Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai
berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih
dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya
literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut
pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja,
akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat
melatih calon-calon pemimpin. Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak
nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul
bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada
tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam
rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan
menghadapi alam sekitarnya.
Definisi Kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono,
2003) adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk
membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
kelompok. Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari
atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena
pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan
dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction
theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk
membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin.
Proses dalam kepemimpinan meliputi tiga faktor, yaitu pemimpin,
pengikut dan faktor situasi Perlu diperhatikan bahwa definisi tersebut tidak
menyebut suatu jenis organisasi tertentu. Dalam situasi apa pun dimana
seseorang berusaha mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok maka
sedang berlangsung kepemimpinan. Dengan demikian setiap orang
melakukan proses kepemimpinan dari waktu ke waktu, apakah aktivitasnya
dipusatkan dalam dunia usaha, lembaga pendidikan, rumah sakit, organisasi
politik, atau keluarga.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud kepemimpinan ?
2. Bagaimana tipe-tipe kepemimpinan?
3. Bagaimana gaya-gaya kepemimpinan?
4. Bagaimana tipe dan gaya kepemimpinan dalam organisasi
xxxxxxxxxxxx?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui arti kepemimpinan
2. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan
3. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan
4. Untuk mengetahui tipe dan gaya kepemimpinan dalam organisasi
xxxxxxxxxxxx?
BAB II
KEPEMIMPINAN
1. Pengertian Kepemimpinan
Beberapa pengertian pemimpin menurut para ahli adalah sebagai
berikut: Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator,
dinamisator, dan inovator dalam organisasi (Kartono, 2006). Pemimpin
seseorang yang karena kecakapan–kecakapan pribadinya dengan atau tanpa
pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk
mengarahkan upaya bersama kearah pencapaian sasaran – sasaran tertentu
(Winardi, 2000). Menurut Terry dan Frankin mendefinisikan pemimpin
dengan hubungan dimana seseorang (pemimpin) mempengaruhi orang untuk
mau bekerja sama melaksanakan tugas–tugas yang saling berkaitan guna
mencapai tujuan yang diinginkan organisasi atau kelompok (Yuli, 2005:166).
Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer,para
manajer merupakan pemimpin(dalam organisasi mereka )sebaliknya
pemimpin tidak perlu menjadi manajer. Seorang manajer menurut Drucker
(1966)adalah seorang pekerja pengetahuan (knoledge worker),maka masukam
dari seorang manajer adalah berbagai bertuk informasi misalnya gagasan-
gagasan ,jawaban terhadap masalah ,kesimpulan, keputusan, perintah dan
sebagainya. Kepemimpinan merupakan pengertian yang meliputi segala
macam situasi dan dinamis, yang berisi:
a. Seorang manajer sebagai pemimpin yang mempunyai wewenang untuk
memimpin
b. Bawahan yang dipimpin,yang membantu ,manajer sesuai tugas masing-
masing.
c. Tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh menejer bersama-sama
dengan bawahanya.
DuBrin (2005) mengemukakan bahwa kepemimpinan itu adalah
upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai
tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan
yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan
perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang danmengkoordinasikan
organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan
rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional
dapat tercapai.
Siagian (2002) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya)
sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin
meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Nimran (2004)
mengemukakan bahwa kepemimpinan atau leadership adalah merupakan
suatu proses mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku seperti yang
akan dikehendaki.
Peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau
perusahaan ada tiga bentuk yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan
yang bersifat informasional, dan peran pengambilan keputusan. Yang
dimaksud dengan peranan yang bersifat interpersonal dalam organisasi adalah
bahwa seorang pemimpin dalam perusahaan atau organisasi merupakan
simbol akan keberadaan organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab
untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahan, dan seorang
pemimpin mempunyai peran sebagai penghubung.
Peranan yang bersifat informasional mengandung arti bahwa seorang
pemimpin dalam organisasi mempunyai peran sebagai pemberi, penerima dan
penganalisa informasi. Sedangkan peran pemimpin dalam pengambilan
keputusan mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai peran sebagai
penentu kebijakan yang akan diambil berupa strategi-strategi bisnis yang
mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil peluang atau kesempatan
dan bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan konsisten.
2. Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan bisa kita artikan sebagai bentuk atau pola atau
jenis kepemimpinan, yang di dalamnya diimplementasikan satu atau lebih
perilaku atau gaya kepemimpinan sebagai pendukungnya. Ada lima tipe
kepemimpinan yang biasa di kenal atau bahkan diakui. Kelima tipe tersebut
masing-masing memiliki karakteristik tertentu yang dapat membedakan
antara tipe yang satu dengan tipe yang lain. Adapun tolak ukur yang
digunakan untuk membedakan karakter pemimpin satu dengan karakter
pemimpin yang lainnya adalah : a.) persepsi seorang pemimpin tentang
peranannya selaku seorang pemimpin, b.) nilai-nilai yang dianut seorang
pemimpin tersebut, c.) sikap dalam mengemudikan jalannya organisasi, d.)
perilaku dalam memimpin, dan e.) gaya kepemimpinan yang dominan.
(Dwiwibawa dan Riyanto, 2008)
Dari tolak ukur yang ada di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa
ada 5 tipe kepemimpinan, diantaranya: a.) Tipe Otokratik, b.) Tipe
Paternalistik, c.) Tipe Karismatik, d.) Tipe Laissez Faire, dan e.) Tipe
Demokratis. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Tipe Otokratik
Tipe kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya
kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin tersebut (sentralistik)
sebagai satu-satunya penentu, penguasa, dan pengendali anggota
organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Pemimpin yang bertipe otokratik atau otoriter adalah tipe seorang
pemimpin yang sombong. Tipepemimpin eperti ini akan mencampur
adukkan antara kepentingan pribadi dan kepentingan organisasi, bahkan
mereka akan menggunakan segala cara agar tutjuannya tercapai.
(Dwiwibawa dan Riyanto, 2008).
Seorang pemimpin yang memiliki tipe seperti ini tidak
mengikutsertakan dan tidak memperbolehkan bawahan berpartisipasi atau
ikut campur dalam proses pengambilan keputusan dan tidak mentoleransi
adanya penyimpangan. Seorang opemimpin otoriter merasa bahwa dirinya
memperoleh dan memiliki hak-hak yang istimewa dan harus di
istimewakan bawahannya. Dengan kata lain anggota atau bawahan tidak
memiliki hak apapun, dan hanya memiliki kewajiban dan tanggung jawab
melaksanakan keputusan dan perintah dari pemimpin otoriter. Tugas dan
tanggung jawab yang di berikan harus dilaksanakan dan tidak boleh
membanta, apabila tugas dan kewajiban itu tidak dilakukan sesuai atau
melenceng yang di perintahkan. meskipun akan mendapatkan hasil yang
lebih baik, maka itu bisa dikatakan sebuah pelanggaran atau kesalahan
yang harus di berikan hukuman atau sanksi.
Dalam menjalakan tugasnya seorang otokratik akan a.) menuntut
ketaatan penuh dari bawahan, b.) bersikap kaku dalam menegakkan
disiplin, tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk mengemukakan alasan
atau argumen, c.) bernada keras dalam memberikan perintah atau intruksi,
d.) jika bawahan melakukan kesalahan, pemimpin seperti ini cenderung
melakukan pendekatan punitif atau memberikan hukuma, e.) selalu
berprinsip menang kalah, pemimpin harus menang dan bahawan harus
kalah.
2) Tipe Paternalistik
Tipe ini biasa ada dilingkungan masyarakat desa yang masih
bersifat tradisiolnal dan agraris. Seorang pemimpin paternalistik memiliki
gaya memimpin yang kebapakan, melindungi tetapi juga menggurui. Tipe
kepemimpinzan paternalistik memiliki sifat-sifat antara lain : a.)
menganggap bawahannya belom dewasa, b.) bersikap terlalu melindungi,
c.) jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan, d.)
selalu bersikap maha tau dan maha bener
(Saliman, 2002).
