DI INDONESIA
OLEH
HENI HASANAH
H14103001
Oleh
HENI HASANAH
H14103001
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Departemen Ilmu Ekonomi
Selama periode krisis ekonomi dan moneter yang terjadi pada tahun 1997-
1998, Bank Umum Syariah (BUS) masih dapat menunjukkan kinerja yang relatif
lebih baik dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional. Hingga akhir
September 1998 tercatat ada sebanyak 55 bank bermasalah dan semuanya
merupakan bank konvensional (Perwataatmaja, 2002). Oleh karena itu, cukup
alasan untuk melihat perbankan syariah sebagai lembaga keuangan alternatif.
Ketiadaan instrumen suku bunga dalam seluruh aktivitas sistem keuangan
syariah telah digantikan oleh konsep bagi hasil. Hal ini merupakan satu-satunya
perbedaan antara sistem keuangan konvensional dengan sistem keuangan Islam
pada masa kontemporer ini. Hal ini dapat dipahami mengingat sistem keuangan
syariah di Indonesia masih terdominasi oleh kekuatan sistem konvensional yang
besar dalam kerangka sistem perbankan ganda. Sehingga sistem moneter Islam
kontemporer masih menggunakan uang fiat konvensional dan menerapkan
fractional reserve banking system. Oleh karena itu, perlu dibuktikan secara
empiris bahwa memang dengan tidak adanya instrumen suku bunga dalam
perekonomian Islam yang digantikan dengan konsep bagi hasil ini bisa
mendukung perekonomian secara keseluruhan khususnya dalam studi permintaan
uang dan stabilitas moneter.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fungsi permintaan
uang baik pada konsep konvensional maupun pada konsep Islam serta melihat
hubungan antara jumlah uang beredar baik pada konsep konvensional maupun
konsep Islam dengan tingkat harga sebagai sasaran akhir kebijakan moneter.
Data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data
sekunder negara Indonesia dalam bentuk bulanan yang diperoleh dari Statistik
Ekonomi dan Keuangan Indonesia Bank Indonesia (SEKI-BI) dan Statistik
Perbankan Syariah Bank Indonesia (SPS-BI) serta data return syariah dari Bank
Muamalat Indonesia dalam periode waktu antara bulan Januari 2001 sampai
dengan bulan Desember 2006. Dengan demikian data yang digunakan merupakan
data time series. Stabilitas moneter pada sistem perbankan ganda dalam penelitian
ini akan dianalisis dengan menggunakan Vector Autoregression (VAR).
Kemudian jika data yang digunakan stasioner pada perbedaan pertama maka
model VAR akan dikombinasikan dengan model koreksi kesalahan menjadi
Vector Error Correction Model (VECM).
Hasil penelitian untuk model permintaan M1 dan M2 menunjukkan bahwa
pada jangka pendek terdapat nilai Error Correction Term (ECT) berturut-turut
sebesar -0.004782 dan -0.016676 tetapi secara statistik tidak signifikan. Pada
jangka panjang, PDB signifikan berpengaruh positif, inflasi yang diharapkan
signifikan berpengaruh negatif, dan suku bunga berpengaruh negatif tetapi tidak
signifikan untuk permintaan M1 konvensional. Tetapi suku bunga berpengaruh
positif secara signifikan terhadap permintaan M2 konvensional. Berdasarkan IRF,
permintaan M1 konvensional kurang stabil karena respon terhadap guncangan
lama menuju periode stabil. Sedangkan permintaan M2 konvensional lebih stabil
dibandingkan dengan permintaan M1 konvensional.
Untuk permintaan M1 dan M2 Islam jangka panjang, PDB signifikan
berpengaruh positif, inflasi yang diharapkan dan return syariah signifikan
berpengaruh negatif. Pada jangka pendek terdapat nilai ECT yang signifikan
dengan nilai masing-masing sebesar -0.169597 untuk permintaan M1 Islam dan
-0.129318 untuk permintaan M2 Islam. Hal ini menunjukkan berarti ada
mekanisme penyesuaian dari jangka pendek ke jangka panjangnya. Berdasarkan
IRF, respon permintaan M1 dan M2 Islam lebih stabil dalam merespon inovasi
variabel lainnya daripada respon permintaan M1 dan M2 Islam.
Berdasarkan hasil VAR first difference, ditemukan adanya hubungan
jangka pendek antara M2 konvensional dengan tingkat harga. Untuk jangka
panjang dikatakan tidak cukup bukti untuk menunjukkan adanya hubungan antara
M1 dan M2 baik konvensional maupun Islam dengan tingkat harga, karena tidak
ditemukannya kointegrasi.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa permintaan M1 dan M2
Islam yang memasukkan variabel return syariah lebih stabil dibandingkan dengan
permintaan M1 dan M2 konvensional dengan variabel suku bunganya. Hal ini
menunjukkan bahwa memang adanya suku bunga itulah kegiatan spekulatif
semakin meningkat sehingga respon permintaan M1 dan M2 konvensional
menjadi kurang stabil. Kesimpulan kedua, pada jangka panjang ditemukan tidak
adanya kointegrasi antara M1 dan M2 baik konvensional maupun Islam dengan
tingkat harga sehingga dikatakan tidak cukup bukti untuk menunjukkan adanya
hubungan antara M1 dan M2 baik konvensional maupun Islam dengan tingkat
harga.
Berdasarkan hasil penelitian, Bank Indonesia disarankan untuk mengkaji
ulang penetapan inflation targeting dengan menggunakan M1 dan M2 sebagai
sasaran antara. Karena ternyata tidak ditemukan cukup bukti yang menunjukkan
adanya hubungan jangka panjang antara jumlah uang beredar dengan tingkat
harga. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar analisis stabilitas moneter ini
dapat dipecah ke dalam masing-masing unsur dalam M1 dan M2, misalnya
permintaan terhadap uang kartal, demand deposit, dan uang kuasi, serta
menambah jumlah series yang diobservasi.
PERNYATAAN
Heni Hasanah
H14103001
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Heni Hasanah lahir pada tanggal 10 Juni 1985 di Garut,
Jawa Barat. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan
Bapak Ipin Aripin dan Ibu Roswiati. Penulis menamatkan sekolah dasar pada
SDN Margamulya, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Garut. Setelah itu
penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMU Negeri 1 Tarogong dan
lulus pada tahun 2003.
Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Institut
Pertanian Bogor (IPB). Penulis masuk IPB melalui Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai
asisten dosen pada Mata Kuliah Ekonomi Umum, Mata Kuliah Ekonomi Dasar 1,
dan Mata Kuliah Teori Mikroekonomi 1. Penulis juga terlibat sebagai pengurus
dalam Organisasi Mahasiswa Daerah Himpunan Mahasiswa Garut (OMDA
HIMAGA) dan Rukun Wargi Garut Wilayah Bogor. Pada tahun 2006, penulis
terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi Rukun Wargi Garut Wilayah Bogor
Tingkat IPB. Pada tahun yang sama penulis menjadi finalis mahasiswa berprestasi
tingkat Departemen Ilmu Ekonomi.
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Ir. Noer Azam Achsani, MS., Ph.D. Ir. Ascarya, MBA., M.Sc.
NIP. 132 104 445 PPSK - Bank Indonesia
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi
Tanggal Kelulusan :
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Puji serta syukur pertama-tama penulis panjatkan ke Hadirat Ilahi Rabbi,
karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya sajalah penulis akhirnya bisa
menylesaikan skripsi. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW.
Skripsi yang berjudul Stabilitas Moneter pada Sistem Perbankan
Ganda di Indonesia ini disusun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Noer Azam Achsani,
MS., Ph.D. dan Bapak Ir. Ascarya, MBA., M.Sc. dari Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan Bank Indonesia yang telah membimbing penulis dengan sabar
dalam menyusun skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
orangtua penulis Bapak H. Ipin Aripin dan Ibu Hj. Roswiati, serta saudara-saudara
penulis atas segala doa, dukungan, dan kesabarannya. Selain itu, tak lupa penulis
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangannya, baik dari segi materinya maupun dari proses penulisannya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan berbagai saran dan kritik yang
membangun bagi perbaikan penulis.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian.
Amin.
Heni Hasanah
H14103001
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi
I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN............... 9
2.1 Definisi Sistem Perbankan Ganda...................................................... 9
2.2 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional....................... 10
2.3 Sistem Moneter Islam dan Sistem Moneter Konvensional................ 13
2.4 Perbedaan Konsep Suku Bunga dan Konsep Bagi Hasil................... 16
2.5 Teori Permintaan Uang Konvensional............................................... 18
2.6 Teori Permintaan Uang dalam Konsep Islam.................................... 21
2.7 Konsep Inflasi dalam Ekonomi Konvensional................................... 24
2.8 Konsep Inflasi dalam Ekonomi Islam................................................ 25
2.9 Konsep Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Konvensional.............. 26
2.10 Konsep Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Islam........................... 27
2.11 Penelitian Terdahulu.......................................................................... 29
2.12 Kerangka Pemikiran........................................................................... 34
2.13 Hipotesis Penelitian............................................................................ 35
III. METODE PENELITIAN...................................................................... 37
3.1 Jenis dan Sumber Data......................................................................... 37
3.2 Variabel dan Definisi Operasional....................................................... 37
3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data................................................ 38
3.4 Analisis Vector Autoregression (VAR)............................................... 38
vii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 82
LAMPIRAN................................................................................................... 85
ix
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1.1. Jumlah Total Asset dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah.................. 4
2.1. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional .......................................13
2.2. Pengendalian Moneter Indonesia .................................................................27
4.1. Hasil Pengujian Akar Unit ...........................................................................47
4.2. Pengujian Lag Optimal VAR ......................................................................48
4.3. Uji Stabilitas Model VAR............................................................................50
4.4. Hasil Pengujian Kointegrasi.........................................................................51
4.5. Hasil Estimasi VECM Permintaan M1 ........................................................52
4.6. Hasil Estimasi VECM Permintaan M2 ................................................... .....58
4.7. Hasil Estimasi VECM Permintaan M1 Islam ......................................... .....62
4.8. Hasil Estimasi VECM Permintaan M2 Islam ......................................... .....67
4.9. Hasil Pengujian Akar Unit (2)................................................................. .....72
4.10. Pengujian Lag Optimal VAR (2) ........................................................... .....72
4.11. Hasil Pengujian Kointegrasi (2) .............................................................. .....73
4.12. Hasil Estimasi VAR First Difference ..................................................... .....74
4.13. Respon Permintaan M1 dan M2 Konvensional serta Permintaan
M1 dan M2 Islam terhadap Guncangan Variabel PDB Sebesar
Satu Standar Deviasi ............................................................................... .....76
4.14. Respon Permintaan M1 dan M2 Konvensional serta Permintaan
M1 dan M2 Islam terhadap Guncangan Variabel Inflasi yang Diharapkan
Sebesar Satu Standar Deviasi.................................................................. .....76
4.15. Respon Permintaan M1 dan M2 Konvensional terhadap
Guncangan Variabel Suku Bunga Sebesar Satu Standar Deviasi
serta Respon Permintaan M1 dan M2 Islam terhadap
Guncangan Variabel Return Syariah Sebesar Satu Standar Deviasi....... .....77
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1. Implikasi Bunga pada Perekonomian.............................................................17
2.2. Implikasi Bagi Hasil pada Perekonomian ......................................................18
2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual ...................................................................35
4.1. Respon Permintaan M1 Akibat Guncangan PDB, Inflasi yang Diharapkan,
dan Suku Bunga pada Jangka Panjang...........................................................54
4.2. Variance Decomposition Permintaan M1 Konvensional...............................56
4.3. Respon Permintaan M2 Akibat Guncangan PDB, Inflasi yang Diharapkan,
dan Suku Bunga pada Jangka Panjang...........................................................59
4.4. Variance Decomposition Permintaan M2 Konvensional...............................61
4.5. Respon Permintaan M1 Islam Akibat Guncangan PDB, Inflasi yang
Diharapkan, dan Return Syariah pada Jangka Panjang..................................64
4.6. Variance Decomposition Permintaan M1 Islam ............................................66
4.7. Respon Permintaan M2 Islam Akibat Guncangan PDB, Inflasi yang
Diharapkan, dan Return Syariah pada Jangka Panjang..................................69
4.8. Variance Decomposition Permintaan M2 Islam ............................................71
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Hasil Uji Akar Unit (1) ........................................................................... 85
2. Uji Lag Optimal (1)................................................................................. 89
3. Pengujian Stabilitas VAR ....................................................................... 91
4. Pengujian Kointegrasi (Summary).......................................................... 93
5. Pengujian Kointegrasi (Asumsi) ............................................................. 97
6. Estimasi VECM Permintaan M1 Konvensional ..................................... 99
7. Estimasi VECM Permintaan M2 Konvensional ..................................... 101
8. Estimasi VECM Permintaan M1 Islam................................................... 103
9. Estimasi VECM Permintaan M2 Islam................................................... 105
10. IRF Model Permintaan M1 Konvensional .............................................. 107
11. IRF Model Permintaan M2 Konvensional .............................................. 108
12. IRF Model Permintaan M1 Islam ........................................................... 109
13. IRF Model Permintaan M2 Islam ........................................................... 110
14. Variance Decomposition Permintaan M1 Konvensional........................ 111
15. Variance Decomposition Permintaan M2 Konvensional........................ 112
16. Variance Decomposition Permintaan M1 Islam ..................................... 113
17. Variance Decomposition Permintaan M2 Islam ..................................... 114
18. Hasil Uji Akar Unit (2) ........................................................................... 115
19. Uji Lag Optimal (2)................................................................................. 118
20. Uji Kointegrasi 2 (Asumsi) ..................................................................... 120
21. Hasil Estimasi VAR First Difference ..................................................... 122
I. PENDAHULUAN
Indonesia sudah mulai terlihat menggeliat kembali. Ditambah lagi dengan adanya
intermediasi keuangan yang halal, sehat, dan amanah khususnya bagi umat Islam.
