in.
2. Segera mungkin membayarkan/mengembalikan pinjaman modal, agar
beban bunga tidak semakin besar.
Hasil perhitungan cash flow dapat dilihat pada lampiran no : 4 tentang cash flow
proyek, yang menghasilkan nilai modal kerja sebesar Rp. 2.590.875.000 dan nilai interest
adalah Rp. 190.368.836, dengan tingkat suku bunga sebesar 14 % per tahun.
56
IV PROSEDUR KERJA TENDER
Mulai
Spv Estimasi
Pembelajaran Dokumen Tender Form Tabel Ketelusuran
QS
(F.02/P.02/MS/KTI)
(Identifikasi lingkup) (3)
Perencana Teknik
Adm Tender
Spv Estimasi
Pelaksanaan Aanwijsing (5) Form Checklist Kegiatan
Perencana Teknik
Aanwijzing (F.04/P.02/MS/KTI)
Adm Tender
Kabag Teknik
Spv Estimasi
Pelaksanaan Survey (6) Form Checklist Kegiatan Survey
(F.05/P.02/MS/KTI)
Perencana Teknik
Pembuatan Dokumen
Form Checklist Kelengkapan
Adm Tender Administratif (18) Dokumen (F.06/P.02/MS/KTI)
Pembuatan Struktur
Adm Tender
Organisasi (11)
Analisa Anggaran
Perencana Teknik
Biaya Umum (12)
Kepala Unit
Kabag Teknik
Kepala Unit
Cek (17)
Direksi
Selesai
58
URAIAN AKTIVITAS
1. Kegiatan untuk membuat penawaran pada proses tender diawali dengan
pengambilan dokumen tender. Pengambilan Dokumen Tender menunjukkan bahwa
adanya kesesuaian antara kebutuhan proyek dengan sumber daya yang dimiliki oleh
unit unutk mengimplementasikan proyek.
Petugas yang ditugaskan untuk mengambil Dokumen Tender sebaiknya petugas yang
kompeten yang paham akan kegiatan lelang. Petugas yang ditunjuk disarankan
pemasaran atau staff teknik/Engineering dan dibekali dengan Surat Kuasa dari Direksi
dan kelengkapan Dokumen lainnya, seperti Akte Perusahaan, TDP (Tanda Daftar
Perusahaan), dsb.
2. Kabag Teknik membentuk Tim Tender yang terdiri dari fungsi :
Pemasaran (mengamankan perolehan kontrak)
Spv Estimasi (Pelaksanaan aanwijzing dan survey)
Perencana Teknik (pelaksanaan aanwijzing, survey, membuat WBS, analisa
metode, analisa teknik, analisa harga satuan pekerjaan, dsb)
QS (Menghitung volume pekerjaan)
Administrasi Tender (Pembuatan Dokumen Administratif, Pembuatan struktur
organisasi)
Legal (Analisa Aspek Hukum & Kontrak)
3. Setelah tim tender terbentuk, langkah selanjutnya adalah mempelajari Dokumen
Tender untuk mengidentifikasi scope atau lingkup pekerjaan. Pembelajaran
Dokumen Tender dilakukan oleh seluruh tim tender. Tim mempelajari Dokumen
Tender, seperti : BQ, Spesifikasi teknis, Gambar Tender, dengan Form Tabel
Ketelusuran .
Dengan table ketelusuran ini bukti bahwa telah dilakukan pembelajaran /
pemahaman terhadap dokumen tender, sehingga tahu bila ada perubahan terhadap
dokumen item BOQ yang mana yang berubah untuk disesuaikan. Dokumen ini
dipelihara sebagai dokumen control, dan sebagai dasar untuk addendum kontrak.
Atau klaim perkerjaan +/-.
59
4. QS (Quantity Surveyor) menghitung volume pekerjaan sesuai gambar & BQ.
Kemudian mengupdatenya jika ada perubahan (volume) pekerjaan akibat proses
aanwijzing dan survey, atau informasi terbaru.
5. Spv estimasi, perencana teknik, adm tender melakukan Aanwijzing Kantor, dan
Aanwijzing Lapangan. Kemudian membuat laporannya serta mengajukan pertanyaan
kepada Tim Panitia Lelang.
