Anda di halaman 1dari 11

Suryadi Imran: Hubungan Karakteristik, Beban Kerja dan Pertanggungjawaban/Liability

dengan Motivasi Perawat Dalam Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan


Keperawatan di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2013

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, BEBAN KERJA, DAN


PERTANGGUNGJAWABAN/LIABILITY DENGAN MOTIVASI
PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
KEPERAWATAN DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2013

Suryadi Imran
Akademi Keperawatan Garuda Putih Jambi
Email: Suryadiimran@yahoo.co.id

ABSTRAK

Karakteristik perawat, beban kerja dan pertanggungjawaban perawat terhadap


pendokumentasian merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi perawat dalam
melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk
mengatahui faktor mana yang paling berhubungan dengan motivasi perawat dalam
dokumentasi asuhan keperawatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik, dengan
pendekatan cross sectional yang bertujuan menjelaskan hubungan antara karakteristik,
beban kerja dan pertanggungjawaban dengan motivasi perawat dalam pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan dan faktor yang mempengaruhinya di RSUD
Raden Mattaher Jambi. Responden dalam penelitian ini sebanyak 112 perawat
pelaksana. Menemukan faktor paling dominan yang paling berhubungan dengan
motivasi perawat adalah status perkawinan dan beban kerja, dengan p value = 0.046 (OR
3.242), untuk status perkawinan dan p value = 0.049 (OR 2.306). untuk beban kerja.
Artinya variabel status perkawinan dan beban kerja perawat dijadikan prediktor terhadap
motivasi perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Rekomendasi dari
penelitian ini adalah motivasi perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian lebih
dioptimalkan dengan perbaikan sistem, pemberdayaan tenaga perawat melalui
peningkatan pendidikan, pelatihan tentang asuhan keperawatan yang baik dan benar
untuk meningkatkan motivasi perawat dalam melaksanakan dokumentasi keperawatan.

Kata kunci : Karakteristik, Beban Kerja, Pertanggungjawaban, Motivasi.

PENDAHULUAN tahun 2010, diperoleh BOR tahun 2010


sebesar 72,7%, sedangkan BOR pada
RSUD Raden Mathaher Jambi tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar
memiliki 13 ruang rawat inap dengan 90,5%. Hal ini menunjukkan terjadinya
156 tenaga perawat dengan tingkat peningkatan pemanfaatan tempat tidur
pendidikan; SPK 11 orang Diploma III hingga mencapai 90,5 % di bulan
Keperawatan 125 orang, dan S-I Oktober 2011, dengan jumlah pasien
Keperawatan 18 orang. Dengan rawat inap 12,159 pasien. Hasil tersebut
kapasitas tempat tidur 321, jika dilihat didapat dari triwulan I sebanyak 3,782
dari jumlah tempat tidur yang ada maka pasien, triwulan II sebanyak 4.095
RSUD Raden Mattaher Jambi masih pasien dan triwulan III sebanyak 4,282
kekurangan 86 orang perawat lagi untuk pasien, dengan berbagai masalah
bisa memenuhi standar tersebut kesehatan dan perawatan, karena itu
Adapun data yang diperoleh dari sesuai profesinya, perawat di tuntut
laporan tahunan RSUD Raden Mattaher untuk memiliki kemampuan dan
Jambi Bagian Pencatatan dan Pelaporan keterampilan dalam upaya membantu

41
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

pasien mengatasi masalahnya dan pendokumentasian asuhan keperawatan


tuntutan tersebut juga dapat di Ruang Rawat Inap RSUD Raden
menyebabkan tingginya beban kerja Mattaher Jambi Tahun 2013.
perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas. METODE PENELITIAN
Hasil studi pendahuluan yang telah
peneliti lakukan maka peneliti Metode penelitian ini adalah
berasumsi bahwa motivasi perawat penelitian kuantitatif, dengan rancangan
pelaksana dalam pelaksanaan crossectional, dimana penelitian
dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan dalam satu waktu tertentu
dipengaruhi oleh faktor, karakteristik, saja, dengan jenis penelitian Deskrifsi
beban kerja dan pertanggungjawaban Korelasi yaitu untuk melihat hubungan
perawat, bahwa pelaksanaan antara variabel independen (Beban
pendokumentasian yang seharusnya Kerja, Pertanggungjawaban dan
merupakan tugas utama perawat belum Karakteristik perawat) dengan variabel
terlaksana secara optimal di tiga dependen (Motivasi Perawat) dalam
ruangan tersebut, untuk membuktikan pelaksanaan pendokumentasian asuhan
hal tersebut maka peneliti akan keperawatan di Ruang Rawat Inap
melakukan penelitian secara mendalam RSUD Raden Mathaher Jambi.
dengan menggunakan studi korelasi Populasi penelitian ini berjumlah 156
untuk mengetahui hubungan antara orang perawat di Ruangan Rawat Inap
karakteristik, beban kerja dan RSUD Raden Mattaher Jambi.
pertanggungjawaban/liability dengan Pengambilan sampel menggunakan
motivasi perawat dalam pelaksanaan tehnik proporsional random sampling5.
pendokumentasian asuhan keperawatan Jumlah sampel yang diambil sebanyak
di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 112 orang. Penelitian ini dilakukan di
2012. Berdasarkan fenomena diatas, Ruang Rawat Inap RSUD Raden
maka pertanyaan penelitiannya adalah: Mattaher Jambi, dengan jumlah ruangan
“Apakah Terdapat Hubungan yang sebanyak 10 Ruangan Rawat Inap,
bermakna antara karakteristik (usia, sedangkan waktu pelaksanaan penelitian
jenis kelamin, pendidikan, status untuk pengumpulan data dan
perkawinan dan masa kerja), beban pengolahan data dilakukan selama 1
kerja dan pertanggungjawaban dengan bulan yaitu pada akhir bulan 9 Juni
motivasi perawat dalam pelaksanaan sampai bulan 15 Juli 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.3: Hubungan Karakteristik Usia Dengan Motivasi Perawat Dalam


