Anda di halaman 1dari 13

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya,

Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

BAB IV
STRUKTUR GEOLOGI

4.1 Struktur Sesar


Struktur sesar (Gambar 4.1) yang berkembang di daerah penelitian terdiri dari
sesar naik berarah relatif WNW-ESE, sesar geser berarah relatif utara-selatan dan
timurlaut-baratdaya. Bukti-bukti yang diperoleh di lapangan yang menunjukkan
adanya struktur-struktur tersebut diantaranya berupa kekar gerus (shear fracture),
kekar tarik (gash fracture), breksiasi dan kedudukan posisi stratigrafi. Dari data
tersebut dilakukan pengolahan berupa analisi kinematik dan dinamik, sehingga
didapatkan kedudukan dari sesar tersebut dan arah tegasannya.

Gambar 4.1 Posisi sesar-sesar yang terdapat di daerah peneltian(bagian yang ditebalkan).

Penamaan sesar-sesar yang ada di daerah penelitian didasarkan atas nama


geografis dimana sesar-sesar tersebut dijumpai.

4.1.1 Sesar Naik Babakansirna


Sesar Babakansirna memiliki arah umum NWW-SEE pada bagian selatan
yang terletak antara Satuan Breksi dengan Tufa-Batupasir. Keberadaan sesar ini

Windeati Argapadmi/12004036 47
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

utamanya ditunjukkan dari urutan stratigrafi yang tidak normal yang terlihat dari
penyebarannya pada peta geologi, dimana Satuan Breksi yang berumur lebih tua
berada di atas Satuan Tufa-Batupasir yang lebih muda.
Bukti-bukti keberadaan sesar ini di daerah penelitian dapat dijumpai di
Sungai Cijarian dan Cikawi. Keterdapatan lapisan tegak yang memiliki
kemiringan lebih dari 80º di Sungai Cijarian di bagian selatan (Foto 4.1), yang
dapat diinterpretasi sebagai akibat dari sesar naik.
Keterdapatan zona hancuran di Sungai Cijarian, juga kehadiran kekar
gerus di Sungai Cijarian dan Cikawi dapat dimanifestasikan sebagai bukti dari
hasil pensesaran di lokasi ini. Breksiasi di Sungai Cikawini serta kelurusan
gawir pada peta menunjukkan arah umum dari jalur sesar naik ini. Selain itu
juga ditemukan bukti berupa sesar gerus di Sungai Cijarian dan Cikawini yang
merupakan salah satu dari gejala pensesaran di lapangan.

Windeati Argapadmi/12004036 48
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Foto 4.1 Bukti sesar naik Babakansirna berupa lapisan tegak di lokasi SRN-17 (atas) dan kekar
gerus di lokasi SRN-15 (bawah).

Windeati Argapadmi/12004036 49
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Analisa kinematik yang dilakukan penulis dari data pengukuran struktur


yang diperoleh di lapangan (Lampiran E), didapatkan kedudukan bidang sesar N
105º E/ 36º dengan kedudukan net-slip 33º, N 168º E serta pitch sebesar 63 º.
Berdasarkan klasifikasi sesar oleh Rickard (1971) op cit. Harsolumakso (1997),
diperoleh penamaan sesar yaitu Sesar Naik Menganan Babakansirna.
Sedangkan hasil analisa dinamiknya (Lampiran E) menunjukkan bahwa
tegasan σ1 dan σ2 horizontal sedangkan σ3 vertikal (Anderson,1951 op cit. Twiss
dan Moores, 1992). Dimana σ1 memiliki arah SSE.

4.1.2 Sesar Mendatar Menganan Cibaregbeg


Sesar mendatar menganan Cibaregbeg memiliki arah umum NNE-SSW
memanjang dari utara peta ke sisi barat, dimana kemudian sesar ini tertutupi
oleh Satuan Lava Andesit. Keberadaan dari sesar ini dapat terlihat dari
kelurusan Sungai Cihurang dan kelokan pada Sungai Cibaregbeg. Pada peta
geologi pun terlihat pergeseran menganan pada letak sumbu lipatan dari
Antiklin Simpenan yang relatif bergeser ke kanan dari Antiklin Cibaregbeg serta
bergesernya kontak antara satuan Batulanau dengan Tufa-Batupasir.
Bukti dari kehadiran sesar ini di lapangan dapat dijumpai dari pergeseran
lapisan yang menunjukkan pergeseran menganan pada singkapan di Sungai
Cibaregbeg. Sesar ini juga menghasilkan kekar gerus dan kekar tarik (Foto 4.2)
yang dapat ditemukan di Sungai Cibaregbeg dan Sungai Cihurang. Selain itu
ditemukan breksiasi di Sungai Cihurang yang dapat diinterpretasi sebagai arah
umum sesar.

Windeati Argapadmi/12004036 50
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Foto 4.2 Bukti sesar mendatar menganan Cibaregbeg berupa kekar gerus di lokasi SBR-14.

Analisa kinematik yang dilakukan penulis dari data pengukuran struktur


yang diperoleh di lapangan (Lampiran E), didapatkan kedudukan bidang sesar N
207º E/ 64º dengan kedudukan net-slip 1º, N 27º E serta pitch sebesar 1º.
Berdasarkan klasifikasi sesar oleh Rickard (1971) op cit. Harsolumakso (1997),
diperoleh penamaan sesar yaitu Sesar Mendatar Menganan Cibaregbeg.
Sedangkan hasil analisa dinamiknya (Lampiran E) menunjukkan bahwa
tegasan σ1 dan σ3 horizontal sedangkan σ2 vertikal (Anderson,1951 op cit. Twiss
dan Moores, 1992). Dimana σ1-nya memiliki arah NEE.

4.1.3 Sesar Mendatar Menganan Cikananga


Sesar mendatar menganan Cikananga pada bagian selatan memiliki arah
umum N-S memanjang ke utara yang terlihat dari kelurusan gawir pada satuan
Batugamping, kemudian membelok ke arah NNE-SSW. Sesar ini memotong
Satuan Batugamping, Tufa-Batupasir, Breksi, dan sesar naik Babakansirna serta
lipatan-lipatan yang melintang dari sisi timur ke tengah, seperti Antiklin
Simpenan, Sinklin Bojongkoneng dan Sinklin Cikobak. Sesar ini menyebabkan

Windeati Argapadmi/12004036 51
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

terjadinya pergeseran yang bersifat menganan pada lapisan-lapisan dan struktur


yang dilalui oleh sesar ini. Pergeseran ini dapat dilihat di peta geologi.
Gejala sesar menganan Cikananganya sendiri juga dapat dijumpai di
lapangan. Di antaranya terdapat pergeseran yang bersifat menganan pada
lapisan Tufa-Batupasir di Sungai Cikananga (Foto 4.3). Juga terdapat kekar-
kekar gerus yang dijumpai di Sungai Cikananga. Setelah bertemu dengan kontak
antara Satuan Breksi dengan Batupasir tufaan, sesar ini berubah arahnya
menjadi NNE-SSW, hal ini dibuktikan dari breksiasi pada (SKN-13) memiliki
arah N 28º E (Lampiran E). Juga terdapat kehadiran kekar gerus pada Satuan
Breksi (Sungai Cikananga). Bukti sesar ini pada bagian utara tidak dijumpai,
tetapi berdasarkan hasil ekstrapolasi dari penarikan sumbu-sumbu lipatan
memperlihatkan pergeseran menganan. Jadi dapat ditafsirkan sesar ini menerus
ke bagian utara dengan arah NNE-SSW.

Windeati Argapadmi/12004036 52
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Foto 4.3 Bukti sesar mendatar menganan Cikananga berupa pergeseran menganan lapisan
(atas) dan kekar gerus (bawah) di lokasi SKN-17.

