Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

SARANG WALET

1
A. KRITERIA DESAIN
1. Pendahuluan
1.1 Umum
Gedung Sarang Walet terdiri dari 3 (tiga) lantai. Bentuk struktur adalah persegi panjang
dengan panjang arah x = 8,7 m dan panjang arah y = 16 m serta tinggi arah z = 9 m. Laporan ini
terutama menyajikan hasil perhitungan struktur atas yaitu meliputi perhitungan sistem rangka
portal 3 dimensi. Termasuk perhitungan elemen pelat, balok dan kolom. Untuk perhitungan
struktur atas tersebut maka perencanaan sistem struktur atas dilakukan menggunakan analisa
struktur 3 dimensi dengan bantuan dari program SAP2000 versi 14.0.

1.1 Penjelasan Umum


1.2.1 Sistem Struktur
Sistem struktur bangunan Ruko direncanakan terbuat dari rangka portal dengan balok dan
kolom terbuat dari beton konvensional. Sistem pelat lantai menggunakan two way slab (pelat dua
arah) beton konvensional dengan keempat sisinya dipikul oleh balok. Sistem struktur bawah atau
pondasi yang direncanakan adalah menggunakan pondasi Poer Plat dan pondasi Poer Plat yang
dikombinasikan dengan Pondasi Sumuran.

1.2.2 Peraturan yang Digunakan


Perencanaan struktur atas dan bawah bangunan ini dalam segala hal mengikuti semua
peraturan dan ketentuan yang berlaku di Indonesia, khususnya yang ditetapkan dalam peraturan-
peraturan berikut:
1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002
2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung, SNI 1726-2012.
3. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SKBI-1.3.53.1987

1.2.3 Mutu Bahan yang Digunakan


Dapat dijelaskan pula bahwa stuktur bangunan adalah beton bertulang biasa
(konvensional). Mutu bahan/material struktur yang digunakan dalam perencanaan meliputi:

2
a. Mutu Beton
Kolom, balok, pelat dan pondasi : K-250 (fc’ = 20 MPa)
b. Mutu Baja Tulangan
Baja tulangan fy 250 MPa

1.2.4 Pembebanan
Beban yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
1. Beban Mati (DL): yaitu akibat berat sendiri struktur, beban finishing, beban plafond
dan beban dinding. Berat sendiri komponen struktur berupa balok, kolom dan pelat
dihitung secara otomatis oleh SAP2000.
a) Berat ceiling/plafond = 18 kg/m2
b) Beban finishing lantai keramik = 24 kg/m2
c) Beban plester 2,5 cm = 3 kg/m2
d) Beban dinding bata ½ batu = 250 kg/m2

2. Beban Hidup (LL)


a) Lantai 1 s/d lantai 3 = 250 kg/m2
b) Pelat atap = 100 kg/m2

3. Beban Gempa (E)


Mengenai respon spectrum dari analisa dinamik dan analisa statik tekuivalen
sepenuhnya mengikuti Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 1726-2012 dengan ketentuan bangunan
memiliki kategori resiko bangunan II dan faktor keutamaan gempa Ie = 1,0 dan faktor
modifikasi respons R = 8 untuk bangunan rangka beton bertulang pemikul momen
khusus. Beban angin tidak ditinjau, karena tidak menentukan dibandingkan dengan
beban gempa.

3
Gambar 1. Spektrum Respon Desain

2. Prosedur Perencanaan Struktur Atas


Pada tahap awal dari perencanaan, semua elemen struktur atas ditentukan terlebih dahulu.
Kemudian hasil ini dianalisa sehingga seluruh komponen struktur diharapkan dapat mencapai
hasil perencanaan yang efisien.
2.1 Pelat Lantai
Analisa pelat lantai beton bertulang biasa dihitung menurut ketentuan-ketentuan yang
berlaku dalam PBI 71 NI-2 yaitu pelat yang memikul beban dalam dua arah (two way slab, arah x
dan y). Penulangan pelat dihitung berdasarkan kekuatan batas.
2.2 Balok-balok Lantai dan Kolom
Balok-balok induk (balok portal) dianalisa secara 3 dimensi baik terhadap beban vertikal
maupun terhadap beban lateral (beban gempa) dengan menggunakan bantuan program SAP2000
versi 14.0. Untuk penulangan lentur dipergunakan program Concrete Design yang ada dalam
program SAP2000 versi 14.0 dengan menyesuaikan faktor reduksi kekuatan dan kombinasi
pembebanan sesuai dengan SNI 03-2847-2012. Program SAP2000 versi 14.0 secara langsung
dapat mengolah gaya-gaya yang terjadi pada elemen bangunan menghasilkan luas tulangan
lentur, geser dan torsi yang diperlukan dan sekaligus dapat diketahui kombinasi beban mana yang
paling dominan.
Faktor reduksi kekuatan yang dimaksud adalah:

