Anda di halaman 1dari 4

Kerusakan Hutan

Masalah utama lingkungan adalah masalah kerusakan hutan. Sebagai contoh di


Kabupaten Lebong yang mempunyai hutan seluas 134.834,72 ha yang terdiri dari 20.777,40
ha hutan lindung dan 114.057,72 ha berupa hutan konservasi, sebanyak 7.895,41 ha hutan
lindung dan 2.970,37 ha cagar alam telah mengalami kerusakan. Kerusakan hutan di
kabupaten/kota lain di Propinsi Bengkulu lebih parah lagi.
Kondisi kawasan hutan yang telah rusak tersebut disebabkan antara lain oleh adanya
ilegal logging dan perambahan hutan.Perambahan hutan pada umumnya bertujuan untuk
keperluan perkebunan seperti kelapa sawit, karet, kopi dll. Bahkan TNKS juga tidak luput dari
kegiatan ilegal logging. Hal ini dapat dibuktikan dengan gundulnya hutan di wilayah TNKS.
Kerusakan hutan juga disebabkan oleh kebakaran hutan. Kebakaran hutan ini dari tahun
ke tahun bertambah luas. Pada tahun 1997 luas kebakaran hutan seluas 2.091 ha dengan 31 titik
api. Pada tahun 2006 sebagai akibat kemarau yang panjang kebakaran hutan semakin luas yang
mengakibatkan tebalnya asap di udara yang dapat menimbulkan berbagai masalah.
Penyebab kebakaran hutan dan lahan antara lain adalah adanya peningkatan kegiatan
pertanian seperti perkebunan, pertanian rakyat, perladangan, pemukiman, transmigrasi dll.,
terjadi secara alamiah seperti musim kemarau yang panjang, kecerobohan masyarakat dll.
Dampak negatif kebakaran hutan dan lahan antara lain adalah penurunan keanekaragaman
hayati (ekosistem, spesies dan genetik), habitat rusak, terganggunya keseimbangan biologis
(flora, fauna, mikroba); gangguan asap, erosi, banjir, longsor, terbatas jarak pandang;
meningkatnya gas-gas rumah kaca, CO dan hidrokarbon, gangguan metabolisme tanaman dan
perubahan iklim.
Sebab lain kerusakan hutan antara lain: 1) persepsi masyarakat bahwa hutan masih
terbatas untuk kepentingan ekonomi; 2) adanya konflik kepentingan; 3) laju perusakan hutan
tidak sebanding dengan upaya perlindungan; 4) masih luasnya lahan kritis di luar hutan karena
pengelolaan lahan secara tradisional dan praktek perladangan berpindah; 5) belum optimalnya
penegakan hukum dalam percepatan penyelesaian pelanggaran/kejahatan di bidang kehutanan
(al. Perambahan hutan, ilegal logging dll.).
Hutan memiliki manfaat yang baik bagi kehidupan makhluk hidup, hutan sebagai
pemberi oksigen dan juga penyerap karbon dioksida sudah memberikan manfaat bagi
kelangsungan hidup manusia dan juga lingkungan. Namun saat ini, sudah tidak dipungkiri lagi,
kerusakan hutan menjadi suatu permasalahan yang sangat memprihatinkan, bagaimana tidak,
hutan saat ini sudah banyak yang beralih fungsi sehingga akan mengancam kelangsungan
manusia dan juga lingkungan. Banyak hutan yang kini menjadi gundul akibat ulah manusia
egois dengan melakukan penebangan liar dan juga alih fungsi lahan, tanpa disadari hal ini akan
menjadi sumber bencana bagi kehidupan. Bukan hanya manusia yang terancam, namun juga
ekosistem makhluk hidup lain akan terancam hal tersebut karena Hutan merupakan ekosistem
kompleks yang berpengaruh pada hampir setiap spesies yang ada di bumi.
Saat ini Kerusakan hutan atau deforestasi terjadi hampir diseluruh dunia, dimana
kerusakan tersebut sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia. Menurut Organisasi
Pangan dan Pertanian PBB (FAO), hampir 7,3 juta hektar hutan diseluruh dunia hilang setiap
tahunnya. Hal ini tentu akan semakin mengancam kehidupan manusia, Pemicu kegiatan
deforestasi hutan adalah kegiatan industri, terutama industri kayu. Faktor lainnya adalah karena
adanya alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan atau bisa juga dijadikan sebagai lahan
pemukiman bagi warga. Tentu hal ini harus bisa di atasi sebab setiap harinya semakin banyak
hutan yang gundul dan ini tentu akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan terutama akan
menjadi sumber bencana alam yang besar.
Dampak Akibat Kerusakan hutan
Menurunkan Kualitas Oksigen
Hutan merupakan produsen terbesar yang menghasilkan Oksigen (O2), hutan juga
membantu menyerap gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global.
Itulah sebabnya mengapa ada istilah yang mengatakan bahwa hutan adalah paru-paru bumi.
Namun banyaknya hutan yang rusak akan membuat penurunan kualitas oksigen. Sebab
Semakin sedikit tumbuhan yang ada di hutan, semakin sedikit pula oksigen yang dihasilkan.
Akibatnya adalah kualitas oksigen akan menurun.

