discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/283467607
READS
40
7 AUTHORS, INCLUDING:
PADA AGROINDUSTRI
memperhatikan “lingkungan” sebagai keunggulan daya saing. Namun demikian,
perlindungan terhadap lingkungan dan peningkatan produktivitas harus dapat
dicapai secara simultan. Oleh karena itu perlu digunakan pendekatan yang
terintegrasi antara aspek ekonomi dan lingkungan yang direfleksikan dalam
konsep Produktivitas Hijau (Green Productivity).
Buku ini membahas secara komprehensif konsep dasar produktivitas dan
produktivitas hijau, aplikasi alat, teknik, dan metodologi produktivitas dan
manajemen lingkungan yang tepat untuk mengurangi dampak lingkungan dari
kegiatan suatu agroindustri.
Diharapkan setelah membaca buku ini, para pembaca, khususnya mahasiswa,
pemerhati, dan praktisi agroindustri dapat lebih memperhatikan aspek
lingkungan sehingga konsep dan produk yang dihasilkan dapat bersifat lebih
ramah lingkungan dan dapat menurunkan limbah yang dihasilkan.
C.01/08.2015
Judul Buku:
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
Penulis:
Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc
Prof. Dr. Ir. Machfud, MS
Muh. Arif Darmawan, S.TP, MT
Sri Martini, S.Kom, M.Si
Dede Rukmayadi, ST, M.Si
Bangkit Wiguna, S.TP
Muh. Panji Islam F.P, S.TP
Wibisono Adhi, S.TP
Desain Sampul:
Ikrar Bey Khubaib
Penata Isi:
Andreas Levi Aladin
Ikrar Bey Khubaib
Korektor:
Dwi M Nastiti
Jumlah Halaman:
284 + 18 halaman romawi
Edisi/Cetakan:
Cetakan 1, Agustus 2015
Sumber Ilustrasi Sampul:
www.freepik.com
PT Penerbit IPB Press
Anggota IKAPI
Kampus IPB Taman Kencana
Jl. Taman Kencana No. 3, Bogor 16128
Telp. 0251 - 8355 158 E-mail: ipbpress@ymail.com
ISBN: 978-979-493-845-4
vi
Daftar Isi
viii
Daftar Isi
ix
DAFTAR TABEL
xii
Daftar Tabel
Tabel 7.9 Komponen biaya tidak tetap produk ribbed smoked sheet ................ 218
Tabel 7.10 Komponen biaya tetap produk brown crepe...................................... 219
Tabel 7.11 Komponen biaya tidak tetap produk brown crepe ........................... 220
Tabel 7.12 Asumsi-asumsi yang digunakan
pada perhitungan biaya produksi ribbed smoked sheet....................... 221
Tabel 7.13 Asumsi-asumsi yang digunakan
pada perhitungan biaya produksi produk brown crepe ..................... 222
Tabel 7.14 Harga jual produk karet alam ............................................................ 224
Tabel 7.15 Perbandingan indeks rancangan perbaikan ...................................... 225
Tabel 7.16 Perbandingan indeks
produktivitas hijau rancangan perbaikan .......................................... 227
Tabel 8.1 Permasalahan manajemen (Diadopsi dari Marimin 2004).............. 232
Tabel 8.2 Kerangka kerja pendukung keputusan
(Dimodifikasi dari Turban et al. 2007)............................................. 236
Tabel 8.3 Hasil pemilihan kebijakan pada
proses budidaya karet alam ................................................................ 256
Tabel 8.4 Hasil pemilihan kebijakan pada
proses pengolahan karet alam ............................................................ 257
Tabel 8.5 Simulasi alternatif proses pengolahan karet alam.............................. 258
Tabel 8.6 Simulasi alternatif proses budidaya karet alam.................................. 258
xiii
DAFTAR GAMBAR
xvi
Daftar Gambar
xvii
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
xviii
BAB I
Konsep Produktivitas
A. Pendahuluan
Produktivitas telah menjadi penting dalam strategi pembangunan nasional
karena pengaruhnya bagi peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi.