Pelaksanaan Pendokumentasian Askep di Ruang Rawat Inap RSUD
Raden Mattaher Jambi Tahun 2013
Motivasi Perawat
OR
Rendah Tinggi
Usia Total (95% P value
CI)
f % f %
Dewasa Muda 23 39,7 35 60,3 58 0,567
(0,268
Dewasa Tua 29 53,7 25 46,3 54 – 1,200) 0,194
Jumlah 52 46,4 60 53,6 112
Berdasarkan hasil penelitian diketahui karakteristik usia perawat dengan
bahwa tidak terdapat hubungan antara motivasi perawat dalam pelaksanaan

40
Suryadi Imran: Hubungan Karakteristik, Beban Kerja dan Pertanggungjawaban/Liability
dengan Motivasi Perawat Dalam Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2013

pendokumentasian asuhan keperawatan, Memang diakui bahwa pada usia muda


dengan p value = 0.194, hasil penelitian seseorang lebih produktif dibandingkan
ini dapat diartikan bahwa perbedaan ketika usia tua.
usia perawat bukan merupakan faktor Peneliti berasumsi bahwa usia
yang mempengaruhi tinggi rendahnya perawat bukanlah faktor penentu tinggi
motivasi kerja perawat di ruangan. Hal atau rendahnya produktifitas dalam
ini sesuai dengan hasil penelitian bekerja, tetapi lebih disebabkan
Haeriyanto dkk, yang menyatakan pengaruh lingkungan kerja di ruangan
bahwa tidak ada korelasi antara usia yang lebih banyak didominasi oleh
dengan motivasi perawat dalam perawat yang masih muda, sehingga
dokumentasi keperawatan. persaingan perawat yang muda lebih
Hasil penelitian ini tidak sesuai kompetitif. Upaya yang dapat dilakukan
dengan pendapat Robbins dan Shader, untuk menyeimbangkan peran dan tugas
menyatakan bahwa usia adalah perawat di ruangan adalah dengan
karakteristik individu yang membagi tugas yang adil dan merata
mempengaruhi motivasi. Ada suatu kesemua perawat tersebut, seperti
keyakinan yang meluas bahwa jumlah pasien yang menjadi
produktivitas merosot sejalan dengan tanggungjawab dibagi secara rata,
makin tuanya usia seseorang. Tetapi hal sehingga setiap perawat mempunyai
ini tidak terbukti, karena banyak orang tanggungjawab yang sama.
yang sudah tua tapi masih energik.
Tabel 5.4: Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin Dengan Motivasi Perawat
Dalam Pelaksanaan Pendokumentasian Askep di Ruang Rawat Inap
RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2013
Motivasi Perawat
OR p
Rendah Tinggi Total
(95% CI) value
Jenis Kelamin f % f %
Laki-laki 13 43.3 17 56.7 30 0,843
(0,363 –
Perempuan 39 47.6 43 52.4 82 1,957 0,855
Jumlah 52 46.4 60 53.6 112
Selanjutnya karakteristik jenis kelamin pendokumentasian asuhan keperawatan
dari hasil analisis dengan p value = perawat laki-laki dengan perawat
0,855, yang berarti tidak ada hubungan perempuan10. Perbedaan ini disebabkan
yang bermakna antara motivasi perawat perbandingan jumlah perawat yang
laki-laki dengan motivasi perawat terlalu besar di ruangan dengan jumlah
perempuan dalam pelaksanaan perawat yang diteliti oleh Zalecha.
pendokumentasian asuhan keperawatan. Perbedaan yang konsisten antara pria
Hal ini sesuai dengan penelitian dan wanita dalam kemampuan
Haeriyanto dkk (2007), serta penelitian memecahkan masalah, keterampilan
Putriyani (2009) bahwa tidak ada analisis, dorongan kompetitif, motivasi,
perbedaan yang bermakna antara jenis sosiabilitas atau kemampuan belajar,
kelamin dengan motivasi perawat dalam dalam hal ini diasumsikan bahwa tidak
dokumentasi keperawatan. ada perbedaan yang berarti dalam hal
Namun hasil ini berbeda dengan produktivas antara pria dan wanita
penelitian Zalecha (2008), menyatakan pendapat ini sesuai dengan yang
ada hubungan yang bermakna antara dikemukakan Robbins (2001), bahwa
jenis kelamin dengan pelaksanaan tidak ada perbedaan yang konsisten