Selain itu diharapkan dengan adanya perbankan syariah ini bisa benar-benar
perbankannya didasarkan pada Al-Quran dan Al-Hadits. Bank syariah ini tidak
menerapkan konsep bunga karena dalam Islam bunga adalah riba dan hukumnya
adalah haram. Dalam Al-Quran, larangan ini terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat
275 dimana Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Konsep
yang digunakan dalam bank syariah adalah profit and loss sharing (PLS) yang
Selama periode krisis ekonomi dan moneter yang terjadi pada tahun 1997-
1998, Bank Umum Syariah (BUS) masih dapat menunjukkan kinerja yang relatif
konvensional yang terdiri dari 10 bank termasuk kategori bank beku operasi, 5
2
bank berkategori bank yang dikuasai pemerintah, dan 40 bank berkategori bank
syariah yang masuk dalam daftar bank bermasalah, maka cukup alasan untuk
Sistem perbankan syariah mempunyai kinerja yang lebih baik karena tidak
terjadinya negative spread pada bank syariah Hal ini bisa dipahami karena bank
syariah tidak mengacu pada tingkat suku bunga dan pada akhirnya dapat
menyediakan dana investasi dengan biaya modal yang relatif lebih rendah kepada
Indonesia (BMI) tahun 1997, yang menunjukkan kinerja terbaiknya. Pada tahun
peningkatan aset sebesar 14 persen dari 515,5 milyar rupiah pada tahun 1996
menjadi 588,5 milyar rupiah pada tahun 1997, serta peningkatan simpanan dana
mereka pada perbankan syariah. Hal ini juga didasari akan kesadaran umat Islam
untuk menerapkan ajaran Islam dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dalam
kegiatan ekonominya.
konvensional untuk berusaha meraih pangsa pasar dengan membuka unit usaha
syariah (UUS). Pada Desember 2002 jumlah UUS hanya sekitar 22 kantor cabang.
Sedangkan pada September 2006 jumlah ini meningkat menjadi 92 kantor cabang.
3
Nilai Non Performing Financing (NPF) bank syariah per Desember 2006 adalah
sebesar 4,75 persen, lebih kecil jika dibandingkan dengan Non Performing Loan
(NPL) bank komersial yang mencapai 6,07 persen. Nilai Financing to Deposit
Ratio (FDR) BUS sebesar 105,45 persen. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan
dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) bank komersial yang hanya sebesar 61,32
persen pada posisi November 2006. Pangsa total asset perbankan syariah
terhadap total bank sebesar 1,63 persen pada posisi Maret 2007 yang lebih tinggi
jika dibandingkan share pada Desember 2002 yaitu sebesar 0,36 persen (Statistik
Data statistik terakhir pada posisi bulan Agustus 2006 yang tercatat di BI
menunjukkan bahwa jumlah kantor kas Bank Umum Syariah (BUS) telah
meningkat dari 56 kantor pada bulan Desember 2002 menjadi 149 kantor pada
bulan September 2006. Jika dilihat dari keseluruhan jaringan kantor perbankan
syariah, baik untuk kelompok BUS, Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) maka jumlah kantor pusat juga meningkat.
Pada bulan Desember 2002 terdapat 91 kantor pusat dan pada September 2006
Seperti dapat dilihat pada Tabel 1.1, dari tahun ke tahun total dana pihak
ketiga terus mengalami peningkatan. Begitupun dengan jumlah asset bank umum
dimanfaatkan secara maksimal oleh bank syariah sendiri untuk menyalurkan dana
4
suatu dana.
Tabel 1.1. Jumlah Total Asset dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah
Sejak tahun 1992, ketika bank syariah pertama berdiri, maka Indonesia
mulai memperkenalkan dual banking system. Dengan adanya sistem ini, kebijakan
moneter Bank Indonesia terbagi menjadi dua konsentrasi. Pada kasus apapun,
target stabilitas moneter berupa stabilitas harga tentu saja menjadi prioritas dan
tujuan akhir dari Bank Indonesia. Instrumen moneter apapun yang digunakan baik
sama atau berbeda untuk bank konvensional dan bank syariah, maka tetaplah
stabilitas moneter merupakan target yang harus tercapai terutama stabilitas harga
sebagai tujuan jangka pendek. Chapra (2000) mengungkapkan lima sasaran utama
3 Stabilitas nilai mata uang untuk memungkinkan alat tukar sebagai satuan
unit yang dapat diandalkan, standar yang adil bagi pembayaran yang
syariah telah digantikan oleh konsep bagi hasil. Hal ini merupakan satu-satunya
pada masa kontemporer ini. Padahal, sebenarnya masih ada karakteristik khas
sistem keuangan Islam murni yang sangat jauh berbeda dengan sistem keuangan
Indonesia masih terdominasi oleh kekuatan sistem konvensional yang besar dalam
lebih baik daripada instrumen suku bunga yang digunakan oleh sistem
konvensional dilihat dari segi keadilan, reduksi kegiatan spekulasi, dan lain-lain.
Oleh karena itu, harus dibuktikan secara empiris bahwa memang dengan tidak
adanya instrumen suku bunga dalam perekonomian Islam yang digantikan dengan
khususnya dalam studi permintaan uang dan stabilitas moneter. Masih kurangnya
Indonesia saat ini menganut dual banking system, dimana ada lembaga
dual banking system ini, hanya terdapat satu bank sentral yang mengatur regulasi
perbankan baik untuk bank konvensional maupun untuk bank syariah. Bank
dan Islam. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pada intinya, tugas penting dari
bank sentral adalah untuk menjaga kestabilan moneter. Tujuan yang menjadi
single objective adalah stabilitas dalam harga (inflasi) terutama sejak dibuatnya
bahwa sistem keuangan dan sistem moneter konvensional tidak tahan terhadap
guncangan. Kita dapat menyadari bahwa adanya sistem perbankan syariah ini
ekonomi yang ada. Tetapi memang tidak dapat dipungkiri juga bahwa keraguan
pada sistem ini masih banyak, terutama karena sistem perbankan syariah masih
baru dan belum banyak terbukti secara empiris. Berdirinya sistem perbankan
permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
perbankan ganda?
moneter?
perbankan ganda;
yang baru. Selain itu bagi institusi perbankan syariah, penelitian ini diharapkan
8
dengan hasil penelitian penulis. Bagi penulis sendiri penelitian ini merupakan
masa yang akan datang. Penelitian ini juga berlandaskan pada teori-teori dan
penelitian terdahulu. Sehingga diharapkan penelitian ini bisa menjadi salah satu
tetapi dengan satu otoritas moneter yang sama. Di Indonesia, sistem perbankan
dianut di Indonesia sejak tahun 1992 dimana pada tahun itu bank syariah pertama
yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa
Sedangkan secara umum bank syariah didefinisikan sebagai bank dengan pola
bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik dalam
bank syariah mempunyai kemiripan namun tidak sama dengan produk bank
melalui aktivitas investasi atau jual beli, serta memberikan pelayanan jasa
adalah; dana dari nasabah yang terkumpul dinvestasikan pada dunia usaha, ketika
ada hasil (profit), maka bagian profit untuk bank dibagi kembali antara bank dan
nasabah. Disamping itu bank syariah dapat melakukan transaksi jual-beli baik
Menurut Antonio (2001), dalam beberapa hal bank syariah dan bank
berikut.
dan ukhrowi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Setiap
akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi,
dan syarat.
BASYARNAS.
C. Struktur Organisasi
Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konensional,
misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat
setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin
efektivitas dari setiap opini yang diberikan oleh DPS. Karena itu biasanya
setelah para anggota DPS itu mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah
Nasional (DSN).
Dalam bank syariah, bisnis dan usaha yang dilaksanakan tidak terlepas
dari saringan syariah. Karena itu bank syariah tidak akan mungkin
dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan shiddiq, harus
yang baik. Selain itu, cara berpakaian dan tingkah laku dari para karyawan
Prinsip dasar operasi -Bebas nilai (prinsip -tidak bebas nilai (prinsip
materialis) syariah Islam)
-uang sebagai komoditi -uang sebagai alat tukar dan
bukan komoditi
-bunga -bagi hasil, jual beli, sewa
Prioritas pelayanan Kepentingan pribadi Kepentingan publik
Orientasi Keuntungan Tujuan sosial ekonomi
Islam, keuntungan
Bentuk Bank komersial Bank komersial, bank
pembangunan, bank
universal atau multi-
purpose
Evaluasi nasabah Kepastian pengembalian Lebih hati-hati karena
pokok dan bunga partisipasi dalam resiko
(creditworthiness dan
collateral)
Hubungan Nasabah Terbatas debitur-kreditur Erat sebagai mitra usaha
Sumber Likuiditas Jangka Pasar uang, Bank Sentral Pasar uang Syariah, Bank
Pendek Sentral
Pinjaman yang Diberikan Komersial dan nonkomersial, Komersial dan
berorientasi laba nonkomersial, berorientasi
laba dan nirlaba
Lembaga Penyelesai Sengketa Pengadilan, arbitrase Pengadilan, Badan
Arbitrase Syariah Nasional
Resiko Usaha -Resiko bank tidak terkait -dihadapi bersama antara
langsung dengan debitur, bank dan nasabahdengan
resiko debitur tidak terkait prinsip keadilan dan
langsung dengan bank kejujuran
-kemungkinan terjadi negative
spread -tidak mungkin terjadi
negative spread
Struktur Organisasi pengawas Dewan komisaris Dewan komisaris, DPS,
DSN.
Investasi Halal atau haram Halal
Sumber : Ascarya (2006)
Secara umum, ada tiga perbedaan utama sistem moneter Islam murni
dengan sistem moneter konvensional. Perbedaan yang pertama adalah adanya 100
14
percent reserve banking system pada perbankan Islam murni. Menurut Mankiw
(2003), sistem perbankan dengan cadangan 100 persen diartikan jika sebuah bank
100 percent reserve banking system tidak memberikan peluang bagi bank untuk
menciptakan uang baru, karena 100 persen cadangan harus disimpan atau
pembiayaan sampai sebesar simpanan awal saja. Dengan demikian, tidak ada daya
beli baru yang diciptakan (tidak ada seigniorage), sehingga tidak mengandung
unsur riba, tidak menimbulkan efek inflasi, dan tidak ada pihak yang dirugikan
(Ascarya, 2006).