4
1) Phi_bending = 0,8
2) Phi_tension = 0,8
3) Phi_compression (Tied) = 0,65
4) Phi_compression (Spiral) = 0,7
5) Phi_shear = 0,75
Kombinasi beban yang dimaksud adalah:
1) U = 1,2 DL + 1,6 LL
2) U = 1,4 DL
3) U = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 ρ QE + 0,5 LL
4) U = (0,9 - 0,2 SDS) DL + 1,0 ρ QE
Untuk penulangan kolom selain data-data yang telah disebutkan di atas juga dibutuhkan
data-data konfigurasi tulangan pada masing-masing penampang kolom. Jadi pilihan penulangan
untuk kolom adalah “check” yaitu dengan konfigurasi tulangan yang ada dianalisa terhadap gaya-
gaya dalam dan kombinasi pembebanan. Hasil analisa untuk penulangan kolom rasio antara gaya-
gaya yang terjadi dengan kapasitas dari kolom dan konfigurasi tulangan secara 3 dimensi.

2.3 Beban Gempa Nominal Statik Ekuivalen


Struktur gedung beraturan dapat direncanakan terhadap pembebanan gempa nominal
akibat pengaruh gempa rencana dalam arah masing-masing sumbu utama denah struktur tersebut,
berupa beban gempa nominal ekuivalen.
Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.1 nilai gaya geser dasar seismik :
V = CS W ………………………………………………………………….. (1)
Keterangan:
V = Geser dasar total (kN)
CS = Koefisien respons gempa
W = Berat seismik efektif struktur (kN)

Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.3 Gaya gempa lateral (Fx , Fy) yang timbul
disemua tingkat harus ditentukan dari persamaan berikut :
Fx = 𝐶𝑉𝑥 . Vx ...………...………………………………………………..... (2)
Fy= 𝐶𝑉𝑦 . Vy ..…….…………….………................................................... (3)
5
𝑤 . ℎ𝑖 𝑘
𝐶𝑉 = ∑𝑛 𝑥 𝑘 …..…………….................................................................. (4)
𝑖=1 𝑤𝑖 .ℎ𝑖

Keterangan :
FX , FY = Gaya gempa lateral (kN)
CVX , CVY = Faktor distribusi vertikal
VX , VY = Gaya lateral desain total atau geser didasar struktur (kN)
wi ,wx = Berat seismik efektif total struktur yang ditempatkan atau dikenakan
pada tingkat i atau x (kN)
hi , hx = Tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x(m)
k = Eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut :
- untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 0,5 detik
ataukurang, k = 1
- untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 2,5 detik atau
lebih, k = 2
- untuk struktur yang mempunyai perioda antara 0,5 dan 2,5 detik,
k harus sebesar 2 atau harus ditentukan dengan interpolasi linier
antara 1 dan 2
2.4 Analisis Statik Ekuivalen
Mengingat pada struktur gedung beraturan pembebanan gempa nominal akibat pengaruh
gempa rencana dapat ditampilkan sebagai beban-beban gempa nominal statik ekuivalen yang
menangkap pada pusat massa lantai-lantai tingkat, maka pengaruh beban-beban gempa nominal
statik ekuivalen tersebut dapat dianalisis dengan metoda analisis statik 3 dimensi biasa yang
dalam hal ini disebut analisis statik ekuivalen 3 dimensi.

3. Prosedur Perencanaan Struktur Bawah


Dari perhitungan dan analisa akibat beban tetap dan sementara diperoleh gaya-gaya yang
bekerja pada setiap pondasi. Semua pondasi dianalisa terhadap semua keadaan pembebanan
tersebut di atas. Hasil dari analisa secara keseluruhan memperlihatkan bahwa seluruh hasil
perhitungan sesuai dengan batas-batas perencanaan.

6
B. PERHITUNGAN STRUKTUR ATAS
B.1 MODEL STRUKTUR 3D
Struktur dimodelkan dalam bentuk 3 dimensi dengan menggunakan elemen kolom, balok
dan pelat.
Ukuran arah x = 4,35 m + 4,35 m = 8,7 m
Ukuran arah y = 4 m + 4 m + 4 m + 4 m = 16,0 m
Ukuran arah z = 3 m + 3 m + 3 m = 9 m

Kolom dianggap terjepit penuh pada bagian bawah dengan memberikan balok sloof yang
menghubungkan kolom-kolom bagian bawah. Beban-beban gravitasi (beban mati dan beban
hidup) disalurkan dari pelat ke balok kemudian didistribusikan ke kolom. Struktur dan komponen
struktur direncanakan hingga semua penampang mempunyai kuat rencana minimum sama
dengan kuat perlu yang dihitung berdasarkan kombinasi beban dan gaya terfaktor sesuai dengan
aturan.