Dalam menjalankan tugasnya, seorang paternlistik selalu
mengutamkan kepentingan bersama/kebersamaan. Ia selalu
memperlakukan setiap orang dalam organisasinya sama, tidak ada yang
lebih menonjol. Artinya tipe pemimpin seperti ini berusaha
memperlakukan semua orang dan semua satuan kerja yang terdapat dalam
organisasi seadil dan serata mungkin. (Dwiwibawa dan Riyanto, 2008)
3) Tipe Karismatik
Seorang pemimpin yang karismatik adalah pemimpin yang banyak
dikagumi oleh bayak pengikut meskipun mereka tidak dapat menjelaskan
secara konkret mengapa ia mengaguminya. (Dwiwibawa dan Riyanto,
2008). Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa,
sehingga mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan
dan kepatuhan pengikutnya timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin
itu. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan yang diperoleh dari
kekuatan Yang Maha Kuasa.(Saliman, 2002)
4) Tipe Laissez Faire
Tipe kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa
anggota organisasinya mampu mandiri dalam membuat keputusan atau
mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin
pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok
masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi.
Seorang pemimpin yang memiliki tipe ini memiliki pandangan bahwa
pada umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena
para anggotanya terdiri dari anggota yang sudah dewasa yang mengetahui
apa yang harus di capai, tugas apa yang harus di tunaikan oleh masing-
masing anggota dan seorang pemimpin tidak perlu terlalu sering
melakukan intervensi dalam organisasi yang dipimpinnya
(Dwiwibawa dan Riyanto, 2008).
Seorang pemimpin yang memiliki tipe Laissez Faire mempunya
kepercayaan yang besar terhadap anggota-anggotanya, ia beranggapan
bahwa setiap orang baik adanya, memiliki tugas dan kewajibannya dn juga
memiliki kesetiaan terhadap organisasi. Mereka tidak menganggap orang-
orang yang di pimpinnya sebagai bawahan, melainkan sebagi rekan kerja.
5) Tipe Demokratis
Pengakuan dan penerimaan bahwa manusia merupakan makhluk
yang memiliki harkat dan martabat yang mulia dengan hak asasi yang
sama. Itulah yang mendasari pandangan tipe dan semua gaya
kepemimpinan demokratis ini. Tipe demokrasi mengutamkan masalah
kerja sama sehingga terdapat koordinasi pekerjaan dari semua bawahan.
Kepemimpinan demokrasi menghadapi potensi sikap individu, mau
mendengarkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin
menitik beratkan pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga semua
unsur organisasi dilibatkan dalam akatifitas, yang dimulai penentuan
tujuan, pembuatan rencana keputusan, disiplin. (Saliman, 2002)
Adapun karakteristik yang ada pada seorang pemimpin yang
memiliki tipe demokratis adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan pemimpin mengintegrasikan organisasi pada peran dan
porsi yang tepat.
2. Mempunyai persepsi yang holistik
3. Menggunakan pendekatan yang integralistik
4. Organisasi seacra keseluruhan
5. Menjujung tinggi harkat dan martabat bawahan
6. Bawahan berpartisipasi dalam mengambil keputusan
7. Terbuka terhadap ide, pandangan, dan saran bawahannya
8. Teladan
9. Bersifat rasional dan obyektif
10. Memelihara kondisi kerja yang kondusif, inovatif, dan kreatif
3. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih
dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap
dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya. Gaya kepemimpinan
juga bisa diartikan sebagai perilaku ataupun cara yang dipilih dan di
pergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan
perilaku anggota organisasinya.
a. Gaya Kepemimpinan Otokrat
Gaya kepemimpinan ini Berorientasi pada pelaksanaan tugas
sebagai perilaku yang terpenting dalam mewujudkan kepemimpinan yang
efektif. Pelaksanaan tugas tidak boleh keliru atau salah atau menyimpang
dari instruksi pimpinan. Pemimpin bertolak dari prinsip bahwa “manusia
lebih suka diarahkan tanpa memikul tanggung jawab, daripada diberi
kebebasan merencanakan dan melaksanakan sesuatu yang harus
memikulkan tanggung jawab”. Gaya kepemimpinan seperti ini Tidak
memberi kesempatan bagi anggota organisasi untuk menyampaikan
inisiatif, kreativitas, saran, pendapat dan kritik karena fungsinya adalah
melaksanakan tugas bukan berfikir untuk menciptakan dan
mengembangkan tugas/organisasi. Pemimpin seperti ini juga Tidak
berorientasi pada hubungan manusiawi dengan anggota organisasi, yang
dinilai sebagai kondisi yang membuat anggota organisasi menjadi
lalai.Tidak percaya pada anggota organisasi atau orang lain.