Jika bank memegang cadangan 100 persen, maka sistem perbankan ini
tidak mempengaruhi jumlah uang yang beredar melalui penciptaan uang giral.
banking system. Mengacu pada Mankiw (2003) dimana pada sistem ini bank
hanya memegang sebagian dari depositonya sebagai cadangan, dan bagian lainnya
tertentu dari dana simpanan yang dihimpun. Sehingga perbankan dengan sistem
ini akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar melalui penciptaan uang giral.
Perbedaan yang kedua adalah pada sistem moneter Islam murni, uang
uang dalam Islam itu dengan menggunakan full bodied money yaitu uang dinar
15
dan dirham, yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya. Ataupun kalau
memang menggunakan uang fiat, maka tetap harus di-back-up 100 persen dengan
sesuatu yang memiliki nilai stabil yang biasanya diasosiasikan dengan emas yang
disimpan oleh otoritas penerbit uang (fully backed money) (Ascarya, 2006).
Sehingga dalam penciptaan uang tidak ada penciptaan nilai uang yang tiba-tiba
ada tanpa ada nilai riilnya dan nilai tambahnya. Sebaliknya hal itulah yang terjadi
pada sistem moneter konvensional dimana penciptaan uang fiatnya itu tidak di
menggunakan instrumen suku bunga. Karena seperti yang sudah dipahami secara
umum dalam Islam bunga itu haram dan dilarang penggunaannya.Tetapi sistem
moneter Islam menawarkan sistem lain sebagai alternatif yaitu sistem bagi hasil.
Pada bagi hasil, return yang diperoleh tidak pasti, karena tergantung dari
bunga merupakan instrumen yang cukup penting. Return yang diperoleh bersifat
pasti karena pembayaran bunga tidak disesuaikan dengan kondisi untung dan
dalam dual banking system satu-satunya perbedaan yang masih ada adalah tidak
perbedaan yang dijelaskan pertama itu tidak ada dalam kasus sistem perbankan
ganda. Artinya sistem moneter Islam masih menggunakan uang yang diciptakan
16
konvensional yang besar. Dengan masih diadopsinya fiat money dan fractional
banking system, penciptaan uang yang bersifat inflatoir masih ada dalam sistem
dalam fractional reserve banking system juga menciptakan uang bank (giro dan
Islam menawarkan sistem bagi hasil (profit and loss sharing), ketika pemilik
modal (surplus spending unit) bekerja sama dengan pengusaha (deficit spending
berdua, apabila menderita kerugian juga ditanggung bersama. Sistem bagi hasil
menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang tereksploitasi (didzalimi).
Sistem bagi hasil dapat berbentuk musyarakah atau mudharabah dengan berbagai
variasinya.
diawal transaksi sehingga berapa nilai nominal rupiahnya akan dapat diketahui
besarnya dan kapan akan diperoleh dapat dipastikan tanpa melihat laba rugi yang
akan terjadi nanti. Bank syari’ah sistem return-nya adalah sistem bagi hasil (profit
17
loss sharing) yaitu nisbah (persentase bagi hasil) yang besarnya ditetapkan diawal
transaksi yang bersifat fixed tetapi nilai nominal rupiahnya belum dapat diketahui
dengan pasti melainkan melihat laba rugi yang akan terjadi nanti.
Penciptaan dan
Konsentrasi Uang
Inflasi
Menyusutkan
Sektor Riil
Sumber : Sakti (2006)
sistem riba, fiat money, fractional reserve system dalam perbankan, dan
Akibatnya, uang atau investasi yang seharusnya tersalur ke sektor riil untuk tujuan
bahkan menyusutkan sektor riil. Penciptaan uang tanpa adanya nilai tambah akan
terhambat.
Sementara itu, pada Gambar 2.2. dengan sistem zakat, sistem bagi hasil,
investasi yang akan tersalur dengan lancar ke sektor riil untuk tujuan yang
18
Investasi
Bagi Hasil Mendorong Laju
Ekonomi
Distribusi Kekayaan
dan Pendapatan Produktivitas dan
Kesempatan
Menumbuhkan
Sektor Riil
Sumber : Sakti (2006)
supply) didefinisikan sebagai segala sesuatu yang secara umum diterima sebagai
Fisher ingin melihat hubungan antara kuantitas uang dengan jumlah total
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam
velositas (V) yang merupakan rata-rata jumlah uang yang dikeluarkan untuk
membeli sejumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam setahun. Fungsinya
sebagai berikut :
P ×Y (1)
V =
M
dengan mengalikan kedua sisi dengan M, maka kita akan mendapatkan equation
dan velositas :
M ×V = P × Y (2)
Fisher, permintaan uang adalah murni merupakan fungsi dari pendapatan dan suku
bunga tidak berpengaruh terhadap permintaan uang. Hal ini terjadi karena Fisher
transaksi dan tidak punya kebebasan tentang jumlah uang yang ingin dipegang.
Untuk para ekonom klasik, teori kuantitas uang menyediakan penjelasan bahwa
pergerakan dalam tingkat harga merupakan hasil dari perubahan kuantitas uang.
Menurut para ekonom Cambridge, ada dua properti uang yang memotivasi
orang untuk memegang uang, yaitu utilitas uang sebagai alat pertukaran dan
maka orang menggunakan uang untuk melakukan transaksi. Uang juga berfungsi
M d = k × PY (3)
permintaan uang menurut Fisher. Jadi menurut kedua aliran ini, suku bunga tidak
Menurut teori likuiditas Keynes, ada tiga motif memegang uang yaitu
motif transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi. Menurut teori ini, motif
M d = f (i, Y ) (4)
Dimana suku bunga (i) berpengaruh negatif terhadap permintaan uang dan Y
bunga merupakan opportunity cost dalam memegang uang. Artinya ketika suku
bunga naik, maka orang akan memegang uang lebih sedikit, karena lebih baik
yang lebih tinggi mengakibatkan permintaan uang juga meningkat karena semakin
bergantung pada resiko dan pengembalian yang diberikan oleh uang dan oleh
21
berbagai aset selain uang yang bisa dimiliki rumah tangga (Mankiw, 2003). Teori
portofolio sendiri menekankan pada peran uang sebagai penyimpan nilai. Sebagai
(M / P )d (
= L rs , rb , π e , W ) (5)
pengembalian riil yang diharapkan atas obligasi, πe adalah tingkat inflasi yang
permintaan uang karena aset lain menjadi lebih menarik. Kenaikan dalam πe juga
adalah pengembalian riil yang yang diharapkan dari memegang uang. Kenaikan
Uang adalah standar kegunaan yang terdapat pada barang dan tenaga, jadi
barang dan tenaga. Uang pada dasarnya berfungsi sebagai alat transaksi yang
berguna sebagai refleksi dari nilai sebuah barang dan jasa (Sakti, 2006). Dalam
Islam urgensi kehadiran uang dipertegas oleh pendapat Rasulullah SAW yang
menggunakan uang (dinar dan dirham). Akibat kehadiran uang inilah hakikat
ekonomi dalam perspektif Islam dapat berlangsung dengan baik, yaitu terpelihara
Dalam literatur ekonomi Islam, uang dibahas sebagai salah satu alat
transaksi, perantara untuk menilai barang dan jasa, dan tidak boleh memainkan
peranan sebagai komoditi. Menurut Ibnu Khaldun dalam Siregar (2002), kekayaan
suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di negara tersebut tetapi
ditentukan oleh tingkat produksi negara tersebut dan neraca pembayaran yang
positif.
kapitalis. Dalam Islam, motif seseorang memegang uang terbatas pada motif
transaksi dan berjaga-jaga. Permintaan terhadap uang karena motif spekulasi pada
(Chapra, 2000). Motif spekulasi tidak dibenarkan dalam syariah, karena memang
perekonomian berbasis bunga yang menyebabkan adanya motif spekulasi itu tidak
dibenarkan dalam Islam. Menurut Imam Ghazali dalam Siregar (2002), adanya
uang sebagai ukuran nilai suatu barang maka uang akan berfungsi sebagai media
kegiatan yang bersifat spekulatif. Menurut Islam, uang adalah flow concept, maka
uang harus selalu berputar dalam perekonomian. Semakin cepat uang berputar
dalam perekonomian berarti akan semakin banyak transaksi yang terjadi, yang
pertumbuhan ekonomi. Inilah salah satu perbedaan lagi antara sistem ekonomi
konvensional, velositas dari uang itu harus konstan agar kebijakan moneter
23
dengan mengendalikan jumlah uang yang beredar efektif. Pada sistem keuangan
Islam, velositas uanglah yang harus dipercepat, sedangkan jumlah uang beredar
percent reserve banking system dan penggunaan uang komoditi (dinar dan
dirham) maka perbankan dalam Islam tidak menciptakan uang giral seperti pada
konvensional. Sehingga konsep uang beredar dalam Islam secara normatif adalah
uang kartal itu sendiri. Sedangkan definisi demand deposit dan quasi money tidak
M d = f (Ys , S , T ) (6)
kebutuhan dasar dan investasi produktif yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. S
merupakan nilai-nilai moral dan sosial dan kelembagaan (termasuk zakat) yang
konsumsi yang tidak bermanfaat, investasi yang tidak produktif dan tidak juga
termasuk untuk pemenuhan konsumsi yang tidak bermanfaat dan investasi yang
24
belum mencerminkan kenyataan saat ini, tetapi bukan hal yang mustahil juga
sekarang ini.
Inflasi merupakan kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dan
dengan mengurangi tingkat pertumbuhan money supply pada tingkat yang rendah,
maka inflasi bisa dicegah. Menurut pandangan aliran monetaris, money supply
secara terus menerus pada tingkat yang tinggi, sehingga terjadi inflasi. Analisis
oleh kebijakan fiskal saja. Begitupun dengan fenomena dari sisi penawaran juga
tidak bisa menjadi sumber inflasi yang tinggi (Mishkin, 2001). Sehingga
25
dapat berfungsi sebagai satuan hitung yang adil dan benar. Inflasi menyebabkan
orang berlaku tidak adil terhadap yang lain, dengan memerosotkan daya beli aset-
aset moneter secara tidak diketahui. Hal itu merusak efisiensi sistem moneter dan
sebuah gejala disekuilibrium yang tidak sesuai dengan penekanan Islam pada
ekuilibrium.
Dalam teori Islam murni, sebenarnya inflasi itu tidak akan terjadi karena
adanya karakteristik keuangan islam yang khas. Ketika uang yang digunakan
adalah full bodied money atau fully backed money, maka tidak akan terjadi inflasi.
Hal ini disebabkan karena uang jenis tesebut tidak menimbulkan penciptaan uang
langkah-langkah yang dijalankan oleh bank sentral untuk mengawasi jumlah uang
oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang
dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang yang beredar dan atau
pencetakan uang. Kontrol atas jumlah uang beredar disebut kebijakan moneter.
