Anda di halaman 1dari 67

(1)

BAGIAN I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kota merupakan suatu pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pusat

pelayanan jasa, produksi, distribusi barang serta menjadi pintu masuk atau

simpul transportasi bagi wilayah sekitarnya (hinterland). Fungsi utama

suatu kota sangat tergantung pada potensi wilayah hinterland dan

karakteristik masyarakatnya.

Dengan semakin berkembangnya suatu kota, dimana harga lahan di

pusat kota cenderung semakin mahal, maka mulai bermunculan pusat-

pusat permukiman dan pusat kegiatan di pinggiran kota (sub urban).

Tingginya ketergantungan masyarakat yang tinggal di sub urban dengan

aktivitas di pusat kota yang jaraknya relatif jauh berdampak pada

perubahan pola perjalanan masyarakat harian. Jarak perjalanan yang jauh,

waktu tempuh yang semakin panjang, pelayanan angkutan umum yang

terbatas, dan kemacetan pada jam puncak menjadi hal yang selalu

dihadapi masyarakat kota sehari-hari.

Di Kota Malang, akhir-akhir ini mulai banyak keluhan kemacetan

pada waktu-waktu tertentu yang semakin lama durasi kemacetannya

semakin panjang, dan meluas. Perlunya penanganan transportasi secara

terpadu, termasuk pentahapan implementasinya, beserta naskah acuan

hukumnya.

Rencana induk lalu lintas dan angkutan jalan merupakan salah satu

instrumen untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang terpadu

di wilayah Kota Malang. Rencana induk Lalu Lintas dan angkutan jalan
RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(2)

kota ditetapkan berdasarkan kebutuhan transportasi dan ruang kegiatan,

fungsi dan peranan jalan berskala Kota Malang, serta kapasitas dan kelas

jalan Kota Malang.

Rencana induk lalu lintas dan angkutan jalan kota disusun secara

berkala dengan mempertimbangkan kebutuhan lalu lintas dan angkutan

jalan serta ruang kegiatan berskala kota

1.2. TUJUAN

Tujuan rencana induk lalu lintas dan angkutan jalan kota

malang adalah untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan

yang terpadu di wilayah Kota Malang

1.3. PENGERTIAN

1. Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang

Lalu Lintas Jalan.

2. Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari

satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan

Kendaraan di Ruang Lalu Lintas Jalan.

3. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi

segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang

berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah,

di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas

permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan

jalan kabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(3)

4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan

sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan,

Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi,

Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.

5. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu

lintas umum.

6. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah

serangkaian Simpul dan/atau ruang kegiatan yang saling

terhubungkan untuk penyelenggaraan Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan.

7. Simpul adalah tempat yang diperuntukkan bagi pergantian

antarmoda dan intermoda yang berupa Terminal, stasiun

kereta api, pelabuhan laut, pelabuhan sungai dan danau,

dan/atau bandar udara.

8. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Ruang Lalu

Lintas, Terminal, dan Perlengkapan Jalan yang meliputi

Marka, Rambu, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, Alat

Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan, alat

Pengawasan dan Pengamanan Jalan, serta Fasilitas

Pendukung.

9. Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang

diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang,

dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas

pendukung.

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(4)

10. Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum

yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan

keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang

dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan.

11. Halte adalah tempat pemberhentian Kendaraan Bermotor

Umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

12. Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang

berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau

perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan,

perintah, atau petunjuk bagi Pengguna Jalan

13. Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di

permukaan Jalan atau di atas permukaan Jalan yang

meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis

membujur, garis melintang, garis serong, serta lambang

yang berfungsi untuk mengarahkan arus Lalu Lintas dan

membatasi daerah kepentingan Lalu Lintas.

14. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat

elektronik yang menggunakan isyarat lampu yang dapat

dilengkapi dengan isyarat bunyi untuk mengatur Lalu

Lintas orang dan/atau Kendaraan di persimpangan atau

pada ruas Jalan.

15. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah serangkaian

usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan,

pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas

perlengkapan Jalan dalam rangka mewujudkan,

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(5)

mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan,

ketertiban, dan kelancaran Lalu Lintas.

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(6)

BAGIAN 2

PENDEKATAN PERENCANAAN

(1) Rencana induk Lalu Lintas dan angkutan jalan kota ditetapkan

berdasarkan kebutuhan transportasi dan ruang kegiatan, fungsi

dan peranan jalan berskala Kota, serta kapasitas dan kelas jalan

Kota.

(2) Rencana induk lalu lintas dan angkutan jalan kota disusun

secara berkala dengan mempertimbangkan kebutuhan lalu lintas

dan angkutan jalan serta ruang kegiatan berskala kota.

(3) Rencana induk lalu lintas dan angkutan jalan memperhatikan :

a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang;

b. Penetapan Fungsi dan Kelas jaringan jalan Nasional, Propinsi

dan Kota; dan

c. Kebutuhan transportasi dan ruang kegiatan, fungsi dan

peranan jalan berskala Kota, serta kapasitas dan kelas jalan

Kota.

(4) Rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan ini

merupakan arahan dan pedoman bagi:

a. Integrasi antar dan intra moda transportasi tingkat kota;

b. Penyusunan rencana umum lalu lintas dan angkutan jalan

kota;

c. Penyusunan rencana umum jaringan jalan kota;

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(7)

d. Penyusunan rencana umum jaringan trayek;

e. Pembangunan simpul kota;

f. Pengembangan teknologi dan industri transportasi jalan di

tingkat kota.

(5) Lingkup materi rencana induk lalu lintas dan angkutan jalan

meliputi:

a. Perkiraan Perpindahan orang dan/atau barang menurut

asal tujuan perjalanan lingkup Kota;

b. Arah dan kebijakan peranan Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan Kota dalam keseluruhan moda transportasi;

c. Rencana kebutuhan Ruang Lalu Lintas Kota; dan

d. Rencana lokasi dan kebutuhan Simpul Kota.