Dewasa ini, produktivitas bukan hanya dikenal di kalangan ekonom maupun
manajer, namun melibatkan kegiatan ekonomi lain. Produktivitas dewasa ini
merupakan sebuah konsep yang berlaku pada tingkat internasional, nasional,
perusahaan atau industri, dan bahkan pada tingkat individu.
Pada level nasional, peningkatan produktivitas memberikan sumbangan
yang besar kepada GNP (Gross National Product) dan dapat mengurangi
inflasi (Kendrick 1984). Pada level perusahaan dan industri, peningkatan
produktivitas dapat menciptakan kompetisi yang mendorong pertumbuhan
industri dan perusahaan (Pritchard 1992). Pada level individual, produktivitas
dapat mendukung peningkatan kualitas kehidupan, peningkatan waktu
senggang dan peningkatan dalam sebuah organisasi (Kendrick 1984; Pritchard
1992). McGinn (2002) mengutarakan pengaruh produktivitas pada standar
hidup seseorang.
Kata “produktivitas” telah menjadi suatu frase yang umum di kalangan
lembaga pemerintahan, pembuat kebijakan, ekonomis, industrialis,
pemerhati lingkungan, dan bahkan pekerja. Produktivitas telah menjadi suatu
prioritas baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat pelaku usaha. Pada
tingkat nasional, kesejahteraan rakyat sangat tergantung pada kemampuan
negara untuk menghasilkan lebih banyak “output” per unit sumberdaya
yang digunakan. Selanjutnya, produktivitas memperbaiki “bahan bakar”
untuk pertumbuhan ekonomi, mengatasi inflasi dan dengan produktivitas
dimungkinkan tercapainya standar kehidupan yang lebih baik. Pada tingkat
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
2
Konsep Produktivitas
B. Evolusi Produktivitas
Pada tahun 1764, James Watt menemukan mesin uap sebagai pengganti
manusia yang kemudian mengantar peradaban manusia ke zaman modern yang
berdampak kepada peningkatan produktivitas industri. Adam Smith pada
tahun 1776 merupakan orang pertama yang menyadari bahwa efisiensi hanya
akan didapat dari spesialisasi buruh karena 3 hal yaitu: (1) meningkatkan
keahlian dan keterampilan buruh jika satu tugas dilakukan secara berulang-
ulang, (2) mengurangi kehilangan waktu yang biasa terjadi bila satu aktivitas
diubah menjadi aktivitas lain, (3) mendorong penemuan dan pembuatan
peralatan yang akan digunakan oleh tenaga kerja spesialis dan pada pekerjaan
khusus.
Lebih dari seabad kemudian Littre mendefinisikan produktivitas sebagai:
“kemampuan untuk memproduksi”. Hal ini berlangsung hingga pada
penghujung abad ke-19 dicapai suatu definisi yang lebih tepat bahwa
produktivitas merupakan hubungan antara output dan metode yang digunakan
untuk menghasilkan output itu (Sumanth 1984). Namun demikian definisi dan
ukuran produktivitas hingga sebelum Perang Dunia II masih berhubungan dengan
produktivitas pada lantai pabrik (factory floor). Pada tahun 1950, Organisasi
Kerjasama Ekonomi Eropa (OECD) menghasilkan suatu definisi baru bagi
produktivitas yang lebih resmi yaitu:
“Produktivitas adalah suatu hasil bagi yang didapat dengan membagi luaran
(output) dengan salah satu faktor produksi. Definisi ini memungkinkan
produktivitas dinyatakan sebagai produktivitas modal, produktivitas
investasi, atau produktivitas material, yang tergantung apakah luaran
dihubungkan dengan modal, investasi, material, dan lain-lain”.
3
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
4
Konsep Produktivitas
Sumber: Manajemen Produktivitas Total: Strategi Peningkatan Produktivitas Bisnis Global (Dimodifikasi
dari Gasperz 1998).
