Anda di halaman 1dari 20

BUSINESS PLAN

“DelCos” GULA SEMUT

Prod. By IKM PARAGUL (Pacitan Raja Gula)

OLEH :

YASHINTA AGIL PURWANTO

(2011.7.20006)
TENAGA PENYULUH LAPANGAN ANGKATAN 2011

AKADEMI PIMPINAN PERUSAHAAN JAKARTA

TAHUN 2012

BUSINESS PLAN

GULA SEMUT PACITAN

(Granular Sugar of Pacitan)

“DelCos” (Delicious Coconut Sugar)

A. LATAR BELAKANG

Kebutuhan gula dalam negeri terus meningkat setiap tahun hingga mencapai 2,7 juta ton pada tahun
2007 sedangkan produksi gula nasional hanya 2,4 juta ton. Disisi lain Indonesia mempunyai sumber
gula dari palma antara lain dari pohon kelapa, siwalan dan tanaman aren yang produktivitas dan
rendemennya legih besar dari gula tebu. Data BPS (2007) menunjukkan bahwa produktivitas aren
1000 - 2000 ton/ha, tebu 6,08 ton/ha, adapun rendemen gula aren mencapai 12% dan gula tebu 7%.
Oleh karena itu secara nasional gula aren maupun gula kelapa berpotensi menjadi salah satu produk
substitusi gula pasir andalan di dalam negeri disamping dapat berperan untuk menekan
ketergantungan terhadap impor gula.

Sebenarnya komoditas gula aren dan gula kelapa sudah lama dikenal masyarakat Indonesia, namun
penggunaannya masih terbatas dan dengan berkembangnya kebutuhan saat ini pemanfaatan gula
tersebut semakin meluas bahkan sangat prospektif sebagai komoditas ekspor. Gula Aren / kelapa
pada mulanya hanya diproduksi sebagai gula cetak, namun saat ini gula aren banyak dikonsumsi
dalam bentuk gula bubuk atau dikenal sebagai gula semut. Gula semut memiliki beberapa
keunggulan dibanding dengan gula cetak yaitu bentuknya kristal dan mudah terlarut, dapat
ditambahkan berbagai macam flavoring agent alami, nilai ekonomisnya lebih tinggi dan memiliki
aroma yang khas serta gula semut memiliki umur simpan yang lebih lama (dengan kadar air 2-3%
dengan pengemasan yang tertutup rapat). Bahkan selain dikonsumsi dalam negeri, gula semut juga
diminati pasar ekspor terutama negara-negara Jepang, Eropa dan Amerika Serikat. Gula aren /
kelapa dapat diterima pasar manca negara karena memiliki kandungan dan aroma yang berbeda
dengan produk lain

B. IDE BISNIS
a. Nama Bisnis

Berhubungan dengan latar belakang di atas dan profesi penulis nantinya, yaitu sebagai TPL IKM
(Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah) yang diharapkan bisa menjadi figur dalam
merubah dan meningkatakan IKM yang berada di daerah masing-masing, penulis diharapkan
mengetahui potensi apa saja yang dimiliki daerah masing-masing yang dalam hal ini adalah
Kabupaten Pacitan sebagai daerah asal penulis. Juga menpunyai sebuah rancangan usaha yang
berpotensi dan berdaya saing, untuk memajukan IKM yang berada di Pacitan. Rancangan usaha ini
harus berdasarkan kondisi riil dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki daerah. Memperhatikan
berbagai aspek penting, meliputi aspek sumber daya alam, keuangan, manusia, dan prospek bisnis.

Salah satu hasil pertanian unggulan yang pemanfaatannya kurang optimal di Pacitan adalah Kelapa.
Selama ini Kelapa hanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula jawa (cetak) yang dari segi
finansial/ keuangan, harganya rendah. Padahal untuk bisa bertahan di era seperti ini, era menuju
pasar bebas, bahwa kreatifitas sangat dibutuhkan. Wirausaha menjadi penopang perekonomian.
Dengan adanya kreatifitas, inovasi, menciptakan produk bernilai ekonomis tinggi yang berdaya saing
global, dan diminati oleh semua kalangan, maka kita tidak akan tergilas roda perekonomian yang
semakin berputar begitu cepat. Pacitan mempunyai potensi untuk tampil sebagai pemimpin pasar,
minimal di pasar dalam negeri.

