TB Paru Anak 07
TB Paru Anak 07
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) pada anak merupakan masalah khusus yang berbeda dengan TB
pada orang dewasa. Perkembangan penyakit TB pada anak saat ini sangat pesat.
dalam program TB berada dalam batas normal yaitu 8-11 %, tetapi apabila dilihat
proporsi yang cukup lebar yaitu 1,8 – 15,9%. Untuk menangani permasalahan TB
anak telah diterbitkan berbagai panduan tingkat global. TB pada anak saat ini
pendekatan pada kelompok risiko tinggi, salah satunya adalah anak mengingat TB
merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak dan bayi di negara
endemis TB.1
Namun untuk pertama kalinya, organisasi kesehatan dunia atau WHO mencatat
karena TBC. Dalam laporan berjudul Global Tuberculosis Control Report 2011,
WHO menyampaikan bahwa jumlah kasus baru TBC di dunia pada 2010 tercatat
8,8 juta dan jumlah korban meninggal 1,4 juta jiwa. Angka ini turun dibanding
tahun-tahun sebelumnya, misalnya 9,4 juta kasus baru pada 2009. Laporan WHO
pada tahun 2009, mencatat peringkat Indonesia menurun ke posisi lima dengan
jumlah penderita TBC sebesar 429 ribu orang. Lima negara dengan jumlah terbesar
kasus insiden pada tahun 2009 adalah India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria dan
penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya. Setiap tahun ada 1,3 juta anak
berumur kurang dari 15 tahun yang terinfeksi kuman TB dan setiap tahun ada 450
balita dan pengobatannya memerlukan waktu yang cukup lama. Deteksi penyakit
PKTB dilakukan melalui gejala klinis, uji laboratorium dan foto paru-paru dengan
x-ray. Hasil citra paru dari x-ray diinterpretasikan oleh medis sebagai diagnosa
gambaran yang khas, dan dapat membedakan antara gambaran TB primer dan post
primer.2
penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu
lainnya meninggal. Berdasarkan data dari dinas provinsi Sumatra Selatan, tahun
2011 jumlah BTA (Basil tahan Asam) positif 5.416 orang penderita. Tahun 2012
jumlah BTA (Basil Tahan Asam) positif 5.393. Berdasarkan data yang diperoleh
dari dinas kesehatan kota Palembang, tercatat pada tahun 2010 sebanyak 1.117
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFENISI
menyerang paru ( TB paru ) tapi juga dapat menyerang sistem syaraf pusat, sistem
paru melalui saluran napas (droplet infection) sampai alveoli, terjadilah infeksi
tuberculosis, yang kebanyakan didapat pada usia anak 1 – 3 tahun. Sedangkan yang
oleh karena terjadi penularan ulang yang mana didalam tubuh terbentuk kekebalan
B. EPIDEMIOLOGI
juta kasus baru tuberkulosis (TB) terjadi setiap tahun, [1] dan diperkirakan, 19-
43,5% dari populasi dunia terinfeksi M tuberculosis. [2] Penyakit ini terjadi secara
tidak proporsional di antara populasi yang kurang beruntung, seperti individu
tunawisma, individu kurang gizi, dan mereka yang tinggal di daerah ramai.
Sebagian besar kasus TB terjadi di Asia Tenggara (35%), Afrika (30%), dan Pasifik
Jumlah kasus AS dilaporkan setiap tahun turun 74% antara tahun 1953 dan 1985
(84.304 ke 22.201), tapi ada kebangkitan berikutnya, memuncak pada 26.673 kasus
segala usia dari 1985-1994, tingkat antara anak-anak muda dari 15 tahun meningkat
sebesar 33%.4
yang meningkatkan risiko pengembangan TB aktif antara orang terinfeksi HIV dan
infeksi TB yang laten. faktor penyebab lainnya termasuk emigrasi dari negara-
negara berkembang dan transmisi dalam pengaturan seperti rumah sakit endemik
dan penjara. Selain itu, pengembangan (MDR) organisme resisten dan kerusakan
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. TB Anak adalah penyakit TB yang
• Sumber penularan adalah pasien TB paru BTA positif, baik dewasa maupun
anak.
kecuali anak tersebut BTA positif atau menderita adult type TB.
