Pengelolaan Perizinan Lingkungan Hidup
Pengelolaan Perizinan Lingkungan Hidup
HUKUM LINGKUNGAN
Disusun Oleh:
Nim: 02011181320093
Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya
2014/2015
Kata pengantar
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan dan semangat menulis makalah ini. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Lingkungan yang berjudul
“PENGELOLAAN PERIZINAN LINGKUNGAN HIDUP”.
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar kita dapat memahami suatu
persetujuan penguasa dalam hal tertentu menyimpang dari ketentuan- ketentuan
larangan perundangan.
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bab II Permasalahan
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara hukum seperti yang disimpulkan UUD 1945 yaitu
prinsip bahwa “negara Indonesia berdasarkan atas hukum” tidak berdasarkan pada
kekuasaan, dan prinsip pemerintahan berdasarkan konstitusi, tidak bersifat
absolutisme. Negara hukum yamg di anut Indonesias sendiri adalah negara hukum
materiil atau disebut negara hukum modern/kesejahteraan dengan tujuan yang
ingin dicapai yaitu terwujudnya masyarakat adil dan makmur baik spiritual
maupun materiil berdasarkan pancasila. Dalam negara hukum pancasila, tujuan
penyelenggaraan pemerintahan lebih luas yakni berkewajiban turut serta dalam
berbagai sektor kehidupan dan penghidupan.
Dengan berlandaskan pada fungsi negara Indonesia yaitu fungsi keamanan, fungsi
kesejahteraan, fungsi pendidikan, dan fungsi mewujudkan ketertiban dan
kesejahteraan dunia juga didukung oleh alinea keempat UUD 1945 dan pasal 1
ayat 3 UUD 1945 maka dapat diyakini bahwa sebagai negara hukum modern/
kesejahteraan negara memiliki landasan kuat sehingga mampu mengatur dan
menyelenggarakan mekanisme pemerintahan, memberi kewenangan pemerintah
untuk mengatur pengelolaan lingkungan hidup secara adil serta pemerintah dapat
membentuk dan melaksanakan sistem perizinan lingkungan hidup termasuk sektor
kehutanan, perkebunan, dan pertambangan untuk mewujudkan kesejahtertaan
rakyat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas adapun permasalahan dalam makalah ini
sebagai berikut :
Pembahasan
Konsep welfare state atau social service state, yaitu adanya pengakuan dan
perlindungan terhadap hak- hak asasi manusia, pemerintah terlibat secara aktif
dalam penyelenggaraan tugas- tugas dalam rangka penyelenggaraan kesejahteraan
umum, lalu adanya pembatasan kekuasaan dalam perangkat penyelenggaraan
tugas- tugas pemerintahan, yakni melalui hukum administrasi negara, selanjutnya
jika terdapat perselisihan antar perangkat pemerintahan dengan warga negara,
maka diselesaikan peradilan yang bebas dan tidak memihak.
Pasal 36
1. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-UPL
wajib memiliki izin lingkungan.
4. Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai
dengan kewenangannya.
Pasal 37
1. Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya wajib
menolak permohonan izin lingkungan apabila permohonan izin tidak dilengkapi
dengan amdal atau UKL-UPL.
2. Izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (4) dapat
dibatalkan apabila.
3. persyaratan yang diajukan dalam permohonan izin mengandung cacat hukum,
keliruan, penyalah gunaan, serta ketidak benaran dan atau pemalsuan data,
dokumen, dan informasi penerbitannya tanpa memenuhi syarat sebagaimana
tercantum dalam keputusan komisi tentang kelayakan lingkungan hidup atau
rekomendasi UKL-UPL
4. kewajiban yang ditetapkan dalam dokumen amdal atau UKL-UPL tidak
dilaksanakan oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan.
Pasal 38
Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat(2), izin lingkungan
dapat dibatalkan melalui keputusan pengadilan tata usaha negara.
Pasal 39
1. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib
mengumumkan setiap permohonan dan keputusan izin lingkungan.
2. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara yang
mudah diketahui oleh masyarakat.
Pasal 40
1. Izin lingkungan merupakan persyaratan untuk memperoleh izin usaha dan/atau
kegiatan.
2. Dalam hal izin lingkungan dicabut, izin usaha dan/atau kegiatan dibatalkan.
3. Dalam hal usaha dan/atau kegiatan mengalami perubahan, penanggung jawab
usaha dan / atau kegiatan wajib memperbarui izin lingkungan.
Pasal 41
Ketentuan lebih lanjut mengenai izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
sampai dengan Pasal 40 diatur dalam Peraturan Pemerintah.
BAB III
Kesimpulan
Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam
kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu
dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-
sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan, salah satu
problematika yang tengah menjadi sorotan dunia yaitu pemanasan global yang
semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga memperparah
penurunan kualitas lingkungan hidup. Dan saat kita berbicara mengenai
problematika lingkungan maka tidak dapat terlepas dari upaya preventif yang
dilakukan oleh pejabat administrasi dalam hal ini berupa perizinan sebagai
instrumen pencegahan kerusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup
hakikatnya merupakan pengendalian aktivitas pengelolaan lingkungan hidup.
Oleh karena itu pengaturan dan penyelenggaraan perizinan lingkungan harus
didasarkan norma keterpaduan. Di sisi lain disaat pemerintah Indonesia sedang
giat-giatnya menggali berbagai sumber daya alam yang melimpah di atas bumi
Indonesia, dunia internasional mengecam tindakan tersebut. Hal ini bukannya
tanpa alasan karena penggalian sumber daya alam di Indonesia dapat
menimbulkan dampak yang buruk bagi perkembangan lingkungan hidup
Indonesia. Namun, di satu sisi pihak pemerintah Indonesia membutuhkan
berbagai sumber daya alam untuk menghidupi negaranya. Dengan kelemahan
disana sini yang disebabkan oleh adanya ego sektoral masing- masing
kementerian namun harus didasarkan Undang- undang, orientasi pemberian izin
adalah pendapat atau pemasukan sebesar- besarnya kas negara sehingga
mengabaikan faktor kelestarian lingkungan hidup dan kondisi sosial masyarakat,
adanya tumpang tindih izin yang dibarikan dan terakhir lemahnya koordinasi dan
penegakan hukum.
Saran
Pembenahan dan konsistensi pemerintah dalam menjalankan dan menerapkan
suatu sistem dianggap perlu dalam mengupayakan lingkungan hidup yang layak
untuk generasi ke depan, kemudian yang dibebankan oleh pemerintah yaitu
lembaga- lembaga yang mempunyai beban kerja mestinya melakukan koordinasi
pelaksanaan kebijakan, serta dibutuhkan suatu organisasi dengan portofolio
menetapkan, melaksanakan dan mengawasi kebijakan untuk kepentingan
konservasi. Dalam menjalankan tugas dan kewenangannya kelak dibutuhkan juga
pendanaan baik dari APBN dan APBD.
BAB IV
Daftar Pustaka