Gambar 2. Denah (X-Y Plane)


7
Gambar 3. Denah (Y-Z Plane)

Gambar 4. Perspektif
8
B. Input Data Beban Gravitasi dan Beban Gempa

A. Beban Gravitasi
a. Beban Mati (DL)
• Beban pelat lantai
→ Keramik ( 1 x 24 ) = 24 kg/m2
→ Spesi ( 2 x 21 ) = 42 kg/m2
→ Plafond + penggantung ( 1 x 18 ) = 18 kg/m2
→ M/E = 25 kg/m2
= 109 kg/m2
• Beban pelat atap
→ Spesi ( 2 x 21 ) = 42 kg/m2
→ Plafond + penggantung ( 1 x 18 ) = 18 kg/m2
→ M/E = 25 kg/m2
= 85 kg/m2
• Beban dinding + plesteran
→ Batu bata (h = 3 m) ( 3 x 250 ) = 750 kg/m2

b. Beban Hidup (LL)


• Beban Hidup Lantai
→ Rumah Toko (Ruko) = 250 kg/m2
• Beban Hidup Atap
→ Air hujan ( 0.05 x 1000 ) = 50 kg/m2
→ Beban hidup = 100 kg/m2
= 150 kg/m2
`

9
Gambar 5. Beban Gravitasi Portal Bidang X-Y dan Y-Z

Gambar 6. Beban Gravitasi Portal 3D


10
B. Beban Gempa
1) Kategori Resiko Bangunan Gedung
Bangunan yang ditinjau adalah Rumah Sarang Walet
Kategori resiko : II
2) Faktor Keutamaan Gempa
Bangunan dengan kategori resiko II
Faktor keutamaan gempa, Ie : 1
3) Parameter Percepatan Tanah
(Diperoleh dari peta gempa Hazzard)

Ss = 2.164 g S1 = 0.765 g
4) Klasifikasi Situs Tanah
SE (Tanah Lunak)
5) Faktor Koefisien Situs
Koefisien situs, Fa Koefisien situs, Fv
Fa = 0.9 Fv = 2.4
6) Parameter Percepatan Desain
Tentukan parameter respons spectra percepatan untuk gempa tertimbang maksimum
SMS = Fa · Ss SM1 = Fv · S1
= 0.9 · 2.164 = 2.4 · 0.765
= 1.948 g = 1.836 g
Hitung parameter spectra desain :
SDS = ⅔ · SMS SD1 = ⅔ · SM1
= ⅔ · 1.95 = ⅔ · 1.84
= 1.298 g = 1.224 g

11
Grafik Respons Spectrum
1.4

1.2
Percepatan Respon Spektral, Sa (g)

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 1 2 3 4 5 6

Periode, T (detik)

C. Kombinasi Pembebanan
1) COMB 1 = 1.2 DL + 1.6 LL
2) COMB 2 = 1.4 DL
3) COMB 3 = 1.46 DL + 1.3 Ex + 0.39 Ey + 0.5 LL
4) COMB 4 = 1.46 DL + 0.39 Ex + 1.3 Ey + 0.5 LL
5) COMB 5 = 0.64 DL + 1.3 Ex + 0.39 Ey
6) COMB 6 = 0.64 DL + 0.39 Ex + 1.3 Ey

B.1 Hasil Analisis Menggunakan SAP2000


Dari hasil analisis dengan menggunakan analisa dinamik dengan respon spectrum,
diperoleh dimensi balok dan kolom yang aman digunakan pada struktur Sarang Walet tersebut.
1) Balok Lantai = 250/450 7) Balok Kantilever I = 300/500
2) Balok Atap = 250/450 8) Balok Kantilever II = 200/350
3) Balok Anak = 200/350
4) Kolom = 300/500
5) Tebal pelat lantai = 120 mm
6) Tebal pelat atap = 120 mm
12
TABEL HASIL PERHITUNGAN TULANGAN
SIMBOL BALOK LANTAI
BXH 250x450
LOKASI TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN

POTONGAN

TUL. ATAS (perlu) 838 mm2 667 mm2 838 mm2


TUL ATAS (pasang) 6D14 5D14 6D14
TUL. BAWAH (perlu) 692 mm2 771 mm2 692 mm2
TUL BAWAH
5D14 6D14 5D14
(pasang)
SENGKANG Ø10-150 Ø10-200 Ø10-150

SIMBOL BALOK ANAK PELAT LANTAI


BXH 200x350
LOKASI TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN

POTONGAN

TUL. ATAS (perlu) 275 mm2 206 mm2 275 mm2


TUL ATAS (pasang) 3D14 2D14 3D14
TUL. BAWAH (perlu) 269 mm2 322 mm2 269 mm2
TUL BAWAH
2D14 3D14 2D14
(pasang)
SENGKANG Ø10-200 Ø10-300 Ø10-200