41
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

antara dalam kemampuan memecahkan tingkat kemungkinan yang lebih tinggi


masalah, keterampilan analisis, dari laki-laki.
dorongan kompetitif, motivasi, Peneliti berasumsi bahwa perawat
sosiabilitas atau kemampuan belajar, diruangan di dominasi perempuan.
namun studi-studi psikologi telah Sehingga persaingan di ruangan lebih
menemukan bahwa wanita lebih terlihat pada perawat perempuan, upaya
bersedia untuk mematuhi wewenang untuk mengurangi kesenjangan tersebut
dan pria lebih agresif dan lebih besar adalah dengan memberikan tanggung
kemungkinannya dari pada wanita jawab dan beban kerja yang sama bagi
dalam memiliki pengharapan untuk semua perawat di ruangan tanpa melihat
sukses, bukti yang konsisten juga perbedaan jenis kelamin.
menyatakan bahwa wanita mempunyai
Tabel 5.5: Hubungan Karakteristik Pendidikan Dengan Motivasi Perawat Dalam
Pelaksanaan Pendokumentasian Askep Di Ruang Rawat Inap RSUD
Raden Mattaher Jambi
Motivasi Perawat
Rendah Tinggi Total p value
Pendidikan f % f %
SPK 7 77,8 2 22,2 9
D3 Kep 35 41,2 50 58,8 85 0,078
S1 Kep 10 55,6 8 44,4 18
Jumlah 52 46,4 60 53,6 112

Karakteristik perawat menurut tingkat sumber status terpenting dalam


pendidikan dari hasil penelitian organisasi kerja, semakin tinggi
didapatkan hubungan yang bermakna pendidikan yang dicapai semakin besar
dengan p value = 0,078, antara keinginan untuk memanfaatkan
pendidikan perawat dengan motivasi kemampuan dan keterampilannya dalam
perawat, ini berarti tingkat pendidikan mencapai kedudukan yang lebih tinggi
tidak mempengaruhi tinggi rendahnya dalam organisasi. Untuk itu perlu
motivasi perawat dalam pelaksanaan adanya pelatihan atau seminar yang
pendokumentasian asuhan keperawatan berkesinambungan untuk menyamakan
di Ruang Rawat Inap RSUD Raden persepsi tentang pendokumentasian
Mattaher Jambi. Hal ini sesuai dengan asuhan keperawatan di Rumah Sakit.
hasil penelitian Haeriyanto dkk (2007), Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
yang menyatakan tidak ada perbedaan hasil dengan p value = 0,018, yang
yang bermakna antara tingkat berarti ada hubungan yang bermakna
pendidikan dengan motivasi perawat antara status perkawinan dengan
dalam pelaksanaan pendokumentasian motivasi perawat dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan dengan p value = pendokumentasian asuhan keperawatan,
0,183. Hasil penelitian ini bertentangan dapat diartikan adanya perbedaan
dengan penjelasan Gibson (1996), motivasi perawat di ruangan yang sudah
bahwa tingkat pendidikan seseorang menikah dengan perawat yang belum
berpengaruh dalam memberikan respon menikah. Hal ini sesuai dengan
terhadap sesuatu yang datang dari luar. penelitian Hartati (2011), bahwa ada
Orang berpendidikan tinggi akan lebih hubungan yang bermakna antara status
rasional dan kreatif serta terbuka dalam perkawinan dengan kinerja perawat
menerima adanya bermacam usaha pelaksana dalam pendokumentasian
pembaharuan. Pendidikan merupakan asuhan keperawatan, dengan p value =
karakteristik individu yang menjadi <0,05.

40
Suryadi Imran: Hubungan Karakteristik, Beban Kerja dan Pertanggungjawaban/Liability
dengan Motivasi Perawat Dalam Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2013

Tabel 5.6: Hubungan Karakteristik Status Perkawinan Dengan Motivasi Perawat


Dalam Pelaksanaan Pendokumenta sian Asuhan Keperawatan RSUD
Raden Mattaher Jambi Tahun 2013
Motivasi Perawat
OR
Status Rendah Tinggi Total p value
(95% CI)
Perkawinan f % f %
Belum 4,053
Menikah 14 73,7 5 26,3 19 (1,347 –
Menikah 38 40,9 55 59,1 93 12,195) 0,018
Jumlah 52 46,4 60 53,6 112