Melalui monetary base inilah kebijakan moneter dilakukan dengan berbagai cara
atau instrumen, diantaranya melalui operasi pasar terbuka, tingkat diskonto, dan
mempengaruhi sasaran antara untuk mencapai sasaran akhir, yaitu stabilitas harga
atau pertumbuhan ekonomi (Arifin, 1998). Tujuan dari kebijakan moneter secara
dikotomi sejajar antara sektor moneter dan sektor riil. Tetapi ada beberapa teori
tentang kebijakan moneter pada sistem ekonomi Islam kontemporer yang masih
(2000) variabel yang akan dipakai dalam suatu kebijakan moneter yang
28
panjang dalam kerangka harga-harga yang stabil dan sasaran sosioekonomi Islam
untuk mengatur penawaran uang agar seimbang dengan permintaan riil terhadap
4. Pembatas kredit;
6. Teknik lain, seperti, membeli dan menjual saham dan sertifikat bagi hasil
akan meningkatkan harga. Menurutnya, penawaran uang bisa dirubah dengan tiga
cara yaitu managemen mata uang, reserve requirement, dan credit policy of
Zakah. Perubahan dalam kuantitas jumlah mata uang yang beredar di pasar
pinjaman dan volume demand deposits. Perubahan dalam kebijakan kredit dari
kasus sistem perbankan ganda masih sulit ditemukan. Pada bagian ini akan
efektivitas instrumen Islam bagi tujuan kebijakan moneter. Hasil yang didapatkan
CREDIT-islam;
30
moneter.
sebagai berikut:
sebagai berikut :
diprediksi;
dengan kurun waktu 1966-1998 menggunakan the maximum likelihood test dan
Darrat dalam Nasution ( 2006) melakukan uji tes tentang efektivitas relatif
dalam Nasution (2006) juga memperoleh hasil yang konsisten seperti penelitian
sesudah krisis. Nilai Elastisitas pendapatan pada econometric estimation dan fuzzy
estimation berturut-turut sebesar 0,93 dan 0,87. Penelitian ini juga menunjukkan
bahwa fungsi permintaan uang Indonesia stabil pada periode yang sulit. Serta
kointegrasi dan error correction model untuk permintaan uang. Hasil berdasarkan
al. (2005) menggunakan data tahunan Indonesia dan tidak menemukan adanya
Kia dan Darrat (2003) mengestimasi fungsi permintaan uang di Iran dengan
permintaan terhadap simpanan berbagi hasil lebih stabil dan policy invariant
moneter pada sistem perbankan ganda di Indonesia, dari tahun 2001 sampai 2004.
mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat harga. Tetapi nilai error
correction term (ECT) pada sistem konvensional lebih besar daripada ECT pada
kesimpulan yang sama dimana permintaan uang bebas bunga lebih stabil dan
34
sebelumnya. Pertama, pada penelitian ini variabel suku bunga tetap dimasukkan
pada hasil penelitian Kaleem (2000) yang menyebutkan bahwa permintaan uang
pada sistem Islam sama saja dengan konvensional dan tidak anti guncangan. Hal
ini bisa saja terjadi karena sejak awal suku bunga sebagai satu-satunya variabel
yang membedakan antara sistem Islam dan sistem konvensional dalam dual
banking system dihilangkan. Dalam penelitian ini, variabel suku bunga akan
sesuai dengan teori Islam. Sedangkan pada penelitian Darrat (2000) serta Nasution
dan Nurjaman (2006) M1 itu dinyatakan sebagai uang bebas bunga dan M2 itu
disebut sebagai uang berbasis bunga. Padahal dalam Islam sendiri, sebenarnya M1
telah mengandung bunga, karena dalam penciptaan uang kartal sendiri telah
mengandung riba. Time series yang digunakan juga lebih panjang yaitu dari
sistem Islam. Sebagai biaya imbangan dalam memegang uang, pada permintaan
uang Islam, variabel suku bunga digantikan oleh tingkat return pada skim syariah.
Variabel Makroekonomi :
-PDB
-inflasi yang diharapkan
Tingkat
Harga
negatif;
36
negatif;
Data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder
negara Indonesia dalam bentuk bulanan yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan
Keuangan Indonesia Bank Indonesia (SEKI-BI) dan Statistik Perbankan Syariah Bank
Indonesia (SPS-BI) dan data return syariah dari Bank Muamalat Indonesia dalam
periode waktu antara bulan Januari 2001 sampai dengan bulan Desember 2006. Dengan
demikian data yang digunakan merupakan data time series. Data yang digunakan diubah
ke dalam bentuk logaritma natural untuk memudahkan hasil analisis, kecuali data suku
bunga, inflasi, dan rate of return bank umum syariah. Selain itu, penulis juga melakukan
studi pustaka dengan membaca literatur yang berkaitan dengan penelitian penulis baik
a. Jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) adalah uang kartal ditambah
b. Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) adalah M1 ditambah saving
c. Jumlah uang beredar Islam dalam arti sempit (M1ISL) adalah uang kartal
d. Jumlah uang beredar Islam dalam arti luas (M2ISL) adalah M1ISL
e. Tingkat output riil (PDB riil) adalah nilai Produk Domestik Bruto yang
g. Suku bunga deposito (IDEP) adalah suku bunga deposito jangka waktu 6
bulan.
h. Rate of return (RS) adalah tingkat pengembalian dana pada bank umum
Stabilitas moneter pada sistem perbankan ganda dalam penelitian ini akan
dianalisis dengan menggunakan Vector Autoregression (VAR). Kemudian jika data yang
digunakan stasioner pada perbedaan pertama maka model VAR akan dikombinasikan
dengan model koreksi kesalahan menjadi Vector Error Correction Model (VECM).
Semua data dalam penelitian ini ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural
(ln) kecuali suku bunga, rate of return, dan inflasi untuk mendapatkan hasil analisis
yang lebih valid dan konsisten. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini
Model VAR pertama dikembangkan oleh Sims pada tahun 1980. VAR adalah
model a-priori terhadap teori ekonomi. Namun demikian model ini sangat berguna
39
dalam menentukan tingkat eksogenitas suatu variabel ekonomi dalam sebuah sistem
ekonomi di mana terjadi saling ketergantungan antar variabel dalam ekonomi. Model ini
juga menjadi dasar munculnya metode kointegrasi Johansen (1988, 1989) yang sangat
time series. Model VAR menjadikan semua variabel bersifat endogen. Spesifikasi model
VAR meliputi pemilihan variabel dan banyaknya selang (lag) yang digunakan dalam
model. Sesuai dengan Sims (1980), variabel yang digunakan dalam persamaan VAR
dipilih berdasarkan teori ekonomi yang relevan. Pemilihan selang optimal kemudian
akan menggunakan kriteria informasi seperti Akaike Info Criterion (AIC) , Schwarz Info
Model VAR secara matematis dapat diwakili oleh (Achsani, et al., 2005) :
k
xt = μ t + ∑ Ai xt −i + u t (7 )
i =1
tren, Ai adalah matriks-matriks koefisien berdimensi (n x n), dan ut adalah adalah vektor
dengan nilai-nilai lag mereka sendiri dan juga tidak berkorelasi dengan seluruh variabel
Menurut Verbeek dalam Nugraha (2006), ketika dua atau lebih variabel yang
terlibat dalam suatu persamaan pada data level tidak stasioner maka kemungkinan
terdapat kointegrasi pada persamaan tersebut. Jika setelah dilakukan uji kointegrasi
terdapat persamaan kointegrasi dalam model yang digunakan maka dianjurkan untuk
time series stasioner pada perbedaan pertama. Maka untuk mengantisipasi hilangnya
informasi jangka panjang dalam penelitian ini akan digunakan model VECM. VECM
standar didapat dari model VAR dengan dikurangi xt-1. Adapun persamaan VECM
k −1
Δxt −1 = μ t + ∏ xt −1 + ∑ Γi Δxt −i + u t (8)
i =1
dimana Π dan Γ adalah fungsi dari Ai. Matriks Π bisa didekomposisi ke dalam 2 matriks
sebagai vektor kointegrasi dan r adalah cointegration rank. Kerangka kointegrasi hanya
sesuai jika variabel variabel yang berhubungan terintegrasi. Hal ini bisa diuji dengan
menggunakan uji akar unit. Saat tidak ditemukan akar unit, maka metode ekonometrik
Data ekonomi time series pada umumnya bersifat stokastik atau memiliki tren
yang tidak stasioner artinya data tersebut mengandung akar unit. Untuk dapat
mengestimasi suatu model mengunakan data tersebut maka langkah pertama yang haru
dilakukan masalah uji stasioneritas data atau dikenal dengan unit root test. Apabila data
yang digunakan mengandung akar unit maka akan sulit untuk mengestimasi suatu model
dengan menggunakan data tersebut karena tren data tersebut cenderung berfluktuasi
tidak disekitar nilai rata-ratanya. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang stasioner
sekitar nilai rata-ratanya (Gujarati, 2003). Uji akar unit akan dilakukan dalam penelitian
Cara yang dapat digunakan untuk menguji akar unit adalah metode Dickey-
Fuller (DF). Misalkan model persamaan time series sebagai berikut (Pasaribu, 2003) :
y t = ρy t −1 + ε t (9)
dimana ρ adalah parameter yang akan diestimasi dan ε diasumsikan white noise dimana
variabel yang digunakan tersebut memiliki mean dan varian yang konstan dan kovarian
sama dengan nol. Jika ρ ≥ 1, maka y adalah variabel yang tidak stasioner, dan varian
dari y akan meningkat sejalan dengan peningkatan waktu dan cenderung untuk tak
berhingga. Jika ρ < 1, maka y adalah variabel yang stasioner. Karena itu, hipotesis trend
stationarity dapat dievaluasi dengan menguji apakah nilai absolut dari ρ betul-betul lebih
Kemudian dengan mengurangi kedua sisi persamaan (9) dengan yt-1 didapat
persamaan:
Δy t = αy t −1 + ε t (10)
dimana Δ mengindikasikan perbedaan pertama, sedangkan α=ρ-1, sehingga hipotesis nol
menjadi H0: α=0, sedangkan hipotesis alternatif menjadi H1: α<1. Sedangkan model
umum dari ADF yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Pasaribu,
2003) :
Jika nilai t-statistik ADF lebih kecil daripada t-statistik kritis MacKinnon maka
keputusannya adalah menolak H0 yang menyatakan bahwa data tidak stasioner atau
Tahap kedua yang harus dilakukan dalam membentuk model VAR yang baik
adalah menentukan panjang lag (ordo) optimal. Penentuan lag optimal dapat
(SC), Hannan-Quinn Criterion (HQ), dan sebagainya. Dalam penelitian ini akan
digunakan kriteria SC. Besarnya lag optimal ditentukan oleh lag yang memiliki kriteria
sebagai berikut :
dimana q merupakan jumlah variabel, T adalah jumlah observasi, dan AIC merupakan
Akaike Information Criteria dengan perhitungan sebagai berikut (Syabran dalam Hanie,
2006):
AIC = log ∑ ε t / N + 2 K / N
2
(13)
∑ε
2
dengan t
merupakan jumlah residual kuadrat, N adalah jumlah sampel, dan k
stasioner mengalami kointegasi atau tidak. Konsep kointegrasi dikemukakan oleh Engle
dan Granger pada tahun 1987 sebagai fenomena dimana kombinasi linear dari dua atau
lebih variabel yang tidak stasioner akan menjadi stasioner. Kombinasi linear ini dikenal
kointegrasi, pengujian yang dapat dilakukan adalah uji kointegrasi Engle-Granger, uji
dalam rangka memperoleh hubungan jangka panjang antara variabel yang telah
memenuhi persyaratan dalam proses integrasi dimana semua variabel telah stasioner
pada derajat yang sama yaitu pada first difference. Salah satu uji kointegrasi yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah uji kointegrasi Johansen. Dengan H0 = non-
kointegrasi, dan H1 = kointegrasi. Jika t-trace statistics > t-mac-kinnon maka tolak H0
Analisis impuls respon adalah metode yang digunakan untuk menentukan respon
suatu variabel endogen terhadap guncangan (shock) variabel tertentu. IRF juga
digunakan untuk melihat guncangan dari satu variabel yang lain dan berapa lama
pengaruh tersebut terjadi. IRF dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon
dinamik variabel permintaan uang baik pada konvensional maupun pada Islam terhadap
guncangan variabel PDB, inflasi yang diharapkan, suku bunga, dan return syariah untuk
pengaruh acak guncangan dari variabel tertentu terhadap variabel endogen. FEVD
seberapa kuat komposisi dari peranan variabel tertentu terhadap variabel lainnya dalam
model VAR.
Peramalan dekomposisi varian dalam penelitian ini untuk melihat seberapa besar
inovasi dari variabel PDB, suku bunga dan inflasi yang diharapkan dalam menjelaskan
permintaan uang konvensional sebagai variabel endogen. Serta melihat seberapa besar
inovasi dari variabel PDB, inflasi yang diharapkan, dan return syariah dalam
Untuk melihat seberapa pentingnya variabel VAR tersebut dapat diukur dari jumlah
koefisien estimasi, yang dilihat dari FEVD dan IRF. Misalnya FEVD dari permintaan
dalam model. Jika sebagian besar variasi dari M1 dapat dijelaskan oleh nilai permintaan
M1 itu sendiri, maka dapat disimpulkan bahwa lag dari variabel lain tidak dominan
tersebut meliputi uji akar unit (unit root test), pengujian stabilitas VAR, dan
multivariate time series kebanyakan data yang digunakan mengandung akar unit
sehingga akan membuat hasil estimasi menjadi palsu dan tidak valid (Gujarati,
2003).
dalam penelitian ini adalah uji ADF (Augmented Dickey Fuller) dengan
menggunakan taraf nyata lima persen. Jika nilai t-ADF lebih kecil dari nilai kritis
stasioner (tidak mengandung akar unit). Pengujian akar-akar unit ini dilakukan
pada tingkat level sampai dengan first difference. Hasil uji stasioneritas data dapat
Ketidakstasioneran data dapat dilihat dari nilai t-ADF yang lebih besar dari nilai
kritis MacKinnon pada taraf nyata lima persen. Oleh karena itu, pengujian akar-
Setelah dilakukan first difference, barulah semua data stasioner pada taraf
nyata lima persen. Artinya data yang digunakan pada penelitian ini terintegrasi
pada ordo satu atau dapat disingkat menjadi I(1). Menurut Sims dalam Nugraha
informasi jangka panjang akan digunakan data level sehingga model VAR akan
Penentuan lag optimal sangat penting dalam pendekatan VAR karena lag
dari variabel endogen dalam sistem persamaan akan digunakan sebagai variabel
eksogen (Enders dalam De Jong, 2005). Pengujian panjang lag optimal ini sangat
(SC). Hasil pengujian penentuan lag optimal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.
M1 Konvensional
3 3 3 3
Zt = ∑ Ψilm1rt −i + ∑ Φilpdbt −i + ∑ Πi expinft −i + ∑ Γiidept −i + ε it (18)
i =1 i =1 i =1 i =1
M2 Konvensional
3 3 3 3
Z t = ∑ Ψi lm2rt −i + ∑ Φ i lpdbt −i + ∑ Π i exp inf t −i + ∑ Γi idept −1 + ε it (19)
i =1 i =1 i =1 i =1
M1 Islam
2 2 2 2
X t = ∑ψ i lm1islrt −i + ∑ Φ i lpdbt −i + ∑ Π i exp inf t −i + ∑ Γi rst −i + ε it (20)
i =1 i =1 i =1 i =1
M2 Islam
2 2 2 2
X t = ∑ψ i lm 2islrt −i + ∑ Φ i lpdbt −i + ∑ Π i exp inf t −i + ∑ Γi rst −i + ε it (21)
i =1 i =1 i =1 i =1
dimana :
uang riil M1R dan M2R, pendapatan riil (PDBR), expected inflation
Stabilitas VAR perlu diuji dahulu sebelum melakukan analisis lebih jauh,
karena jika hasil estimasi VAR yang akan dikombinasikan dengan model koreksi
kesalahan tidak stabil, maka IRF (Impulse Response Function ) dan FEVD
2006). Untuk menguji stabil atau tidaknya estimasi VAR yang telah dibentuk
polynomial. Suatu sistem VAR dikatakan stabil jika seluruh roots-nya memiliki
modulus lebih kecil dari 1 (Lutkepohl dalam Eviews 4 User’s Guide, 2002).
Berdasarkan uji stabilitas VAR maka dapat disimpulkan bahwa estimasi VAR
yang akan digunakan untuk analisis IRF dan FEVD stabil. Ringkasan pengujian
stabilitas VAR dapat dilihat pada Tabel 4.3. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan
bahwa model VAR yang dibentuk sudah stabil pada lag optimalnya.
50
Konsep kointegrasi ini dikemukakan oleh Engle dan Granger pada tahun
1987 sebagai fenomena kombinasi linear dari dua atau lebih variabel yang tidak
stasioner akan menjadi stasioner. Kombinasi linear ini dikenal dengan istilah
panjang antar variabel yang telah memenuhi persyaratan selama proses integrasi
yaitu dimana semua variabel telah stasioner pada derajat yang sama yaitu derajat 1
I(1). Informasi jangka panjang diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu rank
dari keseluruhan sistem yang ada. Kriteria pengujian kointegrasi pada penelitian
daripada nilai kritis lima persen maka hipotesis alternatif yang menyatakan jumlah
rank kointegrasi dapat diterima. Hasil pengujian kointegrasi dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
51
terdapat minimal satu rank kointegrasi pada taraf nyata lima persen. Informasi
jumlah rank ini akan digunakan sebagai model koreksi kesalahan (ECM) yang
jangka pendek. Hasil estimasi VECM baik untuk jangka panjang maupun jangka
pendek dapat dilihat pada Tabel 4.5. Pada jangka panjang menunjukkan bahwa
juga sebesar 0.957497 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa ketika output
ketika inflasi yang diharapkan meningkat sebesar satu persen maka permintaan
M1 akan turun sebesar 0.360059 persen. Hasil ini sejalan dengan teori bahwa
diharapkan dalam memegang uang. Jadi ketika tingkat inflasi yang diharapkan
JANGKA PENDEK
VARIABEL KOEFISIEN T-STATISTICS
CointEq1 -0.004782 -0.18227
D(LM1R(-1)) -0.226543 -1.65451
D(LM1R(-2)) -0.124576 -0.81925
D(LM1R(-3)) -0.098427 -0.74329
D(LPDBR(-1)) 0.148982 0.19384
D(LPDBR(-2)) 0.230850 0.18344
D(LPDBR(-3)) 0.820409 0.92703
D(IDEP(-1)) -0.016460 -0.71095
D(IDEP(-2)) -0.040887 -1.38395
D(IDEP(-3)) 0.043755 2.13883*
D(EXPINF(-1)) -0.000194 -0.02517
D(EXPINF(-2)) -0.000696 -0.12658
D(EXPINF(-3)) -0.002046 -0.57493
JANGKA PANJANG
LPDBR(-1) 0.957497 137.698*
IDEP(-1) -0.005443 -0.85300
EXPINF(-1) -0.360059 -6.51895*
Sumber : Lampiran 6
Catatan : Tanda asterik (*) menunjukkan variabel signifikan pada taraf 5 %
permintaan M1, tetapi tidak signifikan. Hal ini tentu saja sesuai dengan teori
bahwa suku bunga memang berpengaruh negatif terhadap permintaan uang. Hal
53
ini bisa terjadi mengingat suku bunga merupakan biaya imbangan dalam
memegang uang. Ketika suku bunga naik, maka orang akan lebih senang
menempatkan uangnya pada aset yang berbunga, seperti deposito dan surat-surat
berharga. Secara empiris ini juga menunjukkan bahwa suku bunga tidak
Seperti terlihat pada Tabel 4.5, hasil estimasi VECM untuk fungsi
jangka pendek ke jangka panjang tetapi secara statistik tidak signifikan. Pada
analisis jangka pendek, variabel suku bunga pada lag ketiga signifikan
ketika suku bunga naik satu persen, maka permintaan M1 naik 0.043755 persen.
Sedangkan untuk variabel tingkat inflasi yang diharapkan, suku bunga, dan
akibat guncangan PDB, tingkat inflasi yang diharapkan, dan suku bunga pada
kedua sampai akhir periode peramalan. Pada periode ketujuh, respon permintaan
M1 terhadap guncangan PDB sebesar 2.1 persen. Mulai dari periode ke-25 sampai
54
periode ke-48, respon permintaan M1 terhadap guncangan PDB adalah sekitar 1.6
.02 .02
.01 .01
.00 .00
-.01 -.01
-.02 -.02
5 10 15 20 25 30 35 40 45 5 10 15 20 25 30 35 40 45
.02
.02
.01
.01
.00
.00
-.01
-.01
-.02
-.02
5 10 15 20 25 30 35 40 45
5 10 15 20 25 30 35 40 45
inflasi yang diharapkan dengan respon yang paling besar. Respon negatif ini terus
guncangan inflasi yang diharapkan berfluktuasi pada kisaran nilai 0.17 sampai
dengan 0.69 persen dari periode kedua sampai dengan periode ke-48. Mulai
55
guncangan inflasi yang diharapkan sekitar 0.4 persen. Secara umum respon
Secara umum guncangan variabel suku bunga mulai dari periode kedua
permintaan M1 terhadap guncangan variabel suku bunga sudah terlihat stabil pada
guncangan suku bunga sebesar satu standar deviasi sekitar 1.27 persen. Dari
gambar dan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa permintaan M1 ini
mulai stabil dalam merespon guncangan variabel lain setelah periode ke-25.
Struktur dinamis antar variabel dalam VAR dapat dilihat melalui analisis
Forecasting Error Variance Decomposition (FEVD), dimana pola dari FEVD ini
model VAR. Pengurutan variabel dalam analisi FEVD ini didasarkan pada
Variance Decomposition M1
120
100
80 EXPINF
IDEP
%
60
LPDBR
40
LM1R
20
0
1 12 24 36 48
Periode
guncangan M1 itu sendiri sebesar 100 persen, sedangkan pengaruh variabel lain
dijelaskan oleh variabel suku bunga dengan kontribusi 22.81 persen. Pada periode
sendiri sebesar 50.62 persen, PDB sebesar 25.40 persen, suku bunga sebesar 21.78
M1 pada periode ke-24, ke-36, dan ke-48. Sementara guncangan variabel inflasi
setiap periode peramalan. Hal ini mengindikasikan bahwa pada jangka panjang
57
panjang dan jangka pendek, dapat dilihat bahwa variabel PDB, suku bunga, dan
Artinya ketika terjadi peningkatan PDB sebesar satu persen, maka permintaan M2
persen. Hal ini sejalan dengan teori dimana inflasi yang diharapkan merupakan
tingkat pengembalian riil yang diharapkan orang dalam memegang uang. Ketika
masa sekarang. Sedangkan variabel suku bunga menunjukkan tanda positif dalam
mempengaruhi permintaan M2. Hal ini tentu saja tidak sejalan dengan teori,
Tetapi dapat dijelaskan, mengingat dalam M2 sendiri terdapat unsur deposito. Jadi
ketika suku bunga naik, maka orang akan lebih memilih untuk menempatkan
uangnya pada aset yang berbunga seperti deposito dan obligasi. Karena variabel
58
suku bunga yang digunakan disini adalah suku bunga deposito, maka saat suku
bunga meningkat, maka jumlah deposito akan naik, dan permintaan M2 akan
meningkat juga.
JANGKA PENDEK
VARIABEL KOEFISIEN T-STATISTICS
CointEq1 -0.016676 -1.24459
D(LM2R(-1)) -0.062076 -0.48035
D(LM2R(-2)) -0.097405 -0.54007
D(LM2R(-3)) -0.458014 -2.72159*
D(LPDBR(-1)) 0.173739 0.37720
D(LPDBR(-2)) -0.133496 -0.18066
D(LPDBR(-3)) 0.198534 0.40511
D(IDEP(-1)) -0.000128 -0.00904
D(IDEP(-1)) 0.007871 0.42679
D(IDEP(-1)) -0.007317 -0.57291
D(EXPINF(-1)) 0.008823 1.87867
D(EXPINF(-2)) 0.001523 0.48093
D(EXPINF(-3)) 0.000190 0.08877
JANGKA PANJANG
LPDBR(-1) 1.055990 125.407*
IDEP(-1) 0.015002 2.00788*
EXPINF(-1) -0.432484 -6.25449*
Sumber : Lampiran 7
Catatan : Tanda asterik (*) menunjukkan variabel signifikan pada taraf 5 %
Pada jangka pendek, ternyata hanya ada satu variabel yang signifikan yaitu
permintaan M2 pada lag ketiga. Dimana permintaan M2 pada lag ketiga tersebut
Variabel-variabel lainnya antara lain PDB, suku bunga, dan inflasi yang
berfluktuasi sekitar 0.03 sampai 0.67 persen selama periode peramalan terhadap
guncangan PDB sebesar satu standar deviasi. Pada periode ke-25 peramalan,
guncangan variabel PDB dengan nilai sekitar 0.5 persen. Gambar 4.3 berikut
.016 .016
.012 .012
.008 .008
.004 .004
.000 .000
-.004 -.004
-.008 -.008
5 10 15 20 25 30 35 40 45 5 10 15 20 25 30 35 40 45
kedua. Pada periode ini, guncangan inflasi yang diharapkan sebesar satu standar
deviasi direspon positif oleh permintaan M2 sebesar 0.1 persen. Mulai dari
periode ketiga, guncangan inflasi yang diharapkan ini direspon negatif oleh
permintaan M2 sebesar 0.38 persen. Mulai dari periode ke-27, guncangan inflasi
yang diharapkan sebesar satu standar deviasi direspon negatif oleh permintaan M2
untuk semua horizon waktu peramalan, kecuali periode kedua, ketiga, dan
keempat. Dimana guncangan suku bunga pada tiga periode ini direspon positif
suku bunga terjadi pada periode kesembilan yaitu sebesar 0.4301 persen.