Analisa kinematik yang dilakukan penulis dari data pengukuran struktur


yang diperoleh di lapangan (Lampiran E), didapatkan kedudukan bidang sesar N
183º E/ 63º untuk sesar pada bagian selatan yang berarah N-S dengan kedudukan
net-slip 6º, N 187º E serta pitch sebesar 4º. Sedangkan untuk sesar yang berarah
NNE-SSW memiliki kedudukan bidang sesar N 208º E/ 65º dengan kedudukan

Windeati Argapadmi/12004036 53
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

net-slip 7º, N 212º E serta pitch sebesar 3º Berdasarkan klasifikasi sesar oleh
Rickard (1971) op cit. Harsolumakso (1997) keduanya dapat dinamakan sebagai
sesar mendatar menganan.
Sedangkan hasil analisa dinamiknya (Lampiran E) menunjukkan bahwa
tegasan σ1 dan σ3 horizontal sedangkan σ2 vertikal (Anderson,1951 op cit. Twiss
dan Moores, 1992). Dimana σ1-nya memiliki arah kurang-lebih NE.

4.2 Struktur Lipatan

Struktur lipatan di daerah penelitian memiliki arah sumbu lipatan yang searah
dengan arah jurus sesar naik yaitu relatif WNW-ESE. Seperti telah disebutkan
sebelumnya arah-arah lipatan ini telah dapat dilihat dari arah umum yan terdapat di
daerah penelitian. Struktur lipatan tersebut yaitu Sinklin Cikobak, Sinklin
Bojongkoneng, Antiklin Cibaregbeg, Antiklin Simpenan, Sinklin Cihurang, dan
Sinklin Cikananga. Berdasarkan arah sumbu lipatan tersebut dapat kita ambil
kesimpulan awal bahwa arah tegasan utama yang bekerja di daerah penelitian
memiliki arah NNE-SSW.

Gambar 4.2 Posisi lipatan-lipatan yang terdapat di daerah peneltian (bagian yang ditebalkan).

Windeati Argapadmi/12004036 54
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

4.2.1 Sinklin Cikobak


Sinklin Cikobak terletak di bagian utara (Gambar 4.4). Berdasarkan hasil
pengolahan data terhadap bidang perlapisan (Lampiran E) lipatan ini memiliki
kedudukan umum sayap-sayap lipatan N 301º E/22º dan N 104º E/26º, bidang
sumbu N 299º E/84º, dan sumbu lipatan 4º, N 119º E. Berdasarkan klasifikasi
Rickard op cit. Harsolumakso (1997) lipatan ini tergolong ke dalam horizontal
upright fold.

4.2.2 Sinklin Bojongkoneng


Sinklin Bojongkoneng terletak di bagian timur. Sinklin ini merupakan
kelanjutan dari Sinklin Cikobak yang ada di sebelah barat, yang telah
mengalami pergeseran relatif menganan. Berdasarkan hasil pengolahan data
terhadap bidang perlapisan (Lampiran E) lipatan ini memiliki kedudukan umum
sayap-sayap lipatan N 276º E/15º dan N 145º E/34º, bidang sumbu N 310º
E/75º, dan sumbu lipatan 10º, N 311º E. Berdasarkan klasifikasi Rickard op cit.
Harsolumakso (1997) lipatan ini tergolong ke dalam inclined plunging fold.

4.2.3 Antiklin Cibaregbeg


Antiklin Cibaregbeg terletak di bagian utara. Berdasarkan hasil
pengolahan data terhadap bidang perlapisan (Lampiran E) lipatan ini memiliki
kedudukan umum sayap-sayap lipatan N 325º E/24º dan N 160º E/31º, bidang
sumbu N 330º E/81º, dan sumbu lipatan 4º, N 330º E. Berdasarkan klasifikasi
Rickard op cit. Harsolumakso (1997) lipatan ini tergolong ke dalam horizontal
upright fold.

4.2.4 Antiklin Simpenan


Antiklin Simpenan terletak di bagian tengah. Antiklin ini merupakan
kelanjutan dari Antiklin Cibarebeg yang terletak lebih ke barat, yang telah
mengalami pergeseran relatif menganan. Berdasarkan hasil pengolahan data
terhadap bidang perlapisan (Lampiran E) lipatan ini memiliki kedudukan umum
sayap-sayap lipatan N 317º E/23º dan N 134º E/35º, bidang sumbu N 315º
E/82º, dan sumbu lipatan 1º, N 135º E. Berdasarkan klasifikasi Rickard op cit.
Harsolumakso (1997) lipatan ini tergolong ke dalam horizontal upright fold.

