Wanita 42 tahun G3P3A0 datang ke dokter kandungan mengeluh menstruasi
yang banyak dan tidak berhenti selama 3 bulan berturut-turut. Kondisi umum pasien tampak lemah. Pada pemeriksaan USG transvaginal terlihat penebalan dinding rahim 17 mm (N=7mm), pada pemeriksaan inspekulo tampak darah keluar dari rahim, pemeriksaan darah lengkap normal. Diagnosis sementara dokter hiperplasia endometrium, dokter menyarankan agar pasien di kuret sebagai treatment dan diagnosis. Hasil kuretase menunjukkan hiperplasia endometrium simpleks non-atipik. Dokter memberikan terapi hormon lynestrenol. Selain lynestrenol, dapat juga diberikan progesteron sebagai terapi hormon. Dokter ingin mengetahui terapi hormon manakah yang lebih efektif.
P : wanita 42 tahun dengan hiperplasia endometrium simpleks non-atipik
I : Lynestrenol C : Progesteron O : sembuh
Pertanyaan klinis : Manakah terapi hormon yang lebih efektif antara
lynestrenol dan progesteron?
Pencarian bukti ilmiah : Ebscohost
Kata kunci : Hyperplasia endometrial AND therapy
Limitasi : Last 5 year, free full article
Artikel yang dipilih :
Tasci, Yasemin. Et al. Comparison of the efficacy of micronized
preogesterone and lynestrenol in treartment of simple endometrial hyperplasia without atypia. Arch Gynecol Obstet 2014 ; 290:83–86