6. Spv estimasi, perencana teknik melakukan kegiatan survey lapangan. Hasil survey ini
akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan,
merencanakan site plan, mengetahui item-item pekerjaan penunjang yang
diperlukan seperti perlunya jembatan sementara, bangunan bantu lainnya, perbaikan
jalan akses dll.
Pada survei ini juga dapat dipakai untuk mengklarifikasi data-data teknis seperti
penyelidikan tanah, komposisi material di quary, keberadaan sumber daya lainnya
seperti alat, tenaga, bahan material alam, termasuk biaya untuk mendapatkan
sumber daya tersebut (upah tenaga, harga satuan dll)
7. Pembuatan WBS (Work Breakdown Structure) dilakukan oleh Perencana Teknik. WBS
adalah pedoman pengelompokan dari unsur-unsur proyek yang mengatur dan
menetapkan lingkup total dari proyek. Pekerjaan yang diluar WBS adalah diluar
lingkup proyek. Seperti halnya scope statement, WBS seringkali digunakan untuk
mengembangkan atau menjelaskan pengertian umum dari lingkup proyek.
8. Perencana Teknik menentukan Analisa metode kerja yang terdiri atas :
Penetuan posisi formwork
Perhitungan Perkuatan formwork
Perhitungan Perkuatan set alat
Penggambaran set/modul bekisting
Penentuan zoning
Penentuan cycle set/modul bekisting
Hasil analisa metode tersebut dicek kembali oleh SPV estimasi. Jika hasilnya ada yang
salah, maka perlu dilakukan analisa ulang. Jika ternyata hasilnya sudah benar, bisa
melakukan ke kegiatan berikutnya.
60
9. Perencana Teknik menentukan Analisa Teknik yang terdiri atas :
Perhitungan jumlah Kebutuhan Alat dan Bahan (volume alat dan bahan)
Pembuatan Schedule Pelaksanaan
Pembuatan Schedule Sumber Daya (alat, bahan, upah)
Hasil analisa teknik tersebut dicek kembali oleh SPV estimasi. Jika hasilnya ada yang
salah, maka perlu dilakukan analisa ulang. Jika ternyata hasilnya sudah benar, bisa
melakukan ke kegiatan berikutnya.
10. Selanjutnya, Perencana Teknik menentukan Analisa Harga Satuan Pekerjaan yang
terdiri atas :
Pemasukan harga satuan sumber daya
Analisa Kebutuhan Sumber Daya per satuan pekerjaan
Analisa harga satuan pekerjaan
Hasil Analisa Harga Satuan Pekerjaan tersebut dicek kembali oleh SPV estimasi. Jika
hasilnya ada yang salah, maka perlu dilakukan analisa ulang. Jika ternyata hasilnya
sudah benar, bisa melakukan ke kegiatan berikutnya.
61
Hasil dari mrk up tersebut dicek kembali oleh Kepala unit dan Direksi. Jika hasilnya
ada yang salah, maka perlu dilakukan analisa ulang. Jika ternyata hasilnya sudah
benar, bisa melakukan ke kegiatan berikutnya.
15. Pembuatan Cash flow dilakukan oleh Kepala Unit dan Perencana Teknik.
16. Pembuatan RAB dilakukan oleh Spv estimasi dan Perencana Teknik. RAB merupakan
penggabungan antara RAP dan hasil Mark up.
17. Setelah pembuatan RAB selesai, dilakukan pengecekan oleh Kabag teknik, Kepala
Unit, dan Direksi. Jika terjadi kesalahan, maka harus dikoreksi kembali dimulai dari
Analisa Harga Satuan Pekerjaan hingga nilai RAB.
18. Pembuatan Dokumen Administratif dilakukan oleh Administrasi Tender. Pembuatan
Dokumen tender dimulai sejak Pembelajaran Dokumen Tender (Proses no.3) hingga
Pembuatan Surat Penawaran dan Penyusunan Dokumen Tender dilakukan. Program
Pembuatan dan Penyusunan dokumen lelang terdiri dari :
Menentukan struktur organisasi dan pembagian tugas team lelang
Mempelajari dan memahami Dokumen Tender (Instruction to Tenderer/Bidder)
Menentukan lingkup kegiatan pelelangan dan penjabarannya. Membuat tabel
ketelusuran antara lingkup pelelangan dengan penjelasan lelang (Instruction to
Tender)
Menghitung volume pekerjaan
Menentukan metode kerja
Menentukan Jadwal Kegiatan Pelelangan
Membuat RAP, Mark-up, dan RAB
Membuat checklist kelengkapan persyaratan setiap item Dokumen Penawaran
Merencanakan Pengadaan material dan alat pendukung penyusunan dokumen
penawaran
Menentukan Biaya Kegiatan Pelelangan
19. Pembuatan Surat Penawaran dan Penyusunan Dokumen Tender dilakukan oleh
Administrasi Tender. Tahapan yang penting pada saat melakukan penyusunan
dokumen penawaran adalah pemenuhan dokumen serta lampiran yang diperlukan
dalam setiap dokumen harus mengikuti ketentuan yang berlaku dan menjadi
persyaratan kelengkapan administrasi.