Windeati Argapadmi/12004036 55
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

4.2.5 Sinklin Cihurang


Sinklin Cihurang terletak di bagian barat. Berdasarkan hasil pengolahan
data terhadap bidang perlapisan (Lampiran E) lipatan ini memiliki kedudukan
umum sayap-sayap lipatan N 322º E/66º dan N 159º E/32º, bidang sumbu N
154º E/75º, dan sumbu lipatan 2º, N 334º E. Berdasarkan klasifikasi Rickard op
cit. Harsolumakso (1997) lipatan ini tergolong ke dalam horizontal fold.

4.2.6 Sinklin Cikananga


Sinklin Cikananga terletak di bagian selatan. Berdasarkan hasil
pengolahan data terhadap bidang perlapisan (Lampiran E) lipatan ini memiliki
kedudukan umum sayap-sayap lipatan N 97º E/36º dan N 300 E/69º, bidang
sumbu N 109º E/74º, dan sumbu lipatan 15º, N 109º E. Berdasarkan klasifikasi
Rickard op cit. Harsolumakso (1997) lipatan ini tergolong ke dalam inclined
plunging fold.

4.2.7 Sinklin Cikawini


Sinklin Cikananga terletak di bagian selatan. Berdasarkan hasil
pengolahan data terhadap bidang perlapisan (Lampiran E) lipatan ini memiliki
kedudukan umum sayap-sayap lipatan N 119º E/34º dan N 305º E/64º, bidang
sumbu N 123º E/70º, dan sumbu lipatan 4º, N 123º E. Berdasarkan klasifikasi
Rickard op cit. Harsolumakso (1997) lipatan ini tergolong ke dalam inclined
fold.

4.3 Mekanisme Pembentukan Struktur Geologi


Berdasarkan analisis struktur geologi tersebut diatas, daerah penelitian dapat
diinterpretasikan berada di cekungan belakang busur (Gambar 4.3) yang mengalami
pemendekan regional akibat tektonik kompresi yang membentuk suatu konfigurasi
sesar naik dan lipatan yang dinamakan dengan jalur anjakan-lipatan (fold thrust belt)
yang merupakan batas dari major orogenic belts (Twiss dan Moores, 1992). Sesar
anjak pada daerah penelitian berkaitan dengan tipe tektonik “thin-skinned” yang
bekerja pada suatu lapisan stratigrafi yang besarannya hanya mencapai puluhan

Windeati Argapadmi/12004036 56
Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Gambar 4.5 Fault Propagation Fold , tipe lipatan yang berhubungan dengan sesar anjak (Suppe,
1985 op cit., Mitra, 1986; Twiss dan Moores, 1992).

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa struktur geologi di daerah penelitian


terbentuk relatif bersamaan dalam satu fase deformasi dan saling terkait dalam
mengakomodasikan kompresi dan pemendekan yang terjadi dalam menghasilkan
suatu sistem anjakan lipatan dengan struktur penyerta berupa sesar sobekan. Dengan
arah tegasan utama σ1 berarah NNE-SSW yang ditafsirkan sebagai arah dari
datangnya subduksi.
Struktur sesar dan lipatan terjadi setelah terjadinya pengendapan di daerah
penelitian, satuan paling muda di daerah penelitian yang mengalami deformasi
berumur N15, hal ini sesuai dengan Martodjojo (1984) yang menyatakan gerak
deformasi terakhir yang terjadi di daerah Sukabumi Selatan adalah setelah umur N16.
Selain itu Satuan Lava Andesit yang berumur Kuarter tidak terpengaruh, sehingga
dapat dipastikan struktur geologi di daerah penelitian terbentuk tidak lebih dari
Kuarter.

Windeati Argapadmi/12004036 59

Anda mungkin juga menyukai