13
SIMBOL BALOK ATAP
BXH 250x450
LOKASI TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN

POTONGAN

TUL. ATAS (perlu) 541 mm2 407 mm2 541 mm2


TUL ATAS (pasang) 4D14 3D14 4D14
TUL. BAWAH (perlu) 529 mm2 511 mm2 529 mm2
TUL BAWAH
4D14 4D14 4D14
(pasang)
SENGKANG Ø10-200 Ø10-250 Ø10-200

SIMBOL BALOK ANAK PELAT ATAP


BXH 200x350
LOKASI TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN

POTONGAN

TUL. ATAS (perlu) 154 mm2 94 mm2 154 mm2


TUL ATAS (pasang) 2D14 2D14 2D14
TUL. BAWAH (perlu) 204 mm2 286 mm2 204 mm2
TUL BAWAH
3D14 3D14 3D14
(pasang)
SENGKANG Ø10-200 Ø10-300 Ø10-200

14
SIMBOL BALOK KANTILEVER
BXH 300x500
LOKASI TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN

POTONGAN

TUL. ATAS (perlu) 795 mm2 717 mm2 795 mm2


TUL ATAS (pasang) 6D14 5D14 6D14
TUL. BAWAH (perlu) 518 mm2 233 mm2 518 mm2
TUL BAWAH
4D14 2D14 4D14
(pasang)
SENGKANG Ø10-75 Ø10-75 Ø10-75

SIMBOL BALOK KANTILEVER


BXH 200x350
LOKASI TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN

POTONGAN

TUL. ATAS (perlu) 353 mm2 322 mm2 353 mm2


TUL ATAS (pasang) 3D14 3D14 3D14
TUL. BAWAH (perlu) 231 mm2 114 mm2 231 mm2
TUL BAWAH
2D14 2D14 2D14
(pasang)
SENGKANG Ø10-150 Ø10-150 Ø10-150

15
SIMBOL KOLOM
BXH 300x500
LOKASI LT - 1 LT - 2 LT - 3

POTONGAN

MEMANJANG (perlu) 6917 mm2 3525 mm2 3013 mm2


MEMANJANG
18D22 12D20 12D20
(pasang)
SENGKANG Ø10-150 Ø10-150 Ø10-150

Gambar 7. Penulangan Balok Kolom (Bidang XZ)


16
Gambar 8. Penulangan Balok Kolom (Bidang YZ)

17
C. PERHITUNGAN STRUKTUR SEKUNDER
C.1 Perhitungan Pelat ukuran 2,175 m x 2,0 m

PELAT LANTAI
Penulangan Penulangan Penulangan Penulangan
Keterangan Panel A Keterangan Keterangan Keterangan Keterangan
lapangan arah x lapangan arah y tumpuan arah x tumpuan arah y
Panjang (m) 2.175 Mu = Mlx (N.mm) 418087.938 Mu = Mly (N.mm) 351193.868 Mu = Mtx (N.mm) 986687.533 Mu = Mty (N.mm) 903069.945
Lebar (m) 2 k 0.05915 k 0.04968 k 0.13958 k 0.12775
Lnx (m) 1.775 ρperlu 0.00567 ρperlu 0.00520 ρperlu 0.00871 ρperlu 0.00834
Lny (m) 1.95 digunakan ρperlu 0.00567 digunakan ρperlu 0.00520 digunakan ρperlu 0.00871 digunakan ρperlu 0.00834
h (mm) 120 As perlu (mm2) 533.19771 As perlu (mm2) 488.68377 As perlu (mm2) 819.11386 As perlu (mm2) 783.63739
Lny/Lnx 1.1 Jumlah tlgn (n) 4.71450 Jumlah tlgn (n) 4.32091 Jumlah tlgn (n) 7.24256 Jumlah tlgn (n) 6.92888
Clx 25 dibulatkan 5.00000 dibulatkan 5.00000 dibulatkan 8.00000 dibulatkan 8.00000
Cly 21 Jarak tulangan (s) 250.000 Jarak tulangan (s) 250.000 Jarak tulangan (s) 142.857 Jarak tulangan (s) 142.857
Ctx 59 dibulatkan (s) (mm) 250 dibulatkan (s) (mm) 250 dibulatkan (s) (mm) 125 dibulatkan (s) (mm) 125
Cty 54 Kesimpulan ø12-250 mm Kesimpulan ø12-250 mm Kesimpulan ø12-125 mm Kesimpulan ø12-125 mm
DL Lantai (kg/m2) 109

Ø12 - 125 mm
LL Lantai (kg/m2) 250
Beban terfaktor (kg/m2) 530.80

Ø12 - 250 mm
Mlx (kg.m) 41.809
Mly (kg.m) 35.119
Ø12 - 125 mm Ø12 - 125 mm
Mtx (kg.m) 98.669
Mty (kg.m) 90.307
2.0 m Ø12 - 250 mm