Hasil penelitian ini juga didukung oleh Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
pendapat Nursalam (2007), Veithzal & bahwa pernikahan dapat meningkatkan
Deddy, (2011), bahwa motivasi yang motivasi seseorang dalam bekerja,
kuat untuk bekerja bagi perawat yang mungkin disebabkan pekerjaan adalah
sudah menikah biasanya lebih tinggi, sesuatu yang sangat berarti bagi mereka,
karena perawat tersebut sudah memiliki sehingga pernikahan tidak hanya
tanggungjawab terhadap keluarganya, berhubungan dengan tanggungjawab
sebaliknya perawat yang belum seseorang dalam meningkatkan
menikah mempunyai motivasi yang produktifitas kerja, tetapi lebih dari itu
rendah dalam pelaksanaan bahwa pekerjaan yang sekarang
pendokumentasian asuhan keperawatan, digelutinya merupakan tumpuan untuk
dengan yang belum menikah1. dapat meningkatkan kesejahteraan hidup
mereka.
Tabel 5.7: Hubungan Karakteristik Masa Kerja Dengan Motivasi Perawat Dalam
Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan
Motivasi Perawat
OR
Rendah Tinggi Total p value
(95% CI)
Masa Kerja f % f %
Masa Kerja
Baru 23 30,7 35 60,3 58 0,567
Masa Kerja (0,268 –
Lama 29 53,7 25 46,3 54 1,200) 0,194
Jumlah 52 46,4 60 53,6 112

Selanjutnya untuk karakteristik masa dengan penelitian Haeriyanto dkk


kerja perawat dari hasil penelitian (2007), yang menyatakan terdapat
didapatkan p value = 0,194, yang berarti kecenderungan hubungan yang terbalik
tidak terdapat hubungan yang bermakna p value = -0,216 antara masa kerja
antara karakteristik masa kerja dengan dengan motivasi perawat namun
motivasi perawat dalam pelaksanaan kejadian ini dianggap sebagai fenomena
pendokumentasian asuhan keperawatan kebetulan saja sebab secara statistik
di ruangan, berarti tidak ada perbedaan kejadian tersebut tidak bermakna. Hasil
motivasi bagi perawat dengan lamanya penelitian ini berbeda dengan penjelasan
masa kerja untuk mempengaruhi tinggi dari Nursalam (2007) dan Robbins
rendahnya motivisi perawat di ruangan (2001) dalam Pasaribu (2007), bahwa
dalam melaksanakan pendokumentasian terdapat hubungan yang positif antara
asuhan keperawatan. Hal ini sesuai masa kerja dengan produktifitas

41
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

pekerjaan, semakin lama masa kerja asumsikan bahwa perawat yang masa
perawat maka semakin banyak kerja masih baru mempuanyai motivasi
pengalaman perawat dalam memberikan yang lebih tinggi, mungkin karena ingin
asuhan keperawatan yang sesuai dengan meng aktualisasikan diri, atau ingin
standar atau prosedur tetap yang menunjukkan keberadaan mereka di
berlaku, masa kerja erat kaitannya lingkungan kerjanya, bahwa motivasi
dengan pengalaman kerja perawat. Masa yang tinggi ditunjukkan sebagai wujud
kerja sering di ekspresikan dengan untuk mendapatkan kesempatan
pengalaman kerja. Berdasarkan hasil meningkatkan pengembangan karir
penelitian tersebut dapat peneliti mereka di masa yang akan datang.

Tabel 5.8: Hubungan Beban Kerja Dengan Motivasi Perawat Dalam Pelaksanaan
Pendoku mentasian Asuhan Keperawa- tan Di Ruang Rawat Inap
RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2013
Motivasi Perawat
OR P va
Beban Kerja Rendah Tinggi To tal
(95% CI) lue
f % f %
Ren dah 30 62,5 18 37,5 48 3,182
(1,459 - 6,
Tinggi 22 34,4 42 65,6 64 937) 0,0 06
Jum lah 52 46,4 60 53,6 112

