Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SARANG WALET
1
A. KRITERIA DESAIN
1. Pendahuluan
1.1 Umum
Gedung Sarang Walet terdiri dari 3 (tiga) lantai. Bentuk struktur adalah persegi panjang
dengan panjang arah x = 8,7 m dan panjang arah y = 16 m serta tinggi arah z = 9 m. Laporan ini
terutama menyajikan hasil perhitungan struktur atas yaitu meliputi perhitungan sistem rangka
portal 3 dimensi. Termasuk perhitungan elemen pelat, balok dan kolom. Untuk perhitungan
struktur atas tersebut maka perencanaan sistem struktur atas dilakukan menggunakan analisa
struktur 3 dimensi dengan bantuan dari program SAP2000 versi 14.0.
2
a. Mutu Beton
Kolom, balok, pelat dan pondasi : K-250 (fc’ = 20 MPa)
b. Mutu Baja Tulangan
Baja tulangan fy 250 MPa
1.2.4 Pembebanan
Beban yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
1. Beban Mati (DL): yaitu akibat berat sendiri struktur, beban finishing, beban plafond
dan beban dinding. Berat sendiri komponen struktur berupa balok, kolom dan pelat
dihitung secara otomatis oleh SAP2000.
a) Berat ceiling/plafond = 18 kg/m2
b) Beban finishing lantai keramik = 24 kg/m2
c) Beban plester 2,5 cm = 3 kg/m2
d) Beban dinding bata ½ batu = 250 kg/m2
3
Gambar 1. Spektrum Respon Desain
4
1) Phi_bending = 0,8
2) Phi_tension = 0,8
3) Phi_compression (Tied) = 0,65
4) Phi_compression (Spiral) = 0,7
5) Phi_shear = 0,75
Kombinasi beban yang dimaksud adalah:
1) U = 1,2 DL + 1,6 LL
2) U = 1,4 DL
3) U = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 ρ QE + 0,5 LL
4) U = (0,9 - 0,2 SDS) DL + 1,0 ρ QE
Untuk penulangan kolom selain data-data yang telah disebutkan di atas juga dibutuhkan
data-data konfigurasi tulangan pada masing-masing penampang kolom. Jadi pilihan penulangan
untuk kolom adalah “check” yaitu dengan konfigurasi tulangan yang ada dianalisa terhadap gaya-
gaya dalam dan kombinasi pembebanan. Hasil analisa untuk penulangan kolom rasio antara gaya-
gaya yang terjadi dengan kapasitas dari kolom dan konfigurasi tulangan secara 3 dimensi.
Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.3 Gaya gempa lateral (Fx , Fy) yang timbul
disemua tingkat harus ditentukan dari persamaan berikut :
Fx = 𝐶𝑉𝑥 . Vx ...………...………………………………………………..... (2)
Fy= 𝐶𝑉𝑦 . Vy ..…….…………….………................................................... (3)
5
𝑤 . ℎ𝑖 𝑘
𝐶𝑉 = ∑𝑛 𝑥 𝑘 …..…………….................................................................. (4)
𝑖=1 𝑤𝑖 .ℎ𝑖
Keterangan :
FX , FY = Gaya gempa lateral (kN)
CVX , CVY = Faktor distribusi vertikal
VX , VY = Gaya lateral desain total atau geser didasar struktur (kN)
wi ,wx = Berat seismik efektif total struktur yang ditempatkan atau dikenakan
pada tingkat i atau x (kN)
hi , hx = Tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x(m)
k = Eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut :
- untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 0,5 detik
ataukurang, k = 1
- untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 2,5 detik atau
lebih, k = 2
- untuk struktur yang mempunyai perioda antara 0,5 dan 2,5 detik,
k harus sebesar 2 atau harus ditentukan dengan interpolasi linier
antara 1 dan 2
2.4 Analisis Statik Ekuivalen
Mengingat pada struktur gedung beraturan pembebanan gempa nominal akibat pengaruh
gempa rencana dapat ditampilkan sebagai beban-beban gempa nominal statik ekuivalen yang
menangkap pada pusat massa lantai-lantai tingkat, maka pengaruh beban-beban gempa nominal
statik ekuivalen tersebut dapat dianalisis dengan metoda analisis statik 3 dimensi biasa yang
dalam hal ini disebut analisis statik ekuivalen 3 dimensi.