Ø12 - 125 mm
D. Tul, pokok (mm) 12
D. Tul. Bagi (mm) 10
b (mm) 1000
d (mm) 94
m 14.7059
ρmin 0.00560
ρmax 0.0306 2.175 m
Ast (mm2) 113.097

18
C. Perhitungan Tangga
Perhitungan tangga:
- ditaksir optrede t = 20 cm
- ditaksir antrede L = 30 cm
- kemiringan tangga
α = arc tan t/L
20
= arc tan
30
0.6667
= arc tan
o
= 33.6901

Menentukan nilai h

30 α = 33.69 o α = 33.6901 o
α h h
sin α = cos α =
20 h 30 20
h = sin 33.69 · 30 h = cos 33.69 · 20
= 16.641 cm = 16.641 cm

Jadi, ht = tp + 2/3 h Direncanakan tebal plat tangga = 12 cm


= 12 + 2/3 16.641 = 120 mm
= 23.094
≈ 26 cm
= 0.3 m

1) Beban yang bekerja pada tangga


A. Beban Mati
a. Berat sendiri plat tangga dan anak tangga setelah ditransformasikan menjadi
beban merata.
= ht · (lebar tangga) · ɣbeton lebar tangga = 1.200 m
= 0.26 · 1.20 · 24 ɣbeton = 24 kN/m3
= 7.488 kN/m
b. Berat tegel = 0.2 kN/m2 (tebal lantai tegel = 1 cm)
= 1.2 · 0.2 · 1
= 0.288 kN/m
b. Berat spesi = 0.2 kN/m2 (tebal spesi semen= 2 cm)
= 1.2 · 0.2 · 2
= 0.504 kN/m

Total WD = 7.488 + 0.288 + 0.504


= 8.280 kN/m

19
B. Beban hidup untuk tangga = 300 kg/m2 = 3 kN/m2
WL = 3 · lebar tangga
= 3 · 1.20
= 3.6 kN/m

Jadi, Wu = 1.2 WD + 1.6 WL


= 1.2 8.280 + 1.6 3.6
= 15.696 kN/m

2) Beban yang bekerja pada bordes


A. Beban Mati
a) Beban mati pelat bordes
= tebal pelat · lebar · ɣbeton lebar bordes = 1.2 m
= 0.12 · 1.2 · 24
= 3.456 kN/m
b. Berat tegel = 0.24 kN/m2 (tebal lantai tegel = 1 cm)
= 1.2 · 0.2 · 1
= 0.288 kN/m
b. Berat spesi = 0.21 kN/m2 (tebal spesi semen= 2 cm)
= 1.2 · 0.2 · 2
= 0.504 kN/m

Total WD = 3.456 + 0.288 + 0.504


= 4.248 kN/m

B. Beban Hidup
Beban hidup untuk bordes = 300 kg/m2 = 3 kN/m2
WL = 3 · lebar bordes
= 3 · 1.2
= 3.6 kN/m

Jadi, Wu = 1.2 WD + 1.6 WL


= 1.2 4.248 + 1.6 3.6
= 10.858 kN/m

20
Hasil Analisis Tangga dengan bantuan SAP2000

21
Input Beban Tangga dengan bantuan SAP2000

22
Pelat AB
¤ Tumpuan
a. Mu = Mmax = 13.26 kN.m = 13260000.000 N.mm

b. Mu perlu = Mu/0.8 = 16575000.000 N.mm

c. Ukuran balok = 1200 x 260 mm2

d. Perkiraan tinggi efektif penampang


Selimut beton = 20 mm
Tulangan pokok = D 12
Begel = Ø 8
d = h - (selimut + Ø begel + ½ Ø tulangan pokok)
= 120 - 20 + 8 + ½ 12
= 86 mm

e. Koefisien tahanan (K)


Mu perlu
K = 2
b · d
16575000.000
= 2 = 1.868 N/mm2
1200 · 86

f. Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.0056
fy 250
fy 250
m = = = 14.706
0.9 · fc' 0.9 · 20
ρmax
= 0.8 ρb

ρb 0.85 · fc' · β1 600


= x
fy 600 + fy
0.85 · 20 · 0.9 600
= x
250 600 + 250
= 0.04080
Jadi,
ρmax = 0.8 0.04080

= 0.0306
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 14.706 · 1.868
= 1 - 1 -
14.706 250
= 0.00793
Karena ρmin < ρperlu , maka digunakan: ρperlu = 0.00793
23
g. Luas tulangan perlu
Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.00793 · 1200 · 86
2
= 818.685 mm

h. Luas tulangan pokok


2
AsD12 = ¼ · π · D
2
= ¼ · π · 12
= 113.097 mm2

i. Jumlah tulangan (n)