Berdasarkan hasil penelitian bahwa Mungkin hal ini disebabkan perbedaan


terdapat hubungan yang sangat lingkungan kerja yang ada di Rumah
bermakna antara beban kerja dengan Sakit yang di teliti, hal ini didukung
motivasi perawat, dengan p value = oleh penjelasan Carayon P (2003),
0,016. Hal ini berarti beban kerja yang bahwa level beban kerja tergantung
tinggi bagi perawat tidak merupakan pada tipe pekerjaan perawat, atau jenis
faktor penghambat dalam menjalankan pekerjaannya, misalnya perawat di ICU
tugas utamanya dalam pelaksanaan dengan perawat di ruang operasi.
pendokumentasian asuhan keperawatan. Schaufeli dan LeBlanc dalam Carayon P
Meskipun beban kerja perawat ruangan (2003), menggunakan level pekerjaan
tinggi, namun mampu menyelesaikan untuk mengukur beban kerja perawat
tugas utamanya dengan baik dalam dengan menginvestigasi dampak dari
pendokumentasian asuhan keperawatan. beban kerja antara perawat ICU dengan
Hal ini sesuai dengan penelitian Suarly perawat di kamar operasi, mana yang
(2005). Juga bahwa didapatkan lebih tinggi beban kerjanya. Studi ini
hubungan yang bermakna antara beban dilakukan untuk mengetahui hubungan
kerja dengan kualitas dokumentasi tingkatan pekerjaan dengan kondisi
keperawatan pada waktu shift sore kerja yang berbeda tetapi mempunyai
dengan p value = 0,001. Namun hasil beban kerja yang sama tinggi, namun
penelitian ini bertolak belakang dengan mana yang lebih menimbulkan stres
penelitian yang dilakukan oleh kerja atau kepuasan kerja,
Supratman (2007), bahwa beban kerja bagaimanapun beban kerja adalah
yang berat menjadi penyebab rendahnya sesuatu yang kompleks dan
pelaksanaan pendokumentasian asuhan multidimensi dan secara konteksnya
keperawatan. Berarti perawat yang dipengaruhi beberapa faktor seperti
beban kerjanya tinggi akan mengalami lingkungan kerja, jadi pada perawat ICU
kesulitan dalam pelaksanaan mempunyai pengalaman yang berbeda
pendokumentasian asuhan keperawatan.

40
Suryadi Imran: Hubungan Karakteristik, Beban Kerja dan Pertanggungjawaban/Liability
dengan Motivasi Perawat Dalam Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2013

dengan perawat di kamar operasi, seseorang mengalami beban atau tugas


sehingga beban kerjanya juga berbeda19. yang berat tetapi orang tersebut tidak
Beban kerja erat kaitannya dengan dapat mengatasi tugas yang beban itu,
produktifitas tenaga kesehatan. Studi maka tubuh akan berespon dengan tidak
yang dilakukan oleh Gani (Ilyas, 2002) mampu terhadap tugas tersebut,
menemukan bahwa hanya 53,2% waktu sehingga orang tersebut mengalami
produktif yang digunakan untuk stres. Sebaliknya apabila seseorang
pelayanan kesehatan langsung dan dengan beban tugas yang berat tetapi
sisanya 39,9% digunakan untuk mampu mengatasi beban tersebut, maka
kegiatan penunjang. Sedangkan beban tubuh akan berespon dengan baik, maka
kerja yang tinggi tersebut disebabkan orang tersebut tidak mengalami stres
oleh jumlah tenaga kesehatan yang kerja. Berdasarkan hasil temuan tersebut
belum memadai. Jumlah pasien yang dapat peneliti asumsikan bahwa
lebih banyak dari perawat dan kondisi tingginya beban kerja bukan merupakan
klinis pasien, juga merupakan situation- faktor yang memicu stres kerja perawat
level bagi beban kerja perawat yang di ruangan, akan tetapi bisa menjadi
dapat dijelaskan bahwa pengalaman pemicu bahwa rasa tanggungjawab
perawat dibentuk dalam suatu tersebut dapat menjadi faktor yang
mikrosistem dalam pelayanan kesehatan meningkatkan motivasi dalam
Menurut Hans Selye dalam Hidayat pelaksanaan pendokumentasian asuhan
(2004). Dikatakan stres terjadi apabila keperawatan di ruangan.

Tabel 5.9: Hubungan Pertanggung jawaban Perawat Dengan Motivasi Perawat


Dalam Pelaksanaan Pendokumenta sian Asuhan Keperawatan Di
Ruang Rawat Inap RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2013
Motivasi Perawat
OR
Liability Rendah Tinggi Total p value
(95% CI)
F % f %
Rendah 35 56,5 27 43,5 62 2,516
(1,164 –
Tinggi 17 34,0 33 66,0 50 5,440) 0,029
Jumlah 52 46,4 60 53,6 112

Hasil penelitian disimpulkan ada perawat dengan taraf signifikan p value


hubungan yang bermakna antara = 0,080 Perbedaan hasil penelitian ini
pertanggungjawaban dengan motivasi mungkin disebabkan tingkat kesadaran
perawat dalam pelaksanaan perawat di ruangan yang mempunyai
pendokumentasian asuhan keperawatan, persepsi sama bahwa perawat di
dengan p value = 0,029, berarti motivasi ruangan beranggapan pendokumenta
perawat di ruangan dipengaruhi sian merupakan tugas rutin saja dan
pertanggungjawaban perawat dalam tidak perlu dipertanggung jawabkan.
melaksanakan pendokumentasian Penelitian ini tidak sesuai dengan
asuhan keperawatan. Hal ini tidak sesuai teori yang dikemukakan Ellis dan
dengan penelitian Wiwik (2009), yang Hartley (2008). Pertanggungjawaban
menyatakan bahwa variabel yang tidak merupakan kewajiban atau hutang yang
memberikan pengaruh terhadap dapat di perkuat melalui hukum. Pada
motivasi perawat dengan kinerja kasus malpraktik, seseorang kedapatan
perawat dalam pelaksanaan asuhan bersalah akibat tindakan yang telah
keperawatan adalah tanggungjawab dilakukannya dengan pertimbangan