BAGIAN 3

RENCANA INDUK LALU LINTAS

DAN ANGKUTAN JALAN

KOTA MALANG

3.1. PERKIRAAN PERPINDAHAN ORANG DAN/ATAU BARANG

MENURUT ASAL TUJUAN PERJALANAN LINGKUP KOTA

3.1.1. Pembagian Zona Asal dan Tujuan

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(8)

Perkiraan perpindahan orang dan atau barang berdasarkan

zona asal dan tujuan. Zona asal dan tujuan sebagaimana dimaksud

meliputi 27 zona internal dan 5 zona eksternal. lihat Tabel 1.

Tabel 1
Pembagian Zona Asal dan Tujuan

ZONA ZONA
INTERNAL NAMA KELURAHAN INTERNAL NAMA KELURAHAN
1 Sukoharjo 12 Madyapuro
Kasin Cemorokandang
Kauman 13 Kedungkandang
Kidul Dalem Buring
2 Oro-oro Dowo 14 Wonokoyo
3 Samaan Bumiayu
Klojen 15 Tlogowaru
Kesatrian Arjowinangun
4 Polehan 16 Gadang
Jodipan 17 Kebonsari
Kota Lama Bandungrejosari
5 Mergosono 18 Bakalankrajan
Ciptomulyo 19 Bandulan
6 Sukun Mulyorejo
7 Pisangcandi 20 karangbesuki
Bareng merjosari
Gadingkasri 21 Jatimulyo
Tanjungrejo Tulusrejo
8 Tlogomas Mojolangu
Dinoyo 22 Tunggulwulung
Ketawanggede Tasikmadu
Sumbersari 23 Balearjosari
Penanggungan 24 Arjosari
9 Lowokwaru Polowijen
Rempalcelaket 25 Tunjungsekar
10 Bunulrejo Purwodadi
Purwantoro 26 Blimbing
11 Sawojajar 27 Pandanwangi
Lesanpuro

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(9)

Zona Eksternal
Lihat peta pembagian zona asal - tujuan 28 Singosari
29 Pakis
Kota Malang
30 Bululawang
31 Pakisaji
32 Karangploso
3.1.2. Perkiraan Perpindahan Orang Dan/Barang

A. Berdasarkan analisa perpindahan seluruh lalu lintas dengan

gravity model

� Pola pergerakan internal yang terbesar diperkirakan

� Dari zona 20,21, menuju zona 8 dan sebaliknya

� Dari zona 20 menuju 19 dan zona 18 dan sebaliknya

� Dari zona 4 menuju zona 6 dan zona 18 dan sebaliknya

� Zona 21 menuju zona 27 dan sebaliknya

Lihat Peta pegerakan lalulintas terbesar berdasarkan gravity

model lalu lintas Kota Malang

B. Perkiraan bangkitan dan tarikan berdasarkan skenario RTRW

Kota Malang

Diperkirakan akan muncul dari bagian wilayah Malang

utara. Sedangkan tarikan baru diperkirakan akan muncul di

bagian wilayah malang tenggara dan bagian wilayah malang

timur. Bangkitan di bagian wilayah malang tenggara

diperkirakan karena keberadaan blok office dan rencana

pengembangan kawasan industri, sedangkan di bagian wilayah

malang timur dikarenakan adanya pintu tol. Dalam beberapa

tahun ke depan akan ada tambahan pola pergerakan baru

yang cukup signifikan yang perlu diantisipasi. Lihat gambar 1

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(10)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(11)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(12)

Gambar 1 Potensi bangkitan dan Tarikan Yang Berkembang

Berdasarkan skenario Rencana Tata Ruang WIlayah Kota

Malang.

C. Perkiraan pola perpindahan orang dengan moda Angkutan

Umum dan Kendaraan Pribadi.

Perpindahan orang di Kota Malang berdasrkan survey

asal dan tujuan memperlihatkan prosentase terbesar

dipengaruhi oleh bangkitan dan tarikan simpul transportasi

dan entitas kegiatan komersial, industri , Pemerintahan dan

pendidikan yang tersebar di zona 1, 8, 15, 21, 24.

Simpul transportasi yang dimaksud meliputi : Terminal

Arjosari, Terminal Landungsari, Terminal Gadang, Terminal

Tlogowaru, Terminal Madyopuro, Stasiun Kota Baru, Stasiun

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(13)

Kota Lama. Data survey asal dan tujuan memperlihatkan

berdasarkan jenis moda yang digunakan menuju simpul-

simpul transportasi tersebut, 53 % - 57 % jenis kendaraan

yang meunuju simpul transportasi dalam kota adalah dengan

angkutan umum dan 43 % - 47 % menggunakan kendaraan

pribadi. kendaraan pribadi yang dimaksud lebih dari 98 %

adalah dengan sepeda motor. pelaku perjalanan ke terminal

dengan sepeda motor adalah pelaku perjalanan ke luar kota

dengan mnaruh kendaraan di terminal dan kemudian

menggunakan angkutan bus AKDP dan AKAP (penumpang

park and ride).

1. Perpindahan orang dengan moda angkutan umum

Berdasarkan analisis pola perpindahan orang dengan

menggunakan angkutan umum sebagai berikut. Simpul

transportasi Terminal Arjosari Dan Landungsari merupakan

simpul yang paling banyak menjadi asal dan tujuan

pergerakan menuju zona 6, 8, 21,10,26 sebagai kawasan

pendidikan tinggi, perumahan, dan perdagangan.

Sedangkan dari perpindahan antar simpul transportasi

memperlihatkan sangat kecil. sedangkan dari bagian zona

15 sekitar telogowaru) memperlihatkan mempunyai

interaksi perpindahan ke zona 1 sebagai kawasan

perkantoran, perdagangan dan pendidikan menengah.