Bisnis ini penulis rancang dengan bekerja sama dengan sentra-sentra IKM gula jawa yang sudah lama
ada, dan dengan petani kelapa sebagai pemilik bahan baku produk. Usaha ini penulis beri nama IKM
“PARAGUL” (Pacitan Raja Gula) dengan produk unggulan Gula Semut ber merk dagang
(brand)“DelCos” (Delicious Coconut Sugar).

b. Uraian Bisnis

Usaha pembuatan gula semut sudah mulai banyak digeluti dan diminati oleh sejumlah kalangan di
berbagai kota di luar Pacitan. Misalnya di daerah Gunung Kidul Jogjakarta, dan Kabupaten Blitar.
Usaha gula semut memang mempunyai prospek yang sangat menjajikan dan tidak membutuhkan
dana investasi yang besar. Tetapi dibutuhkan kreatifitas yang tinggi untuk membuatnya menjadi
produk unggulan berdaya saing global, elegant, berkualitas dan ramah lingkungan dengan
mengusung konsep gaya hidup sehat(healthy life style). Usaha ini bertujuan untuk membantu
pemerintah dalam program ketahanan pangan nasional, mengurangi impor gula, dan
memberdayakan IKM, serta petani di pedesaan. Dan juga dalam hal ikut unjuk gigi di pasar
Internasional. Peralihan dari gula jawa (gula merah cetak) menjadi gula semut, merupakan inovasi
besar yang perlu dikembangkan.

Di Kabupaten Pacitan sendiri belum ada IKM yang memproduksi gula semut kelapa ini. Padahal di
Kabupaten Pacitan potensi pertanian kelapanya sangat besar yaitu mencapai 23.960 ton di tahun
2011 ini mengalami peningkatan dari tahun 2009 yang hanya 18.137 ton. Dengan hasil kelapa yang
sangat melimpah, maka sudah pasti jumlah pohon kelapa yang menghasilkan nira juga sangat tinggi,
itu disebabkan karena Kabupaten Pacitan merupakan daerah Pesisir, dan merupakan tempat yang
paling cocok untuk pohon kelapa bisa tumbuh. Batas ketinggian pohon kelapa bisa tumbuh adalah
1000 m di atas permukaan laut. Di atas ketinggian itu kemungkinan bisa tumbuh ada, tetapi
pertumbuhannya tidak sebaik jika berada di bawah 1000 m di atas permukaan laut.

Usaha/ bisnis pembuatan gula semut sangat menjajikan, apalagi dikombinasikan dengan bahan lain
yang mempunyai khasiat yang bagus untuk kehatan. Ini akan mendukung konsep produk
yaitu healthy life style atau gaya hidup sehat. Jika dibandingkan dengan produk induknya yaitu gula
jawa (gula merah cetak) maka dalam segi financial sangat-sangat menguntungkan. Keuntungan bisa
mencapai dua kali lipat bahkan lebih, yaitu jika gula jawa harganya Rp 5.000,00 /kg maka gula semut
bisa mencapai Rp 20.000,00 /kg dengan tambahan rasa, yaitu temu kunci, kunyit, kencur, jahe,
kunyit putih, dan lengkuas, yang semuanya itu mempunyai khasiat yang bagus untuk kesehatan.

c. Uraian Keunikan Bisnis

Gula semut adalah gula merah yang berbentuk serbuk atau tepung dikenal dengan nama Palm
Sugar. Bahan dasar untuk membuat gula semut adalah nira dari pohon kelapa, aren (enau), nipah,
lontar, maupun tebu. Gula semut belum dikenal luas oleh masyarakat, karena harganya relatif mahal
dan ketersediaannya di pasar tidak selalu ada. Tetapi gula semut ini memiliki beberapa kelebihan
dari gula merah cetak yang sudah lebih dahulu dikenal oleh masayarakat, diantaranya:

· Dapat disimpan dalam waktu kurang lebih dua tahun tanpa mengalami perubahan setelah
dikeringkan dan dibungkus rapat.

· Mudah larut dan bentuknya menarik

· Nilai ekonomis lebih tinggi

· Memiliki aroma khas

· Bentuknya kering dan tidak lembek

Usaha ini juga mempunyai keunikan lain yaitu dalam segi pengemasan dan produksi. Kami
menerapkan konsep ramah lingkungan. Untuk kemasan kami menggunakan
plastik biodegradable yaitu plastik yang ramah lingkungan terbuat dari polimer alami atau biasa
disebut dengan Polylactic Acid (PLA). Polylactic Acid (PLA) diproduksi melalui proses fermentasi gula
atau starch oleh Lactobacillus menjadi lactic acid yang selanjutnya dipolimerisasi dengan bantuan
panas dan katalis logam menjadi PLA. Polylactic Acid itu sendiri memiliki sifat tahan panas dan kuat,
serta merupakan polimer elastik. Penggunaan plastik biodegradable belum banyak digunkaan oleh
pelaku bisnis, karena kurangnya kesadaran untuk menjaga lingkungan, padahal pemerintah
menyediakan fasilitas bagi para pelaku bisnis untuk mengemas produk mereka dengan
menggunakan plastik biodegradable.