41
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

hukum atau pertangunggugatan, dari profesional kesehatan lainnya bersifat


hasil tindakan yang telah dilakukannya. rahasia dan dilindungi. Lingkungan
Pertanggungjawaban merupakan aspek pelayanan kesehatan menciptakan
hukum yang dapat digugat di meja banyak tantangan untuk terlaksananya
hijau, seseorang yang dapat dipercaya dokumentasi dan pelaporan pelayanan
dan diyakini bahwa ia dapat dikenakan pasien yang akurat. Dalam penelitian ini
hukuman berupa penggantian atau banyak ditemukan bahwa perawat
sanksi denda baik secara individu pelaksana merasa penulisan
maupun organisasi perusahaan, melalui dokumentasi tidak berdampak apa-apa
keputusan pengadilan. Dokumentasi bagi hukum, hal ini di karenakan
akurat merupakan pertahanan penting banyaknya perawat yang menganggap
bagi klaim hukum yang terkait dengan bahwa penulisan dokumentasi
pelayanan keperawatan. Untuk keperawatan adalah catatan biasa saja
membatasi tanggung jawab hukum pada dan merupakan pekerjaan rutinitas
keperawatan, maka dokumentasi perawat yang tidak perlu
keperawatan harus menyatakan dengan dipertanggungjawabkan di depan
jelas bahwa pelayanan keperawatan hukum, perawat menganggap
dilakukan berdasarkan hasil pertanggung jawaban dokumentasi
pemeriksaan. Rekaman tersebut harus keperawatan tidak berdampak terhadap
menggambarkan dengan jelas hal yang aspek hukum kesehatan. Dokumentasi
terjadi dengan pasien, walaupun merupakan sarana komunikasi antara
pelayanan perawatan tersebut sudah perawat atau dengan tim kesehatan
baik, tetapi aspek hukum menyatakan lainnya. Dokumentasi sebagai bentuk
bahwa pelayanan yang tidak pertanggungjawaban pemberian pela-
terdokumentasi adalah pelayanan yang yanan keperawatan dituntut untuk dapat
tidak pernah diberikan kepada pasien didokumentasikan asuhan keperawatan
dan tidak pernah dilakukan oleh (askep) secara benar, yang bernilai
perawat. hukum karena dapat digunakan sebagai
Sebagai anggota tim kesehatan harus barang bukti di pengadilan. Menurut
mengkomunikasikan informasi tentang Potter & Perry (2009). Dokumentasi dan
pasien melalui dokumentasi keperawa pelaporan yang berkualitas tinggi sangat
tan karena semua penyedia pelayanan dibutuhkan untuk meningkatkan pelaya
kesehatan membutuhkan informasi sama nan yang efisien dan terindividualisasi.
tentang pasien mereka, agar mereka Dokumentasi merupakan sarana
dapat merencanakan pelayanan yang komunikasi antara perawat atau dengan
terorganisasi dan komprehensif, jika tim kesehatan lainnya.
rencana tidak dikomunikasikan maka
pelayanan akan terpecah, dan terjadi Faktor Dominan Yang Berhubungan
pengulangan tugas serta penundaan Dengan Motivasi Perawat Dalam
terapi, data yang direkam, dilaporkan Pelaksanaan Pendokumentasian
atau dikomunikasikan kepada Asuhan Keperawatan.

Tabel 5.13: Pemodelan Terakhir Antara Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Motivasi Perawat Dalam Pendokumen tasian Askep di Ruang Rawat
Inap RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2013
95% CI for Exp(B)
No Variabel p Value Exp(B)
Lower Upper
1 Status perkawinan 0,046 3,242 1,024 10,267
2 Beban kerja 0,049 2,306 1,005 5,292

40
Suryadi Imran: Hubungan Karakteristik, Beban Kerja dan Pertanggungjawaban/Liability
dengan Motivasi Perawat Dalam Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2013