Pengaruh guncangan variabel suku bunga ini pun mulai terlihat stabil sekitar
dilihat pada Gambar 4.4. Pada periode pertama, fluktuasi variabel permintaan M2
dipengaruhi oleh guncangan pada M2 itu sendiri sebesar 100 persen, sedangkan
61
pengaruh guncangan variabel lain belum nampak. Dari mulai periode ke-12
Variance Decomposition M2
120
100
80 EXPINF
IDEP
%
60
LPDBR
40
LM2R
20
0
1 12 24 36 48
Periode
sendiri adalah guncangan variabel PDB untuk periode ke-12 sampai periode ke-
80.23 persen. Sedangkan PDB memberikan kontribusi sebesar 11.42 persen dalam
menjelaskan fluktuasi permintaan M2. Variabel suku bunga dan inflasi yang
Kontribusi rata-rata dari periode ke-12 sampai periode ke-48 adalah sebesar 80
persen.
62
Berdasarkan Tabel 4.7. dibawah ini, pada jangka panjang variabel PDB,
inflasi yang diharapkan, dan return syariah berpengaruh signifikan pada taraf lima
PDB meningkat sebesar satu persen, maka permintaan M1 Islam juga meningkat
JANGKA PENDEK
VARIABEL KOEFISIEN T-STATISTICS
CointEq1 -0.169597 -3.20715*
D(LM1ISLR(-1)) -0.591018 -4.63346*
D(LM1ISLR(-2)) -0.260233 -2.03980*
D(LPDBR(-1)) -3.441561 -4.20515*
D(LPDBR(-2)) 3.474387 4.11606*
D(RS(-1)) 0.006353 1.25117
D(RS(-2)) 0.000638 0.14235
D(EXPINF(-1)) 0.021619 2.89567*
D(EXPINF(-2)) 0.010525 2.06293*
JANGKA PANJANG
LPDBR(-1) 0.907528 108.678*
RS(-1) -0.044415 -4.34262*
EXPINF(-1) -0.187134 -6.53012*
Sumber : Lampiran 8
Catatan : Tanda asterik (*) menunjukkan variabel signifikan pada taraf 5 %
masing berturut-turut sebesar -0.187134 dan -0.044415. Hal ini juga menunjukkan
biaya imbangan dalam memegang uang. Artinya ketika inflasi yang diharapkan
dan atau return syariah meningkat, maka permintaan M1 Islam akan menurun.
63
panjang. Selain itu pada jangka pendek juga terdapat beberapa variabel yang
tersebut antara lain permintaan M1 Islam pada lag pertama dan kedua, PDB pada
lag pertama dan kedua, dan inflasi yang diharapkan pada lag pertama dan kedua.
Pada jangka pendek, permintaan M1 Islam pada lag pertama dan kedua
turut sebesar sebesar -0.169597 dan -0.260233. Sedangkan PDB pada lag kedua
Sedangkan inflasi yang diharapkan pada lag pertama dan kedua berpengaruh
0.021619 dan 0.010525. Variabel return syariah pada jangka pendek ternyata
uang. Hal ini memang bisa terjadi mengingat orang tidak bisa melihat apakah
tingkat pengembalian yang diterima naik atau turun. Karena nilai nominal yang
bisa dilihat hanyalah nisbah bagi hasilnya bukan return-nya. Return syariah
sebesar satu standar deviasi pada periode kedua dan ketiga direspon negatif oleh
permintaan M1 Islam. Tetapi secara umum dapat dilihat mulai dari periode
keempat sampai periode ke-48, guncangan PDB sebesar satu standar deviasi
M1 Islam terhadap guncangan PDB mulai terlihat stabil sekitar 1.4 persen.
.04 .04
.03 .03
.02 .02
.01 .01
.00 .00
-.01 -.01
-.02 -.02
-.03 -.03
5 10 15 20 25 30 35 40 45 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Response of LM1ISLR to LPDBR Response of LM1ISLR to EXPINF
.05 .05
.04 .04
.03 .03
.02 .02
.01 .01
.00 .00
-.01 -.01
-.02 -.02
-.03 -.03
5 10 15 20 25 30 35 40 45 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Gambar 4.5. Respon Permintaan M1 Islam Akibat Guncangan PDB, Inflasi yang
Diharapkan, dan Return Syariah pada Jangka Panjang
penurunan tertajam yaitu sebesar 2.3696 persen akibat guncangan inflasi yang
diharapkan sebesar satu standar deviasi. Baru pada periode ke-19 permintaan M1
65
Islam mulai terlihat stabil dalam merespon guncangan inflasi yang diharapkan
akan direspon negatif oleh permintaan uang Islam dari periode kedua sampai akhir
periode inovasi. Pada periode kesembilan, guncangan return syariah sebesar satu
bernilai 1.29 persen. Mulai periode ke-15 terlihat bahwa permintaan M1 Islam
mulai stabil dalam merespon guncangan return syariah dengan nilai berkisar
antara 0.9 sampai 1 persen. Dari keseluruhan penjelasan diatas, dapat dikatakan
guncangan dari variabel lainnya belum terlihat. Untuk setiap periode peramalan,
sebesar 59.67 persen. Dari mulai periode ke-24 hingga periode ke-48, guncangan
fluktuasi permintaan M1 Islam. Variabel PDB dan tingkat return syariah tidak
permintaan M1 Islam cukup besar. Hal ini sebenarnya tidak diharapkan dalam
terdapat unsur uang kartal. Karakteristik uang kartal sebagai uang fiat
Islam.
120
100
80 EXPINF
RS
%
60
LPDBR
40
LM1ISLR
20
0
1 12 24 36 48
Periode
Pada Tabel 4.8. terlihat bahwa variabel PDB, inflasi yang diharapkan, dan
itu, variabel inflasi yang diharapkan dan return syariah juga berpengaruh negatif
dan -0.064118.
JANGKA PENDEK
VARIABEL KOEFISIEN T-STATISTICS
CointEq1 -0.129318 -2.90117*
D(LM2ISLR(-1)) -0.581670 -4.44598*
D(LM2ISLR(-2)) -0.243357 -1.89996
D(LPDBR(-1)) -3.199146 -4.04682*
D(LPDBR(-2)) 3.436573 4.22750*
D(RS(-1)) 0.006203 1.20579
D(RS(-2)) 0.000384 0.08673
D(EXPINF(-1)) 0.019626 2.71326*
D(EXPINF(-2)) 0.009812 1.98651*
JANGKA PANJANG
LPDBR(-1) 0.929250 96.3746*
RS(-1) -0.064118 -5.45737*
EXPINF(-1) -0.219045 -6.65892*
Sumber : Lampiran 9
Catatan : Tanda asterik (*) menunjukkan variabel signifikan pada taraf 5 %
Berdasarkan tabel diatas pada jangka pendek dapat dilihat adanya koreksi
variabel permintaan M2 Islam pada lag pertama, PDB pada lag pertama dan
kedua, serta inflasi yang diharapkan pada lag pertama dan kedua.
68
inflasi yang diharapkan pada lag pertama dan kedua berpengaruh positif terhadap
Pada bulan pertama, guncangan PDB, inflasi yang diharapkan, dan tingkat
Guncangan PDB sebesar satu standar deviasi pada periode kedua dan ketiga
direspon negatif oleh permintaan M2 Islam. Tetapi secara umum dapat dilihat
mulai dari periode keempat sampai periode ke-48, guncangan PDB sebesar satu
terjadi pada periode ketujuh dimana guncangan PDB sebesar satu standar deviasi
menyebabkan permintaan M2 Islam naik 2.26 persen. Pada periode ke-21, respon
depan.
guncangan inflasi yang diharapkan mulai terlihat stabil sekitar 1.7 persen.
.04 .04
.03 .03
.02 .02
.01 .01
.00 .00
-.01 -.01
-.02 -.02
-.03 -.03
5 10 15 20 25 30 35 40 45 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Gambar 4.7. Respon Permintaan M2 Islam Akibat Guncangan PDB, Inflasi yang
Diharapkan, dan Return Syariah pada Jangka Panjang
kisaran nilai 0.4 sampai 1.1 persen. Pada periode ke-19, respon permintaan M2
Islam terhadap pengaruh guncangan variabel return syariah sudah mulai terlihat
70
stabil. Jadi dapat disimpulkan bahwa permintaan M2 Islam cukup stabil dalam
merespon guncangan variabel lain karena menunjukkan respon yang sudah tidak
pertama sebesar 100 persen. Mulai periode ke-12 sampai periode ke-48,
sebesar 63.43 persen. Untuk variabel return syariah, guncangan pada variabel ini
naik atau tidak dalam pertimbangan memegang uang. Ini dapat dijelaskan bahwa
orang yang menempatkan aset mereka pada skim perbankan syariah hanya
berlandaskan pada landasan religiusnya bahwa bunga adalah haram. Jadi tidak
71
masalah return syariah naik ataupun tidak mereka tetap menempatkan aset mereka
ini sebenarnya tidak diharapkan dalam konsep ekonomi Islam. Tetapi bisa
dijelaskan mengingat dalam M2 masih terdapat unsur uang kartal yang termasuk
dalam M1. Karakteristik uang kartal sebagai uang fiat konvensional berarti masih
kartal sendiri sangat besar jika dibandingkan dengan giro wadi’ah, tabungan
120
100
80 EXPINF
RS
%
60
LPDBR
40
LM2ISLR
20
0
1 12 24 36 48
Periode
adalah dengan menggunakan VAR first difference. Hal ini dilakukan karena
72
setelah dilakukan semua tahapan estimasi VAR, ternyata tidak ditemukan adanya
kointegrasi jangka panjang antara jumlah uang beredar konvensional dan jumlah
uang beredar Islam dengan tingkat harga. Sehingga estimasi dengan VECM pun
tidak bisa dilanjutkan. Berikut hasil pengujian pra estimasi untuk mengetahui
Dari Tabel 4.9. dapat dilihat bahwa baru pada first difference semua data yang
Dari hasil pengujian lag optimal dengan menggunakan kriteria AIC, dapat
ditentukan bahwa lag optimal yang digunakan untuk keempat model adalah pada
lag pertama. Pada Tabel 4.11. dapat dilihat bahwa tidak ada satu pun model yang
menunjukkan terjadinya kointegrasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai trace statistics
73
yang lebih kecil dari nilai kritis lima persen. Sehingga estimasi dengan
menggunakan VECM pun tidak dapat dilanjutkan. Estimasi yang bisa dilakukan
Hasil VAR first difference lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel
signifikan terhadap tingkat harga, tetapi dalam jangka pendek. Sedangkan untuk
mendukung penelitian yang dilakukan Izhar dan Asutay (2007) bahwa baik dalam
hubungan yang signifikan dengan tingkat harga. Tetapi nilai error correction term
(ECT) pada sistem konvensional lebih besar daripada ECT pada sistem Islam.