5
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
6
Konsep Produktivitas
Kualitas, pengiriman,
kecepatan, feksibilitas
Pemulihan harga
(Price recovery)
Performansi Input
Profitabilitas Produktivitas
Efektiivitas
Output
Efisiensi
Efisiensi =
Efektivitas =
sumberdaya yang diharapkan
Output yang sebenarnya/Output yang
digunakan/sumberdaya riil yang
diharapkan
digunakan
7
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
8
Konsep Produktivitas
f (efektivitas )
Indeks Produktivitas =
F (efisiensi )
dimana f dan F merujuk kepada fungsi tertentu.
Efisiensi dan efektivitas tidak selalu harus seiring sejalan, oleh karena efisiensi
berimplikasi pencapaian pada kisaran atau tingkat tertentu yang dapat diterima
tetapi tidak harus yang diinginkan. Sebagai contoh, mencampur bahan yang
dilakukan dengan mengaduk secara manual dibandingkan dengan menggunakan
alat atau mesin pencampur, mungkin suatu kegiatan yang efisien – akan tetapi
jika secara manual tersebut hasil yang campuran tidak merata dan lambat,
maka cara manual tersebut tidak efektif. Efektivitas adalah tingkat pencapaian
hasil optimal yang direncanakan, sedangkan efisiensi adalah tingkat pemanfaatan
penggunaan sumber yang seminimal mungkin.
Pengertian produktivitas dapat dilihat dari beberapa konsep, yaitu konsep
Teknis, Sosial, Ekonomi, Manajemen, dan konsep Integrasi (APO 2006). Pada
konsep Teknis, produktivitas didefinisikan sebagai hubungan antara Output
(Keluaran) dan Input (Masukan) yang dinyatakan sebagai rasio antara Keluaran
dan Masukan. Sebagai suatu konsep teknis atau konsep produksi, produktivitas
mengukur kemampuan untuk menggunakan secara efisien sumberdaya yang
tersedia untuk menghasilkan Keluaran yang diinginkan. Konsep ini dapat
menimbulkan persoalan jika masukan dan keluaran hanya dilihat dari aspek
kuantitatif semata dengan mengabaikan aspek kualitatif. Dalam beberapa kasus
misalnya untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dengan mengurangi
jumlah tenaga kerja seringkali menimbulkan konflik. Untuk mengatasi masalah
ini, diintroduksikan konsep produktivitas yang lebih luas, yaitu sebagai konsep
sosial.
Pada konsep sosial, produktivitas di atas segalanya adalah sebagai suatu sikap
mental (attitude in mind), yang berupaya mencari perbaikan dari apa yang
telah ada secara berkesinambungan. Hal ini didasarkan atas keyakinan bahwa
apa yang dilakukan hari ini akan lebih baik dibandingkan kemarin dan yang
dilakukan esok hari akan lebih baik dibandingkan hari ini. Berdasarkan konsep
9
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
C.1.2 Profitabilitas
Hubungan antara produktivitas dan profitabilitas diilustrasikan dalam
Gambar 1.3.
10
Konsep Produktivitas
11
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
12
Konsep Produktivitas
Mikro OUTPUT
Parsial
Multiple Input Ekonomis
Makro
!
O
PT = atau
I L + I M + IC + I E + IQ
1 I L + I M + IC + I E + IQ
=
PT O
di mana PT : Produktivitas Total; IL : Input Tenaga Kerja; IM : Input Bahan;
13
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
O O
Pi = ⇒ I i = , sehingga:
Ii Pi
1 1 1 1 1 1
= + + + + , atau
PT PL PM PC PE PQ
−1
⎛1 1 1 1 1⎞
PT = ⎜⎜ + + + + ⎟⎟
⎝ PL PM PC PE PQ ⎠
Selanjutnya dengan dasar nilai keluaran dan masukan yang sudah dideflasi
pada tahun yang sama, maka menurut Hannula (2002) perubahan relatif
produktivitas total juga dapat diekspresikan sebagai fungsi dari perubahan
relatif rasio produktivitas parsial dan struktur biaya terhadap tahun dasar
sebagai berikut.