Lihat gambar 2 pola perpindahan orang paling besar

dengan angkutan umum.

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(14)

2. Perpindahan orang dengan mnggunakan kendaraan pribadi

Berdasarkan analisa data asal dan tujuan, pola

interaksi pergerakan dengan kategori besar ada di zona 1,

4,7,8,16,20,21, 22, 25,26,27. sedangn zona yang

menjadi tujuan dari zona eksternal adalah zona 4, 7, 8, 23.

Lihat gambar 3 pola perpindahan orang paling besar

dengan kendaraan pribadi

D. Perkiraan Pola Perpindahan Barang

Pola pergerakan/perpindahan barang diperkirakan dari

luar dan dari dalam Kota Malang. zona, 1,2,4,5,6,7,

16,20,21,23,26. Dengan memperhatikan pola pergerakan

tersebut, maka diperkirakan dibutuhkan jalur pergerakan

barang yang menghubungkan malang bagian tenggara -

malang bagian utara dan malang timur.

Lihat gambar 4 pola perpindahan barang paling besar

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(15)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(16)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(17)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(18)

3.2. ARAH DAN KEBIJAKAN PERANAN LALU LINTAS DAN

ANGKUTAN JALAN KOTA DALAM KESELURUHAN MODA

TRANSPORTASI

3.2.1. Umum

1. Pengembangan moda transportasi umum massal kota yang


mendukung pengendalian penggunaan moda kendaraan

pribadi untuk pergerakan dalam kota.

2. Keterpaduan layanan transportasi antar dan intra moda atau


angkutan jalan antar simpul-simpul transportasi jalan, KA,

dan transportasi Udara.

3. Keterpaduan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan


4. Pengaturan arah jalur pergerakan yang efisien
5. Pengembangan program sistem operasi, pelayanan,

kemudahan dan integrasi moda transportasi umum agar

menarik warga untuk menggunakan transportasi umum.

6. Penetapan jalur moda angkutan barang kota yang

menghubungkan antar entitas kegiatan ekonomi di setiap

bagian Wilayah Pengembangan Kota Malang.

7. Perbaikan tingkat pelayanan jalan melalui pengendalian

volume lalu lintas, retribusi pengendalian lalu lintas jalan dan

penataan ruang jalan yang efisien

8. Penatan sistem dan kantung-kantung parkir kota

3.2.2. Arah dan Kebijakan Pengembangan Pelayanan Pergerakan

Orang dan Barang

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(19)

1. Dalam rangka untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan

jalan yang tertib dan nyaman maka dipisahkan jalur

pergerakan orang dan jalur pergerakan barang di dalam

lingkup Kota Malang.

2. Penataan jalur pergerakan orang untuk pergerakan dengan

moda angkutan umum maupun kendaraan pribadi bermotor

dan tidak bermotor.

3. Mengembangkan moda transportasi angkutan umum massal

perkotaan yang meliputi angkutan kereta api massal (heavy

rail transit).
4. Pengembangan bus angkutan pemadu moda untuk pelayanan

pergerakan antar simpul transportasi

5. Jalur pergerakan barang merupakan rute untuk angkutan

barang dengan menyesuaikan fungsi kelas jalan yang

ditetapkan.

6. Penyesuaian rute angkutan barang sesuai dengan klasifikasi

fungsi dan kelas jalan bertujuan untuk menyesuaikan beban

pemanfaatan jalan dengan kapasitas tingkat pelayanan.

7. Pengembangan angkutan umum orang yaitu meliputi :

a. Pengembangan angkutan kota


b. Pengembangan angkutan pemadu moda
c. Pengembangan bus pelajar/mahasiswa
d. Pengembangan Bus Kota dan Bus Metro
e. Kereta api massal transit cepat dan atau monorel.

A. Arah dan Kebijakan Pengembangan Angkutan Kota

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(20)

1. Evaluasi rute pergerakan angkutan kota untuk membagi rute

panjang dan rute pendek dengan mempertimbangkan volume

perpindahan penumpang berdasarkan perkiraan asal -tujuan

penumpang antar zona.

2. Tetap memperhatikan keberadaan jumlah moda angkutan

eksisting.

3. Dilakukan standarisasi laik jalan moda angkutan kota.

4. Pemberlakukan sistem perjalanan yang teratur dan memiliki

kepastian waktu tempuh antar titik shelter/halte untuk rute

panjang dan pendek.

5. Pengembangan rute baru adalah dalam rangka pelayanan

kawasan permukiman yang berkembang dan belum terlayani

akutan kota.

6. Angkutan kota di rencanakan sebagai angkutan pengumpul

dari kawasan permukiman ke shelter/halte/simpul yang

berada di rute moda transportasi massal kota mupun rute

angkutan pemadu moda.

7. Pengembangan rute baru angkutan kota diarahkan ke wilayah

permukiman yang meliputi :

a. Permukiman di kelurahan tunggul wulung;

b. Perumahan di kelurahan pisang candi; dan

c. Perumahan di Kelurahan Sawojajar, Lesanpuro,

Madyopuro, Pandanwangi.

8. Evaluasi terhadap angkutan paratransit, seperti taksi, becak

dan ojek.

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(21)

B. Arah dan Kebijakan Pengembangan Angkutan Pemadu Moda

1. Angkutan Pemadu Moda berupa moda bus pemadu moda

yang menghubungkan terminal di kota, bandar udara

Abdulrahman Saleh, stasiun kereta api Kota Baru dan Kota

Lama serta beberapa halte bus pemadu moda yang akan

dikembangkan.