Asperlu 818.685
n = = = 7.239 ≈ 8 batang
AsD12 113.097
Jadi, tulangan yang digunakan 8D12
j. Jarak tulangan
1200
S = = 171.429 ≈ 150 mm
8- 1
k. Luas tulangan susut dan suhu
Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.002 · 2700 · 86
= 464.400 mm2
l. direncanakan memakai tulangan Ø 10
Luas tulangan pokok
2
AsD10 = ¼ · π · D
2
= ¼ · π · 10
= 78.540 mm2
i. Jumlah tulangan (n)
Asperlu 464.400
n = = = 5.913 ≈ 6 batang
AsD10 78.540
Jadi, tulangan yang digunakan 6D10
j. Jarak tulangan
2700
S = = 540 ≈ 500 mm
6- 1

- digunakan - Tulangan tumpuan 8D12-150


- Tulangan susut dan suhu 6D10-500

24
¤ Lapangan
a. Mu = Mmax = 6.67 kN.m = 6670000.000 N.mm

b. Mu perlu = Mu/0.8 = 8337500.000 N.mm

c. Ukuran balok = 1200 x 260 mm2

d. Perkiraan tinggi efektif penampang


Selimut beton = 20 mm
Tulangan pokok = D 12
Begel = Ø 8
d = h - (selimut + Ø begel + ½ Ø tulangan pokok)
= 120 - 20 + 8 + ½ 12
= 86 mm

e. Koefisien tahanan (K)


Mu perlu
K =
b · d 2
8337500.000
= = 0.939 N/mm2
1200 · 86 2

f. Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.0056
fy 250
fy 250
m = = = 14.706
0.9 · fc' 0.9 · 20
ρmax
= 0.8 ρb

ρb 0.85 · fc' · β1 600


= x
fy 600 + fy
0.85 · 20 · 0.9 600
= x
250 600 + 250
= 0.04080
Jadi,
ρmax = 0.8 0.04080

= 0.0306

1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 14.706 · 0.939
= 1 - 1 -
14.706 250
= 0.003868
Karena ρmin > ρperlu , maka digunakan: ρmin = 0.00560
25
g. Luas tulangan perlu
Asperlu = ρmin · b · d
= 0.00560 · 1200 · 86
2
= 577.920 mm

h. Luas tulangan pokok


2
AsD12 = ¼ · π · D
2
= ¼ · π · 12
= 113.097 mm2

i. Jumlah tulangan (n)


Asperlu 577.920
n = = = 5.110 ≈ 6 batang
AsD12 113.097
Jadi, tulangan yang digunakan 6D12
j. Jarak tulangan
1200
S = = 240 ≈ 240 mm
6- 1
k. Luas tulangan susut dan suhu
Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.002 · 2700 · 86
= 464.400 mm2
l. direncanakan memakai tulangan Ø 10
Luas tulangan pokok
2
AsD10 = ¼ · π · D
2
= ¼ · π · 10
= 78.540 mm2
i. Jumlah tulangan (n)
Asperlu 464.400
n = = = 5.913 ≈ 6 batang
AsD16 78.540
j. Jarak tulangan
2700
S = = 540 ≈ 500 mm
6- 1

- digunakan - Tulangan lapangan 6D12-240


- Tulangan susut dan suhu 6D10-500

26
Pelat Bordes
¤ Tumpuan
a. Mu = Mmax = 9.060 kN.m = 9060000.000 N.mm

b. Mu perlu = Mu/0.8 = 11325000.000 N.mm

2
c. Ukuran balok = 1200 x 120 mm

d. Perkiraan tinggi efektif penampang


Selimut beton = 20 mm
Tulangan pokok = D 12
Begel = Ø 8
d = h - (selimut + Ø begel + ½ Ø tulangan pokok)
= 120 - 20 + 8 + ½ 12
= 86 mm

e. Koefisien tahanan (K)


Mu perlu
K =
b · d 2
11325000.000
= 2 = 1.276 N/mm2
1200 · 86

f. Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.0056
fy 250
fy 250
m = = = 14.706
0.9 · fc' 0.9 · 20
ρmax
= 0.8 ρb

ρb 0.85 · fc' · β1 600


= x
fy 600 + fy
0.85 · 20 · 0.9 600
= x
250 600 + 250
= 0.04080
Jadi,
ρmax = 0.8 0.04080

= 0.0306
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 14.706 · 1.276
= 1 - 1 -
14.706 250
= 0.00531
Karena ρmin < ρperlu , maka digunakan: ρperlu = 0.00531
27
g. Luas tulangan perlu
Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.00531 · 1200 · 86
2
= 548.153 mm

h. Luas tulangan pokok


2
AsD12 = ¼ · π · D
2
= ¼ · π · 12
= 113.097 mm2

i. Jumlah tulangan (n)