• Faktor risiko penularan TB pada anak tergantung dari tingkat penularan, lama
pajanan, daya tahan pada anak. Pasien TB dengan BTA positif memberikan
negatif.
penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65%, pasien
TB BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26% sedangkan pasien
TB dengan hasil kultur negatif dan foto Toraks positif adalah 17%.
penting di negara-negara
semua kasus TB pada tahun 2010 adalah 9,4%, kemudian menjadi 8,5% pada tahun
2011 dan 8,2% pada tahun 2012. Apabila dilihat data per provinsi, menunjukkan
variasi proporsi dari 1,8% sampai 15,9%. Hal ini menunjukan kualitas diagnosis
dikelompokkan dalam kelompok umur 0-4 tahun dan 5-14 tahun, dengan jumlah
kasus pada kelompok umur 5-14 tahun yang lebih tinggi dari kelompok umur 0-4
tahun. Kasus BTA positif pada TB anak tahun 2010 adalah 5,4% dari semua kasus
TB anak, sedangkan tahun 2011 naik menjadi 6,3% dan tahun 2012 menjadi 6%.1
C. ETIOLOGI
tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak berspora dan
tidak berkapsul melalui udara pernapasan dari orang yang menderita TB paru. Ini
dibawa melalui saluran limfe menuju kelenjar limfe pada hillus paru. Kemudian ia
D. PATOFISIOLOGI
dengan atau tanpa peradangan yang signifikan. Menghirup basil melalui saluran
mencakup fokus awal infeksi, pembuluh limfatik pengeringan, dan kelenjar getah
bening regional membesar. Setelah tahap ini, infeksi dapat terkandung, menyebar
dengan cepat, atau aktif kembali di kemudian hari. Manifestasi klinis yang berbeda
dari TB pada anak memiliki berbagai masa inkubasi. Penyakit TB miliaria atau
dan paru-paru dan TB limfatik terjadi dalam 4 sampai 12 bulan. Sebagian besar
manifestasi klinis pada anak-anak terjadi dalam 1 sampai 2 tahun infeksi awal.5
Paru merupakan port d’entree lebih dari 98% kasus infeksi TB. Kuman TB
dalam percik renik (droplet nuclei) yang ukurannya sangat kecil (<5 μm), akan
terhirup dan dapat mencapai alveolus.. Pada sebagian kasus, kuman TB dapat
terjadi respons imunologis spesifik. Akan tetapi, pada sebagian kasus lainnya, tidak
besar dihancurkan. Akan tetapi, sebagian kecil kuman TB yang tidak dapat
Dari fokus primer Ghon, kuman TB menyebar melalui saluran limfe menuju
kelenjar limfe regional, yaitu kelenjar limfe yang mempunyai saluran limfe ke
limfe (limfangitis) dan di kelenjar limfe (limfadenitis) yang terkena. Jika fokus
primer terletak di lobus bawah atau tengah, kelenjar limfe yang akan terlibat adalah
kelenjar limfe parahilus (perihiler), sedangkan jika fokus primer terletak di apeks
paru, yang akan terlibat adalah kelenjar paratrakeal. Gabungan antara fokus primer,
primer secara lengkap disebut sebagai masa inkubasi. Hal ini berbeda dengan
pengertian masa inkubasi pada proses infeksi lain, yaitu waktu yang diperlukan
bervariasi selama 2−12 minggu, biasanya berlangsung selama 4−8 minggu. Selama
masa inkubasi tersebut, kuman berkembang biak hingga mencapai jumlah 103–104,
yaitu uji tuberkulin positif. Selama masa inkubasi, uji tuberkulin masih negatif.