2. Bus pemadu moda dikembangkan untuk pergerakan dengan

jarak tertentu

3. Pengoperasian bus pemadu moda dengan kepastian jam dan

waktu tempuh

4. Rute angkutan pemadu moda

a. Simpul terminal landungsari, - halte bus pemadu moda di

zona 8 - zona 21 - zona 1 - simpul stasiun kota baru di

zona 7- bandar udara abdulrahman saleh;

b. Terminal tipe c telogowaru dan blok office di zona 14 -

zona 1 - zona 11 dan 12 - Bandar udara Abdul Rahman

Saleh.

C. Pengembangan Bus Pelajar/Mahasiswa

1. Pengembangan bus pelajar dikhusukan untuk pelajar dan

mahasiswa dengan harga perjalanan yang terjangkau

2. Dikembangkan untuk mengendalikan perjalanan antar jemput

pada jam-jam berangkat dan pulang sekolah

3. Dioperasikan oleh pemerintah kota

4. Rute bus pelajar/mahasiswa

a. Menghubungkan zona 25,26,27 (Purwodadi, Blimbing,

Pandanwangi), zona 9 (Samaan, Lowokwaru,

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(22)

Rampalcelaket, Klojen), zona 8 (Tlogomas, Ketawanggede,

Penanggungan, Sumbersari), 11 dan12 (Madyopuro,

Lesanpuro, Cemorokandang). Penyediaan trayek bus khusus

pelajar dan mahasiswa diarahkan melewati rute yang

terhubung dengan zona-zona ini.

B. Menghubungkan pergerakan dari zona 2 dan 7

(Gadingkasri, Oro-Oro Dowo, Bareng) ke zona 9 (Samaan,

Lowokwaru, Rampalcelaket, Klojen). Di zona 2 dan 7

merupakan area permukiman yang menjadi asal

pergerakan, sedangkan di zona 9 terdapat tarikan berupa

area pendidikan mulai tingkat SD hingga Universitas yang

memiliki skala pelayanan lokal maupun regional. Pada

jalur-jalur penghubung kedua zona ini diutamakan

penyediaan trayek bus khusus pelajar dan mahasiswa pada

tahapan lima tahun pertama.

D. Pengembangan Bus Kota dan Bus Metro

1. Rencana pengadaan bus kota, dengan wilayah pelayanan di

sepanjang Jalan Lingkar Barat dan Jalan Lingkar Timur agar

tidak berhimpitan kepentingan dengan angkutan kota yang

telah terlebih dahulu beroperasi di Kota Malang.

rekomendasi pengembangan bus kota sebagaimana hasil dari

studi kelayakan penyediaan bus kota pada kedua rute

jaringan jalan tersebut.

2. Rencana pengadaan angkutan umum Bus Metro sebagai

angkutan umum massal perkotaan untuk mengantisipasi


RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(23)

lonjakan kebutuhan masyarakat akan moda transportasi yang

melayani wilayah Malang Raya.Bus Metro merupakan moda

jarak jauh dan tidak beroperasi mengambil penumpang di

dalam Kota Malang.

E. Arah Pengembangan dan Kebijakan Kereta Api Massal Transit

Cepat Dan Atau Monorel.

1. Sistem angkutan menggunakan kereta berkinerja tinggi,

bertenaga listrik yang beroperasi di jalur-jalur khusus eksklusif,

tanpa persimpangan

2. Dikembangkan untuk menunjang perpindahan orang dalam

jumlah diperkirakan 10 ribu antar tujuan awal sampai

dengan akhir pada setiap jam

3. Dikembangkan untuk melayani kurang lebih dengan

jangkauan 15 - 20 km

4. Dikembangkan dengan jarak pemberhentian 1,5 - 2 km

5. Dikembangkan untuk melayani perkiraan perpindahan :

a. Simpul terminal landungsari - zona 8 - zona

1(stasiun kota ) - Zona 11 dan 12;

b. Terminal Telogowaru - block office dan sekitar Zona

14 - zona 11 dan 12 - zona 23 dan zona 24.

F. Arah Dan Kebijakan Pengembangan Jalur Pergerakan Sepeda

1. Moda transportasi kendaraan tidak bermotor yang

dikembangkan adalah sepeda

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(24)

2. Program Pemakaian Moda Sepeda Diarahkan Sebagai

Alternatif Untuk Menunjang Pergerakan Kendaraan Bermotor

Danmendukung Program Kota Hijau.

3. Pengembangan Moda Sepeda Disertai Dengan Pengembangan

Jalur Sepeda.

4. Jalur Sepeda Di Tentukan Dalam Peraturan Walikota

Tersendiri.

G. Arah Kebijakan Pengembangan Jalur Angkutan Barang

1. Jalur angkutan barang diatas roda 6 diarahkan melalui jalan

a. Jalan Raden Intan – Panji Suroso- Sunandar Priyo. S

Dilanjutkan Dua Arah Pertama ke Jalan Sulfat Tembus Ke

Jalan Ki Ageng Gribig – Danau Toba- Ranugrati; Dan

Kedua Terus Ke Arah Selatan Melalui Jalan Bengawan

Solo – Jalan Gatot Subroto – Jalan Martadinata – Jalan

Kolonel Sugiono – Sampai Pasar Induk Terminal Gadang.

b. Jalan Raya Bandulan – Ir Rais – Ade Irma Suryani –

Pasar Besar – Zainal Zakse – Muharto.

c. Diarahkan pada pengembangan ruas jalan arteri yaitu

Jalan Raden Intan - Jalan terusan Tol Gempol-Malang -

Jl Raya Sawojajar- Jalan Mayjen Sungkono sampai ke

rencana terminal telogowaru - terminal gadang - jalan

lingkar timur Kota Malang.

2. Angkutan barang sampai dengan roda 6 diarahkan melewati

a. Di sebelah barat dari Jalan Raya Tlogomas – MT

Haryono – Panjaitan – Brigjen Slamet Riyadi dan

bertemu dengan Basuki Rahmat – Jagung Supapto.

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(25)

b. Rute yang Jalan Lingkar Barat.

c. Rute yang Jalan Tembus Tengah.

