PENDAHULUAN
Kata sepsis berasal dari bahasa Yunani yang berarti dekomposisi atau
pembusukan. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersamaan dengan
manifestasi infeksi sistemik Sepsis berat didefinisikan sebagai sepsis ditambah
disfungsi organ sepsis dengan hipoperfusi jaringan.Septic shock didefinisikan sebagai
sepsis dengan hipotensi yang menetap meskipun telah diberikan resusitasi cairan yang
adekuat.1
Sepsis dimasukkan kedalam kategori penyakit darurat yang sama seperti serangan
jantung atau stroke karena ada gangguan dalam distribusi oksigen dan nutrisi ke
jaringan sehingga dibutuhkan penanganan kegawat daruratan segera. Hal tersebut yang
menjadikan sepsis sebagai penyebab tersering perawatan pasien di unit perawatan
intensif (ICU). Penelitian epidemiologi sepsis di AS menyatakan insiden sepsis sebesar
3/1.000 populasi yang meningkat lebih dari 100 kali lipat berdasarkan umur (0,2/1.000
pada anak-anak, sampai 26,2/1.000 pada kelompok umur > 85 tahun). Angka
perawatan sepsis berkisar antara 2 sampai 11% dari total kunjungan ICU. Angka
kejadian sepsis di Inggris berkisar 16% dari total kunjungan ICU. Syok akibat sepsis
merupakan penyebab kematian tersering di unit pelayanan intensif di Amerika Serikat.2
Risiko mortalitas akibat sepsis dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti umur, jenis
kelamin, ras, penyakit penyerta, riwayat trauma paru akut, sindrom gagal napas akut,
gagal ginjal dan jenis infeksinya yaitu nosokomial, polimikrobial atau jamur sebagai
penyebabnya. Diperkirakan angka mortalitas akibat sepsis, sepsis berat, dan syok
sepsis masing-masing mencapai 10-20%, 20-50%, dan 40-80%. Insiden mortalitas
yang lebih tinggi umumnya lebih sering ditemukan di negara berkembang daripada
negara maju.3
BAB II
TINJAUAN PUSTKA
2.1 Definisi
Menurut International Guidelines for Management of Severe Sepsis and Septic
Shock: 2012, Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi
infeksi sistemik.2 Sepsis merupakan penyakit yang mengancan nyawa ditandai
disfungsi organ yang disebabkan karena respon tubuh terhadap infeksi. Ini merupakan
definisi baru dari sepsis yang menekankan keutamaan respon host nonhomeostatis
terhadap infeksi, potensi mematikan jauh lebih besar dari proses infeksi yang
berlangsung dan membutuhkan penanganan segera.1
Sepsis berat disebabkan oleh infeksi ataupun non-infeksi. Pasien dengan
penyebab infeksi biasanya akan menunjukan Systemic inflammatory respon syndrome
(SIRS). Sepsis berat didefinisikan sebagai sepsis ditambah dengan disfungsi suatu
organ atau hipoperfusi jaringan. Sepsis dengan hipotensi adalah keadaan ketika tekanan
darah sistole <90 mm Hg atau Mean Arterial Pressure (MAP) < 70 mm Hg atau tekanan
darah sistole berkurang >40 mm Hg dari nilai standar berdasarkan usia.1,2
Menurut Surviving Sepsis Campaign: International Guidelines for
Management of Severe Sepsis and Septic Shock: 2016 : Sepsis didefinisikan sebagai
disfungsi organ yang mengancam jiwa disebabkan oleh disregulassi respon host
terhadap infeksi. Syok sepsis adalah bagian dari sepsis terdapat kelainan sirkulasi,
seluler atau metabolik yang cukup mendalam dan meningkatkan mortalitas. Pasien
dengan syok septik dapat diidentifikasi melalui klinis sepsis dimana didapatkan
hipotensi yang persisten membutuhkan vasopressor untuk menjaga MAP ≥65 mm Hg
dan memiliki serum laktat tingkat >2 mmol/L (18 mg/dL) meskipun telah diberikan
resusitasi volume yang memadai. Pada keadaan ini, kematian di rumah sakit adalah
lebih dari 40%.4
2.2 Epidemiologi
Sepsis adalah penyebab tersering di perawatan pasien di unit perawatan
intensif. Sepsis hampir diderita oleh 18 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya.