Pada sebagian besar individu dengan sistem imun yang berfungsi baik, pada saat
sejumlah kecil kuman TB dapat tetap hidup dalam granuloma. Bila imunitas selular
telah terbentuk, kuman TB baru yang masuk ke dalam alveoli akan segera
Setelah imunitas selular terbentuk, fokus primer di jaringan paru biasanya akan
terjadi nekrosis perkijuan dan enkapsulasi. Kelenjar limfe regional juga akan
sesempurna fokus primer di jaringan paru. Kuman TB dapat tetap hidup dan
menetap selama bertahun-tahun dalam kelenjar ini, tetapi tidak menimbulkan gejala
sakit TB. 1
Kompleks primer dapat juga mengalami komplikasi akibat fokus di paru atau di
kelenjar limfe regional. Fokus primer di paru dapat membesar dan menyebabkan
pneumonitis atau pleuritis fokal. Jika terjadi nekrosis perkijuan yang berat, bagian
tengah lesi akan mencair dan keluar melalui bronkus sehingga meninggalkan
Kelenjar limfe hilus atau paratrakeal yang mulanya berukuran normal pada awal
infeksi, akan membesar karena reaksi inflamasi yang berlanjut, sehingga bronkus
mengalami inflamasi dan nekrosis perkijuan dapat merusak dan menimbulkan erosi
kuman masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Adanya
sistemik. 1
Penyebaran hematogen yang paling sering terjadi adalah dalam bentuk penyebaran
menyebar secara sporadik dan sedikit demi sedikit sehingga tidak menimbulkan
gejala klinis. Kuman TB kemudian akan mencapai berbagai organ di seluruh tubuh,
bersarang di organ yang mempunyai vaskularisasi baik, paling sering di apeks paru,
limpa, dan kelenjar limfe superfisialis. Selain itu, dapat juga bersarang di organ lain
seperti otak, hati, tulang, ginjal, dan lain-lain. Pada umumnya, kuman di sarang
tersebut tetap hidup, tetapi tidak aktif (tenang), demikian pula dengan proses
patologiknya. Sarang di apeks paru disebut dengan fokus Simon, yang di kemudian
hari dapat mengalami reaktivasi dan terjadi TB apeks paru saat dewasa. 1
sejumlah besar kuman TB masuk dan beredar di dalam darah menuju ke seluruh
tubuh. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya manifestasi klinis penyakit TB secara
akut, yang disebut TB diseminata. Tuberkulosis diseminata ini timbul dalam waktu
2−6 bulan setelah terjadi infeksi. Timbulnya penyakit bergantung pada jumlah dan
Tuberkulosis diseminata terjadi karena tidak adekuatnya sistem imun pejamu (host)
dalam mengatasi infeksi TB, misalnya pada anak bawah lima tahun (balita)
Bentuk penyebaran ini terjadi bila suatu fokus perkijuan di dinding vaskuler pecah
dan menyebar ke seluruh tubuh, sehingga sejumlah besar kuman TB akan masuk
dan beredar di dalam darah. Secara klinis, sakit TB akibat penyebaran tipe ini tidak
E. MANIFESTASI KLINIS
nyeri di dada
panas dingin
demam
Gejala penyakit TBC di bagian lain dari tubuh tergantung pada daerah yang
terkena.Orang yang memiliki infeksi TB laten tidak merasa sakit, tidak memiliki
Hanya 5% sampai 10% dari anak-anak kurang dari 3 tahun yang terinfeksi dan
tidak diobati dapat berkembang menjadi penyakit, dan dan sering terjadi dalam 1
sampai 2 tahun sejak infeksi awal. Organ yang paling umum dari infeksi paru-paru,
yang menyumbang hingga 80% dari semua kasus penyakit. Manifestasi paru yang
paling umum adalah TB limfadenopati (67%), diikuti oleh meningitis (13%, terjadi
paling sering pada bayi dan balita), TB pleura (6%), TB milier (5%), dan TB tulang
(4%) . Pada remaja area yang sering terlibat adalah kelenjar getah bening, ruang
yang memiliki disfungsi T-sel lain dan anak-anak yang kekurangan gizi juga
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk maju dari LTBI ke TB.5
fibrosis
antaranya:
a. TB paru
Dari yang paling ringan sampai yang paling berat dapat dijumpai pada
anak.