Berdasarkan hasil penelitian diketahui berbeda, secara signifikan tingkatan


bahwa faktor dominan yang paling situasi (situation-level), mempengaruhi
berhubungan dengan motivasi perawat beban kerja perawat .
dalam pendokumentasian asuhan Sebagai contoh kadang-kadang
keperawatan adalah status perkawinan beberapa keluarga pasien memanggil
perawat dengan p value = 0,046, dan perawat untuk bertanya dengan banyak
beban kerja perawat dengan p value = pertanyaan tentang kondisi pasien,
0,049, sedangkan untuk variabel kondisi ini dapat membuat perawat
pertanggungjawaban perawat, usia, jenis merasa stres dan menjadi beban kerja
kelamin, dan masa kerja perawat tidak perawat untuk menjelaskan secara
berhubungan. Hal ini berarti status menyeluruh pertanyaan yang diajukan
perkawinan dan beban kerja perawat oleh keluarga pasien tersebut.
dapat dijadikan faktor prediktor untuk Bagaimanapun beban kerja adalah
meningkatkan motivasi perawat dalam sesuatu yang kompleks dan
pendokumentasian asuhan keperawatan multidimensi dan secara konteksnya
di ruang rawat inap RSUD Raden dipengaruhi beberapa faktor seperti
Mattaher Jambi. lingkungan kerja. Pentingya pencatatan
Penelitian ini sesuai dengan bagi perawat dapat berpengaruh
penelitian yang dilakukan oleh Hartati terhadap beban kerja perawat yang
(2011), didapatkan ada hubungan yang merupakan hambatan dari penampilan
bermakna antara status perkawinan kerja perawat .
dengan kinerja perawat pelaksana dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan, Kesimpulan
kemudian penelitian Supratman (2007) 1. Beban Kerja perawat yang tinggi
dan Suwarly (2005), bahwa terdapat tidak mempengaruhi motivasi
hubungan yang bermakna antara beban perawat dalam pelaksanaan
kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan kepe
pendokumentasian asuhan keperawatan. rawatan diruangan Rawat Inap
Hasil penelitian ini didukung oleh RSUD Raden Mattaher Jambi.
penjelasan yang dikemukakan oleh 2. Secara keseluruhan motivasi
Carayon P (2003), bahwa faktor tinggi perawat yang pertanggungjawa
rendahnya beban kerja di pengaruhi oleh bannya tinggi mempunyai
jumlah pasien yang lebih banyak dari motivasi yang tinggi dalam
perawat dan kondisi klinis pasien, juga pelaksanaan pendokumentasian
merupakan situation-level bagi beban asuhan keperawatan.
kerja perawat yang dapat dijelaskan 3. Usia perawat tidak mempengaruhi
bahwa pengalaman perawat dibentuk motivasi perawat dalam
dalam suatu mikrosistem dalam pelaksanaan pendokumentasian
pelayanan kesehatan. Studi ini asuhan keperawatan pada
sebelumnya digunakan untuk penelitian
mendapatkan bermacam karakteristik, 4. Perbedaan jenis kelamin tidak
seperti perawat yang berada diruang mempengaruhi motivasi perawat
ICU dengan hambatan terhadap dalam penelitian ini diketahui
penampilan dan fasilitas, seperti; tidak ada korelasi.
lingkungan kerja yang kurang 5. Pendidikan perawat mempengaru
mendukung, pengadaan fasilitas yang hi motivasi perawat dalam
kurang, banyaknya keluarga pasien yang penelitian ini .
berkunjung, dan komunikasi yang tidak 6. Status perkawinan dapat
efektif antar tim dari disiplin ilmu yang mempengaruhi motivasi perawat

41
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

dalam pelaksanaan pendokumen sehingga pembagian tugas


tasian asuhan keperawatan. dan perlakuan dapat bersikap
7. Masa kerja perawat tidak transfaran dan adil.
mempengaruhi motivasi perawat 2. Bagi Perawat Di RSUD Raden
dalam penelitian ini diketahui Mattaher Jambi
tidak terdapat korelasi. a. Perlu dilakukan pelatihan atau
8. Beban kerja mempengaruhi seminar secara berkala yang
motivasi perawat dalam berhubungan dengan metode
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan dan
asuhan keperawatan. sistem pendokumentasian
9. Pertanggungjawaban perawat asuhan keperawatan,
mempengaruhi motivasi perawat b. Perlu dibuat format
dalam pelaksanaan pendokumen pengkajian/dokumentasi yang
tasian asuhan keperawatan lebih simpel dan mudah
10. Faktor yang paling dominan, diterapkan oleh perawat di
dalam penelitian ini adalah status ruangan.
perkawinan, dan beban kerja c. Perlu standar penulisan yang
beban kerja, yang dijadikan dijadikan prosedur tetap di
prediktor dalam motivasi perawat. ruangan dalam pendokumen
tasian asuhan keperawatan
Saran bagi setiap perawat.
1. Bagi RSUD Raden Mattaher d. Perlu melestarikan budaya
Jambi semangat kerja melalui
a. Perlu membuat sistem pemodelan peran bagi
perekrutan tenaga perawat perawat yang sudah menikah.
dengan perencanaan yang
terstuktur melalui pemetaan DAFTAR PUSTAKA
jumlah tenaga perawat yang
disesuaikan dengan rasio Profil RSUD, Rekam Medik Rumah
jumlah pasien dan perawat, Sakit Raden Mattaher Provinsi
dengan menggunakan Jambi, 2012
penghitungan beban kerja Wiwik Hendrarni. Pengaruh Motivasi
berdasarkan tingkat ketergan Kerja Terhadap Kinerja Asuhan
tungan pasien, atau Keperawatan Dalam Pengkajian
perbandingan perawat dengan Dan Implementasi Perawat
jumlah tempat tidur yang Pelaksana Di Rumah Sakit
tersedia di Rumah Sakit. Bhayangkara Medan. Tesis Tidak
b. Perlu pertemuan berkala, Diterbitkan. Universitas Sumatera
melalui rapat rutin di ruangan Utara Medan, 2008.
untuk meningkatkan kembali Notoadtmodjo S. Konsep dan Penerapan
pengetahuan dan persamaan Metodologi Penelitian Ilmu
persepsi dalam pelaksanaan Keperawatan. Salemba Medika.
pendokumentasian asuhan Jakarta, 2008.
keperawatan. Sugiono, Statistik Untuk Penelitian.
c. Perlu pembagian tugas yang Alfa Beta. Bandung. 2006.
adil dari kepala ruangan Lemeshow, et all. Besar sampel dalam
dalam pelaksanaan pendoku penelitian kesehatan. Yogyakarta:
mentasian keperawatan. Gajah Mada University Press. 1997
d. Perlu adanya budaya kerja
yang bersifat kekeluargaan,