Insidennya diperkirakan sekitar 50-95 kasus diantara 100.000 populasi dengan
peningkatan sebesar 9% tiap tahunnya. Syok akibat sepsis merupakan penyebab
kematian tersering di unit pelayanan intensif di Amerika Serikat.2
Pada tahun 2001 dilaporkan bahwa insidensi sepsis di Amerika terjadi pada 3
dari 1000 populasi, 51,1% dirawat di ICU dan 17,3% mendapat bantuan ventilasi
mekanik.2
Dalam 10-15 tahun terakhir terjadi penurunan angka kematian yang
disebabkan oleh sepsis, walaupun masih tetap tinggi (30-50%). Early Goal Directed
Therapy (EGDT) yang dikembangkan oleh Rivers pada tahun 2001 dapat menurunkan
angka kematian dari 46,5% menjadi 30,5%. CDC National Center of Hospital Statistics
tahun 2011 melaporkan bahwa beban ekonomi sangat tinggi pada pasien sepsis berat
dan syok sepsis, diperkirakan 14,6 juta dolar telah dihabiskan untuk perawatan
septikemia, dan sejak tahun 1997 sampai 2008 terjadi peningkatan biaya perawatan
pasien di rumah sakit sekitar rata-rata 11,9%.2,3,5
2.3 Etiologi
Penyebab dari sepsis terbesar adalah bakteri Gram negatif dengan presentase
60-70% kasus yang menghasilkan berbagai produk yang dapat menstimulasi sel imun
yang terpacu untuk melepaskan mediator inflamasi.6
Gejala klinis sepsis tidak spesifik dan ditandai oleh gejala demam, menggigil,
lelah, malaise, gelisah dan kebingungan. Gejala sepsis akan lebih berat pada penderita
lanjut usia, diabetes, kanker, gagal organ utama dan penderita granulosiopenia. Yang
akan diikuti gejala MODS (Multiple Organ Dysfunctions) hingga syok sepsis.6
2.6 Diagnosis
Diagnosis sepsis memerlukan kecermatan tinggi dalam menggali perjalanan
penyakit, membutuhkan pemeriksaan fisik yang cermat, uji laboratorium yang sesuai
dan tindak lanjut hemodinamik.6
Gambaran umum
Demam (>38,3 C)
Hipotermia (suhu <36 C)
Nadi > 90x/menit
Takipneu
Perubahan status mental
Hipeglikemia (glukosa plasma > 140 mg/dl) tanpa riwayat diabetes
Edema
Gambaran inflamasi
Leukositosis (leukosit > 12,000 uL)
Leukopenia (leukosit < 4,000 uL)
Leukosit normal dengan > 10% sel imatur
Peningkatan C- reaktive protein
Peningkatan prokalsitonin plasma
Hemodinamik
Hipotensi arterial ( TD <90 mmHg, MAP < 70 mmHg, atau penurunan TD > 40
mmHg pada dewasa)
Disgungsi organ
Hipoksemia (PaO2/FiO2 <300)
Oliguria akut ( urin output <0,5 mL/kgBB/jam setelah 2 jam resusitasi cairan yang
adekuat)
Peningkatan kreatinin > 0,5 mg/dl
Abnormalitas faktor koagulasi (INR > 1,5 atau aPTT > 60 detik)
Ileus
Trombositopenia ( trombosit < 100,000 ul )
Hiprbilirubinemia ( bilirubin total > 4mg/dL )
Perfusi jaringan
Hiperlactatemia (>1 mmol/L)
Penurunan CRT atau mottling
Sepsis berat
Sepsis yang menyebabkan hipotensi
Peningkatan laktat diatas nilai normal
Urine output < 0,5 mg/KgBB/jam setelah 2 jam pemberian cairan yang adekuat
Acute lung injury dengan PaO2/FiO2 <250 pada pasien yang tidak pneumonia
sebagai sumber infeksinya
Acute lung injury dengan PaO2/FiO2 <250 pada pasien pneumonia sebagai sumber
infeksinya
Kreatinin >2,0 mg/dl
Bilirubin >2 mg/dl
Platelet <100,000 Ul
Koagulopati (INR >1,5)
2.9 Tatalaksana
Penatalaksanaan sepsis dan syok sepsis berdasarkan Surviving Sepsis Campaig 20122
MANAJEMEN ANESTESI