Asperlu 548.153
n = = = 4.847 ≈ 5 batang
AsD12 113.097
Jadi, tulangan yang digunakan 5D12
j. Jarak tulangan
1200
S = = 300 ≈ 300 mm
5- 1
k. Luas tulangan susut dan suhu
Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.002 · 1200 · 86
= 206.400 mm2
l. direncanakan memakai tulangan Ø 10
Luas tulangan pokok
2
AsD10 = ¼ · π · D
2
= ¼ · π · 10
= 78.540 mm2
i. Jumlah tulangan (n)
Asperlu 206.400
n = = = 2.628 ≈ 3 batang
AsD10 78.540
j. Jarak tulangan
1200
S = = 600 ≈ 600 mm
3- 1

- digunakan - Tulangan tumpuan 5D12-300


- Tulangan susut dan suhu 3D10-600

28
29
D. PERHITUNGAN STRUKTUR BAWAH
D.1 Perhitungan Sloof
PuA = 1165.13 kN PuB = 696.50 kN

Sloof A-B
A B
4.35 m

Direncanakan ukuran sloof sbb:


- b = 200 mm
- h = 400 mm
- L = 4350 mm

a. Pembebanan sloof
- Berat sendiri sloof = 0.2 · 0.4 · 24 = 1.92 kN/m'
- Berat dinding 1/2 bata= 4 2.5 = 10 kN/m'
25% 1165.13 + 696.495
- Gaya aksial kolom = = 106.990 kN/m'
4.35
Jadi, qAB = 106.990 - 1.92 - 10
= 95.070 kN/m'

b. Penulangan Sloof
» Tumpuan
2
- Mu = 1/12 · q · L
= 1/12 · 95.070 · 18.9 = 2836.74004 kN.m
= 28367400.369 N.mm
- Mu perlu = Mu/0.8 = 35459250.461 N.mm
2
- Ukuran balok = 200 x 400 mm
- Perkiraan tinggi efektif penampang
Selimut beton = 40 mm
Tulangan pokok = D 16
Begel = Ø 10
d = h - (selimut + Ø begel + Ø tulangan pokok )
= 400 - 40 + 10 + 16
= 334 mm
- Koefisien tahanan (K)
Mu perlu
K =
b · d 2
35459250.461
= 2 = 1.58930 N/mm2
200 · 334
30
- Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00560
fy 250
fy 250
m = = = 14.70588
0.85 · fc' 0.85 · 20
ρmax = 0.75 ρb

ρb · fc' · β1
0.85 600
= x
fy 600 + fy
0.85 · 20 · 0.85 600
= x
250 600 + 250
= 0.04080
Jadi,
ρmax
= 0.75 0.04080
= 0.03060

1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 14.70588 · 1.58930
= 1 - 1 -
14.70588 250
= 0.00669
Karena ρmin < ρperlu , maka digunakan: ρperlu = 0.00669
- Luas tulangan perlu
Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.00669 · 200 · 334
2
= 446.618 mm
- Luas tulangan pokok
2
AsD16 = ¼ · π · D
2
= ¼ · π · 16
2
= 201.062 mm
- Jumlah tulangan (n)
Asperlu 446.618
n = = = 2.221 ≈ 3 batang
AsD16 201.062

Jadi, tulangan yang digunakan 3D16

» Lapangan
2
- Mu = 1/24 · q · L
= 1/24 · 95.070 · 18.9 = 1418.37002 kN.m
= 14183700.184 N.mm
- Mu perlu = Mu/0.8 = 17729625.230 N.mm
- Ukuran balok = 200 x 400 mm2
31
- Perkiraan tinggi efektif penampang
Selimut beton = 40 mm
Tulangan pokok = D 16
Begel = Ø 10
d = h - (selimut + Ø begel + Ø tulangan pokok )
= 400 - 40 + 10 + 16
= 334 mm
- Koefisien tahanan (K)
Mu perlu
K = 2
b · d
17729625.230
= 2 = 0.79465 N/mm2
200 · 334
- Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00560
fy 250
fy 250
m = = = 14.70588
0.85 · fc' 0.85 · 20
ρmax = 0.75 ρb

ρb · fc' · β1
0.85 600
= x
fy 600 + fy
0.85 · 20 · 0.85 600
= x
250 600 + 250
= 0.04080
Jadi,
ρmax = 0.75 0.04080

= 0.03060

1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 14.70588 · 0.79465
= 1 - 1 -
14.70588 250
= 0.00326
Karena ρmin > ρperlu , maka digunakan: ρmin = 0.00560
- Luas tulangan perlu
Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.00560 · 200 · 334
2
= 374.080 mm
- Luas tulangan pokok
2
AsD16 = ¼ · π · D
2
= ¼ · π · 16
2
= 201.062 mm
32
- Jumlah tulangan (n)
Asperlu 374.080
n = = = 1.861 ≈ 2 batang
AsD16 201.062