3.2.3. Penataan Jalur Pergerakan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

1. Untuk memperlancar arus pergerakan orang dan barang

ditentukan jalan dengan jalur satu arah dan jalan dengan

jalur dua arah

2. Penataan jalur pergerakan didasarkan pada :

� Kondisi kepadatan arus lalu lintas dan angkutan jalan;

� Titik kemacetan di sekitar lokasi;

� Adanya situasi khusus karena perbaikan saran dan

prasarana;

� Bertujuan untuk menciptakan kelancaran lalulintas;

� Tidak menggangu kepentingan umum dan/atau warga kota

3. Penataan ruang jalan terkait dengan penertiban hambatan

samping, pengadaan kantung parkir komunal, percepatan

operasi Automatic trafficlight Control System (ATCS) dan


Alat Pemberi Isyarat lalu Lintas (APIL) di persimpangan.

4. Perbaikan jari-jari persimpangan

5. Mempercepat pembangunan jalang lingkar barat, jalan

tembus

3.3. RENCANA KEBUTUHAN RUANG LALU LINTAS KOTA


3.3.1. Program Peningkatan kinerja dan Kapasitas Jalan
Berdasarkan Status Jalan

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(26)

1. Jalan Arteri Sekunder

� Jl. Jalan Raden Intan – Jl. Panji Suroso- Jl. Sunandar

Priyo. Jl. S dilanjutkan dua arah pertama ke Jl. Sulfat

tembus ke Jl. Ki Ageng Gribig – Jl. Danau Toba- Jl.

Ranugrati,

� Jl. Bengawan Solo – Jl. Gatot Subroto – Jl. Martadinata –

Jl. Kolonel Sugiono.

� Jl. Urip Sumoharjo – Jl. Mayjen Wiyono – Jl. Ranugrati.

� Jl. A. Yani – Jl. Letjen Sutoyo – Jl. Letjen S. Parman – Jl.

Jagung Suprapto – Jl. Basuki Rahmat, Jl. Merdeka Barat –

Jl. Arief Rahman Hakim – Jl. Hasyim Ashari – Jl. Arief

Margono, sampai Jl. S. Supriyadi

� Jl. Raya Tlogomas – Jl. MT Haryono – Jl. Panjaitan – Jl.

Brigjen Slamet Riyadi - Jl. Basuki Rahmat – Jagung

Supapto.

� Jl. Borobudur - Jl.Soekarno-hatta

� Jl. Sumbersari - Jl. Bendungan Sutami – Jl. Galunggung –

Jl. Raya Langsep – Jl. Mergan Lori – Jl. Merpati - Jalan S.

Supriyadi. Jaringan jalan ini merupakan rencana jalan

lingkar dalam atau lingkar tengah Kota Malang.

� Jl. Raya Bandulan – Jl. IR Rais – Jl. Ade Irma Suryani – Jl.

Pasar Besar – Jl. Zainal Zakse – Jl. Muharto.

2. Jalan Kolektor Sekunder

Jl. Kawi – Jl. Raya Dieng – Jl. Jalan Tronojoyo – Jl.

Kahuripan – Jl. Semeru – Jl. Wilis – Jl. Tidar baah dan Atas,

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(27)

Jl. Raya Ijen, Jl. Kebalen – Jl. Kesatrian, Jl. Bandung – Jl.

Veteran – Jl. Sigura-gura, Jl. Sunan Kalijaga, Jl. Joyo

3. Rencana peningkatan fungsi jalan menjadi jalan arteri

sekunder, yaitu pada ruas Jalan Urip Sumoharjo, Jalan

Mayjen M. Wiyono, Jalan Ranu Grati, Jalan Danau Toba,

Jalan Kyai Ageng Gribig dan Jalan Mayjen Sungkono.

Peningkatan fungsi jalan ini tentu saja disesuaikan dengan

persyaratan jalan untuk fungsi arteri sekunder dan untuk

mengantisipasi pembangunan jalan tol Gempol-Pandaan-

Malang-Kepanjen

3.3.2. Rencana Alternatif Jalan Tembus dan Jalan Lingkar

1. Pengembangan jalan Tembus yang berfungsii sebagai jalan

Arteri Primer

Jalan tembus dari ruas Jalan Raden Intan ke arah Timur -

Wilayah Kabupaten Malang - pintu tol Gempol-Malang - Jl

Raya Sawojajar

2. Pengembangan jalan tembus yang berfungsi sebagai Jalan

Kolektor Primer

Jalan Raya Tlogomas - pengembangan jalan di bawah SUTT -

Perumahan Joyogrand - Lembah Dieng – Bandulan Barat

(Kawasan Industri) – Raya Mulyorejo - Wagir (rencana

jaringan jalan lingkar Barat Kota Malang).

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(28)

3. "Jalan tembus Sudimoro" yaitu di bagian wilayah Malang

Utara yang terdiri atas ruas pengembangan Jalan

Sudimoro – Jalan Lumba-lumba – Jalan Ikan Tombro

tembus sampai Jalan Raya karanglo;

4. "Jalan Tembus Tlogomas" yaitu dari Jalan Raya Tlogomas -

pembangunan jembatan baru Kali Brantas- Jalan Saxophone.

5. Rencana "jalan tembus tengah" yaitu dengan pengembangan

jalan Saxophon - pengembangan jalan di sempadan SUTT

kelurahan Tunggul Wulung – jalan Tembus Sudimoro .

6. Jalan tembus pada Sub Pusat Malang Barat meliputi ruas

Jalan Terusan Sigura-gura – Jalan Sigura-gura Blok D –

Jalan Candi V;

7. "Jalan tembus joyo grand" yaitu di Sub Pusat Malang Utara

dengan pengembangan jalan tembus yang menghubungkan

Jalan Perum Joyogrand – Jalan Kanjuruhan - ke Perumahan

Permata Hijau, melalu pengembangan jalan di sempadan

SUTT.