C. VISI DAN MISI

a. Visi

Menjadi salah satu produk unggulan yang mampu bersaing di pasar global, elegant, berkualitas,
ramah lingkungan dengan mengusung konsep gaya hidup sehat (healthy life style).

b. Misi

1. Mengembangkan diversifikasi produk


2. Membuka jaringan pemasaran antar provinsi dan kota.

3. Berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen,

4. Tetap menjaga kualitas dan selalu menjaga lingkungan,

5. Membudayakan makan makanan yang sehat dan berkhasiat,

D. FOKUS BISNIS

Bisnis ini bergerak dalam bidang manufaktur yaitu pembuatan makanan dan minuman. Khususnya
minuman instan dan bahan makanan yaitu berupa gula. Gula Semut adalah produk pilihan kami.
Bisnis utama yang di jalankan adalah pengolahan dan penjualan. Gula semut adalah generasi terbaru
dari gula merah cetak. Ibaratkan gula merah cetak adalah induknya, maka gula semut adalah
anaknya, yang mempunyai kualitas yang jauh lebih bagus dari induknya, karena dibuat dengan
kombinasi bahan baku, kreatifitas, dan teknologi yang lebih bagus.

Untuk awal kami menggunakan teknologi yang sederhana, karena memang di Pacitan belum ada
teknologi khusus untuk pembuatan gula semut. Bisnis ini merupakan pelopor, sehingga dibutukan
dukungan dari semua pihak. Kerja sama dengan IKM Gula Merah Cetak yang telah lama ada,
masyarakat sekitar, petani kelapa, dan Dinas Perindustrian di Kabupaten Pacitan serta lembaga
keuangan yaitu koperasi untuk jangka pendek (pembiayaan mikro) dan bank untuk jangka panjang
(pembiayaan makro).

E. SASARAN BISNIS

Dalam menentukan sasaran bisnis, penulis menganalisis dari berbagai sumber, baik itu dari media
cetak maupun elektronik dan dengan menggali informasi dari orang-orang yang mengetahui tentang
bisnis pembuatan gula semut. Dari berbagai media salah satunya internet, banyak sekali informasi
mengenai usaha gula semut dan peluang pasarnya. Dari informasi tersebut, gula semut ternyata
bukan hanya dinikmati oleh masyarakat dalam negeri saja, tetapi malah justru yang paling menyukai
gula semut adalah wisatawan asing.

Gula semut juga harganya cukup mahal dibandingkan dengan gula jawa / gula cetak, dengan hal itu
maka penulis menentukan sasaran bisnis yang menjadi fokus kami adalah masyarakat kalangan
menengah ke atas. Sasaran bisni jangka pendek kami adalah membuat masyarakat kalangan
menengah ke atas lebih peduli terhadap lingkungan dan kesehatan mereka dengan membeli produk
kami, menjadi mitra bagi hotel-hotel di Indonesia sebagai pemasok gula semut. Dan sasaran jangka
panjang akan lebih mengacu pada visi dari perusahaan kami.

Jika dilihat dari faktor daya beli, masyarakat kalangan menengah ke atas akan mempunyai daya beli
yang lebih besar dari masyarakat kalangan menengah ke bawah. Tetapi tidak menutup kemungkinan
masyarakat menengah ke bawah tidak mempunyai daya beli. Daya beli konsumen dipengaruhi oleh
banyak faktor, selain dari segi finansial, juga mengenai aspek teknis dari produk yang ditawarkan itu
sendiri. Misalnya mengenai kualitas produk, kemasan, augmented (nilai tambah), dan dari segi
pemasarannya. Bagaimana produsen mengkomunikasikan produknya kepada konsumen, itu juga
akan mempengaruhi daya beli konsumen yang bersangkutan (Schiffman,1997).
Trend juga menjadi perhatian penulis dalam menentukan sasaran bisnis. Sekarang ini trend “back to
nature” sedang gencar digalakkan. Healthy life style yang menjadi konsep dari produk dan bisnis juga
menentukan sasaran bisnis penulis.

Ini adalah tabel sasaran bisnis secara matematis berdasarkan SMART (Specific, Measurable,
Achivable, Relevant, Time Bound).

Keterangan Periode Operasi

Penjualan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3

1. Prosentase - 5% 5%
Kenaikan produksi

2. Hasil Produksi 36.000 37.800 39.690


(kemasan)

3. Harga per 4.000 4.200 4.410


kemasan 100g

Total Penjualan 144.000.000 158.760.000 175.032.900


(2x3)

Tahun Sasaran Growth (%) Sasaran Laba (%) Growth (%)


Target Hasil Laba
Penjualan

2015 144.000.000 - 100.800.000 70% -

2016 158.760.000 10,25 % 113.400.000 71,4 % 2%

2017 175.032.900 10,25% 127.404.900 72,8% 2%

F. PASAR

a. Segmentasi Pasar dan Ekspetasinya

Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu
secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar (Hermawan
Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak
boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari
dalam membangun usaha. Adapun cara-cara dalam memandang suatu pasar ada 2 yaitu Static
attribute segmentation merupakan cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi.
Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota).
Demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama,dan
pendidikan.

