Anda di halaman 1dari 2

BRONKIOLITIS AKUT

SKDI 3B

1. Pengertian Infeksi respiratorius akut bawah atau bronkiolus yang disebabkan oleh
(definisi) virus, biasanya dialami lebih berat pada bayi dan ditandai dengan
inflamasi bronkioli pada bayi <2 tahun khususnya obstruksi saluran
nafas dan mengi.

2. Anamnesis  Umur kurang dari 2 tahun


 Demam atau riwayat demam, namun jarang terjadi demam tinggi
 Batuk kering disertai sesak nafas, wheezing
 Sulit makan, menyusu, atau minum

3. Pemeriksaan  Demam subfebris


Fisik  Sesak nafas dengan tanda-tanda obstruksi saluran nafas
 Ekspirasi memanjang/expiratory effect
 Wheezing ekspirasi
 Hiperinflasi dinding dada dengan hipersonor pada perkusi
 Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
 Fine inspiratory crackles atau rhonki pada auskultasi dada

4. Pemeriksaan  Pemeriksaan darah rutin, CRP


Penunjang  Rontgen thorax AP/Lateral
 Analisa gas darah
 Kultur virus
 ELISA
 PCR (bila tersedia)

5. Kriteria  Anamnesis: usia anak <2 tahun


Diagnosis  Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan darah rutin, analisis gas
darah, rontgen thorax AP/lateral, kultur virus (untuk menemukan
RSV), Polymerase Chain Reaction (PCR), dan pengukuran titer
antibodi pada fase akut dan konvalenses.

6. Diagnosis Bronkiolitis Akut

7. Diagnosis  Asma Bronkial:


Banding - Jarang ditemukan pada tahun pertama kehidupan, tetapi sering
terjadi setelah periode tersebut
- Serangan awal yang mendadak tanpa tanda infeksi sebelumnya
- Kejadian mengi berulang
- Tidak adanya gejala prodormal infeksi virus
- Riwayat keluarga penderita asma bronkial
- Respon terhadap obat anti asma

 Bronkopneumonia:
- Jarang dijumpai pada bayi sampai usia 6 bulan
- Riwayat anamnesis, perjalanan penyakit tidak terlalu mendadak,
demam, batuk, nafsu makan/minum berkurang
- Didapatkan sumber penularan ISPA di sekitarnya
- Setelah 5-7 hari timbul sesak nafas, pernafasan cuping hidung,
sianosis
- Pemeriksaan fisik ditemukan:
Perkusi: Suatu gambaran normal sampai redup relatif
Auskultasi: Ada krepitasi atau ronki basah halus
- Retraksi dinding dada (interkostal dan suprasternal)
- Pemeriksaan laboratorium: leukositosis dan hitung jenis leukosit
pergeseran ke kiri
- Pemeriksaan radiologi paru ditemuka sebaran infiltrat di seluruh
bagian paru kanan dan kiri

8. Terapi  Non farmakologis


o Oksigen 1-2 lpm: untuk mengatasi hipoksemia, apnea, dan
kegagalan pernafasan
o Pengaturan suhu tubuh
o Posisi nyaman dengan duduk posisi kemiringan 30-40O atau
leher pada posisi ekstensi

 Farmakologis
o Neonatus  IVFD D10% : NaCl 0,9% = 4:1 + KCl 1-2 mEq/kg
BB/hari
o Bayi >1 bulan  D10% : NaCl 0,9% = 3:1 + KCl 10 mEq/500
mL cairan
o Kortikosteroid
o Antibiotik, apabila terdapat infeksi bakterial dan sebaiknya
dipilih yang mempunyai spektrum luas

9. Prognosis Prognosis sangat tergantung oleh ketepatan diagnosis, fasilitas yang


tersedia, ketepatan tatalaksana, dan kecermatan pemantauan.
 Ad vitam: dubia ad bonam
 Ad sanationam: dubia ad bonam
 Ad fungsionam: dubia ad bonam

10. Kepustakaan 1. Ismangoen, H, Naning. 2004. Bronkiolitis. Laboratorium Ilmu


Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, hal. 1-9.
2. Anonim. 2005. Bronkiolitis Akut dalam Buku Kuliah Jilid 3 Ilmu
Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1233-4.
3. Rahajoe, Nastiti N., dkk. 2010. Bronkiolitis dalam Buku Ajar
Respirologi. Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal. 333-347.
4. Junawanto, Irwan. 2016. Diagnosis dan Penanganan Terkini
Bronkiolitis pada Anak. www.cdkjournal.com. Diakses pada tanggal
26 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai