Materi Hukum Agraria
Materi Hukum Agraria
PENDAFTARAN TANAH
A. Persamaan dan perbedaan substansi antara PP 24/1997 dengan PP 10/1961. PP 24/1997 masih
mempertahankan sejumlah substansi yang diatur dalam PP 10/1961 yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan dan sistem Pendaftaran tanah
2. Cara pendaftaran tanah
Peyempurnaan yang dilakukan pada dasarnya adalah mengenai penegasan tentang hal-hal berikut yang terdapat pada
PP 24/1997:
1. Pengertian Pendaftaran Tanah
2. Asas-asas, tujuan serta sistem penyelenggaraan pendaftaran tanah
3. Penegasan, penyederhanaan, serta penyingkatan tata cara pendaftaran tanah
4. Penggunaan teknologi modern dalam pengukuran dan pemetaan
5. Pembukuan bidang tanah yang data fisik atau data yuridisnya masih disengketakan
6. Adanya kekuatan pembuktian lewat sertifikat
7. Peran dan tanggung jawab Pejabat Pembuat akta Tanah (PPAT)
Kalau di atas ditujukan kepada pemerintah, sebaliknya pendaftaran yang dimaksud Pasal 23, Pasal
32 dan Pasal 38 UUPA ditujukan kepada para pemegang hak, agar menjadikan kepastian hukum bagi
mereka dalam arti untuk kepentingan hukum bagi mereka sendiri, di dalam Pasal tersebut dijelaskan:
Pasal 23 UUPA ayat (1) dan (2)
Pasal 32 UUPA ayat (1)
Pasal 19 UUPA ayat (2)
Pasal 38 UUPA ayat (1)
Dari ketentuan pasal-pasal di atas dapatlah disimpulkan bahwa pendaftaran yang dilakukan oleh pemegang
hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan adalah merupakan alat pembuktian yang kuat serta untuk sahnya
setiap peralihan, pembebanan dan hapusnya hak-hak tersebut.
Dalam ketentuan Pasal 3 PP 24/1997 dinyatakan dengan tegas bahwa pendaftaran tanah mempunyai tiga
tujuan, yaitu:
1. Memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan
rumah susun, dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai
pemegang hak yang bersangkutan.
Kepastian hukum ini diberikan dalam bentuk sertifikat kepada pemegang hak tersebut, dimana sertifikat ini bukan
sekedar fasilitas, melainkan merupakan hak bagi pemegang hak atas tanah yang dijamin oleh undang-undang. Hal
ini merupakan pengejawantahan langsung dan tujuan utama dari ketentuan Pasal 19 UUPA.
1. Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik
Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah.
2. Pendaftaran tersebut dalam ayat 1 pasal ini meliputi :
3. Pendaftaran tanah di selenggarakan dengan mengingat keadaan negara dan masyarakat. Keperluan lalu lintas
sosial ekonomi serta kemungkinan panyelenggaraannya, menurut pertimbangan Menteri Agraria.
4. Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang bersangkutan dengan pendaftaran termaksud dalam ayat 1
di atas, dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran biaya-biaya tersebut.
5. Menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah
dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bdang tanah
dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar.
1. pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah.
2. pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak atas tanah tersebut.
3. pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
Hal ini khususnya berguna bagi calon pembeli yang perlu mengetahui data yang tersimpan mengenai obyek yang
akan mereka beli sehingga terjadi transparansi.
1. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
Didalam kenyataannya tingkatan-tingkatan dari pendaftaran tanah tersebut terdiri dari :
1. Pengukuran Desa demi Desa sebagai suatu himpunan yang terkecil.
2. Dari peta Desa demi Desa itu akan memperlihatkan bermacam-macam hak atas tanah baik Hak Milik, Hak
Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan maupun tanah-tanah yang masih dikuasai oleh
negara.
3. Dari peta-peta tersebut akan dapat juga diketahui nomor pendaftaran, nomor buku tanah, nomor surat ukur,
nomor pajak, tanda batas dan juga bangunan yang ada di dalamnya.
ADMINISTRASI PERTANAHAN
Administrasi Pertanahan termasuk dalam bidang Administrasi Negara (Public Administration).
Administrasi Negara sebagai keseluruhan yang dilakukan oleh seluruh Aparatur Pemerintah dan
suatu Negara dalam usaha mencapai tujuan Negara.
Dalam fungsinya, administrasi Negara mempunyai tugas utama yakni:
1. Menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai (organizasional goal);
2. Menentukan kebijaksanaan umum yang menyangkut seluruh organisasi (general and over
allpolicies).
Administrasi Pertanahan pada Zaman Pemerintahan Belanda
Administrasi pertanahan dijalankan berpedoman pada politik hokum pertahan colonial pada
waktu itu. Dasar peraturan yang berlaku dengan berpedoman pada pasal 163 (1) IS (Indische
Staatsregeling), yang membagi tiga golongan masyarakat:
1. Golongan Indonesia
2. Golongan Eropa
3. Golongan Timur Asing
Akibat adanya penggolongan masyarakat diatas, menimbulkan hukum yang beraneka ragam
yang berlaku.Dari pasal 163 dan pasal 131 IS berlaku dua macam hukum yaitu: Hukum tertulis
atau hukum undang-undang. Sebagian besar terdapat dalam Burgerlijk Wetboek (BW)
Hukum yang tidak tertulis atau hukum agrarian yang terdapat dalam hukum adapt.
Adapun hukum agararia yang berlaku pada zaman pemerintah Belanda adalah:
1. Agrarische Wet (S. 1870 - 55 )
2. Domein Verklaring ( S. 1870-118 a) / pernyataan Domein : Algemene Domein
Vewrklaring ( S. 1875-119a ), DomeinVerklaring untuk Sumatera Ps 1 dari S. 1874-94
f, Domein Verklaring untuk Residentie Manado dim Ps 1 dari 1877-55, Domein
Verklaring untuk Residentie Zwider en Ooster fdeling van Borneo ( ps 1. S. 1888-8 )
3. Koninklijk Besluit/ keputusan raja tgl 16 april 1872 no 29 S. 1872117 dan peraturan
pelaksanaannya.
4. Buku II KUH Perdata
5.
Ad. I Agrarisch Wet bertujuan
1. memperhatikan perusahaan swasta yang bermodal besar dengan jalan memberikan tanah2
negara Dg hak Erfpacht s/d 75 th
2. memberikan kemungkinan bagi pengusaha untuk menyewakan tanah adat.
3. memperhatikan kepentingan rakyat asli
4. melindungi hak2 tanah rakyat ash
5. memberi kesempatan pd rakyat ash untuk memperoleh hak tanah baru ( Agrarische
Eigendom )
Ad. II DomeinVerklaring ( Pernyataan Domein )
Asas " semua tanah yang tidak dapat dibuktikan adanya hak eligendom atas tanah tsb oleh orang
lain adalah domein negara "
Jadi Berdasar hukum adat: tidak mempunyai bukti otomatis menjadi tanah negara (
Domein Negara ) j adi tidak sama dengan ps 570 BW
Administrasi Pertanahan menurut UUPA (UU No. 5 tahun 1960). Untuk mengakhiri
politik, tujuan,asas-asas hukum agraria jajahan, maka dibentu hukum tanah nasionalyang
berdasar hukum adat tentang tanah dengan memberikan wewenang hak menguasai negara atas
dasar ketentuan pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Hak Menguasai dari Negara memberi wewenang
untuk:
1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan
bumi, air dan ruang angkasa tersebut
2. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi
air dan ruang angkasa
3. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antar orang-orang dan perbuatan-
perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa
menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan
ruang angkasa;