Teori Bermain
Teori Bermain
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah “Keterkaitan
kreatifitas dan seni dalam landasan pendidikan” ini dengan waktu sesuai yang
diharapkan.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Teori Bermain.
Tak ada yang sempurna, saya sangat menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan berbagai hal.
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan pada penyusunan makalah selanjutnya. Harapan
sayai makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembaca pada
umumnya dan penyusun khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran ........................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULIAN
A. Latar Belakang
Penting bagi seorang mahasasiswa PJKR untuk mengetahui apa itu
olahraga dan pengertian dari olahraga serta nilai-nilai yang terkandung
didalamnya, Karen itu menjadi dasar pengethaun yang menurut saya harus
diketahui oleh mahasiswa PJKR.
Karena dari pengalaman saya sendiri waktu awal-awal masuk saya pernah
ditanya oleh seorang teman, kata dia pengertian Olahraga itu apa sih? Dan
pada saat itu sayan kebingungan mau jawab apa karena memang saya sendiri
tidak tau pengertian dari Olahraga dan nilai yang terkandung didalamnya itu
apa, tapi dengan adanya tugas ini mudah-mudahan bisa membantu teman-
teman dan saya sendiri khususnya ketika ditanya apa itu oalahraga dan nilai
yang terkandung didalam olahraga itu sendiri.
B. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui pengertian Olahraga
b. Mengetahui nila-nilai didalam Olahraga
1
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Olahraga
Salah satu pengertian olahraga berasal dari dua suku kata, yaitu Olah
dan Raga, yang berarti memasak atau memanipulasi raga dengan tujuan
membuat raga menjadi matang (Ateng, 1993). Olahraga dipakai untuk
segala jenis kegiatan fisik, dapat dilakukan didarat, air, maupun di dudara.
Kemal dan Supandi mengungkakpkan beberapa defennisi Olahraga
ditinjau dari kata Asalnya (1990), yaitu (1) Disport/Disporatre, yaitu
bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Olahraga adalah satu permulaan
dari dan yang menimbulkan kenginan melibatkan diri dalam kesenangan
(rekreasi) (2) Field Sport, mula-mula dikenal di Inggris abad 18.
Kegiatannya dilakukan oleh para bangsawan/aristokrat, terdiri dari dua
kegiatan pokok yaitu menmbak dan berburu pada waktu senggang. (3)
Desporter, berarti membuang lelah (bahasa Prancis). (4) Sport, sebagai
pemuasan atau hobi (ensiklopedia Jerman). (5) Olahraga adalah latihan
gerak badan untuk menguatkan badan, seperti berenang, main bola, dsb.
Olahraga adalah usaha untuk mengolah, melatih raga/tubuh manusia untuk
menjadi sehat dan kuat.
2
“aktivitas otot besar yang meggunakan energi tertentu untuk meningkatkan
kualitas hidup”. Hal ini agakberbeda dengan Abdul Kadir Ateng (1993)
yang mengungkakpkan bahwa “ciri-ciri hakiki olahraga adalah : Aktifitas
fisik, permainan, dan pertandingan. Ketiganya dipayungi semangat fair
play / sportif”. Satu-satunya curi hakiki olahraga yang tertinggal utuh
adalah pertandingan, karena itu dikatakan tidak ada Olahraga tanpa
pertandingan. Definisi lain dari olahraga antara lain menurut Rusli Lutan,
dkk. (1977) yang mengungkapkan bahwa Olahraga “merupakan perluasan
dari bermain”. Menpora RI mengungkakpkan bahwa Olahraga adalah
bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan,
perlombaan dan kegiatan jasmani yang intersif dalam rangka memperoleh
rekreasi, kemenangan dan prestasi optimal (Menpora RI).
3
B. Nilai-nilai Olahraga
Berbicara soal nilai, orang sering melihatnya dari dua sisi yaitu baik
dan buruk. Dalam olahraga nilai sekurang-kurangnya berada dalam bagian
refleksi nilai dalam masnyarkat dimana olahraga ambil bagian di
dalamnya. Suatu kultur olahraga yang menekankan nilai-nilai seperti :
Kerjasama tim, disiplin diri, kerelaan, berkorban demi kebaikan tim, atau
pentingnya dukungan latihan, semuanya itu merupakan nilai-nilai budaya
yang ada dalam masyarakat yang terkandung dalam olahraga. Ada pula
nilai-nilai yang kurang baik yang sering muncul dalam olahraga seperti :
menyakiti orang lain demi mencapai tujuan, berdusta, curang, intimidasi,
dan melukai fisik siswa yang lain.