Dinamic attribute segmentation merupakan cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis
yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan
perilaku. Psikografi meliputi lifestyle, kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon
pelanggan terhadap produk.

Penulis menentukan segmentasi pasar dengan melihat dan menggabungkan kedua cara tersebut,
yaitu static dan dinamic attribut segmentation. Dengan memperhatikan faktor demographic yaitu
orang-orang yang mengalami masalah kesehatan misal obesitas, maag, nyeri pada saat haid, dan
lain-lain. Wisatawan asing yang sedang berkunjung ke tempat-tempat wisata di Indonesia,
masyarakat lokal yang menerapkan gaya hidup sehat, ini berarti jika berdasarkan gabungan faktor
geografis dan psikologis.

No Segmen Pasar Ekspetasi Pasar

1 Berdasarkan Gender Semua Jenis Kelamin

2 Berdasarkan Pendapatan Menengah ke atas

3 Berdasarkan Umur Remaja dan Dewasa

4 Berdasarkan Wilayah Lokal dan Interlokal

5 Berdasarkan Life Style Orang-orang yang


mempunyai gaya hidup
sehat (healthy life style)

6 Berdasarkan Kebangsaan WNI dan WNA


(wisatawan asing)

b. Pasar Sasaran (Target Market)

Kegiatan menentukan target market disebut Targeting. Targeting adalah proses mengevaluasi setiap
daya tarik segmen kemudian memilih satu atau lebih karakteristik untuk dilayani. Targeting adalah
persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau pasar. Targeting atau menetapkan
target pasar merupakan tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah
target market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus
kegiatan-kegiatan pemasaran. Kadang-kadang targeting juga disebut selecting karena marketer
harus menyeleksi. Targeting adalah proses mengevaluasi segmen pasar dan memusatkan upaya
pemasaran pada negara, kawasan atau kelompok orang yang memiliki potensi signifikan untuk
beraksi secara positif terhadap stimulus pemasaran dari perusahaan. Proses targeting
mencerminkan kenyataan bahwa perusahaan harus mengidentifikasi pelanggan yang dapat diakses
dan dilayani secara efektif dan efisien.

Yang menjadi Target Market utama kami adalah Wisatawan asing, sehingga Hotel di kawasan wisata
dan kota-kota besar adalah market yang akan kita garap. Untuk langkah awal kami akan
memperkenalkan produk kami di Kabupaten Pacitan terlebih dahulu, baru wilayah sekitar, seperti
Jogja, Solo, Bali, Semarang, Surabaya, Gresik, Jombang, Tulungagung, Magetan, dan wilayah-wilayah
yang mempunyai potensi wiatawan asing dan relasi yang memungkinkan ada, dan bisa diajak kerja
sama.
Karena menurut data dari Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Destinasi Pariwisata
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), menyebutkan bahwa di tahun 2011
kemarin wisatawan asing yang bekunjung ke Indonesia sebanyak 7,7 juta orang. Potensi pasar yang
lumayan besar dan menjajikan.

c. Positioning

Positioning Statement

Utama Gula semut kesehatan khas Kab.


Pacitan

Extended 1 Gula semut yang elegant

G. PRODUK

a. Nama dan Spesifikasinya

Sesuai dengan latar belakang diatas, saya penulis akan mencoba memulai usaha bisnis pembuatan
gula semut dari gula kelapa. Alasan saya memilih gula semut bukan dari aren, tetapi menggunakan
kelapa sebagai bahan dasar karena di saya berasal dari Kabupaten Pacitan yang hasil pertanian
kelapanya sangat melimpah. Saya sebagai Tenaga Penyuluh Lapangan mempunyai sebuah tugas
untuk mengembangkan IKM di daerah saya yaitu Kabupaten Pacitan.

Gula Semut Kelapa yang saya beri nama DelCos (Delicious Coconut Sugar). Ini merupakan Brand
yang akan kami pakai untuk produk kami. Mengapa bukan menggunakan bahasa daerah yaitu
Bahasa Jawa sesuai dengan bahasa masyarakat Kabupaten Pacitan, karena ini menyangkut dengan
pasar jangka panjang yang akan kami tuju, yaitu pasar Internasional, atau dengan kata lain kami akan
ekspor produk kami.