∆P T =
PT − PTbase
=
∑( I ) ibase
−1
PTbase ∑( I ibase / ( ∆Pi +1))
ITbase
= −1
∑( I ibase ×1 / ( ∆Pi +1))
1
= −1
∑( I ibase / ITbase ×1 / ( ∆Pi +1))
1
= −1, dimana
∑(C ibase / CTbase ×1 / ( ∆Pi +1))
∆PT : perubahan relatif Produktivitas Total,
CTbase : total biaya pada periode dasar,
Cibase : biaya input pada periode dasar, dan
∆Pi : perubahan relatif produktivitas parsial input – i.
14
Konsep Produktivitas
Sebagai tambahan, metode Nilai Tambah adalah salah satu metode lain
yang digunakan untuk mengukur produktivitas. Metode ini pada dasarnya
menyangkut penggunaan Keluaran untuk mengukur tambahan “kekayaan”
yang dihasilkan suatu perusahaan atau industri melalui proses atau operasi
produksi dan jasa. Nilai tambah diturunkan dari hasil pengurangan nilai
Keluaran (pendapatan atau hasil penjualan) dengan nilai Masukan (material
dan jasa yang digunakan). Sebagai contoh, suatu perusahaan membeli bahan
baku dan menambahkan nilai terhadap bahan baku tersebut melalui proses
produksi untuk menghasilkan produk yang mempunyai nilai lebih tinggi
dibandingkan bahan baku asal. Kekayaan yang dihasilkan oleh perusahaan
didistribusikan kembali misalnya sebagai upah kepada pekerja, untuk investasi
mesin dan fasilitas, keuntungan bagi perusahaan, pajak, bunga kepada
kreditur, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.5.
15
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
LEVEL PRODUKTIVITAS
Nasional Ekonomi
Perusahaan A Perusahaan B
Organisasi
Unit Utilisasi mesin
diproduksi/worker
Individual Unit
diproduksi/hari
16
Konsep Produktivitas
17
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
b. Pengendalian
Ukuran untuk tujuan pengendalian cenderung lebih teliti dibandingkan
awareness, didefinisikan secara jelas dan sering sekali bersifat normatif.
Tujuannya adalah untuk mengindikasikan kapan, dan seberapa banyak kinerja
sebuah proses menyimpang untuk selanjutnya dilakukan pengendalian.
Ukuran-ukuran untuk keperluan pengendalian sering sekali bersifat spesifik,
dan aspek-aspek dalam proses produksi didefinisikan secara detail. Biasanya
terdapat bias dengan ukuran-ukuran tradisional produktivitas. Presisi dalam
pengukuran untuk pengendalian biasanya diperlukan ketika diberlakukan
kebijakan perusahaan untuk memberikan insentif sebagai sarana untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi. Ukuran pengendalian
digunakan pada setiap proses dalam manufaktur atau pada komponen-
komponen operasional pada sektor ekonomi selain manufaktur.
c. Peningkatan
Ukuran untuk peningkatan biasanya menggunakan pendekatan positif.
Kategori ini bersifat luas dan menggunakan ukuran untuk mendiagnosa dan
mengevaluasi beserta ukuran-ukuran yang digunakan untuk goal setting dan
feedback. Ukuran diagnostik dan evaluasi didesain untuk mengidentifikasi
permasalahan beserta gejalanya, letak permasalahan dan besar permasalahan.
Kecenderungan pada jenis ukuran untuk peningkatan menggunakan
pendekatan ukuran holistik dan multifaktor atau sekumpulan ukuran
serumpun untuk mendapatkan sudut pandang menyeluruh organisasi.
Munculnya berbagai pendekatan pengukuran semacam Objective Matrix
(OMAX), Balanced Scorecard, dan Performance Prism serta berbagai sistem
pengukuran kinerja menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk memahami
dan menemukan hambatan peningkatan kinerja. Pendekatan semacam
18
Konsep Produktivitas
a. Benchmark temporal-longitudinal
Kinerja dengan pendekatan temporal-longitudinal adalah membandingkan
angka kinerja antar dua periode waktu. Biasanya periode yang dibandingkan
diurutkan, misalnya bulan Oktober diikuti bulan November kemudian
Desember. Bisa pula antara tahun 2011 dengan 2012 dan dengan 2013, atau
bisa pula dibandingkan antara kinerja bulan Oktober tahun 2012 dengan
kinerja bulan Oktober tahun 2013. Secara umum, dengan benchmarking
pendekatan longitudinal dapat dilihat apakah kinerja organisasi meningkat
atau menurun.