membuktikan bahwa permintaan uang yang didefinisikan pada sistem Islam baik
konvensional. Hal ini dapat dijelaskan karena pada model permintaan M1 Islam
panjangnya. Nilai koreksi kesalahan pada model permintaan M1 dan M2 Islam ini
75
kesalahannya tidak signifikan secara statistik. Nilai ECT pada permintaan M1 dan
Pada hasil estimasi VECM tersebut pun dapat dilihat bahwa pada jangka
panjang, tingkat return syariah lebih mempunyai hubungan yang signifikan secara
secara statistik, tetapi tanda yang diperoleh tidak sesuai dengan teori permintaan
uang.
ketika terjadi guncangan variabel PDB, suku bunga, inflasi yang diharapkan, dan
bawah ini, respon permintaan M1 dan M2 Islam lebih stabil terhadap guncangan
variabel PDB. Hal ini ditunjukkan oleh lebih cepatnya periode kestabilan respon
Guncangan PDB
Respon Permintaan M1 Konvensional Positif dan permanen
stabil mulai periode ke-25
Respon Permintaan M2 Konvensional Positif dan permanen
stabil mulai periode ke-25
Respon Permintaan M1 Islam Positif dan permanen
stabil mulai periode ke-20
Respon Permintaan M2 Islam Positif dan permanen
stabil mulai periode ke-21
dan M2 Islam terhadap guncangan variabel inflasi yang diharapkan lebih cepat
Islam.
syariah lebih cepat menuju ke arah kestabilan bila dibandingkan dengan respon
77
opportunity cost dalam memegang uang. Berarti dapat dilihat justru guncangan
sebesar 5.38 persen dan kontribusi rata-rata return syariah dalam menjelaskan
oleh variabel PDB dengan porsi yang cukup besar dengan nilai rata-rata 22.87
persen. Begitupun variabel suku bunga yang ternyata merupakan variabel yang
5.1 Kesimpulan
permintaan uang pada sistem perbankan ganda di Indonesia, maka diperoleh tiga
kesimpulan.
dan M2, suku bunga berpengaruh tidak signifikan secara statistik terhadap
2. Pada model permintaan uang Islam dalam sistem perbankan ganda, PDB
uang beredar dengan tingkat harga, maka dapat disimpulkan bahwa dalam
tingkat harga.
5.2 Saran
M2 konvensional kurang stabil dan tidak ada mekanisme penyesuaian dari jangka
Karena sesuai dengan hasil penelitian penulis menunjukkan tidak adanya cukup
di masa yang akan datang. Bagi seluruh akademisi dan praktisi yang concern
stabilitas moneter ini dipecah terhadap masing-masing unsur yang ada dalam M1
dan M2, seperti permintaan terhadap uang kartal, terhadap demand deposits, dan
Achsani, Noer Azam, Oliver Holtemöller, dan Hizir Sofyan. 2005. Econometric
and Fuzzy Modelling of Indonesian Money Demand. Dalam : Cizek, Pavel,
Wolfgang Hardle, and Rafal Weron. Statistical Tools For Finance and
Insurance. Springer-Verlag Berlin Heidelberg, Germany.
Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani
Press, Jakarta.
Ascarya. 2006. Akad dan Produk Bank Syariah: Konsep dan Prakteknya di
Beberapa Negara.[belum dipublikasikan]
Izhar, Hylmun dan Asutay, Mehmet. 2007. The Controllability and Reliability of
Monetary Policy in Dual Banking System: Evidence from Indonesia. Durham
University, United Kingdom
Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Kia, Amir dan Darrat, Ali F. 2003. Modeling Money Demand under the Profit-
Sharing Banking Scheme:Evidence on Policy Invariance and Long-Run
Stability. ERF’s 10th Annual Conference; Marrakech-Morocco, 16-18
Desember 2003.
Pasaribu, Syamsul Hidayat. 2003. Eviews untuk Analisis Runtut Waktu (Time
Series Analysis). Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Pasaribu, Syamsul H, Djoni Hartono, dan Tony Irawan. 2005. Pedoman Penulisan
Skripsi. Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Sakti, Ali. 2006. Sistem Ekonomi Islam: Jawaban atas Kekacauan Ekonomi
Modern. [belum dipublikasikan].
VARIABEL LM1R
VARIABEL LM2R
Null Hypothesis: LM2R has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 4 (Fixed)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.106581 0.5326
Test critical values: 1% level -4.100935
5% level -3.478305
10% level -3.166788
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
VARIABEL LPDBR
Null Hypothesis: LPDBR has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 4 (Fixed)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.618911 0.0000
Test critical values: 1% level -4.100935
5% level -3.478305
10% level -3.166788
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
t-Statistic Prob.*
VARIABEL EXPINF
VARIABEL IDEP
Null Hypothesis: IDEP has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 4 (Fixed)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.041460 0.5682
Test critical values: 1% level -4.100935
5% level -3.478305
10% level -3.166788
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
VARIABEL RS
Null Hypothesis: RS has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 4 (Fixed)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.936030 0.6247
Test critical values: 1% level -4.100935
5% level -3.478305
10% level -3.166788
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
VARIABEL LM1ISLR
Null Hypothesis: LM1ISLR has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 4 (Fixed)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.184189 0.0964
Test critical values: 1% level -4.100935
5% level -3.478305
10% level -3.166788
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
VARIABEL LM2ISLR
Null Hypothesis: LM2ISLR has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 4 (Fixed)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.867085 0.1797
Test critical values: 1% level -4.100935
5% level -3.478305
10% level -3.166788
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LPDBR(-1) -0.957497
(0.00695)
[-137.698]
IDEP(-1) 0.005443
(0.00638)
[ 0.85300]
EXPINF(-1) 0.360059
(0.05523)
[ 6.51895]
Error Correction: D(LM1R) D(LPDBR) D(IDEP) D(EXPINF)
CointEq1 -0.004782 -0.000826 0.196629 -5.361976
(0.02624) (0.00340) (0.14231) (0.96005)
[-0.18227] [-0.24319] [ 1.38170] [-5.58510]
LAMPIRAN 7
LPDBR(-1) -1.055990
(0.00842)
[-125.407]
IDEP(-1) -0.015002
(0.00747)
[-2.00788]
EXPINF(-1) 0.432484
(0.06915)
[ 6.25449]
Error Correction: D(LM2R) D(LPDBR) D(IDEP) D(EXPINF)
CointEq1 -0.016676 -2.97E-05 0.159701 -3.076956
(0.01340) (0.00283) (0.11848) (0.57413)
[-1.24459] [-0.01050] [ 1.34792] [-5.35935]
LAMPIRAN 8
LPDBR(-1) -0.907528
(0.00835)
[-108.678]
RS(-1) 0.044415
(0.01023)
[ 4.34262]
EXPINF(-1) 0.187134
(0.02866)
[ 6.53012]
Error Correction: D(LM1ISLR) D(LPDBR) D(RS) D(EXPINF)
CointEq1 -0.169597 -0.006654 -0.764768 -3.741482
(0.05288) (0.00530) (1.38349) (1.35459)
[-3.20715] [-1.25430] [-0.55278] [-2.76207]
LAMPIRAN 9
LPDBR(-1) -0.929250
(0.00964)
[-96.3746]
RS(-1) 0.064118
(0.01175)
[ 5.45737]
EXPINF(-1) 0.219045
(0.03290)
[ 6.65892]
Error Correction: D(LM2ISLR) D(LPDBR) D(RS) D(EXPINF)
CointEq1 -0.129318 -0.004672 -0.982376 -3.698747
(0.04457) (0.00457) (1.19284) (1.17420)
[-2.90117] [-1.02195] [-0.82356] [-3.15001]
LAMPIRAN 10
LAMPIRAN 11
LAMPIRAN 12
LAMPIRAN 13
LAMPIRAN 14
VARIANCE DECOMPOSITION PERMINTAAN M1 KONVENSIONAL
Variance Decomposition
of LM1R:
Period S.E. LM1R LPDBR IDEP EXPINF
1 0.026452 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.034063 99.20642 0.036715 0.504563 0.252302
3 0.041565 93.09957 0.436681 6.093556 0.370190
4 0.049079 87.32616 2.605203 8.908186 1.160446
5 0.058250 78.58239 8.296286 11.84954 1.271789
6 0.067850 69.04568 15.05049 14.58585 1.317981
7 0.077035 61.92701 19.14258 17.09034 1.840079
8 0.084430 58.23961 20.41631 19.17103 2.173048
9 0.090302 56.27873 20.36019 21.03850 2.322577
10 0.095033 55.26821 20.18291 22.21071 2.338171
11 0.099324 54.56534 20.41077 22.75251 2.271385
12 0.103519 53.84388 21.11600 22.81863 2.221491
13 0.107672 53.18373 21.91232 22.67671 2.227239
14 0.111547 52.75218 22.42526 22.55910 2.263458
15 0.115032 52.54876 22.62060 22.53952 2.291118
16 0.118203 52.46284 22.71174 22.54162 2.283808
17 0.121266 52.34801 22.91575 22.48447 2.251759
18 0.124397 52.11862 23.32568 22.33735 2.218357
19 0.127638 51.79501 23.85904 22.14486 2.201085
20 0.130877 51.46813 24.34434 21.98392 2.203600
21 0.133984 51.20637 24.68427 21.89637 2.212991
22 0.136926 51.00809 24.91502 21.86316 2.213731
23 0.139763 50.82763 25.13251 21.83711 2.202749
24 0.142582 50.62386 25.40481 21.78429 2.187028
25 0.145427 50.39020 25.72929 21.70519 2.175322
26 0.148267 50.15477 26.04791 21.62531 2.172002
27 0.151041 49.95069 26.30656 21.56859 2.174161
28 0.153711 49.78748 26.49986 21.53749 2.175166
29 0.156292 49.64991 26.66282 21.51604 2.171235
30 0.158828 49.51575 26.83414 21.48650 2.163607
31 0.161354 49.37320 27.02760 21.44310 2.156094
32 0.163874 49.22699 27.22775 21.39356 2.151705
33 0.166362 49.09047 27.40893 21.35006 2.150539
34 0.168795 48.97217 27.55909 21.31854 2.150203
35 0.171168 48.86958 27.68673 21.29539 2.148306
36 0.173500 48.77344 27.80965 21.27250 2.144401
37 0.175810 48.67602 27.93952 21.24464 2.139813
38 0.178109 48.57636 28.07470 21.21274 2.136197
39 0.180388 48.47933 28.20462 21.18184 2.134206
40 0.182635 48.39020 28.32053 21.15611 2.133164
41 0.184842 48.31009 28.42236 21.13568 2.131870
42 0.187015 48.23589 28.51706 21.11737 2.129680
43 0.189163 48.16342 28.61180 21.09790 2.126881
44 0.191296 48.09079 28.70859 21.07637 2.124242
45 0.193412 48.01919 28.80403 21.05446 2.122313
46 0.195506 47.95118 28.89333 21.03445 2.121030
47 0.197573 47.88817 28.97466 21.01728 2.119891
48 0.199613 47.82945 29.05009 21.00202 2.118441
Cholesky Ordering: LM1R LPDBR IDEP EXPINF
112
LAMPIRAN 15
VARIANCE DECOMPOSITION PERMINTAAN M2 KONVENSIONAL
Variance Decomposition
of LM2R:
Period S.E. LM2R LPDBR IDEP EXPINF