62
Pengendalian atas kesesuaian dokumen perlu dilakukan dengan adanya bukti
pengecekan berupa chek list yang ditandatangani oleh tim leader sebagai bukti telah
dilakukan kontrol baik isi dokumen maupun kelengkapannya.
Team lelang atau team estimating menyusun dokumen dan memasukan dokumen
penawaran ke panitia lelang sesuai dengan waktu dan lokasi yang telah ditentukan.
63
V HUBUNGAN KERJA
64
DENGAN DALAM HAL APA
Kepala estimating - Konsultasi dan koordinasi
Kepala proyek - Konsultasi dan koordinasi berkaitan
dengan pelaksanaan proyek (metode
pelaksanaan, ketergantungan
(sequence pekerjaan)
- Kebutuhan organisasi dan fasilitas
umum proyek untuk menghitung biaya
umum proyek
Logistik Proyek - Berkaitan dengan pengadaan
kebutuhan proyek
- Harga satuan bahan dan back up dari
vendor tentang penawaran harga
vendor
- Koordinasi berkaitan dengan spesifikasi
material dan jadwal kedatangan
material
Kepala Unit Konstruksi - Laporan dan Konsultasi
- Persetujuan mark up
- Penanda tanganan penawaran
65
Di luar Perusahaan :
DENGAN DALAM HAL APA
Liveransir - Mendapatkan data harga barang
Pelanggan/Owner - Kaitannya dengan Pekerjaan menurut
BQ dan kontrak
Sub Kontraktor, Mitra Kerja, Supplier - Dalam kaitannya dengan proses
penawaran harga
- Dalam kaitannya dengan tambahan
informasi yang diperlukan dalam
proses tender
- Dalam kaitannya dengan proses
evaluasi dan klarifikasi tender
66
VI KEMAMPUAN YANG SEBAIKNYA DIMILIKI OLEH SEORANG ESTIMATOR
Berkaitan dengan tugas yang harus dikerjakan sebagai seorang estimator, maka
seorang estimator sebaiknya harus memiliki kemampuan-kemampuan yang diperlukan
dalam membuat estimasi biaya untuk mendapatkan usulan penawaran yang mengacu
pada kondisi lapangan serta sumber daya yang ada di perusahaan dengan
memperhatikan syarat-syarat yang ditetapkan.
67
No PENGETAHUAN PEMANFAATAN PENGETAHUAN
(misalkan, penggunaan zat aditif
berpengaruh pada umur bongkar)
7 Teknologi bekisting - Mengetahui volume pekerjaan bekisting
- Mengetahui alat apa saja yang
diperlukan
- Mengetahui bahan apa saja yang
diperlukan
- Mengetahui spesifikasi material
bekisting
8 Teknologi struktur kayu - Mengetahui perhitungan perkuatan
struktur bekisting
9 Manajemen K3 - Identifikasi Bahaya
- Perencanaan Penanganan Bahaya
- Rencana Penanganan Keadaan Darurat
10 Manajemen waktu - Menentukan durasi pekerjaan
- Membuat schedule pekerjaan
- Mengatur perencanaan penggunaan
waktu
11 Manajemen biaya - Mengetahui harga satuan
- Membuat analisa kebutuhan biaya alat
- Membuat analisa kebutuhan biaya
bahan
- Membuat analisa kebutuhan biaya upah
- Membuat harga satuan modul
- Menentukan biaya mark up
- Membuat RAP
- Membuat RAB
12 Manajemen SDM - Membuat rencana schedule resources/
penggunaan sumber daya tenaga kerja
13 Manajemen lingkup proyek - Menentukan scope pekerjaan proyek
68
No PENGETAHUAN PEMANFAATAN PENGETAHUAN
bekisting
- Menentukan definisi lingkup pekerjaan
- Menyusun WBS
- Mengetahui lingkup pekerjaan sesuai
kontrak dalam rangka melakukan
pengendalian scope
14 Manajemen pengadaan - Mengetahui harga satuan bahan dan
alat bekisting
- Perencanaan Pembelian & Akuisisi
- Perencanaan Kontrak
- Membuat rencana schedule pengadaan
15 Manajemen resiko - Mengetahui faktor-faktor resiko yang
mempengaruhi biaya, waktu, metode
- Mengetahui risk respons atau solusi
yang harus diambil untuk mengeliminir
akibat dari faktor resiko
69
VII KETERAMPILAN YANG SEBAIKNYA DIMILIKI OLEH SEORANG ESTIMATOR
70
pekerjaan menjadi lebih akurat. Untuk seorang estimator, minimal harus bisa
menguasai AutoCAD 2D.