19
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
c. Benchmark normatif
Pendekatan Benchmark normatif adalah jika dilakukan perbandingan
antara kinerja dengan sebuah norma atau standar. Sebagai contoh hasil aktual
bulan ini dibandingkan target perusahaan bulan ini, maka ada kemungkinan
terjadi penyimpangan yang terjadi, apakah penyimpangan yang dapat
diterima, tidak dapat diterima ataukah tidak ada penyimpangan sama sekali.
Karaktersitik sebuah norma biasanya bervariasi. Ia bisa berupa standar teknis
yang kuantitatif-kaku yang diturunkan dari standar teknik industri atau dari
studi kerja. Sebuah norma bisa juga diturunkan dari pengalaman masa lalu
atau pandangan manajemen semacam target anggaran dan penjualan. Untuk
pertama kali, ukuran normatif secara langsung menjawab pertanyaan akan
baik buruknya kinerja sebuah organisasi/perusahaan.
20
Konsep Produktivitas
21
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
Input Output
Kualitas
Inovasi
kehidupan kerja
Efektivitas Efisiensi
Utilisasi
Produktivitas
Profitabilitas
22
Konsep Produktivitas
23
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
G. Latihan Soal
G.1 Soal Tipe 1
1. Apakah yang dimaksud dengan produktivitas, performansi, efisiensi,
efektivitas dan profitabilitas?
2. Apakah yang dimaksud dengan taksonomi dan hierarki pengukuran
produktivias? Berikan penjelasan!
3. Berdasarkan cakupannya, sebutkan tiga jenis pengukuran produktivitas.
Jelaskan!
4. Berdasarkan tujuannya, jelaskan jenis pengukuran kinerja!
5. Apakah yang dimaksudkan dengan benchmarking? Jelaskan tiga jenis
pendekatan dalam benchmarking!
24
REFERENCES
DAFTAR PUSTAKA
Alter, S.L. (1980) Decision Support Systems : Current Practices and Continuing
Challenges. Reading. MA : Addison Wesley
Dües, C. M., Tan, K. H., & Lim, M. 2013. Green as the new Lean: how to use
Lean practices as a catalyst to greening your supply chain. Journal of
cleaner production, 40, 93-100.
Gaspersz, V. 2001. "ISO 9001: 2000 and Continual Improvement." PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta (2001).
Gorry, G.A. dan Morton, M.S.S. (1971).A Framework for Management
Information Systems”. Sloan Management Review, Vol. 13, No.1.
Hines, P., & Taylor, D. 2000. Going lean. Cardiff, UK: Lean Enterprise Research
Centre Cardiff Business School.
Marimin, M.A. Darmawan, Machfud, M.P. Islam, 2014. Value Chain Analysis
for Green Productivity Improvement in The Natural Rubber Supply
Chain: a case strategy. Journal of Cleaner Production 85: 201-211.
Mintzberg, H., The Nature of Managerial Work, Harper &Row, New York,
1973
Mukherjee, A., Mitchell, W.,dan Talbot, F. B. (2000). The impact of new
manufacturing requirements on production line productivity and quality
at a focused factory. Journal of Operations Management, 18(2), 139-168.
Meyer, U. B., Creux, S. E., & Marin, A. K. W. (2010). Process oriented analysis:
design and optimization of industrial production systems. CRC Press.
Rao, P. (2003), Greening of the Supply Chain – A Guide for Managers in South
East Asia, AIMpublication, Manila
Sink, D.S. and Tuttle, T.C. (1989), Planning and Measurement in your
Organisation of the Future,ch. 5, Industrial Engineering and
Management Press, Norcross, GA, pp. 170-84.