Gula Semut DelCos ini mempunyai banyak farian rasa, yaitu gula semut temu kunci, kunyit, natural,
kencur, jahe, kunyit putih dan lengkuas. Selain tersedian farian rasa, Gula Semut DelCos mempunyai
banyak sekali khasiat. Berikut adalah khasiat berdasarkan rasa gula semut yang penulis tawarkan:

Rasa Gula Semut Keterangan Khasiat

1. Gula Semut Temu Dibuat dengan · Melangsingkan tubuh


Kunci perpaduan dengan
· Mencegah dan
empon-empon temu
mengurangi keputihan
kunci,
· Mencegah radang
rahim, maag dan susut
perut
2. Gula Semut Kunyit Dibuat dengan · Merawat dan
perpaduan dengan menghaluskan kulit
empon-empon kunyit
· Membersihkan dan
melancarkan darah

· Mengurangi nyeri
haid, maag, kolesterol
dan sakit kuning

· Menambah nafsu
makan

3. Gula Semut Natural Merupakan gula semut · Memberikan sensasi


murni tanpa tambahan rasa yang khas pada
bahan komposit lain. masakan
Bisa digunakan untuk
· Memperkuat rasa
minum, masakan,
pada masakan dan
pembuatan kue, bubur,
minuman
dan es untuk restoran
mewah yang bnyak
diminati oleh WNA,
tourist, dan wisatawan
luar negeri.

4. Gula Semut Kencur Dibuat dengan · Mencegah dan


perpaduan dengan mengurangi ngeres/
empon-empon kencur pegel linu

· Mengurangi batuk
dan encok

· Mngobati disentri dan


sakit perut

5. Gula Semut Jahe Dibuat dengan · Mencegah masuk


perpaduan dengan angin
empon-empon jahe
· Mengobati perut
kembung

· Mencegah flu, batuk


dan sebagai penghangat
badan

6. Gula Semut Kunyit Dibuat dengan · Mencegah dan


Putih perpaduan dengan membantu mengurangi
empon-empon kunyit penyakit kanker, tumor
putih dan gejala dini stroke
7. Gula Semut Dibuat dengan · Meningkatkan vitalitas
Lengkuas perpaduan dengan
· Mengatasi demam,
empon-empon lengkuas
reumatik, sakit kepala,
radang tenggorokan dan
memperbaiki
pencernaan.

b. Kemasan Produk

Untuk kemasan, seperti yang telah kami jelaskan di atas, bahwa kami menggunakan kemasan yang
ramah lingkungan. Kemasan ramah lingkungan atau biasa disebut dengan sustainable
packaging untuk produk makanan dan minuman kini telah muncul di Indonesia, seiring dengan
maraknya isu mengenai pemanasan global dan isu-isu lain yang berhubungan dengan pencemaran
ligkungan yang menjadi sebuah permasalahan penting tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia.
Menurut riset Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia, sampah plastik yang tebuang kini telah
mencapai angka fantastis, yaitu sebanyak 26.500 to per hari.

Penggunaan kemasan ramah lingkungan untuk produk makanan dan minuman kini juga sudah
menjadi sebuah tren internasional. Yang dimana, ide penggunaan kemasan ramah lingkungan ini
sudah lebih berkembang terlebih dahulu di kalangan asing. Kini para pelaku industri di Indonesia,
juga melihat hal ini sebagai peluang untuk mengembangakan dan mengkuti tren ini agar tidak
tersisih dalam persaingan global. Selain itu penggunaan kemasan ramah lingkungan merupakan
suatu keperluan yang harus diterapkan oleh setiap pelaku industri di Indonesia, mengingat saat ini
dunia tengah diramaikan oleh isu-isu mengenai bahaya limbah yang berasal dari sampah produk
tertama limbah plastik.

Plastik yang tidak ramah lingkungan yang umum digunakan selama ini adalah jenis plastik non-
biodegradable (plastik yang secara biologis tidak dapat terurai). Namun sekarang pengembangan
kemasan ramah ligkungan tertuju pada plastik biodegradable yang kini telah diadaptasi kegunaannya
di kalangan produsen plastik untuk makanan dan minuman, karena memberikan alternatif serta
solusi untuk permasalahan limbah di lingkungan dan juga pemanasan global yang terjadi sekarang
ini.

Penulis menggunakan Kemasan Ramah Lingkungan atau plastik biodegradable karena sesuai konsep
produk saya yaitu healthy life style. Plastik Biodegradable adalah sebuah teknologi yang canggih
dalam perkembangan industri plastik dunia. Plastik biodegradable dapat dibuat dari polimer alami
atau biasa disebut dengan Polylactic Acid (PLA). PLA diproduksi melalui proses fermentasi gula atau
starch oleh Lactobacilus menjadi lactic acid yang selanjutnya dipolimerisasi dengan bantuan panas
dan katalis logam menjadi PLA. Polylactic Acid itu sendiri memiliki sifat tahan panas dan kuat, serta
merupakan polimer yang elastik. “Save the soil, save the Earth” menyelamatkan tanah,
menyalamatkan bumi.

Kami juga menyediakan tas kertas ramah lingkungan, sehingga produk bisa dibawa kemana-mana,
tanpa menggunakan tas plastik yang tidak ramah lingkungan yang berbahaya bagi lingkungan. Tas
kertas ini merupakan tas daur ulang dan ramah lingkungan, yang penulis beri nama DelCos Green
Lifestyle.
c. Gambar proses Produksi dan Tahapan Produksi

a) Cara Perolehan Nira

Nira diperoleh dengan cara menampung air tandan bunga dari pohon kelapa. Penampungan nira
sebaiknya dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Setiap pohon kelapa dalam sehari semalam
dapat menghasilkan 8-10 liter nira. Setelah diolah akan menghasilkan 4-5 kg gula semut.