8. Jalan tembus yang melalui jalan Baran Gribig tembus ke jalan

Baran Tegaron tembus ke jalan Raya desa Baran sampai ke

jalan Mayjen Sungkono IV;

9. Jalan tembus melalui jalan Bandara Halim Perdana

Kusuma – jalan Bandara Palmerah tembus ke jalan Eltari

sampai ke jalan Raya desa Baran;dan

10.Jalan tembus melalui jalan Puncak Buring tembus ke jalan

Mayjen Sungkono IV.


RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(29)

11.Jalan Lingkar Barat, dengan pengembangan jalan meliputi :

a. Perempatan jalan Sumbersari, Jalan Gajayana, Jl.

Veteran dan Jalan Sigura-gura - Pertigaan Sigura-gura

(Poharin);

b. Pertigaan Sigura-gura (Poharin) Gasek (batas

permukiman);

c. Gasek (batas permukiman) Karang Besuki;

d. Karang Besuki Merjosari Sawah;

e. Merjosari Sawah Merjosari (dekat Kantor perumahan

Graha Dewata);

f. Merjosari (dekat Kantor perumahan Graha Dewata)

Genting Utara;

g. Genting Utara Perumahan Vila Bukit Sengkaling;

h. Perumahan Vila Bukit Sengkaling Pertigaan Mulyoagung;

i. Pertigaan Mulyoagung Pertigaan Sengkaling.

12. Jalan Lingkar Timur dengan jalur pergerakan, meliputi :

a. Jalan Kebon Sari;

b. Jalan Satsuit Tubun;

c. Jalan Gadang - Bumiayu;

d. Jalan Mayjen. Sungkono;

e. Jalan Raya Ki Ageng Gribig;

f. Jalan Terusan Ki Ageng Gribig;

g. Jalan Raya Bamban, tembus ke pertigaan Karanglo.

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(30)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(31)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(32)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(33)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(34)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(35)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(36)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(37)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(38)

3.3.3. Penataan Persimpangan

1. Rencana penambahan traffic light meliputi :

a. Persimpangan Jalan MT. Haryono – Jalan Sukarno Hatta –

Jalan M. Panjaitan ( Persimpangan Universitas Brawijaya)

b. Persimpangan Jalan Gajayana (Persimpangan Sardo)

c. Persimpangan Cengger Ayam

d. Persimpangan Jalan Cokelat – Jalan Pisang Kipas

e. Persimpangan Candi Panggung – Candi Mendut

f. Persimpangan Mayjen Wiyono – Kalimosodo

g. Persimpangan Puntodewo – Muharto

h. Persimpangan Muharto – Ki Ageng Gribig

i. Persimpangan Ki Ageng Gribig – Danau Toba

j. Persimpangan Ki Ageng Gribig – Madyopuro

2. Rekayasa Jari-jari persimpangan meliputi :

a. Persimpangan L.A. Sucipto

b. Persimpangan Borobudur

c. Persimpangan Ciliwung

d. Persimpangan Sulfat

e. Persimpangan Terusan Sulfat

f. Persimpangan Jalan Veteran

g. Persimpangan Jalan Ranugrati

h. Persimpangan jalan Satsuit Tubun

i. Persimpangan Jalan Kesatrian

j. Persimpangan Jalan Cengger Ayam

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(39)

k. Persimpangan Jalan W.R Supratman

3.3.4. Perlengkapan Jalan

A. Rambu Lalu Lintas

NO JENIS RAMBU LOKASI


a. Jl. Tlogomas
b. Jl. Brigjen S. Riadi
c. Jl. Sumbersari
1. d. Jl. Galunggung
e. Jl. Raya Langsep
f. Jl. Sunandar Priyo Sudarmo
g. Jl. Borobudur
a. Jl. Akordion
2. b. Jl. Ir. Rais
c. Jl. Mayjen Sungkono
d. Jl. Vinolia

4. Jl. Bendungan Sutami

5. a. Jl. Brigjen S. Riadi


b. S. Parman

6. a. Jl. Soekarno-hatta
b. Jl. Borobudur

a. Jl. Akordion
b. Jl. Ir. Rais
c. Jl. Mayjen Sungkono
d. Jl. Sunandar Priyo Sudarmo
7.
e. Jl. Laks. Adi sucipto
f. Jl. Coklat
g. Jl. Kalpataru
h. Jl. Borobudur
i. Jl. Kendalsari
RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(40)

j. Jl. Kalimosodo

8. Jl. Gatot Subroto

a. Jl. M. Panjaitan
b. Basuki Rahmad
c. Jl. Kawi
d. Jl. Kyai Tamin
e. Jl. Pasar Besar
9.
f. Jl. Gajayana
g. Jl. Sumbersari
h. Jl. Bendungan Sutami
i. Jl. Satsuit Tubun

10. Jl. Vinolia

a. Jl. Tlogomas
b. Jl. Kawi
12. c. Jl. Danau Toba
d. Jl. Ranugrati
e. Jl. Pasar Besar
f. Jl. Satsuit Tubun
a. Jl. Pattimura
b. Jl. SW Pranoto
c. Jl. Gajayana
13. d. Jl. Soekarno-hatta
e. Jl. Pisang Kipas
f. Jl. Cengger Ayam
g. Jl. Candi Panggung

.Jl. Terusan Kesatrian


15.