6
B. PERHITUNGAN STRUKTUR ATAS
B.1 MODEL STRUKTUR 3D
Struktur dimodelkan dalam bentuk 3 dimensi dengan menggunakan elemen kolom, balok
dan pelat.
Ukuran arah x = 4,35 m + 4,35 m = 8,7 m
Ukuran arah y = 4 m + 4 m + 4 m + 4 m = 16,0 m
Ukuran arah z = 3 m + 3 m + 3 m = 9 m
Kolom dianggap terjepit penuh pada bagian bawah dengan memberikan balok sloof yang
menghubungkan kolom-kolom bagian bawah. Beban-beban gravitasi (beban mati dan beban
hidup) disalurkan dari pelat ke balok kemudian didistribusikan ke kolom. Struktur dan komponen
struktur direncanakan hingga semua penampang mempunyai kuat rencana minimum sama
dengan kuat perlu yang dihitung berdasarkan kombinasi beban dan gaya terfaktor sesuai dengan
aturan.
Gambar 4. Perspektif
8
B. Input Data Beban Gravitasi dan Beban Gempa
A. Beban Gravitasi
a. Beban Mati (DL)
• Beban pelat lantai
→ Keramik ( 1 x 24 ) = 24 kg/m2
→ Spesi ( 2 x 21 ) = 42 kg/m2
→ Plafond + penggantung ( 1 x 18 ) = 18 kg/m2
→ M/E = 25 kg/m2
= 109 kg/m2
• Beban pelat atap
→ Spesi ( 2 x 21 ) = 42 kg/m2
→ Plafond + penggantung ( 1 x 18 ) = 18 kg/m2
→ M/E = 25 kg/m2
= 85 kg/m2
• Beban dinding + plesteran
→ Batu bata (h = 3 m) ( 3 x 250 ) = 750 kg/m2
9
Gambar 5. Beban Gravitasi Portal Bidang X-Y dan Y-Z
Ss = 2.164 g S1 = 0.765 g
4) Klasifikasi Situs Tanah
SE (Tanah Lunak)
5) Faktor Koefisien Situs
Koefisien situs, Fa Koefisien situs, Fv
Fa = 0.9 Fv = 2.4
6) Parameter Percepatan Desain
Tentukan parameter respons spectra percepatan untuk gempa tertimbang maksimum
SMS = Fa · Ss SM1 = Fv · S1
= 0.9 · 2.164 = 2.4 · 0.765
= 1.948 g = 1.836 g
Hitung parameter spectra desain :
SDS = ⅔ · SMS SD1 = ⅔ · SM1
= ⅔ · 1.95 = ⅔ · 1.84
= 1.298 g = 1.224 g
11
Grafik Respons Spectrum
1.4
1.2
Percepatan Respon Spektral, Sa (g)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6
Periode, T (detik)
C. Kombinasi Pembebanan
1) COMB 1 = 1.2 DL + 1.6 LL
2) COMB 2 = 1.4 DL
3) COMB 3 = 1.46 DL + 1.3 Ex + 0.39 Ey + 0.5 LL
4) COMB 4 = 1.46 DL + 0.39 Ex + 1.3 Ey + 0.5 LL
5) COMB 5 = 0.64 DL + 1.3 Ex + 0.39 Ey
6) COMB 6 = 0.64 DL + 0.39 Ex + 1.3 Ey
POTONGAN
POTONGAN
13
SIMBOL BALOK ATAP
BXH 250x450
LOKASI TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN
POTONGAN
POTONGAN
14
SIMBOL BALOK KANTILEVER
BXH 300x500
LOKASI TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN
POTONGAN
POTONGAN
15
SIMBOL KOLOM
BXH 300x500
LOKASI LT - 1 LT - 2 LT - 3
POTONGAN
17
C. PERHITUNGAN STRUKTUR SEKUNDER
C.1 Perhitungan Pelat ukuran 2,175 m x 2,0 m
PELAT LANTAI
Penulangan Penulangan Penulangan Penulangan
Keterangan Panel A Keterangan Keterangan Keterangan Keterangan