4
otonomi tradisi budaya. Dalam olahraga, tradisi tersebut turun-temurun
dari satu generasi pemain ke generasi yang lainya, dan walaupun olahraga
merefleksikan nilai-nilai sosial namun olahraga tersebut tidak pernah dapat
berasimilasi secara sempurna terhadap nilai-nilai tersebut.
a. Nilai Sosial
5
masyarakat yang terpinggir (marginal) dan orang-orang yang tidak
memiliki pengaruh. Perbedaan dari kedua pendekatan ini sering
kali memunculkan pertanyaan-pertanyaan mengenai hasil dari
kegunaannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering pula
diperdebatkan dikalangan para ahli yang berkecimpung dalam
bidang sosiologi oalahraga.
Selai itu juga hal lain yang perlu dicermati adalaah sisi lain dari
olahraga sebagai wahana bermain, rekreasi, kontes, dan tontonan.
Namun, dalam konteks seperti olahraga menjadi penting dalam
mewujudkan arah hidup manusia yang memiliki hasrat untuk
berprestasi. Apabila kita mewujudkannya, kita dapat melihat
hubungan antara olahraga dan kekuasaan dan tanggung jawab
dalam masyarakat, dan kita dapat peduli dengan kontribusi
olahraga dalam merubah sesuatu kearah yang lebih positif dalam
masyarakat. Seperti seseorang yang mempelajari olahraga di
masyarakat, saya berpikir bahwa pengetahuan dalam bidang
sosiologi olahraga cukup banyak dan selalu maju (progresive), dan
kita dapat membangun apa yang kita ketahui saat ini supaya kita
dapat mengetahui lebih banyak dimasa datang. Hal ini merupakan
suatu tujuan yang cukup beralasan, tetapi perlu untuk diubah sebab
olahraga merupakan budaya manusia yang terjadi dalam dunia
6
sosial. Jadi pengetahuan kita mengenai olahraga selalu tidak
relevan atu tidak pasti . sejauh ini, para ahli dalam bidang ilmu
sosial telah menemukan bahwa ada cara terbaru dalam melihat dan
menganalisis fenomena-fenomena sosial, termasuk olahraga,
7
mempunya implikasi yang berbeda dalam hal ini tidakan dan
perubahannya.
8
Selama awal revolusi industri, ruang utuk bermain yang secara
umum telah membatasi keterlibatan aktivitas olahraga yang hanya
dapat dilakukan oleh orang-orang kaya dan orang-orang yang
berada di pedalaman. Pola semacam ini mulai berubah di Amerika
selama pertengan abad 19. Perkembangan lebih jauhnya adalah
mulai diorganisasinya dalam bentuk cabang-cabang olahraga yang
mengarah pada olahraga prestasi.
c. Nilai Kompetisi
9
yang berorientasi pada prestasi tidak selalu menjadi orang yang
kompetitif. Prestasi ditekankan pada kerjasama dan orientasi
individu.
10
d. Nilai Organisasi
11
mengorganisasi program olahraga bagi anak dapat membuka hasrat
untuk mau berupaya. Dengan demikian saat mereka dewasa dapat
melanjutkan minatnya untuk menjadi siswa unggul yang dapat
mengharumkan nama bangsa dan negaranya.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Olahraga berasal dari dua suku kata, yaitu Olah dan Raga, yang berarti
memasak atau memanipulasi raga dengan tujuan membuat raga menjadi
matang.
Nilai-nilai Olahraga ada 4 yaitu: Nilai Sosial, Nilai Masa silam, Nilai
Kompetisi, dan Nilai Organisasi
B. Saran
Dalam penusunan makalah ini, saya selaku penyusun tentunya mengalami
banyak kekeliruan dan kesalahan – kesalahan baik dala ejaan, pilihan kata,
sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang di pahami.
Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar – besarnya.
Maka dari itu saya selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun agar kami bisa lebih baiklagi dalam pembuatan makalah
berikutnya sehingga makalah berikutnya lebih sempurna dari pada makalah
sebelumnya, terimakasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
iii