40
Suryadi Imran: Hubungan Karakteristik, Beban Kerja dan Pertanggungjawaban/Liability
dengan Motivasi Perawat Dalam Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2013

Robbins. S.P, (2008), Prilaku Haeriyanto dkk, Faktor-Faktor Yang


Organisasi/Organisasi Behavior, Berhubungan Dengan Motivasi
Salemba Empat, Jakarta
Perawat Dalam Melakukan Suwarly, M. (2005), Hubungan Beban
Dokumentasi Keperawatan. 2007 Kerja Perawat Setiap Shift Dan
Vehtzal R dan Deddy M. tingkat Pendidikan Perawat
Kepemimpinan Dan Perilaku Dengan Kualitas Dokumentasi
Organisasi. Edisi Ke Tiga Keperawatan di IRINA D Dan
Rajawali Pers. Jakarta 2011 IRINA G RS Umum Daerah Prof.
Putriyani, Faktor-Faktor Yang DR. H. Aloei Saboe Gorontalo.
Berhubungan Dengan Penerapan Tesis Tidak Diterbitkan.
Peran Perawat Di RS.H.Marzoeki Universitas Indonesia. Jakarta
Mahid Bogor. Bogor.2009 Supratman, Pendokumentasian Asuhan
Gary Dessler. Manajemen Sumber Daya Keperawatan Ditinjau Dari Beban
Manusia, Jilid 1 Edisi Kesembilan. Kerja Dan Motivasi KerjaPerawat
PT Indeks Jakarta, 2004. Di Rumah Sakit. Dr. Moewardi
Gibson,Perilaku Struktur Dan Proses. Surakarta Pustaka Karya Ilmiah.
Binarupa. Jakarta, 1996 RISTEK.2007.
Siagian, S.P. Teori Motivasi dan Carayon. P, Nursing Workload And
Aplikasinya. Rineka Cipta, Patient Safety In Intensive Care
Jakarta, 2006. Units: A Human Factor
Hartati. Hubungan Antara Karakteristik Engineering Evaluation Of The
Individu Dan Dimensi Iklim Kerja Literature. Intensive Crit Care
Dengan Kinerja Perawat Dalam Nurs. University Of Wisconsin-
Pendokumentasian Asuhan Madison.2005
Keperawatan Di Rumah Sakit Ilyas.Y, Kinerja, Teori, Penilaian Dan
Umum Daerah Kota Dumai.Thesis Penerlitian,Pusat Kajian Ekonomi
Universitas Indonesia.Jakarta. Kesehatan. FKM. UI. Jakarta.2002
2011. Hidayat. Pengantar Dokumentasi Proses
Edgar L, Nurses’ Motivation And Its Keperawatan, Salemba Medika,
Relationship To The Jakarta.2011
Characteristcs Of Nursing Care Ellis dan Hartley, (2008), Nursing
Delivery System; A Test Of The Liability For Essential Psychiatric
Job Charateristics Model. CJNL. Mental Health Nursing.
Vol 12.1999 Suarli S dan Bahtiar. Y. Manajemen
Nursalam. Manajemen Keperawatan; Keperawatan; Dengan Pendekatan
Aplikasi Dalam Praktik Praktis. Erlangga. Surabaya, 2010
Keperawatan Profesional Edisi 3 Iyer & Camp. Nursing Documentation:
Salemba Medika. Jakarta.2011. A Nursing Process. Fourth
Pasaribu Fajar. Hubungan Karakteristik Edition. ST Lois, Mosby Year
Pegawai Dengan Produktivitas Book.2005.
Kerja. Jurnal Ichsan Gorontalo Potter. Perry, Fundamenta Of Nursing
Volume 2, No 1 Februari – April, (Fundamental Keperawatan).
2007. Buku 1. Edisi 7. Salemba Medika.
Jakarta.2009.
.

41

Anda mungkin juga menyukai