Alat :

· Pisau atau sabit

· Tabung bambu atau jerigen

· Tali rafia

· Sabuk pengaman

Cara :

· Pilih tandan bunga yang masih kuncup, kemudian dibuka hati-hati dengan menggunakan pisau
atau sabit.

· Setelah tandan terbuka semua, diikat dengan tali rafia agar tidak berhamburan.

· Selanjutnya tandan dirundukan dengan menggunakan tali yang diikatkan pada pelepah daun
bagian bawah, dan dibiarkan demikian selama 3-4 hari.

· Penampungan atau penderesan dapat dilakukan dengan mengiris ujung tandan bunga. Setiap
nira diambil, bunga diiris 0,5 cm dan nira yang keluar ditampung dengan tabung bambu atau jerigen
yang sebelumnya diberi kapur sirih sebanyak 1 gram/liter nira atau kawau atau kulit manggis untuk
mencegah nira tidak asam.

b) Pembuatan Gula Semut

Alat :

· Wajanbesar

· Kompor/tungku

· Pengaduk kayu

· Kain saring (blacu)

Bahan :
· Nira

· Gas (Bahan bakar)

· Minyak kelapa

· Ayakan ukuran 20 mesh

· Baskom plastik

· Pembungkus plastik

Bahan / Alat Kegunaan Tempat Memperoleh

- Nira Bahan baku pembuatan


gula

- Kain Saring Penyaring nira Toko bahan/kain

- Baskom plastik Penadah nira Toko alat rumah tangga

- Wajan besar Tempat memasak nira Toko alat rumah tangga

-Kompor gas Pemanas Toko alat rumah tangga

- Ayakan ukuran 20 mesh Pengayak gula kristal Toko alat rumah tangga

- Tampah Tempat hasil pengayakan Pasar tradisional

- Pengaduk kayu Pengaduk nira menjadi Pasar tradisional


gula

- Garpu kayu Pengaduk nira yang Pasar tradisional


mengkristal

- Empon-empon (kunyit, Untuk menambah rasa Menanam atau Pasar


jahe, temu kunci, dll dan khasiat tradisional
Cara pembuatan :

· Nira disaring dan ditempatkan di baskom plastik.

· Nira bersih dituang ke dalam wajan lalu dimasak dengan suhu pemanasan 110-1200C sambil
diaduk sampai nira berwarna coklat dan mengental.

· Untuk menghindari busa yang berlebihan, masukkan minyak kelapa (minyak klentik) dengan
perbandingan 10 gram (1 sendok makan) untuk 25 liter nira.

· Pemasakan dianggap selesai apabila tetesan nira kental bila dimasukkan ke dalam air berbentuk
gumpalan atau serabut gula.

· Kemudian nira dalam wajan didinginkan sambil terus diaduk perlahan-lahan selama kurang lebih
10 menit. Diamkan beberapa saat sampai mengembang.

· Pengadukan diulangi dengan cepat memakai garpu kayu untuk memperoleh butiran-butiran
kristal.

· Lakukan pengayakan untuk memperoleh butiran-butiran yang seragam.

· Kemudian dikemas dalam kantong plastik ramah lingkungan yang terbuat dari polimer alami
yaitu Polylactic Acid (PLA).

Untuk pembuatan gula semut rasa-rasa, seperti gula semut temu kunci, jahe, kunyit dll, maka pada
saat pemasakan ditambahkan bahan-bahan itu. Empon-empon seperti jahe, kunyit, dll bisa diperoleh
dari menanam sendiri atau membeli. Empon-empon yang sudah dibersihkan dihaluskan dan diambil
air/ saripatinya, dan dicampurkan dengan nira kelapa yang akan dimasak. Proses selanjutnya seperti
yang telah penulis jelaskan di atas.

H. DISTRIBUSI

Distribusi produk dilakukan melalui darat dan laut. Distribusi darat dilakukan
dengan angkutan sepertimobil box tertutup, tosa dan sebagainya khusus untuk wilayah Jawa.
Sedangkan jalur laut dengan menggunakan kapal digunakan untuk distribusi produk ke wilayah luar
pulau Jawa

a. Jalur Distribusi Produk

Tidak langsung :
Langsung:
Gudang dan Penyimpanan

Gudang bahan baku : dekat dengan tempat produksi

Gudang produk : dekat dengan outlet

c. Outlet dan Lokasi

Outlet terletak di dekat tempat produksi dan juga di beberapa tempat yang strategis, diantaranya :

· Pusat oleh-oleh (lokasi di dekat tempat wisata, perbatasan wilayah)

· Cabang berada di setiap kota/ provinsi di Indonesia, khususnya daerah wisata dan kota besar.