lapangan arah x lapangan arah y tumpuan arah x tumpuan arah y
Panjang (m) 2.175 Mu = Mlx (N.mm) 418087.938 Mu = Mly (N.mm) 351193.868 Mu = Mtx (N.mm) 986687.533 Mu = Mty (N.mm) 903069.945
Lebar (m) 2 k 0.05915 k 0.04968 k 0.13958 k 0.12775
Lnx (m) 1.775 ρperlu 0.00567 ρperlu 0.00520 ρperlu 0.00871 ρperlu 0.00834
Lny (m) 1.95 digunakan ρperlu 0.00567 digunakan ρperlu 0.00520 digunakan ρperlu 0.00871 digunakan ρperlu 0.00834
h (mm) 120 As perlu (mm2) 533.19771 As perlu (mm2) 488.68377 As perlu (mm2) 819.11386 As perlu (mm2) 783.63739
Lny/Lnx 1.1 Jumlah tlgn (n) 4.71450 Jumlah tlgn (n) 4.32091 Jumlah tlgn (n) 7.24256 Jumlah tlgn (n) 6.92888
Clx 25 dibulatkan 5.00000 dibulatkan 5.00000 dibulatkan 8.00000 dibulatkan 8.00000
Cly 21 Jarak tulangan (s) 250.000 Jarak tulangan (s) 250.000 Jarak tulangan (s) 142.857 Jarak tulangan (s) 142.857
Ctx 59 dibulatkan (s) (mm) 250 dibulatkan (s) (mm) 250 dibulatkan (s) (mm) 125 dibulatkan (s) (mm) 125
Cty 54 Kesimpulan ø12-250 mm Kesimpulan ø12-250 mm Kesimpulan ø12-125 mm Kesimpulan ø12-125 mm
DL Lantai (kg/m2) 109
Ø12 - 125 mm
LL Lantai (kg/m2) 250
Beban terfaktor (kg/m2) 530.80
Ø12 - 250 mm
Mlx (kg.m) 41.809
Mly (kg.m) 35.119
Ø12 - 125 mm Ø12 - 125 mm
Mtx (kg.m) 98.669
Mty (kg.m) 90.307
2.0 m Ø12 - 250 mm
Ø12 - 125 mm
D. Tul, pokok (mm) 12
D. Tul. Bagi (mm) 10
b (mm) 1000
d (mm) 94
m 14.7059
ρmin 0.00560
ρmax 0.0306 2.175 m
Ast (mm2) 113.097
18
C. Perhitungan Tangga
Perhitungan tangga:
- ditaksir optrede t = 20 cm
- ditaksir antrede L = 30 cm
- kemiringan tangga
α = arc tan t/L
20
= arc tan
30
0.6667
= arc tan
o
= 33.6901
Menentukan nilai h
30 α = 33.69 o α = 33.6901 o
α h h
sin α = cos α =
20 h 30 20
h = sin 33.69 · 30 h = cos 33.69 · 20
= 16.641 cm = 16.641 cm
19
B. Beban hidup untuk tangga = 300 kg/m2 = 3 kN/m2
WL = 3 · lebar tangga
= 3 · 1.20
= 3.6 kN/m
B. Beban Hidup
Beban hidup untuk bordes = 300 kg/m2 = 3 kN/m2
WL = 3 · lebar bordes
= 3 · 1.2
= 3.6 kN/m
20
Hasil Analisis Tangga dengan bantuan SAP2000
21
Input Beban Tangga dengan bantuan SAP2000
22
Pelat AB
¤ Tumpuan
a. Mu = Mmax = 13.26 kN.m = 13260000.000 N.mm
f. Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.0056
fy 250
fy 250
m = = = 14.706
0.9 · fc' 0.9 · 20
ρmax
= 0.8 ρb
= 0.0306
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 14.706 · 1.868
= 1 - 1 -
14.706 250
= 0.00793
Karena ρmin < ρperlu , maka digunakan: ρperlu = 0.00793
23
g. Luas tulangan perlu
Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.00793 · 1200 · 86
2
= 818.685 mm
24
¤ Lapangan
a. Mu = Mmax = 6.67 kN.m = 6670000.000 N.mm
f. Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.0056
fy 250
fy 250