19. Jl. Ikan piranha

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(41)

a. Jl. Vinolia
21. b. Jl. Gajayana
c. Jl. Arif margono

a. Jl. Akordion
22. b. Jl. Ir. Rais
c. Jl. Mayjen Sungkono
a. Jl. M. Panjaitan
b. Letjen Sutoyo
23 c. Jl. Trunojoyo
d. Jl. Kolonel Sugiono
e. Jl. Raya Langsep

24 a. Jl. Brigjen S. Riadi


b. Jl. Arif Rahman Hakim

25 Jl. Akordion

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(42)

B. Atcs (Automatic Traffic Control System)

Kota Malang telah dilengkapi dengan Automatic Traffic

Control System (ATCS) pada 5 titik persimpangan yaitu


Simpang Ciliwung, Simpang Sarangan, Simpang Kaliurang,

Simpang Borobudur dan Blimbing (pertigaan Dinas Perijinan).

ATCS ini dapat meningkatkan keteraturan kinerja

persimpangan dengan sistem pengontrolan manajemen lalu

lintas dari jarak jauh. Ke depannya, jumlah persimpangan

yang dilengkapi dengan ATCS harus lebih ditingkatkan

terutama persimpangan-persimpangan yang merupakan jalur

lintas utama di Kota Malang, seperti pada simpang Basuki

Rahmat (Kayutangan), simpang Sarinah, simpang I.R Rais,

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(43)

pertigaan Janti, simpang Kacuk, Simpang LA. Sucipto,

Perempatan sulfat, perempatan Rampal, perempatan

Klenteng hingga ke wilayah terminal Gadang.

C. Rencana Penambahan APILL dilakukan pada persimpangan

jalan berikut ini :

1. Persimpangan Jalan MT. Haryono – Jalan Sukarno Hatta –

Jalan M. Panjaitan (Persimpangan Universitas Brawijaya)

2. Persimpangan Jalan Gajayana (Persimpangan Sardo)

3. Persimpangan Cengger Ayam

4. Persimpangan Jalan Cokelat – Jalan Pisang Kipas

5. Persimpangan Candi Panggung – Candi Mendut

6. Persimpangan Mayjen Wiyono – Kalimosodo

7. Persimpangan Puntodewo – Muharto

8. Persimpangan Muharto – Ki Ageng Gribig

9. Persimpangan Ki Ageng Gribig – Danau Toba

10. Persimpangan Ki Ageng Gribig – Madyopuro

D. Marka

Marka memberikan garis batas yang jelas pada ruas jalan

dengan jumlah jalur lebih dari satu. Rencana terkait dengan

keberadaan marka sebagai sarana penunjang jalan adalah

dengan peremajaan dan pengecatan kembali ruas-ruas jalan

yang telah memudar markanya maupun pada jalan-jalan

yang belum dilengkapi marka jalan. Dengan adanya marka

jalan, kendaraan yang berbeda kepentingan dan kendaraan

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(44)

dari arus yang berbeda dapat saling menghindari pelanggaran

terhadap batas marka.

E. Jalur Trotoar

Rencana lokasi jaringan trotoar sebagai jalur pejalan kaki

terbagi atas 2 yaitu jaringan trotoar dua ruas dan jaringan

trotoar satu ruas. Jaringan trotoar dua ruas meliputi Jl. A.

Yani Utara, Jl. A. Yani, Jl. JA. Suprapto, Jl. Basuki Racmat, Jl.

Merdeka, Jl. Soekarno-Hatta, Jl. Cokelat, Jl. Kalpataru, Jl.

Raya Tlogomas, Jl. MT. Haryono, Jl. Mayjend Panjaitan, Jl.

Gajayana, Jl. Sumbersari, Jl. Galunggung, Jl. Raya Langsep, Jl.

Mergan Lori, Jl. S. Supriadi, Jl. Kawi, Jl. Veteran, Jl. Bandung,

Jl. Bogor, Jl. Surabaya, Jl. Raden Intan, Jl. Panji Suroso, Jl.

SP. Sudarmo, Jl. Panglima Sudirman, Jl. Gatot Soebroto, Jl.

Kol. Soegiono, Jl. Kyai Ageng Gribig, Jl. Danau Toba, Jl. M.

Wiyono, Jl. Ranu Grati, Jl. Mayjend Sungkono. Sedangkan

untuk satu ruas meliputi Jl. Kedawung, Jl. Cengger Ayam, Jl.

Zaenal Zacse, Jl. Muharto, Jl. WR. Supratman, Jl. Hamid

Rusdi.

Adapun rencana penyediaan dan pemanfaatan jaringan

trotoar sebagai jalur pejalan kaki di Kota Malang adalah

sebagai berikut:

1. Penyediaan dan peningkatan kualitas trotoar sebagai

fasilitas trotoar yang memadai untuk menumbuhkan

budaya berjalan kaki, terutama untuk perjalanan yang

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(45)

relatif pendek. Pembangunan fasilitas ini

memperhitungkan penggunaannya bagi penyandang cacat.

2. Peyediaan fasilitas penunjang halte yang berfungsi untuk

istirahat dan menunggu angkutan umum.

3. Peyediaan fasilitas telepon umum di sepanjang jalur trotoar.

Yang perlu diperhatikan dari fasilitas ini adalah

peletakkannya yang harus memperhatikan kepentingan

pejalan kaki.

4. Penyediaan papan informasi yang diperuntukkan bagi

pejalan kaki sebagai wadah informasi mengenai titik-titik

lokasi yang menarik untuk dikunjungi, reklame, serta

informasi keadaan jalur trotoar. Papan informasi dapat

berupa rambu-rambu lalu lintas dapat memuat arah

penunjuk jalan, tanda adanya fasilitas telepon atau fasilitas

lain, dan sebagainya.

5. Penyediaan dan peningkatan kualitas lampu penerangan.

Lampu penerangan perlu diperhatikan terutama untuk

kenyamanan dan keamanan pejalan kaki dalam melakukan

perjalanan terutama pada malam hari.