b. Gaya kepemimpinan Diktatoris
Mereka yang memiliki Gaya kepemimpinan diktatoris Berperilaku
sebagai penguasa tunggal yang tidak dapat diganti karena merasa bahwa
dirinya diciptakan untuk berkuasa. Setiap kehendak atau kemauan
pemimpin diktatoris harus terlaksana, meskipun harus dilaksanakan
dengan menghalalkan segala cara. Orientasi gaya kepemimpinannya hanya
pada hasil, tidak peduli bagaimana cara mencapainya. Meskipun harus
mengorbankan orang lain, khususnya anggota organisasi.
Ucapan diberlakukan sebagai peraturan atau undang-undang yang
tidak boleh dibantah. Dan Senjata utama dalam menjalankan
kepemimpinannya adalah ancaman hukuman yang berat bagi yang
menentang atau berkhianat. Sehingga Diantara anggota organisasi terjadi
saling curiga mencurigai, karena yang satu berprasangka pada yang lain
sebagai pemimpin yang diktator.Anggota organisasi tidak boleh
mengomentari ucapan, perkataan, keputusan, kebijakan karena dianggap
sebagai pembangkangan atau penghianatan.
c. Gaya kepemimpinan Otokratik Lunak (Benevolent Autocratic)
Gaya kepemimpin ini, Pemimpin selalu berorientasi pada hasil,
dengan dimanipulasi berorientasi pada anggota organisasi dalam kadar
yang rendah antara lain dengan memberikan motivasi agar melakukan
keputusan atau perintah atasan. Kepemimpinan dalam menuntut ketaatan
dan kepatuhan dengan membuat peraturan-peraturan. Pemimpin cenderung
kurang percaya pada dirinya sendiri dan anggota organisasi terutama
dalam membuat keputusan dengan selalu mencari pendukung. Sanksi dan
hukuman tetap merupakan senjata dalam menuntut kepatuhan anggota
organisasinya.
d. Gaya Kepemimpinan Missionary (Pelindung dan Penyelamat)
Gaya kepemimpinan ini Pemimpin mengutamakan orientasi
hubungan dengan anggota organisasinya, sehingga sering terlihat ramah,
banyak senyum, dan akrab.Pemimpin selalu berusaha keras untuk
mencegah pertentangan/konflik, perdebatan dan permusuhan dengan orang
lain. Pemimpin dalam bekerja berusaha menghindari formalitas dan
birokrasi sehingga organisasi akan terkesan memperoleh kemudahan
dalam menjumpai atau mengahadap pimpinan. Pengawasan dijadikan
sarana untuk memberi kesan bahwa pimpinan meberi perhatian pada
anggota otganisasi dalam melaksanakan keputusan.
e. Gaya Kepemimpinan Birokrat (Bureucrat)
Gaya Pemimpinini mengutamakan ketaatan pada peraturan,
prosedur, dan mekanisme kerja/kegiatan yang telah ditentukan Pemimpin
yang lebih tinggi menuntut ketaatan pemimpin yang lebih rendah di dalam
satu struktur, organisasi, sebagai pemegang kekuasaan dalam
melaksanakan sebagian fungsi dan tugas pokok organisasi. Pemimpin akan
berusaha mengembangkan hubungan informal dalam rangka mengimbangi
hubungan kerja formal yang statis dan kaku. dalam mewujudkan dan
membina kerjasama dilakukan dengan orientasi pada posisi atau
kedudukan anggota.Namun Pemimpin disini kurang aktif menciptakan dan
mengembangkan kegiatan organisasi karena cenderung tidak menyukai
perubahan dan perkembangan. Mereka lamban dalam mengambil
keputusan yang didasarkan atas tata hubungan kerja sebagai proses kerja
yang sesuai prosedur dan mekanisme kerja. Mereka cenderung lebih
menyukai pekerjaan rutin yang statis dan beresiko rendah.
f. Gaya Kepemimpinan Pengembang dan Pembangun Organisasi
(Developer)
Gaya kepemimpinan ini sangat mahir dalam menciptakan,
mengembangkan dan membina kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Pemimpin bekerja secara teratur dan bertanggung jawab sehingga
efektivitas dan efisiensi kerja tinggi dalam menggerakan bawahan.mereka
mau dan mampu mempercayai orang lain dalam melaksanakan pekerjaan,
dengan memberikan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang
jelas.