m = = = 14.706
0.9 · fc' 0.9 · 20
ρmax
= 0.8 ρb
= 0.0306
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 14.706 · 0.939
= 1 - 1 -
14.706 250
= 0.003868
Karena ρmin > ρperlu , maka digunakan: ρmin = 0.00560
25
g. Luas tulangan perlu
Asperlu = ρmin · b · d
= 0.00560 · 1200 · 86
2
= 577.920 mm
26
Pelat Bordes
¤ Tumpuan
a. Mu = Mmax = 9.060 kN.m = 9060000.000 N.mm
2
c. Ukuran balok = 1200 x 120 mm
f. Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.0056
fy 250
fy 250
m = = = 14.706
0.9 · fc' 0.9 · 20
ρmax
= 0.8 ρb
= 0.0306
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 14.706 · 1.276
= 1 - 1 -
14.706 250
= 0.00531
Karena ρmin < ρperlu , maka digunakan: ρperlu = 0.00531
27
g. Luas tulangan perlu
Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.00531 · 1200 · 86
2
= 548.153 mm
28
29
D. PERHITUNGAN STRUKTUR BAWAH
D.1 Perhitungan Sloof
PuA = 1165.13 kN PuB = 696.50 kN
Sloof A-B
A B
4.35 m
a. Pembebanan sloof
- Berat sendiri sloof = 0.2 · 0.4 · 24 = 1.92 kN/m'
- Berat dinding 1/2 bata= 4 2.5 = 10 kN/m'
25% 1165.13 + 696.495
- Gaya aksial kolom = = 106.990 kN/m'
4.35
Jadi, qAB = 106.990 - 1.92 - 10
= 95.070 kN/m'
b. Penulangan Sloof
» Tumpuan
2
- Mu = 1/12 · q · L
= 1/12 · 95.070 · 18.9 = 2836.74004 kN.m
= 28367400.369 N.mm
- Mu perlu = Mu/0.8 = 35459250.461 N.mm
2
- Ukuran balok = 200 x 400 mm
- Perkiraan tinggi efektif penampang
Selimut beton = 40 mm
Tulangan pokok = D 16
Begel = Ø 10
d = h - (selimut + Ø begel + Ø tulangan pokok )
= 400 - 40 + 10 + 16
= 334 mm
- Koefisien tahanan (K)
Mu perlu
K =
b · d 2
35459250.461
= 2 = 1.58930 N/mm2
200 · 334
30
- Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00560
fy 250
fy 250
m = = = 14.70588
0.85 · fc' 0.85 · 20
ρmax = 0.75 ρb
ρb · fc' · β1
0.85 600
= x
fy 600 + fy
0.85 · 20 · 0.85 600
= x
250 600 + 250
= 0.04080
Jadi,
ρmax
= 0.75 0.04080
= 0.03060
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 14.70588 · 1.58930
= 1 - 1 -
14.70588 250
= 0.00669
Karena ρmin < ρperlu , maka digunakan: ρperlu = 0.00669
- Luas tulangan perlu
Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.00669 · 200 · 334
2
= 446.618 mm
- Luas tulangan pokok
2
AsD16 = ¼ · π · D
2
= ¼ · π · 16
2
= 201.062 mm
- Jumlah tulangan (n)
Asperlu 446.618
n = = = 2.221 ≈ 3 batang
AsD16 201.062
» Lapangan
2
- Mu = 1/24 · q · L
= 1/24 · 95.070 · 18.9 = 1418.37002 kN.m
= 14183700.184 N.mm
- Mu perlu = Mu/0.8 = 17729625.230 N.mm
- Ukuran balok = 200 x 400 mm2
31
- Perkiraan tinggi efektif penampang
Selimut beton = 40 mm
Tulangan pokok = D 16
Begel = Ø 10
d = h - (selimut + Ø begel + Ø tulangan pokok )
= 400 - 40 + 10 + 16
= 334 mm
