Anda di halaman 1dari 4

Pembuatan Garam Dengan Metode LDPE Geomembrane

Pada proses pembuatan garam menggunakan LDPE Geomembrane membutuhkan modifikasi lahan
tambak dengan penambahan ulir pada tahap peminihan dengan tujuan mempercepat proses penuaan
air laut sehingga saat tiba dipetak penampungan sudah mencapai (20 Be°) dan dengan penambahan
geomembran untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas garam. Pada teknik ini ulir dibuat berbentuk
petakan kolam tanah yang berkelok-kelok dengan dasar yang tidak rata untuk membuat arus air secara
alami sehingga terjadi proses penguapan yang dibantu cahaya matahari dan angin. Dengan adanya ullir
filter ini diharapkan dapat mempercepat waktu penuaan air laut sehingga proses produksi lebih singkat
dari 40 hari persiapan lahan sampai produksi menjadi 25 hari. Ketinggian air pada ulir berkisar 10 – 20
cm, perbandingan luas lahan peminihan dengan lahan meja garam (65 : 35) meja garam yang memakai
geomembrane dapat menghindari bocor mudah dirawat dan dapat segera digunakan pada musim garam
tiba.

Secara garis besar lahan dan peralatan pada system LDPE Geomembrane terdiri dari, Saluran primer,
kolam penampungan air muda (Buffer), kolam penguapan, kolam ulir terdiri dari empat kolam, kolam
penampungan air tua (Bunker), kolam penggorengan, meja garam, kincir, mesin pompa, LDPE
geomembrane, dan filter yang terdiri dari paralon, ijuk, zeolit, arang batok serta waring.

Skema lahan LDPE Geomembrane

Keterangan :

Saluran Primer (in let)

Tempat penampungan pertama (Buffer) ukuran 20 x 25 M2


Kolam penguapan ukuran 20 x 25 M2

Kolam penguapan dengan ulir pertama ukuran 20 x 10 M2

Kolam ulir kedua ukuran 20 x 5 M2

Kolam ulir ketiga ukuran 10 x 2 M2

Kolam ulir keempat ukuran 20 x 2 M2

Kolam penampungan air tua (Bunker) ukuran 20 x 20 M2

Kolam penggorengan ukuran 30 x 20 M2

Meja garam

PROSES PRODUKSI GARAM


1. Persiapan Lahan Produksi
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada persiapan lahan :

Penyiapan saluran pengaliran terdiri dari saluran pemasukan, saluran air muda, saluran air tua, saluran
pemasukan dan pembuangan untuk mengalirkan air laut ke lahan pembuatan garam

Penyiapan galengan yang berfungsi melindungi areal pergaraman seperti galengan dikembalikan semula
agar memiliki kekuatan maksimum, galengan meliputi : a. Galengan sekitar tepi laut, b. Galengan sekitar
saluran pembuangan dan saluran pengangkutan dengan melakukan pengambilan tanah dari dasar
saluran, c. Galengan peminihan termasuk galengan penghalang dengan mengambil jarak 2 meter dari
kaki galengan, galengan memiliki ukuran lebar 50 cm kemiringan (1 : 1) tinggi minimal 25 cm lebih tinggi
dari tebal air yang ditentukan didalam peminihan.

Penyiapan lahan peminihan dasar tambak dan meja bertujuan untuk mengembalikan bentuk profil dasar
tambak tersebut kebentuk semula, peminihan dan meja garam harus dibersihkan dari berbagai kotoran /
sampah dan dipadatkan

Penyiapan lahan pembuatan ulir yang meliputi empat bagian ulir dan pada setiap saluran masuknya
diberi filter

Penyiapan lahan meja garam meliputi perbaikan tanggul dan pengerasan dasar meja garam melalui
proses pengeringan meja garam dan pengerolan lahan (pemadatan) minimal dilakukan dua kali sampai
dasar lahan benar – benar keras baru kita melakukan pemasangan LDPE geomembrane.

Penyiapan bahan untuk pembuatan filterisasi dari paralon dengan komposisi, ijuk, zeolit dan arang batok
lalu ditutup dengan waring

2. Sistem LDPE Geomembrane


Berdasarkan skema gambar diatas proses pembuatan garam dengan metode LDPE Geomembrane adalah
sebagai berikut :

Pertama kali air masuk dari saluran primer lalu menggunakan kincir masuk ke penampungan pertama
(Buffer) 2 – 3 Be° dengan kedalaman air 50 cm

Lalu dari buffer yang salurannya sudah dipasang Filter dialirkan ke meja penguapan 3 – 4 Be° dengan
ketinggian air 10 – 15 cm

Dari meja penguapan lalu dialirkan ke meja ulir pertama dengan 4 – 6 Be°
Lalu setelah itu meja ulir pertama yang sudah dipasang filter dialirkan ke meja ulir kedua dengan 8 – 10
Be°, dari ulir kedua masuk ke ulir ketiga yang sudah dipasang filter dengan 12 – 15 Be°

Selanjutnya alirkan air ke Bunker (Tempat penyimpanan air tua) yang sudah dipasang filter biarkan
selama 2 – 3 hari, apabila belum mencapai 20 – 25 Be° air tua dari bunker kita ulir kembali ke ulir
pertama atau mempergunakan meja kristal sebagai ulir lanjutan sebelum menjadi air tua 20 – 25 Be°
(*ketinggian air dalam Bunker 50 cm)

Setelah mencapai 20 – 25 Be° lalu suplai air tua ke meja – meja Kristal melalui meja penggorengan

Lakukan pengerasan pada meja penggorengan minimal dua kali pemadatan (dengan guluk/glebek)

Alirkan kepada meja kristal yang salurannya sudah dipasang filter dan geomembran lalu diamkan selama
10 hari dengan ketinggian air 5 – 10 cm

Setelah 10 hari kita lakukan pemanenan

PROSES PEMANENAN GARAM DENGAN LDPE GEOMEMBRANE


Langkah pertama sebelum pengerikan yaitu mencincang atau meremukkan garam dalam meja kristal
supaya pengerikan lebih mudah

Kerikan pertama pada bagian yang masih ada kandungan air nya agar garam bisa langsung bersih

Pada meja garam yang tidak ada airnya jangan dikerik karena bila dipaksa dasar lahan bisa rusak

Proses Pemanenan Garam dgn menggunakan media LDPE Geomembrane


Hasil Garam Tradisional dan Garam dengan media LDPE Geomembrane

PROSES PENGERINGAN DAN PENIRISAN GARAM


Pengeringan garam dilakukan dengan maksud agar bitten garam dapat hilang sehingga kualitas garam
menjadi lebih tinggi.

Pengeringan dapat dilakukan dengan membuat gunung – gunungan garam dan dibiarkan sampai
beberapa hari baru kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan.

Daftar Pustaka :

DITJEN KP3K, 2013. Petunjuk Pelaksana Peningkatan Produksi dan Mutu Garam dengan system biofilter.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta.

Dir. PMPPU – DITJEN KP3K, 2014. Bahan Tayang Presentasi Kebijakan PNPM Mandiri KP (PUGAR Menuju
Swasembada Garam). Kementrian Kelautan Perikanan (KKP).

Supriyatna, Y. 2012. Modul Pelatihan Pembuatan Garam Pada Revitalisasi Garam Krosok. DISPERINDAG
Kabupaten Indramayu.

(http://www.oocities.org/trisaktigeology84/Garam.pdf)

Anda mungkin juga menyukai