4. Pada kasus tersebut dikatakan gigi tiruan sebagian dari pasien ini tidak stabil dan mengeluhkan
nafasnya bau, hal ini dapat terjadi karena adanya proses penuaan yang dialami oleh pasien
mengingat usia pasien yaitu 67 th merupakan usia yang sudah cukup tua. Ketidakstabilan pada
gigi tiruan pasien dapat terjadi karena pada gingiva mengalami proses penuaan selain itu tulang
rahang pada uria tua juga mulai menyusut hingga jaraknya menjadi pendek, sehingga kecekatan
gigi palsu tidak maksimal. Selain itu pada lanjut usia yang produksi air liurnya sudah berkurang
juga menjadi penyebabnya ditambah dengan riwayat diabetesnya. Air liur berperan penting
untuk merekatkan gigi palsu dengan jaringan pendukung, bila produksinya kurang, kecekatan
gigi palsu akan berkurang. Selain itu pasien juga mengeluhkan tentang bau mulut yang
dialaminya, ini terjadi karena semakin tua kemampuan kita untuk memproduksi saliva semakin
berkurang, sehingga dengan berkurangnya produksi saliva dalam rongga mulut kita
menyebabkan mulut menjadi kering dan menyebabkan pertimbuhan mikroorganisma dalam
rongga mulut menjadi subur dan inilah yang menyebabkan timbulnya bau mulut ini atau
halositosis. Yang dapat kita lakukan sebagai dokter gigi pertama untuk mencegah terjadinya bau
mulut kita dapat memberikan penyuluhan berkaitan dengan DHE, seperti bagaimana menyikat
gigi yang baik, kapan sebaiknya menyikat gigi dan lain sebagainya dan juga ingatkan pasien
untuk mengkontrol pola makan agar penyakit diabetesnya tidak kambuh karena kita ketahui
diabetes juga dapat menjadi penyebab produksi air liur berkurang dan juga menyebabkan
perkembangan mikroorganisma akibat terjadi penurunan system imun. Kita dapat juga
menganjurkan untuk minum air yang cukup atau mengkonsumsi obat yang dapat merangsang
produksi saliva untuk mengurangi kondisi mulut yang kering ini.
Lecture 24
2. b. - Sistem respiration (pernafasan), yang ditandai dengan: rhinitis (radang selaput lendir hidung),
bersin, rasa gatal di hidung, batuk, sesak nafas, mengi, stridor (mengorok), suara serak, gawat
nafas, tachypnoea (nafas yang sangat cepat) hingga apnoea (henti nafas).
- Sistem cardiovascular (jantung dan pembuluh darah), yang ditandai dengan: palpitation (irama
jantung yang cepat dan tidak teratur), tachycardia (jantung berdenyut cepat, lebih dari
100x/menit), hipotensi (tekanan darah rendah), syok, pingsan, dan pada pemeriksaan ECG
(electrocardiogram) ditemukan: aritmi, T mendatar/terbalik, irama nodal, fibrilasi ventrikel sampai
asistol.
- Sistem gastrointestinal (pencernaan), yang ditandai dengan: mual, muntah, sakit/nyeri perut,
diare, kram perut.
LECTURE 25
7. Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya baik, sejauh bahan kontaktannya dapat disingkirkan.
Namun individu dengan dermatitis kontak alergi dapat memiliki dermatitis persisten atau kambuh
tertutama jika bahan penyebab alerginya tidak dapat diidentifikasi. Prognosis kurang baik dan menjadi
kronis, bila bersamaan dengan dermatitis oleh faktor endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis,
atau psoriasis), atau pajanan dengan bahan iritan yang tidak mungkin dihindari. Semakin lama seorang
individu mengalami dermatitis yang parah, semakin lama pula dermatitis dapat disembuhkan setelah
penyebabnya dapat diidentifikasi.