Penyebab Banjir Besar


Semakin maraknya penebangan liar akan membuat hutan semakin gundul, hal ini tentu
akan menjadi pemici terjadinya banjir besar dan juga banjir bandang. karena sedikitnya pohon
yang terdapat dihutan tidak akan mampu menyerap air hujan. Sehingga saat hujan datang, air
akan meluap karena tidak bisa diserap oleh akar pohon.

Bencana kekeringan
Bencana kekeringan bisa terjadi karena kerusakan hutan. Saat pohon jumlahnya hanya
sedikit, air yang diserap pun hanya sedikit. Sehingga air tanah juga menjadi sedikit. Air tanah
yang sedikit bisa menyebabkan alam terkena bencana kekeringan.

Penyebab Tanah Longsor


Tumbuhan dan Pohon di Area hutan akan menjadi penguat struktur tanah, jadi saat
terjadi hujan deras, air tidak langsung mengenai tanah sebab akar pohon akan menjadi penyerap
air hujan. Namun kerusakan hutan dan penggundulan hutan akan menjadi pemicu terjadinya
tanah longsor besar. sebab sudah tidak adalagi akar tanaman yang mampu menyerap air hujan.

Terganggunya siklus air


Kita tahu bahwa pohon memiliki peranan yang penting dalam siklus air, yaitu menyerap
curah hujan serta menghasilkan uap air yang nantinya akan dilepaskan ke atmosfer. Dengan
kata lain, semakin sedikit jumlah pohon yang ada di bumi, maka itu berarti kandungan air di
udara yang nantinya akan dikembalikan ke tanah dalam bentuk hujan juga sedikit.
Upaya untuk memulihkan hutan yang rusak adalah sebagai berikut:
(1) dalam jangka pendek adalah penegakan hukum. Hal ini sangat penting untuk mencegah
praktek-praktek ilegal logging dan perambahan hutan yang semakin luas
(2) Hendaknya kegiatan pembangunan memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini seringkali
dilanggar oleh pelaksana pembangunan.
(3) Upaya penanaman kembali hutan yang telah rusak. Penghijauan telah dilakukan namun
belum efektif memulihkan kondisi hutan.
(4) Dalam jangka menengah dapat dilakukan sosialisasi dan pendidikan lingkungan pada orang
dewasa terutama yang tinggal di sekitar hutan lindung dan konservasi.
(5) Dalam jangka panjang pendidikan lingkungan menjadi salah satu pelajaran muatan lokal
baik di SD, SMP, SLTA maupun di perguruan tinggi.
Makalah Contoh Masalah Lingkungan Hidup

Oleh :

Kelompok 7
 Gracetyani Ovicha Naibaho (16031104095)
 Indira Gilano (16031104
 Meidy Kevin Tandaju (16031104097)
 Riffani Kansil (16031104
 Rexy Wawointana (16031104

Jurusan Sosial Ekonomi


Prodi Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Sam Ratulangi
Manado

Anda mungkin juga menyukai