1). Bentuk yang paling ringan adalah pembesaran kelenjar hilus atau
b. TB kulit (Scrofuloderma)
c. TB kelenjar
Andrea T Cruz)
d. TB tulang
3. Gejala Klinis2
a. Gejala umum
jelas
Sebagainya
5). Gejala saluran napas seperti batuk lama lebih dari 30 hari
sebagainya.
b. Gejala spesifik
Diagnosis TB pada anak bergantung pada penilaian menyeluruh dari semua bukti
yang berasal dari anamnesis paparan, pemeriksaan klinis dan investigasi yang
relevan.7
Tes HIV
bakteriologi TB kadangkala tidak selalu layak, hal itu harus dicari bila
(molekul) pengujian (yaitu Xpert MTB / RIF) dari pernapasan atau non sampel
pada anak. 7
Rumah tangga atau kontak dekat lainnya dengan kasus TB paru (terutama
gizi buruk
kontak erat ini akan diuraikan secara lebih rinci dalam pembahasan pada
b. Anak yang mempunyai tanda dan gejala klinis yang sesuai dengan TB
anak.
paling sering terkena adalah paru. Gejala klinis penyakit ini dapat
bahwa gejala klinis TB pada anak tidak khas, karena gejala serupa juga
a. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik dengan
adekuat atau tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya perbaikan
b. Demam lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan
sistemik/umum lain.
c. Batuk lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan.
d. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh
(failure to thrive).
TB merupakan salah satu penyakit menular dengan angka kejadian yang cukup
tinggi di Indonesia. Diagnosis pasti TB seperti lazimnya penyakit menular yang lain
mikroskopis apusan langsung atau biopsi jaringan untuk menemukan BTA dan
pemeriksaan biakan kuman TB. Pada anak dengan gejala TB, dianjurkan untuk
Edaran pada bulan Februari 2013 tentang larangan penggunaan metode serologi
apabila fasilitas tersedia. Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah
dengan nekrosis perkijuan di tengahnya dan dapat pula ditemukan gambaran sel
Saat ini beberapa teknologi baru telah didukung oleh WHO untuk
Xpert MTB/RIF dapat digunakan untuk mendiagnosis TB MDR pada anak, dan
tertentu yaitu tersedianya teknologi ini. Saat ini data tentang penggunaan Xpert
MTB/RIF masih terbatas yaitu menunjukkan hasil yang lebih baik dari
pemeriksaan biakan dan diagnosis klinis, selain itu hasil Xpert MTB/RIF yang
a. Berdahak
Pada anak lebih dari 5 tahun dengan gejala TB paru, dianjurkan untuk
b. Bilas lambung
Bilas lambung dengan NGT (Naso Gastric Tube) dapat dilakukan pada
c. Induksi Sputum
Induksi sputum relatif aman dan efektif untuk dikerjakan pada anak semua
umur, dengan hasil yang lebih baik dari aspirasi lambung, terutama
terhirupnya kuman M.tuberculosis melalui saluran nafas (inhalasi). Atas dasar hal
tersebut maka baku emas cara pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis TB adalah
dengan cara menemukan kuman dalam sputum. Namun upaya untuk menemukan
kuman penyebab TB pada anak melalui pemeriksaan sputum sulit dilakukan oleh
pemeriksaan penunjang lain yang sesuai. Adanya riwayat kontak erat dengan pasien
sumber penularan. Selanjutnya, perlu dibuktikan apakah anak telah tertular oleh
yang diberikan. Hal ini secara tidak langsung menandakan bahwa pernah ada