Sink, D.S., Morris, W.T., and Johnston, C.S. (1995). By what method?: Are you,
developing the knowledge and skills to lead large-scale quality.
Industrial Engineering and Management Press. Georgia
Wills B. 2009. Green Intentions: Creating a Green Value Stream to Compete and
Win. New York: Productivity Press.
REFERENCES
DAFTAR PUSTAKA
Alter, S.L. (1980) Decision Support Systems : Current Practices and Continuing
Challenges. Reading. MA : Addison Wesley
Dües, C. M., Tan, K. H., & Lim, M. 2013. Green as the new Lean: how to use
Lean practices as a catalyst to greening your supply chain. Journal of
cleaner production, 40, 93-100.
Gaspersz, V. 2001. "ISO 9001: 2000 and Continual Improvement." PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta (2001).
Gorry, G.A. dan Morton, M.S.S. (1971).A Framework for Management
Information Systems”. Sloan Management Review, Vol. 13, No.1.
Hines, P., & Taylor, D. 2000. Going lean. Cardiff, UK: Lean Enterprise Research
Centre Cardiff Business School.
Marimin, M.A. Darmawan, Machfud, M.P. Islam, 2014. Value Chain Analysis
for Green Productivity Improvement in The Natural Rubber Supply
Chain: a case strategy. Journal of Cleaner Production 85: 201-211.
Mintzberg, H., The Nature of Managerial Work, Harper &Row, New York,
1973
Mukherjee, A., Mitchell, W.,dan Talbot, F. B. (2000). The impact of new
manufacturing requirements on production line productivity and quality
at a focused factory. Journal of Operations Management, 18(2), 139-168.
Meyer, U. B., Creux, S. E., & Marin, A. K. W. (2010). Process oriented analysis:
design and optimization of industrial production systems. CRC Press.
Rao, P. (2003), Greening of the Supply Chain – A Guide for Managers in South
East Asia, AIMpublication, Manila
Sink, D.S. and Tuttle, T.C. (1989), Planning and Measurement in your
Organisation of the Future,ch. 5, Industrial Engineering and
Management Press, Norcross, GA, pp. 170-84.
Sink, D.S., Morris, W.T., and Johnston, C.S. (1995). By what method?: Are you,
developing the knowledge and skills to lead large-scale quality.
Industrial Engineering and Management Press. Georgia
Wills B. 2009. Green Intentions: Creating a Green Value Stream to Compete and
Win. New York: Productivity Press.
Biografi Singkat Penulis
IPB serta di beberapa universitas negeri dan swasta ternama di Jakarta. Beliau
saat ini menjabat sebagai Seketaris Program Doktor, Sekolah Pascasarjana
IPB. Mata ajaran yang diasuh Penulis antara lain adalah Teori dan Analisis
Keputusan, Sistem Penunjang Keputusan, Sistem Pakar, Sistem Intelijen,
Sistem Informasi Manajemen, Manajemen Teknologi Informasi, serta
Manajemen Produksi dan Operasi. Karya ilmiah beliau telah dipublikasi
pada berbagai media: 9 paper pada jurnal internasional, lebih 20 paper pada
prosiding seminar internasional, lebih dari 70 paper pada jurnal dan atau
prosiding seminar nasional serta 5 buah buku. Penulis dapat dihubungi di
email marimin_07@yahoo.com.
280
Biografi Singkat Penulis
Saat ini penulis menjabat sebagai Ketua Program Studi Pasca Sarjana
Teknologi Industri Pertanian SPs IPB, dan menjadi anggota Persatuan
Insinyur Indonesia, Ikatan Sarjana Teknik dan Manajemen Industri serta
Asosiasi Agroindustri Indonesia (AGRIN).Penulis dapat dihubungi melalui
e-mail machfud21@gmail.com atau machfud@ipb.ac.id.
281
Teknik dan Aplikasi Produktivitas Hijau (Green Productivity) pada Agroindustri
282
Biografi Singkat Penulis
283