GLAUKOMA PRIMER
Glaukoma jenis ini merupakan yangpaling sering terjadi, struktur yang terlibat dalam
sirkulasi dan rabsorbsi reabsorbsi akuos humor mengalami perubahan patologi langsung.
Keadaan ini terjadi pada klien usia lanjut (lebih dari 40 tahun) dan perubahan pada
usia lanjut memegang peranan penting dalam proses sklerosa badan silier dan jaringan
trabekel.
Tanda dan gejala meliputi nyeri hebat didalam dan sekitar mata, timbulnya halo di
sekitar cahaya, pandangan kabur. Klien kadang mengeluh keluhan umum seperti sakit
kepala, mual, muntuh, kedinginan, demam, bahkan perasaan takut mati miri serangan
angina, yang dapat sedemikian kuatnya sehingga keluhan mata tidak di rasakan oleh
klien.
GLAUKOMA SEKUNDER
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain
yang menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan pada mata.
Kondisi ini secara tidak langsung menganggu aktifitas struktur yang terlibat dalam
sirkulasi dan rebsorbsi akuos tumor.
c. Trauma, ivema, kontusio bulbi, robeknya kornea atau limbus disertai prolabs iris
d. Operasi, pertumbuhan epiet yang masuk cameri oculi anterior (COA), gagalnya
pembentukan COA setelah operasi katarak, uveitis pascaekstraksi katarak yang
meneybabkan perlengketan iris.
GLAUKOMA KONGENITAL
PATOFISIOLOGI
TIO dietentukan oleh kecpatan produksi akueos humor dan aliran keluar dari mata. TIO
normal adalah 10-20 mmHg dan dipertahankan selama terdapat keseimbangan antara
produksi dan aliran keluar akueos humor. Akueos humor diproduksi dalam badan silier
dan mengalir keluar melalui kanal schlemn ke dalam sistem vena. Ketidakseimabangan
dapat terjadi akibat produksi berlebih badan silier atau oleh meningkatkan hambatan
abnormal terhadap aliran keluar akueos melalui camera oculi anterior (COA).
Meningkatkan tekanan intraokuler lebih dari 23 mmHg memerlukan evaluasi yang
saksama. Peningkatan TIO mengurangi aliran darah ke saraf optik dan retina. Iskemia
menyebabkan struktur ini menghilangkan fungsinya secara bertahap. Kerusakan jaringan
biasanya dimulai dari parifer dan bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan
kerusakan saraf optik dan retina adalah erefersibel dan hal ini bersifat permanen tanpa
penanganan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan. Hilangnya pengelihatan ditandai
dengan adanya titi buta pada lapang pandang.
INTERVENSI BEDAH
Jika obat tidak dapat mengontrol glaukoma dan peningkatan TIO menetap, maka operasi
merupakan salah satu alternatif. Alternatif operasi meliputi:
a. Laser Trabeculoplasty, tindakan ini dilakukan dengan lokal anastesi untuk membuat
lubang di jaringan trabekular untuk membuka sudut untuk mempermudah aliran akuos
humor. Komplikasi bedah laser ditandai dengan sakit kepala yang tidak berkurang
dengan asetaminofen dan/atau disertai mual, nyeri dahi dan atau perubahan tajam
pengelihatan.
b. Operasi filtrasi, jenis ini meliputi trefinasi, sklerektomi atau sklerostomi dengan
membuat saluran dari ruang anterior ke ruang subkonjungtiva.
c. Laser iridotomy atau atau iridectomy perifer, kedua prosedur ini mengurangi tekanan
dengan mengeluarkan bagian iris untuk membangun kembali outflow akuos humor
d. Cyclocryotheraphy, tindakan ini secara permanen merusak sel dalam badan silierdan
menurunkan produksi akuos humor
e. Klien mungkin mengalami sakit kepala ringan dan pandangan kabur dalam 24
jam pertama. Oleh karena itu instruksikan klien untuk mencegah
meningkatnya tekanan vena pada kepala, leher, dan mata untuk menghindari
manuver valsalva, tidak membungkuk, mempertahankan kepala diatas dan
tidak melakukan gerakan mendadak
i. Instruksikan klien untuk melaporkan gejala nyeri dahi, nyeri mata hebat atau
mual.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesis
b. Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukoma paling sedikit 5 kali
dari kulit putih
a. Mengidentifikasi tipe perubahan visual yang terjadi saat TIO meningkat di atas
level aman
Intervensi keperawatan
- Agen osmotik sistemik (mis gliserin oral) untuk klien glaukoma akut untuk
mengurangi tekanan okular
- Pembatasan kafein
- Mencegah konstipasi
- Mengurangi stress
Intervensi keperawatan
- Pertahankan tirah baring ketat pada posisi semi fowler dan cegah tindakan yang
dapat meningkatkan TIO (batuk, bersin, mengejan)
- Observasi tekanan darah, nadi, dan pernapasan tiap 24 jam jika klien tidak
menerima agens osmotik intravena
- Observasi ketajaman pengelihatan setiap waktu sebelum penetesan obst msts ysng
di resepkan
- Berikan obat mata yang diresepkan untuk glaukoma dan beritahu dokter jika
terjadi hipotensi, haluaran urine <24 ml/jam, nyeri pada mata tidak hilang dalam
waktu 30 menit setelah terapi obat, tajam pengelihatan turun terus menerus.
- Berikan analgesik narkotik yang di resepkan jika klien mengalami nyeri hebat dan
evaluasi keefektifannya.
4. Defisit pengetahuan (tentang proses penyakit, kondisi klinis, rencana terapi dan
penatalaksanaan di rumah) berhubungan dengan kurangnya informasi dan/atau
mispersepsi informasi yang di dapat sebelumnya.
Tujuan, klien akan : klien akan mengetahui penatalaksanaan penyakitnya dan mampu
mengulang an mendemonstarsikan kembali pendidikan kesehatan yang di berikan
Intervensi keperawatan :
- Instruksikan klien untuk mencari pertolongan medis jika saat menggunakan obat
obatan. Ajari klien tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medis dengan
segera.
- Perubahan visus mendadak, bahkan dengan kacamata yang baru tidak dapat
melihat dengan jelas
- Berikan informasi tentang dosis, nama, jadwal, tujuan, dan efek samping yang
dapat di laporkan dari semua obat-obatan yang di resepkan di rumah.
- Ingatkan klien agar menggunakan obat obat resep dan jangan membeli obat bebas
atau yang lain tanpa sepengetahuan dokter
- Jamin semua intruksi ndan informasi tentang obat yang di resepkan telah di
berikan secara tertulis
- Dorong klien untuk membuat perubahan yang perlu untuk melakukan pola hidup.
Diagnosis tambahan
Isolasi sosial yang berhubungan dengan penurunan pandangan perifer, takut cedera
atau respons negative lingkungan terhadap ketidakmampuan visual
Evaluasi