Lokasi perusahaan ada di Desa Purworejo Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan Jawa Timur.

I. HARGA

a. Harga Pokok Produksi

No Keterangan Jumlah Unit Hg/Satuan Jmlh Jmlh/bln Total 1


tahun
Unit Produksi 100 (Rp.) Per hari (Rp.)
(bungkus @100 g) (Rp.)

A. Biaya Bahan Baku


dan Pembantu

1. Nira Kelapa 25 Liter 500 12.500 375.000 4.500.000

2 Temu kunci 1 Kg 4.500 4.500 135.000 1.620.000

3 Kunyit 1 Kg 4.500 4.500 135.000 1.620.000

4 Kencur 1 Kg 4.500 4.500 135.000 1.620.000

5 Jahe 1 Kg 6.000 6.000 180.000 2.160.000

6 Kunyit Putih 1 Kg 5.000 5.000 150.000 1.800.000

7 Lengkuas 1 Kg 4.000 4.000 120.000 1.440.000


8 Minyak Klentik 0,25 Kg 2.000 500 15.000 180.000

9 Kemasan 100 bngkus 500 50.000 1.500.000 18.000.000

10 By. Bahan Bakar 3 kg 5.000 - 15.000 180.000


Gas

11 Peralatan 433 13.000 156.000

Jumlah Total 91.933 2.773.000 33.276.000


Bahan Baku

B. Biaya Tenaga
Kerja Langsung

1 Dirut 1 org 10.000 10.000 300.000 3.600.000

2 Kabag Pemasaran 1 org 5.000 5.000 150.000 1.800.000

3 Kabag Produksi 1 org 5.000 5.000 150.000 1.800.000

4 Kabag Keuangan 1 org 5.000 5.000 150.000 1.800.000

Jumlah BTKL 25.000 750.000 9.000.000

C. Biaya Overhead
Pabrik

1 Biaya 1.200 36.000 432.000


Pemeliharaan
Gedung, dll

2 Listrik, air, telp 500 15.000 180.000

3 Biaya Penyusutan 66 2.000 24.000


Peralatan

Jumlah 1.766 53.000 636.000

TOTAL (A,B,C) 118.699 3.576.000 42.912.000


Jadi Harga Pokok Produksi @100 g adalah Rp 1.187 (118.699 : 100) atau bisa dibulatkan menjadi Rp
1.200 per 100 gram.

b. Harga Jual

Harga jual produk kami @100 gram adalah Rp4.000,00. Kami menetapkan harga sekian karena
sudah melihat dan meniliti, bahwa gula semut di pasaran harganya berkisar antara Rp3.500,00-
Rp5.000,00. Jika kami menetapkan harga di bawah harga pasar, maka kami justru akan mematikan
citra gula semut itu sendiri. Pemberian harga sekian mungkin sebanding dengan tingkat kesulitan
dalam pembuatannya.

Dengan harga jual Rp 4.000,00 maka keuntungan per bungkus adalah Rp. 2.800,00, itu berarti
keuntungannya 233,33 %. Dengan keuntungan sekian, kita akan alokasikan untuk menambah modal,
dan biaya tenaga kerja / gaji.

J. PROMOSI

a. Jenis Promosi

Dalam hal promosi penulis menekan biaya yang biasanya sangat besar, tetapi efeknya terhadap
penjualan tidak banyak. Artinya tidak efektif dan efisien. Promosi melalui brosur, dan selebaran
sepertinya sudah tidak jamannya lagi, dan dianggap primitif. Menghabiskan kertas, yang hanya akan
menambah sampah bagi lingkungan, iklan dengan media elektronik seperti melalui TV dan Radio
memang penting tetapi itu dilakukan jika usaha sudah besar, karena biaya promosi akan sangat
tinggi dan tidak memungkinkan untuk IKM baru.

Kami akan menggunakan internet sebagai media promosi. Sosial network akan sangat banyak
membantu, dengan anggaran biaya murah, tapi penjualan akan bisa langsung diukur. Semakin
berkembangnya ilmu teknologi, siapapun bisa menjadi market leader di dalam komunitasnya.
Internet yang semakin murah dan mudah diakses di manapun dan kapanpun. Era baru dalam dunia
marketing new wave marketing (Hermawan Kertajaya), konsumen bukan lagi obyek penderita, tapi
konsumen sebagai manusia yang dimanusiakan. Menjadikan dunia tempat yang lebih baik, adalah
salah satu dari marketing 3.0 yang memiliki 3 kekuatan utama yaitu salah satunya internet yang
semakin murah dan mudah. Low Budget High Impact adalah hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih jenis promosi yang akan digunakan.