kuman yang masuk ke dalam tubuh anak atau anak sudah tertular. Anak yang
tertular (hasil uji tuberkulin positif) belum tentu menderita TB oleh karena tubuh
pasien memiliki daya tahan tubuh atau imunitas yang cukup untuk melawan kuman
TB. Bila daya tahan tubuh anak cukup baik maka pasien tersebut secara klinis akan
tampak sehat dan keadaan ini yang disebut sebagai infeksi TB laten. Namun apabila
daya tahan tubuh anak lemah dan tidak mampu mengendalikan kuman, maka anak
Gejala klinis dan radiologis TB anak sangat tidak spesifik, karena gambarannya
dapat menyerupai gejala akibat penyakit lain. Oleh karena itulah diperlukan
ketelitian dalam menilai gejala klinis pada pasien maupun hasil foto toraks. 1
pada anak adalah membuktikan adanya infeksi yaitu dengan melakukan uji
tuberkulin/mantoux test. Tuberkulin yang tersedia di Indonesia saat ini adalah PPD
RT-23 2 TU dari Staten Serum Institute Denmark produksi dari Biofarma. Namun
uji tuberkulin belum tersedia di semua fasilitas pelayanan kesehatan. Cara
toraks. Namun gambaran foto toraks pada TB tidak khas karena juga dapat dijumpai
pada penyakit lain. Dengan demikian pemeriksaan foto toraks saja tidak dapat
(visualisasinya selain dengan foto toraks AP, harus disertai foto toraks
lateral)
b. Konsolidasi segmental/lobar
c. Efusi pleura
d. Milier
e. Atelektasis
f. Kavitas
h. Tuberkuloma
dapat menggunakan suatu pendekatan lain yang dikenal sebagai sistem skoring.
Sistem skoring tersebut dikembangkan diuji coba melalui tiga tahap penelitian
oleh para ahli yang IDAI, Kemenkes dan didukung oleh WHO dan disepakati
sebagai salah satu cara untuk mempermudah penegakan diagnosis TB anak
tenaga kesehatan agar tidak terlewat dalam mengumpulkan data klinis maupun
mendapat OAT.
Setelah dinyatakan sebagai pasien TB anak dan diberikan pengobatan OAT (Obat
terhadap respon klinis pasien. Apabila respon klinis terhadap pengobatan baik,
maka OAT dapat dilanjutkan sedangkan apabila didapatkan respons klinis tidak
baik maka sebaiknya pasien segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
paru.10
pada foto roentgen tidak ada kelainan, maka ini merupakan tanda yang kuat
gejala. Sebaliknya bila tidak ada kelainan pada foto roentgen belum berarti
tidak ada tuberkulosis, sebab kelaianan pertama pada foto roentgen biasanya
tuberkulosis.
tersebut aktif (lihat krteria aktivitas proses tuberkulosis pada foto rontgen)
garis dan sarang kapur merupakan tanda tenang) memang dapat diperoleh
proyeksi tambahan seperti seperti foto lateral, foto khusus puncak AP-
Dan sebagainya.
Pembagiaan Tuberkulosis:10
1. Tuberkulosis Primer
Kelaianan roentgen akibat penyakit ini dapat berlokasi dimana saja dalam
tersembunyi dibelakangnya.
adalah bahwa timbul reinfeksi pada seorang yang masa kecilnya pernah
dapat juga terjadi di lapangan bawah, yang biasanya disertai oleh pleuritis.
ditemukan.
Association:10
yang kelihatan tidak melebihi daerah yang dibatasi oleh garis median,
apeks, dan iga 2 depan; sarang-sarang soliter dapat berada di mana saja,
lubang (kavitas).
Ada beberapa cara pembagian kelainan yang dapat dilihat pada foto
densitasnya sedang.
