Anda di halaman 1dari 1

Zafira Alfani

1102012315

Wanita 42 tahun G3P3A0 datang ke dokter kandungan mengeluh menstruasi


yang banyak dan tidak berhenti selama 3 bulan berturut-turut. Kondisi umum
pasien tampak lemah. Pada pemeriksaan USG transvaginal terlihat
penebalan dinding rahim 17 mm (N=7mm), pada pemeriksaan inspekulo
tampak darah keluar dari rahim, pemeriksaan darah lengkap normal.
Diagnosis sementara dokter hiperplasia endometrium, dokter menyarankan
agar pasien di kuret sebagai treatment dan diagnosis. Hasil kuretase
menunjukkan hiperplasia endometrium simpleks non-atipik. Dokter
memberikan terapi hormon lynestrenol. Selain lynestrenol, dapat juga
diberikan progesteron sebagai terapi hormon. Dokter ingin mengetahui terapi
hormon manakah yang lebih efektif.

P : wanita 42 tahun dengan hiperplasia endometrium simpleks non-atipik


I : Lynestrenol
C : Progesteron
O : sembuh

Pertanyaan klinis : Manakah terapi hormon yang lebih efektif antara


lynestrenol dan progesteron?

Pencarian bukti ilmiah : Ebscohost

Kata kunci : Hyperplasia endometrial AND therapy

Limitasi : Last 5 year, free full article

Artikel yang dipilih :

Tasci, Yasemin. Et al. Comparison of the efficacy of micronized


preogesterone and lynestrenol in treartment of simple endometrial hyperplasia
without atypia. Arch Gynecol Obstet 2014 ; 290:83–86

Anda mungkin juga menyukai