- Keterampilan membuat schedule pekerjaan dengan menggunakan software
Ms. Office Project®. Pembuatan schedule kerja mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi proyek dapat dilakukan dengan
menggunakan aplikasi computer, minimal Ms. Office Project® 2003.
- Keterampilan bernegosiasi dengan owner project dan kemampuan untuk
meyakinkan owner terhadap penawaran yang kita ajukan.
- Keterampilan dalam membuat relasi yang luas sebagai sumber informasi
harga-harga pasar yang up to date dalam melakukan penawaran harga untuk
mendapatkan harga yang lebih efisien.
- Keterampilan dalam membaca situasi pasar pada saat mengikuti tender untuk
meningkatkan daya saing pasar dan untuk dapat mengantisipasi berbagai
kemungkinan yang terjadi dalam proses tender.
Contoh-contoh software computer yang harus dikuasai oleh seorang estimator adalah
sebagai berikut:
72
Gambar 6.4: Ms. Office Power Point®
73
Gambar 6.6: Ms.Office Project®
74
kebutuhan pelanggan
- Menyediakan waktu pribadi dalam memberikan bantuan
dan pelayanan kepada pelanggan
2. Kerjasama Kelompok (TW)
75
- Memecah/memilah masalah menjadi daftar tugas yang
praktis dan sederhana
6. Pemikiran Konseptual (CT)
76
- Bekerja sendiri tanpa perlu supervisi
10. Pencarian Informasi (IF)
77
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dari keseluruhan proses estimasi pekerjaan bekisting dapat dibuat sebuah flowchart
untuk memperlihatkan urutan proses pekerjaannya hingga didapatkan harga
penawaran (RAB).
Alat
6. Cash flow
Yang mempengaruhi cash flow :
Keterlambatan pembayaran dari owner
Terjadinya keterlambatan durasi pekerjaan
7. Mark Up
Agar didapat harga mark up yang optimal :
Efisiensi volume alat dan bahan bekisting
79
Untuk pekerjaan struktur yang khusus, seperti podium, digunakan sebagai harga
negosiasi kepada owner agar didapatkan harga diatas RAP
Menentukan harga satuan pekerjaan penawaran yang tidak terlalu jauh dari
harga pasar. Bila terlalu rendah, kemungkinan bisa rugi. Jika terlalu tinggi,
kemungkinan menang tender kecil
Saran
1. Perlu adanya sosialisasi standar operasi prosedur pada semua tim lelang agar proses
estimasi lebih terkontrol dan terarah sehingga target tercapai
2. Selain prosedur, pembuatan format-format penghitungan juga perlu dibakukan agar
siapapun yang mengerjakan dapat menghasilkan produk estimasi yang baik. Format
penghitungan ini harus mencakup segala macam scope kegiatan yang akan
dilakukan untuk proyek serupa.
3. Selain itu perlu juga agar segala macam informasi berupa dokumen-dokumen hasil
klarifikasi dan juga dokumen penawaran dari vendor-vendor beserta database
mengenai pihak-pihak yang terlibat, disimpan dalam suatu sistem
pendokumentasian yang baik.
80
DAFTAR PUSTAKA
Subiyanto, Eddy. 2009. Materi Presentasi Program Trainee. Jakarta : PT Adhimix Precast
Indonesia.
81