Selain itu penulis akan menggunakan diskon harga sebagai promosi juga. Diskon ditujukan untuk
membuat calon konsumen dan konsumen menajdi tertarik untuk membeli produk yang kami
tawarkan. Kemudian dengan label dan papan nama di outlet. Kemasan juga bisa digunakan sebagai
sarana promosi. Dengan kata lain promosi bisa menggunakan jenis media apa saja, di mulai dari
kepribadian kita sebagai pengusaha, sampai hal teknis promosi. Tentu dengan biaya rendah tapi
dampak yang besar dapat diperoleh.

b. Gambaran Materi Promosi


Materi promosi yang akan kami siapkan adalah pertama mengenai brand, kualitas produk, konsep
produk, khasiat produk, dan augmented produk. Brand merupakan hal yang menurut penulis paling
penting, tapi brand akan semakin penting jika didukung dengan materi-materi yang lain. Augmented
yang kami tawarkan adalah jika pembelian lebih dari 200 bungkus maka, kami akan mengantarkan
langsung. Bisa melalui pos untuk jarak yang jauh, jika jarak dekat masih di dalam Kabupaten Pacitan,
kami akan mengantarkan sendiri. Kami juga akan memberikan konsultasi kesehatan gratis seputar
produk kami, dan jamu-jamu tradisional.

K. KEUANGAN

a. Kebutuhan Modal Bisnis

Uraian Jumlah (Rp)

Investasi

- Sepeda Motor Rp11.000.000

- Gedung Rp29.000.000

- Tanah Rp40.000.000

- Laptop Rp 5.000.000

Total 85.000.000

Modal Kerja dan Bahan Baku 4.116.000

Total 89.116.000

b. Modal Awal yang Dibutuhkan

Modal Awal Sumber

79.116.000 (87,4 %) Modal Sendiri

10.000.000 (12,6 %) Koperasi

c. BEP

BEP dihitung dengan dua cara, yaitu:


Pendapatan/ hari (TR) 100 x 4.000 Rp 400.000

Total Biaya Variable Rp 118.699


(TVC)

Total Biaya Tetap (TFC) Rp 89.116.000

Harga jual @100 g (P) Rp 4.000

Variabel Cost (V) 118.699 / 100 Rp 1.200


(dibulatkan)
TVC / 100

BEP (a) @100 g Rp 126.719.777

BEP (b) @100 g 31.827 (bungkus)

Jadi titik impas (BEP) akan dicapai pada saat penjualan sebanyak 31.827 bungkus dengan nilai
penjualan Rp 126.719.777. Dihitung dengan BEP dalam satuan produk, jika penjualan per hari 100
bungkus maka BEP akan dicapai pada kurang lebih 11 bulan. (31.827 / 100= 318,27 / 30=10,6). Dan
jika di hitung berdasarkan rupiah hasil penjualan, maka BEP akan dicapai pada saat menghasilkan
penjualan Rp 126.719.777. Jika penjualan per hari Rp 4.000 maka akan dicapai pada kurang
lebih tahun mendatang (126.719.777 / 400.000= 316,7 / 30= 10,6).

Penjualan tidak harus per hari 100 bungkus @100 gram. Tapi bisa fleksible. Bisa juga menyasuaikan
pesanan. Jika penjualan per hari lebih dari 100 bungkus @100 gram, maka BEP akan lebih cepat
dicapai.

L. PERIJINAN

No Jenis Ijin Biaya Pengurusan

1. Izin P-IRT Rp. 70.000,00

2. TDI, TDP, SIUP Rp. 10.000,00

3. HO Rp.450.000,00

4. NPWP Rp. 10.000,00

Jumlah biaya perijinan Rp.540.000,00

M. Sumber Daya Manusia


a. Struktur Organisasi

IKM “PARAGUL” merupakan Industri Kecil Menengah yang dirancang untuk menjadi perusahaan
pelopor di tingkat Kabupaten Pacitan, dan dirancang dalam jangka panjang menjadi perusahaan
dengan kapasitas produksi besar, memenuhi permintaan konsumsi dalam negeri dan luar negeri.
Maka dari itu, harus dibentuk struktur organisasi yang jelas, efektif dan efisien, serta fleksible.

(struktur disembunyikan)

b. Jenis dan Jumlah Personil

Jabatan Tingkat Jumlah Ketrampilan dan


Pendidikan Keahlian Khusus

Pemilik S1 1 orang Komunikatif,


tanggung jawab,
dapat meyakinkan
dan dipercaya
semua orang,
mampu
memanage.

Kabag Pemasaran S1 1 orang Komunikatif, dapat


mengemudikan
motor, ahli
dibidang IT

Kabag Keuangan S1 1 orang Ahli akuntansi


perusahaan
anufaktur dan ahli
menganalisa
keuangan
perusahaan.

Kabag Produksi S1 1 orang Dapat


dan staffnya mengoperasikan
SMK 4 orang
mesin (teknisi),
keahlian bidang
produksi
(pengolahan,
packing)

Anda mungkin juga menyukai