1 0.016467 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.022140 99.60919 0.175277 3.28E-05 0.215499
3 0.026327 97.32543 0.145736 0.205269 2.323562
4 0.029272 95.57149 0.490722 0.302931 3.634856
5 0.032392 92.96788 2.222150 0.709242 4.100728
6 0.035392 89.42934 4.959238 1.370359 4.241059
7 0.038382 85.96249 7.271690 2.359841 4.405979
8 0.040957 83.89912 8.415361 3.174803 4.510714
9 0.043153 82.83691 8.634748 3.853177 4.675161
10 0.045083 82.51797 8.558517 4.201086 4.722424
11 0.046842 82.28938 8.606508 4.392545 4.711569
12 0.048583 82.00628 8.905325 4.403007 4.685393
13 0.050356 81.59849 9.384561 4.353626 4.663322
14 0.052117 81.26958 9.789452 4.282639 4.658332
15 0.053760 81.10862 9.993210 4.223675 4.674500
16 0.055271 81.09198 10.05314 4.168265 4.686622
17 0.056681 81.09612 10.11073 4.112523 4.680627
18 0.058072 81.03391 10.26105 4.046833 4.658207
19 0.059489 80.87182 10.52342 3.975796 4.628966
20 0.060933 80.66443 10.82026 3.908452 4.606861
21 0.062353 80.49108 11.05725 3.853507 4.598158
22 0.063712 80.38370 11.20618 3.812429 4.597689
23 0.065006 80.31508 11.30930 3.779901 4.595717
24 0.066262 80.23893 11.42452 3.749398 4.587148
25 0.067513 80.12567 11.58355 3.717651 4.573129
26 0.068773 79.98142 11.77360 3.685895 4.559093
27 0.070028 79.83980 11.95324 3.657205 4.549749
28 0.071253 79.72929 12.09160 3.633494 4.545614
29 0.072437 79.65192 12.19120 3.613613 4.543274
30 0.073585 79.58883 12.27732 3.594846 4.539011
31 0.074715 79.51911 12.37422 3.575058 4.531612
32 0.075841 79.43460 12.48868 3.554064 4.522652
33 0.076964 79.34368 12.60836 3.533238 4.514728
34 0.078075 79.26145 12.71504 3.514172 4.509337
35 0.079162 79.19610 12.80065 3.497351 4.505895
36 0.080224 79.14378 12.87159 3.482017 4.502605
37 0.081267 79.09423 12.94065 3.467008 4.498114
38 0.082301 79.03941 13.01645 3.451720 4.492422
39 0.083329 78.97889 13.09811 3.436416 4.486587
40 0.084350 78.91867 13.17776 3.421847 4.481721
41 0.085359 78.86517 13.24815 3.408558 4.478127
42 0.086350 78.81999 13.30833 3.396478 4.475206
43 0.087325 78.77966 13.36317 3.385077 4.472095
44 0.088289 78.73924 13.41854 3.373842 4.468379
45 0.089246 78.69624 13.47683 3.362628 4.464300
46 0.090196 78.65196 13.53592 3.351677 4.460440
47 0.091138 78.60974 13.59173 3.341328 4.457207
48 0.092069 78.57190 13.64184 3.331716 4.454547
Cholesky Ordering: LM2R LPDBR IDEP EXPINF
113
LAMPIRAN 16
VARIANCE DECOMPOSITION PERMINTAAN M1 ISLAM
Variance Decomposition
of LM1ISLR:
Period S.E. LM1ISLR LPDBR RS EXPINF
1 0.043915 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.049779 89.29287 6.630106 0.642313 3.434712
3 0.056897 82.13814 6.357567 3.009475 8.494814
4 0.065238 78.39872 5.533215 3.141991 12.92607
5 0.070868 75.43393 9.160402 2.898121 12.50755
6 0.080420 70.32184 15.15601 3.081573 11.44058
7 0.091787 66.45912 18.24397 3.296196 12.00071
8 0.101504 63.90065 18.31233 3.875662 13.91136
9 0.110394 61.92996 17.04716 4.654213 16.36866
10 0.117804 60.71532 15.82360 5.070844 18.39024
11 0.123651 60.04615 15.08738 5.296385 19.57009
12 0.128954 59.67767 14.80747 5.418019 20.09685
13 0.134207 59.42131 14.87559 5.440523 20.26257
14 0.139541 59.13663 15.06230 5.465002 20.33606
15 0.145003 58.82298 15.15873 5.527336 20.49095
16 0.150388 58.51883 15.10490 5.605702 20.77057
17 0.155507 58.23965 14.95511 5.693365 21.11188
18 0.160341 58.00746 14.79051 5.772008 21.43002
19 0.164923 57.82806 14.66773 5.827409 21.67680
20 0.169331 57.68256 14.60171 5.866666 21.84906
21 0.173655 57.55408 14.57635 5.897425 21.97214
22 0.177928 57.43292 14.56457 5.924846 22.07766
23 0.182141 57.31465 14.54490 5.953999 22.18644
24 0.186275 57.20142 14.51043 5.984896 22.30326
25 0.190309 57.09690 14.46660 6.014809 22.42169
26 0.194237 57.00268 14.42285 6.042097 22.53237
27 0.198070 56.91856 14.38603 6.065881 22.62953
28 0.201825 56.84263 14.35797 6.086357 22.71304
29 0.205517 56.77238 14.33635 6.104731 22.78653
30 0.209151 56.70616 14.31737 6.122013 22.85445
31 0.212731 56.64334 14.29819 6.138678 22.91979
32 0.216253 56.58388 14.27795 6.154817 22.98336
33 0.219717 56.52804 14.25732 6.170198 23.04444
34 0.223123 56.47590 14.23758 6.184566 23.10195
35 0.226475 56.42723 14.21960 6.197870 23.15530
36 0.229778 56.38158 14.20353 6.210214 23.20467
37 0.233035 56.33850 14.18897 6.221782 23.25075
38 0.236248 56.29762 14.17531 6.232757 23.29431
39 0.239420 56.25874 14.16213 6.243244 23.33589
40 0.242550 56.22176 14.14927 6.253270 23.37570
41 0.245640 56.18662 14.13683 6.262826 23.41373
42 0.248691 56.15324 14.12495 6.271902 23.44990
43 0.251704 56.12152 14.11375 6.280511 23.48423
44 0.254682 56.09130 14.10320 6.288689 23.51681
45 0.257625 56.06246 14.09322 6.296485 23.54784
46 0.260536 56.03488 14.08369 6.303940 23.57749
47 0.263414 56.00847 14.07453 6.311086 23.60591
48 0.266262 55.98318 14.06571 6.317939 23.63317
Cholesky Ordering: LM1ISLR LPDBR RS EXPINF
114
LAMPIRAN 17
VARIANCE DECOMPOSITION PERMINTAAN M2 ISLAM
Variance Decomposition
of LM2ISLR:
Period S.E. LM2ISLR LPDBR RS EXPINF
1 0.042602 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.048531 90.06969 6.486443 0.820722 2.623147
3 0.055754 83.85258 6.197941 3.249044 6.700436
4 0.064343 81.09483 5.284823 3.310353 10.30999
5 0.070630 78.58324 8.670032 3.083109 9.663623
6 0.080631 74.01702 14.02701 3.289852 8.666114
7 0.092463 70.83862 16.66610 3.511914 8.983371
8 0.102780 68.98041 16.57952 4.148144 10.29192
9 0.112055 67.65840 15.37226 4.931373 12.03797
10 0.119870 66.89005 14.22453 5.364668 13.52076
11 0.126197 66.45267 13.52196 5.620366 14.40501
12 0.131959 66.18146 13.26076 5.755387 14.80239
13 0.137674 65.95660 13.33976 5.785733 14.91791
14 0.143468 65.69683 13.53593 5.815993 14.95125
15 0.149357 65.43374 13.64367 5.880151 15.04244
16 0.155139 65.20604 13.59790 5.963081 15.23297
17 0.160626 65.01203 13.45079 6.057882 15.47929
18 0.165792 64.85595 13.28558 6.142968 15.71550
19 0.170681 64.73592 13.16134 6.203746 15.89899
20 0.175383 64.63498 13.09647 6.246127 16.02243
21 0.179993 64.54144 13.07668 6.277690 16.10419
22 0.184553 64.45137 13.07319 6.305204 16.17023
23 0.189051 64.36439 13.06135 6.334762 16.23950
24 0.193462 64.28322 13.03197 6.366810 16.31801
25 0.197763 64.21013 12.99015 6.398600 16.40112
26 0.201944 64.14521 12.94666 6.427855 16.48027
27 0.206019 64.08739 12.91016 6.453136 16.54932
28 0.210009 64.03482 12.88364 6.474496 16.60705
29 0.213929 63.98566 12.86493 6.493264 16.65615
30 0.217791 63.93903 12.84953 6.510746 16.70070
31 0.221594 63.89482 12.83366 6.527713 16.74380
32 0.225337 63.85322 12.81587 6.544353 16.78655
33 0.229015 63.81443 12.79684 6.560367 16.82836
34 0.232630 63.77840 12.77821 6.575370 16.86802
35 0.236186 63.74483 12.76135 6.589187 16.90463
36 0.239688 63.71333 12.74669 6.601885 16.93809
37 0.243141 63.68354 12.73383 6.613691 16.96894
38 0.246547 63.65523 12.72198 6.624859 16.99793
39 0.249909 63.62831 12.71048 6.635554 17.02566
40 0.253227 63.60275 12.69906 6.645824 17.05237
41 0.256501 63.57851 12.68782 6.655644 17.07803
42 0.259733 63.55553 12.67701 6.664973 17.10249
43 0.262925 63.53371 12.66685 6.673799 17.12563
44 0.266078 63.51295 12.65739 6.682153 17.14751
45 0.269194 63.49312 12.64853 6.690094 17.16825
46 0.272276 63.47416 12.64012 6.697680 17.18804
47 0.275323 63.45601 12.63202 6.704955 17.20701
48 0.278336 63.43864 12.62418 6.711940 17.22524
Cholesky Ordering: LM2ISLR LPDBR RS EXPINF
115
LAMPIRAN 18
VARIABEL LM1
VARIABEL LM2
VARIABEL LM1ISL
VARIABEL LM2ISL
VARIABEL LIHK
LAMPIRAN 19
MODEL LM1
MODEL LM2
MODEL LM1ISL
MODEL LM2ISL
LAMPIRAN 20
LAMPIRAN 21
MODEL LM1
C 0.006687 0.019801
(0.00167) (0.00400)
[ 4.00975] [ 4.95050]
R-squared 0.010110 0.112333
Adj. R-squared -0.019439 0.085835
Sum sq. resids 0.007878 0.045324
S.E. equation 0.010843 0.026009
F-statistic 0.342139 4.239362
Log likelihood 218.9021 157.6590
Akaike AIC -6.168632 -4.418828
Schwarz SC -6.072267 -4.322464
Mean dependent 0.007535 0.012561
S.D. dependent 0.010739 0.027203
Determinant Residual Covariance 7.81E-08
Log Likelihood (d.f. adjusted) 374.1201
Akaike Information Criteria -10.51772
Schwarz Criteria -10.32499
MODEL LM2
C 0.004561 0.009095
(0.00168) (0.00220)
[ 2.71867] [ 4.13926]
R-squared 0.122368 0.018961
Adj. R-squared 0.096170 -0.010324
Sum sq. resids 0.006984 0.011982
S.E. equation 0.010210 0.013373
F-statistic 4.670887 0.647454
Log likelihood 223.1149 204.2228
Akaike AIC -6.288998 -5.749222
Schwarz SC -6.192634 -5.652858
Mean dependent 0.007535 0.008620
S.D. dependent 0.010739 0.013305
Determinant Residual Covariance 1.86E-08
Log Likelihood (d.f. adjusted) 424.3046
Akaike Information Criteria -11.95156
Schwarz Criteria -11.75883
MODEL LM1ISL
C 0.006790 0.030061
(0.00156) (0.00780)
[ 4.35837] [ 3.85215]
R-squared 0.042946 0.189307
Adj. R-squared 0.014377 0.165107
Sum sq. resids 0.007616 0.191098
S.E. equation 0.010662 0.053406
F-statistic 1.503246 7.822651
Log likelihood 220.0828 107.2955
Akaike AIC -6.202366 -2.979872
Schwarz SC -6.106002 -2.883508
Mean dependent 0.007535 0.013578
124
MODEL LM2ISL
C 0.006705 0.030781
(0.00156) (0.00745)
[ 4.29032] [ 4.13072]
R-squared 0.039046 0.186457
Adj. R-squared 0.010361 0.162173
Sum sq. resids 0.007647 0.173853
S.E. equation 0.010684 0.050939
F-statistic 1.361181 7.677928
Log likelihood 219.9405 110.6056
Akaike AIC -6.198299 -3.074447
Schwarz SC -6.101935 -2.978083
Mean dependent 0.007535 0.014866
S.D. dependent 0.010739 0.055652
Determinant Residual Covariance 2.54E-07
Log Likelihood (d.f. adjusted) 332.8508
Akaike Information Criteria -9.338595
Schwarz Criteria -9.145867