Anda di halaman 1dari 2

Apakah skema-skema turnamen ini memiliki kelemahan atau keunggulan dalam

menyederhanakan kontrak prinsipal-agen? Contoh skema turnamen itu seperti apa?

Salah satu permasalahan dengan skema turnamen adalah agen-agen memiliki insentif yang
kuat dan nyata untuk bersekongkol melawan prinsipal tapi tidak punya insentif untuk
membantu satu sama lain, bahkan jika kinerja absolut mereka nantinya bisa ditingkatkan.
Salah satu keunggulan skema turnamen adalah tidak banyak memberikan peluang bagi
prinsipal untuk tidak mematuhi kontrak bilamana verifikasi sulit dilakukan. Ini karena jumlah
total kompensasi yang dibayarkan dalam skema turnamen, berbeda dengan skema-skema
kompensasi lain, tidak berubah-ubah berdasarkan kinerja individu-individunya. Sehingga
dalam skema turnamen akan lebih mudah untuk memeriksa apakah prinsipal telah mematuhi
kontrak.

Salah satu contoh skema turnamen yang paling banyak ditemui adalah insentif berbasis-
promosi dimana kompensasi seseorang diberikan hanya berdasarkan kedudukannya dalam
hirarki. Satu-satunya pengaruh langsung tolok ukur kinerja pada kompensasi adalah melalui
pengaruhnya pada promosi jabatan. Bahkan, Baker dkk. (1988) menyebutkan bahwa insentif
berbasis-promosi lebih dominan atau lebih lazim ditemukan daripada insentif berbasis-kinerja
di tingkatan-tingkatan bawah dalam perusahaan.

Bisa dicontohkan kenapa pasar tenaga kerja jika dimasukkan kedalam model
prinsipal agen kemungkinan akan menjadi permasalahan agensi?

Bahkan, Holmstrom & Ricart-Costa (1986) menunjukkan bahwa operasi pasar tenaga
kerja justru mungkin berperan sebagai sumber permasalahan-permasalahan agensi bukannya
sebagai sumber untuk mengurangi permasalahan-permasalahan agensi.

Contoh:

Seorang agen yang enggan-resiko tapi netral-kerja dan ia harus memilih sebuah proyek
investasi yang akan mendatangkan hasil selama jangka waktu tertentu. Kemudian, agen
tersebut memiliki tipe kemampuan yang tidak diketahuinya dan juga tidak diketahui oleh pasar
tenaga kerja. Jika agen mau mendedikasikan kerja seumur hidup dengan perusahaan (atau jika
pasar tenaga kerja bisa diabaikan), maka solusi kooperatif bisa dicapai dengan memberikan
gaji tetap kepada agen yang netral-kerja tersebut.

Akan tetapi, tanpa adanya pra-komitmen, pasar tenaga kerja akan menggunakan hasil-
hasil dari investasi yang dipilih si agen sebagai sinyal-sinyal mengenai tipe si agen dan akan
menyesuaikan upah pasarnya. Alhasil, si agen akan memilih investasi yang memaksimalkan
hasil-hasil modal sumber daya manusianya sendiri sementara prinsipal menginginkan si agen
untuk memaksimalkan nilai finansial perusahaan. Maka dari itu operasi tenaga kerja inilah
yang menciptakan permasalahan agensi.

Anda mungkin juga menyukai