- Koefisien tahanan (K)
Mu perlu
K = 2
b · d
17729625.230
= 2 = 0.79465 N/mm2
200 · 334
- Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00560
fy 250
fy 250
m = = = 14.70588
0.85 · fc' 0.85 · 20
ρmax = 0.75 ρb
ρb · fc' · β1
0.85 600
= x
fy 600 + fy
0.85 · 20 · 0.85 600
= x
250 600 + 250
= 0.04080
Jadi,
ρmax = 0.75 0.04080
= 0.03060
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 14.70588 · 0.79465
= 1 - 1 -
14.70588 250
= 0.00326
Karena ρmin > ρperlu , maka digunakan: ρmin = 0.00560
- Luas tulangan perlu
Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.00560 · 200 · 334
2
= 374.080 mm
- Luas tulangan pokok
2
AsD16 = ¼ · π · D
2
= ¼ · π · 16
2
= 201.062 mm
32
- Jumlah tulangan (n)
Asperlu 374.080
n = = = 1.861 ≈ 2 batang
AsD16 201.062
» Tulangan geser
- Vu = 1/2 · q · L
= 1/2 · 95.070 · 4.35
= 206.777 kN
1
- Vc = fc' · b · d
6
1
= 20 · 200 · 334
6
= 49789.780 N
= 49.790 kN
- ØVc = 0.6 · 49.790 = 29.874 kN
Vu > ØVc maka dibutuhkan tulangan geser
Vu
- Vs = - Vc
Ø
206.777
= - 49.790
0.6
= 294.839 kN
= 294839.178 N
1 1
- fc' · b · d = 20 · 200 · 334
3 3
=
99579.561 N
=
99.580 kN
1
Vs < fc' · b · d
3
294.839 kN > 99.580 kN
1 1
Smin = d Smax = d
4 2
1 1
= 334 = 334
4 2
= 83.5 mm = 167 mm
- Kebutuhan tulangan geser memakai Ø 10 (daerah tumpuan)
2
S = Av·fy·d = ¼ π 10 250 · 334
Vs 294839.178
= 44.486 mm
Sperlu < Smax, maka digunakan S = 80 mm
Tulangan geser yang digunakan Ø 10 - 80 mm
33
- Kebutuhan tulangan geser memakai Ø 10 (daerah lapangan)
2
S = Av·3·fy = ¼ π 10 3 · 400
b 200.000
= 942.478 mm
Sperlu > Smax, maka digunakan S terkecil = 150 mm
Tulangan geser yang digunakan Ø 10 - 150 mm
34
D.2Perhitungan Pondasi Poer Plat
A. Pembebanan Pada Pondasi
Pu = 696.50 kN
B. Penulangan
Digunakan tulangan pokokD = 16 mm
Ukuran kolom = 300 x 500 mm
a. Tinggi efektif (d)
d = h - d' - ½ tul. Pokok
= 500 - 70 - ½ · 16
= 422 mm
35
b. Momen batas
Mu = Pu · F ½ F W
Dimana: 522.37
Pu =
W - 2 · d/2 + 300 2.89
F =
2 = 174.219 kN/m2
1700 - 2 · 211 + 300
=
2
= 489.00 mm = 0.489 m
Maka;
Mu = 522.4 · 0.489 ½ · 0.489 2
= 124.910 kN.m
= 124909935.671 N.mm
489.00
1700.00
722
d d
2 bkolom 2
489.00
= 0.0306
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 14.706 · 0.516
= 1 - 1 -
14.706 250
= 0.00210
Karena ρmin > ρperlu , maka digunakan: ρmin = 0.00560
e. Luas tulangan perlu
Asperlu = ρperlu · b · d
= 0.00560 · 1700 · 422.0
= 4017.440 mm2
f. Luas tulangan pokok
2
AsD16 = ¼ · π · D
2
= ¼ · π · 16
= 201.062 mm2
g. Jumlah tulangan (n)
Asperlu 4017.440
n = = = 19.981 ≈ 20 batang
AsD16 201.062
h. Jarak tulangan
B - d' · 2
S =
n - 1
1700 - 70 · 2
=
20 - 1
= 82.105 mm ≈ 80 mm
37
38
39