6. Penyediaan dan peningkatan kualitas tempat sampah di

jalur trotoar. Tempat sampah diharapkan juga menjadi

salah satu fasilitas penunjang yang tetap disediakan, hal ini

penting terutama untuk menjaga kebersihan dan keindahan

jalur trotoar, sehingga kenyamanan pejalan kaki dapat

terwujud. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah dan

peletakan tempat sampah ini, jangan sampai terlali banyak

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(46)

dan sedapat mungkin tidak banyak memakan ruang untuk

pejalan. Interval dari tiap titik lokasi tempat sampah dapat

diletakkan sejauh 30 m.

7. Penyediaan dan peningkatan pohon peneduh atau

pelindung serta tanaman hias.

F. Jalur Pedestrian Khusus (Zona Pedestrian)

Adapun rencana pengadaan zona pedestrian Pasar Besar Kota

Malang adalah sebagai berikut :

1. Pengadaan zona pedestrian

Diarahkan pada ruas jalan di kawasan Pasar Besar

dimana pada kondisi eksisting terjadi penumpukan arus

pergerakan yang menimbulkan kemacetan dan

kesemrawutan lalu lintas.

Zona pedestrian ini berlaku pada ruas jalan Pasar Besar,

jalan Sersan Harun serta jalan Kopral Usman. Ketiga jalan

tersebut akan menjadi zona pedestrian yang bebas dari

kendaraan pribadi dan dikhusukan untuk pejalan kaki dan

kendaraan umum (angkutan umum kota)

2. Pengalihan rute kendaraan pribadi

Bertujuan mengalihkan arus kendaraan pribadi yang pada

kondisi saat ini bebas melewati ketiga ruas jalan tersebut

dan berpotensi menimbulkan kemacetan dan pembebanan

jalan.

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(47)

Untuk pengalihan rute kendaraan pribadi diarahkan pada

ruas jalan Gatot Subroto, jalan S W Pranoto - jalan

Sultan Syahrir, jalan Kyai Haji Tamin, serta jalan KH

Agus Salim – jalan Zainul Arifin – jalan KH Ahmad

Dahlan.

3. Penyediaan sarana prasarana pendukung

Bertujuan untuk memberikan kenyamanan pejalan kaki

berjalan di kawasan tersebut sehingga semakin menunjang

aktivitas ekonomi pada kawasan. Sarana penunjang yang

diperlukan berupa lampu penerangan, rambu pejalan kaki,

tanaman, telpon umum, tempat sampah, pos keamanan,

toilet umum, bangku duduk untuk beristirahat,

pemandangan yang mendukung, lintasan jalan yang baik,

kanopi yang menyejukkan serta magnet pemandangan

lain yang menyebabkan pejalan kaki betah berjalan di

kawasan tersebut.

G. Pembangunan Penyeberangan Orang

a. Pembangunan jembatan penyeberangan di Jalan M.T

haryono

b. Pembangunan Jembatan Penyeberangan di Jalan

Borobudur

c. Pembangunan jembatan Penyeberangan di Jalan Kawi

d. Pembangunan Jembatan Penyebarangan di Jalan S.

Supriyadi

e. Mayjend sungkono

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(48)

H. Parkir

1. Penetapan zona parkir

Sebagai area transit dari penggunaan moda kendaraan

pribadi yang dilanjutkan dengan berjalan kaki. Selain itu

juga dimanfaatkan sebagai kawasan bongkar muat barang

untuk aktivitas dagang. Untuk lokasi ruas jalan yang

ditetapkan sebagai zona parkir yaitu : jalan Wiro Margo,

jalan Zainul Arifin serta jalan Kyai Haji Tamin. Penentuan

zona parkir ini memerlukan studi tersendiri, mengingat

adanya permasalahan kesemrawutan parkir pada konisi

saat ini. Untuk jalan Zainal Arifin, perlu adanya perubahan

arah arus yang boleh melintas untuk parkir, mengingat

jalan pasar besar yang selama ini untuk kendaraan pribadi

akan ditutup.

2. Pembangunan penetapan parkir umum diluar ruang milik

jalan meliputi

a. Pembangunan lokasi kantung parkir di alun-alun kota;

b. Pembangunan lokasi kantung parkir di stasiun kota baru;

c. Pembangunan kantung parkir di sekitar Jalan Bandung,

Jalan Veteran Dan Jalan Jakarta; dan

d. Pembangunan kantung parkir di Jalan Borobudur.

e. Pembangunan Kantung Parkir di sekitar Taman Krida

Budaya

f. Pembangunan Kantung parkir di jalan M.T Haryono

I. Penyeberangan Pejalan Kaki Meliputi :

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(49)

1. Pembangunan jembatan penyeberangan di Jalan M.T

haryono

2. Pembangunan Jembatan Penyeberangan di Jalan

Borobudur

3. Pembangunan jembatan Penyeberangan di Jalan Kawi

4. Pembangunan Jembatan Penyebarangan di Jalan S.

Supriyadi

5. Pembangunan Jembatan Mayjend sungkono

J. TERMINAL

Pengembangan simpul transportasi di Kota Malang meliputi :

1. Pengembangan terminal type A Arjosari

2. Pengembangan terminal type B landungsari dan terminal

type B gadang

3. Pengembangan Terminal type C Mulyorejo

4. Pembangunan pangkalan Bus Pemadu Moda di terminal

landungsari, Sumbersari, Ketawanggede, Stasiun Kota

baru, Stasiun gadang, alun-alun (jalan merdeka), stasiun

kota lama, terminal arjowiangun/sekitar blok office,

madyopuro

5. Pembangunan tempat pemberhentian kereta api massal

di landungsari, ketawang gede, sumbersari, bandulan,

alun-alun (jalan merdeka), gadang, blok office, Sawojajar

dan atau Madyopuro di zona 15

6. Terminal kargo di sekitar Telogowaru (zona 15)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(50)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(51)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(52)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(53)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(54)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(55)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(56)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(57)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(58)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(59)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(60)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(61)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(62)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(63)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(64)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(65)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
(66)

RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA INDUK LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG

Anda mungkin juga menyukai