Jadi, tulangan yang digunakan 2D16

» Tulangan geser
- Vu = 1/2 · q · L
= 1/2 · 95.070 · 4.35
= 206.777 kN
1
- Vc = fc' · b · d
6
1
= 20 · 200 · 334
6
= 49789.780 N
= 49.790 kN
- ØVc = 0.6 · 49.790 = 29.874 kN
Vu > ØVc maka dibutuhkan tulangan geser
Vu
- Vs = - Vc
Ø
206.777
= - 49.790
0.6
= 294.839 kN
= 294839.178 N

1 1
- fc' · b · d = 20 · 200 · 334
3 3
=
99579.561 N
=
99.580 kN
1
Vs < fc' · b · d
3
294.839 kN > 99.580 kN
1 1
Smin = d Smax = d
4 2
1 1
= 334 = 334
4 2
= 83.5 mm = 167 mm
- Kebutuhan tulangan geser memakai Ø 10 (daerah tumpuan)
2
S = Av·fy·d = ¼ π 10 250 · 334
Vs 294839.178
= 44.486 mm
Sperlu < Smax, maka digunakan S = 80 mm
Tulangan geser yang digunakan Ø 10 - 80 mm
33
- Kebutuhan tulangan geser memakai Ø 10 (daerah lapangan)
2
S = Av·3·fy = ¼ π 10 3 · 400
b 200.000
= 942.478 mm
Sperlu > Smax, maka digunakan S terkecil = 150 mm
Tulangan geser yang digunakan Ø 10 - 150 mm

34
D.2Perhitungan Pondasi Poer Plat
A. Pembebanan Pada Pondasi

Pu = 696.50 kN

- Beban maksimum dari kolom,Pu = 696.5 kN


- Beban dari kolom= 75% · Pu
= 75% · 696.50
= 522.4 kN = 522371.250 N
- Tekanan tanah diatas pondasi= kedalaman pondasi · ɣtanah
= 2.35 · 18
= 42 kN/m2
- Tekanan tanah efektif = σijin tanah - tekanan tanah di atas pondasi
= 285 - 42 dimana; σijin tanah = 285 kPa
2
= 242.7 kN/m = 285 kN/m2
- Luas telapak minimum
Pu 696.5
A = = = 2.870 m2
σefektif 242.7
- Dimensi pondasi
Direncanakan pondasi persegi
B = W= A
= 2.870 = 1.694 m
dipakai dimensi B = W = 1.7 m= 1700 mm
Tebal pondasi direncanakan (h) = 500 mm
Selimut beton untuk pondasi (d') = 70 mm

B. Penulangan
Digunakan tulangan pokokD = 16 mm
Ukuran kolom = 300 x 500 mm
a. Tinggi efektif (d)
d = h - d' - ½ tul. Pokok
= 500 - 70 - ½ · 16
= 422 mm

35
b. Momen batas
Mu = Pu · F ½ F W
Dimana: 522.37
Pu =
W - 2 · d/2 + 300 2.89
F =
2 = 174.219 kN/m2
1700 - 2 · 211 + 300
=
2
= 489.00 mm = 0.489 m
Maka;
Mu = 522.4 · 0.489 ½ · 0.489 2
= 124.910 kN.m
= 124909935.671 N.mm

489.00
1700.00
722
d d
2 bkolom 2
489.00

489.00 722 489.00


1700.00

c. Koefisien tahanan (K)


Mu perlu
K = 2
Ø · b · d
124909935.671
= 2 = 0.5157 N/mm2
0.8 · 1700 · 422
d. Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00560
fy 250
fy 250
m = = = 14.70588
0.9 · fc' 0.85 · 20
36
ρmax = 0.8 ρb

ρb 0.9 · fc' · β1 600


= x
fy 600 + fy
0.9 · 20 · 0.9 600
= x
250 600 + 250
= 0.04080
Jadi,
ρmax = 0.8 0.04080

= 0.0306
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 14.706 · 0.516
= 1 - 1 -
14.706 250
= 0.00210
Karena ρmin > ρperlu , maka digunakan: ρmin = 0.00560
e. Luas tulangan perlu
Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.00560 · 1700 · 422.0
= 4017.440 mm2
f. Luas tulangan pokok
2
AsD16 = ¼ · π · D
2
= ¼ · π · 16
= 201.062 mm2
g. Jumlah tulangan (n)
Asperlu 4017.440
n = = = 19.981 ≈ 20 batang
AsD16 201.062
h. Jarak tulangan
B - d' · 2
S =
n - 1
1700 - 70 · 2
=
20 - 1
= 82.105 mm ≈ 80 mm

Jadi, tulangan yang digunakan 20D16-80 mm

37
38
39

Anda mungkin juga menyukai