Pemimpin seperti ini selalu berusaha meningkatkan kemampuan
kerja anggota organisasi sebagai bawahannya, agar prosesnya selalu sesuai
dengan standar kualitas kerja. Mereka memiliki kemauan dan kemampuan
yang positif dalam menghargai, menghormati dan memberdayakan
anggota organisasi/bawahan sebagai subyek. Dan memiliki kemauan dan
kemampuan membina hubungan manusiawi yang efektif di dalam dan
diluar jam kerja. Serta meyakini bahwa anggota organisasi atau bawahan
merupakan individu/manusia yang mampu bertanggung jawab apabila
diberi kesempatan sesuai dengan batas-batas potensi yang dimilikinya.
g. Gaya Kepemimpinan Eksekutif (Executive)
Tipe kepemimpinan demokratis sesuai dengan pengertian atau
makna perkataan “eksekutif” yang berarti pemimpin pelaksana. Gaya
kepemimpinan ini memiliki keyakinan bahwa orang lain khususnya
anggota organisasi dapat bekerja dan menjadi pemimpin sebaik dirinya,
sehingga tidak boleh diremehkan dan harus dihormati/dihargai secara
layak dan manusiawi. Mereka memiliki komitmen yang tinggi dan
cenderung memiliki orientasi pada kualitas pelaksanaan tugas dan
hasilnya. Berdisiplin dalam bekerja, sehingga sangat meyakinkan, disegani
dan dihormati oleh anggota organisasi.
Gaya kepemimpinan eksekutif selalu berusaha menumbuhkan,
memelihara dan mengembangkan partisipasi aktif anggota organisasi
melalui kemampuannya memberikan motivasi kerja secara terpadu.
Mereka memiliki semangat, moral, loyalitas dan dedikasi kerja yang tinggi
sehingga menjadi teladan bagi anggota organisasi.dan juga memiliki
kemampuan menumbuhkan kesadaran dan kesediaan bekerja keras untuk
menjadi anggota organisasi yang sukses tanpa menekan atau memaksa.
Selalu menempatkan dan menghargai anggota organisasi sebagai rekan
tidak sekedar bawahan. Pemimpin terbuka terhadap kritik, saran dan
pendapat, yang dimanfaatkannya untuk memperbaiki kekeliruan atau
kesalahan dalam melaksanakan kepemimpinannya. Serta memiliki
kemampuan membedakan masalah yang perlu dan tidak perlu diselesaikan
di dalam atau diluar rapat.
4. Syarat-syarat Kepemimpinan
Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain:
a. Kekuasaan
Kekuasaaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan
wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan
bawahan untuk berbuat sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.
b. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan
sehingga pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.
c. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan
kecakapan secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa.
Sementara itu Stodgill yang dikutip James A. Lee menyatakan pemimpin
itu harus mempunyai kelebihan sebagai persyaratan, antara lain:
1) Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara,
kemampuan menilai.
2) Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
3) Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri,
agresif.
4) Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu
bergaul.
5) Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggidan tenar.
5. Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Baik
WA. Gerungan menjelaskan bahwa seorang pemimpin paling tidak harus
memiliki tiga ciri, yaitu:
a. Penglihatan Sosial
Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala
yang timbul dalam masyarakat sehari-hari.
b. Kecakapan Berfikir Abstrak
Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas,
intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat menganalisa
dan mumutuskan adanya gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga
bermanfaat dalam tujuan organisasi.
c. Keseimbangan Emosi
Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan
emosinya belum mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang
yang demikian tidak bisa jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus
mampu membuat suasana tenang dan senang. Maka seorang pemimpin
harus mempunyai keseimbangan emosi.
III. ANALISIS
DAFTAR PUSTAKA
Dwiwibawa dan Riyanto, 2008. Siap Jadi Pemimpin? Latihan Dasar
Kepemimpinan.Yogyakarta. Kanisius.
Munandar, Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organosai .Jakarta: UI Press.
Dr.Ir.Minto Waluyo. 2012. Psikologi Industri Penernit. Akademia: Surabaya.
Brahmasari. 2011. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan 13(1): 40-45.

Anda mungkin juga menyukai