c. Sarang induratif atau fibrotik, yaitu yang berbentuk garis-garis, atau atau
d. Kavitas (lubang)
Indoneasia dan menurut hemat penulis juga memang lebih praktis, ialah cara
rendah atau sedang dengan batas tidak tegak. Sarang-sang seperti ini
Hampir semua infeksi TB primer tidak disertai gejala klinis, sehingga paling
sering didiagnosis dengan tuberkulin test. Pada umumnya menyerang anak, tetapi
bisa terjadi pada orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah. Pasien dengan
TB primer sering menunjukkan gambaran foto normal. Pada 15% kasus tidak
foto toraks. Lokasi kelainan biasanya terdapat pada satu lobus, dan paru kanan lebih
sering terkena, terutama di daerah lobus bawah, tengah dan lingula serta segmen
anterior lobus atas. Kelainan foto toraks pada tuberculosis primer ini adalah adalah
limfadenopati, parenchymal disease, miliary disease, dan efusi pleura. Pada paru
bisa dijumpai infiltrat dan kavitas. Salah satu komplikasi yang mungkin timbul
karena perforasi kelenjar ke dalarn bronkus. Baik pleuritis maupun atelektasis pada
dibelakangnya. 2
Gambar atas menunjukkan Tuberculosis disertai komplikasi
1. Komplek Gohn
Cabang – cabang linfe yang keluar dari kompleks Gohn dan berjalan
sepanjang hilus.
3. Limfadenitis
b. Lnn. Parabronkial
cerobong asap.
H. PENATALAKSANAAN
Beberapa hal penting dalam tatalaksana TB Anak adalah: 1
monoterapi.
• Waktu pengobatan TB pada anak 6-12 bulan. pemberian obat jangka panjang
terjadinya kekambuhan
Selama tahap intensif dan lanjutan, OAT pada anak diberikan setiap hari untuk
mengurangi ketidakteraturan minum obat yang lebih sering terjadi jika obat
• Pada kasus TB tertentu yaitu TB milier, efusi pleura TB, perikarditis TB, TB
(prednison) dengan dosis 1-2 mg/kg BB/hari, dibagi dalam 3 dosis. Dosis maksimal
dengan dosis penuh dilanjutkan tappering off dalam jangka waktu yang sama.
Tujuan pemberian steroid ini untuk mengurangi proses inflamasi dan mencegah
• Paduan OAT Kategori Anak diberikan dalam bentuk paket berupa obat
Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari
dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu
pasien.
• OAT untuk anak juga harus disediakan dalam bentuk OAT kombipak untuk
KDT.
I. PENCEGAHAN PENULARAN
anak berikut :2
1. Vaksinasi BCG.
sel yang bersifat toksik, yang sudah dilemahkan dan dimasukan ke tubuh
3. Jaga lingkungan tetap bersih, tidak lembab, dan sinar matahari dapat
orang yang jadi sumber penularan, penularan penyakit dapat ditekan. Sumber
penularan dapat dari orang dewasa serumah, dan orang dewasa di lingkungan
sekolah.
Pada pasien dengan sistem imun yang prima, terapi menggunakan OAT
kuman sensitif dan pengobatan lengkap, kebanyakan anak sembuh dengan gejala
sisa yang minimal. Terapi ulangan lebih sulit dan kurang memuaskan
hasilnya. Perhatian lebih harus diberikan pada pasien dengan imunodefisiensi, yang
resisten terhadap berbagai rejimen obat, yang berespon buruk terhadap terapi atau
jumlahnya meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena para dokter
Rifampisin, angka kesembuhan menjadi hanya 50%, bahkan lebih rendah lagi.
Dengan OAT (terutama isoniazid) terjadi perbaikan mendekati 100% pada pasien
dengan TB milier. Tanpa terapi OAT pada TB milier maka angka kematian hampir
mencapai 100%.2
BAB III
KESIMPULAN
Muhammadiyah Surakarta.
2012. Palembang
Pediatrics. http://emedicine.medscape.com/article/969401-overview#a4
6. Tuberculosis (TB). Center for Disease Control and prevention (CDC). 2016
http://www.cdc.gov/tb/topic/basics/signsandsymptoms.htm
http://apps.who.int/medicinedocs/documents/s21535en/s21535en.pdf
http://www.indianpediatrics.net/mar2013/mar-301-306.htm
9. Guidelines For The Management Of Tuberculosis In Children REPUBLIC
Childhood-TB-Guidelines-2013.pdf
10. Rasad, Sjahriar. 2011. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI