Anda di halaman 1dari 8

Aspek-Aspek dalam Mendesain Tanki Timbun (Storage Tank)

Code/Standard dan regulasi yang mengatur tentang spesifikasi dan prosedur pembangunan tanki,
dimaksudkan untuk menjamin tercapainya optimum desain dan keamanan dalam operasi.

Umum

Vertical, cylindrical, aboveground atmospheric-pressure storage tanks sangat umum dan luas digunakan
untuk menyimpan cairan/liquid produk minyak bumi, bahan kimia industri atau bahkan sekedar sebagai
air penampungan. Secara definisi, tanki atmospherik mempunyai design pressure kurang dari 2.5 psig.
Tanki atmospherik bisa mempunyai jenis atap fixed roof atau floating roof. Vertikal fixed roof tank, terdiri
dari dinding metal silindris dengan atap terpasang di atas dinding bisa berbentuk flat, conical atau juga
berbentuk domes.. Fixed-roof tanks dapat digunakan untuk menyimpan produk dengan true vapor
pressure (TVP) kurang dari 1.5 psia. (TVP, adalah ukuran volatility, bahasa awamnya bisa dianrtikan
tingkat penguapan untuk liquid pada 100°F.) Fixed roof tank lebih murah pembangunannya dari pada
tanki dengan floating roofs, dan secara umum sudah cukup memenuhi atau sesuai dengan standar
minimum penyimpanan cairan bahan kimia, organik dan liquid lainnya.

Kompenen Utama Suatu Tanki

Ada dua jenis floating roof tanks:

• External floating roof (EFR) adalah tanki dengan open top dan floating roof mengapung tepat di atas
cairan produk (bisa sistim pontoon dengan single deck atau double dek). Flaoating roof dilengkapi seal
system di sekeliling roof menutup celah antara roof dan dinding tanki. Tanki jenis ini menyimpan produk
dengan TVPs antara 1.5–11 psia.

• Internal floating roof (IFR) tanks adalah fixed roof dengan dilengkapi floating deck di dalamnya, bisa
pan type deck atau pontoon dengan single deck. IFR tanks sangat sempurna untuk mengurangi rugi
penguapan dengan meniadakan vapor space yaitu ruangan di antara fixed roof dan permukaan liquid
yang memicu kerugian penguapan, (vapor loss), terutama pada saat in/out-breathing. Di samping itu
untuk mencegah akumulasi salju ataupun air hujan di atas floating roof.
Design Tanki Timbun

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan dan desain suatu tanki:

Pertimbangan Process Design — langkah pertama dalam pemilihan dan desain suatu tanki adalah
menentukan kapasitas. Total capacity adalah jumlah dari inactive (nonworking) capacity, actual atau net
working capacity, dan overfill protection capacity (figure). Inactive working (or non-working) capacity
adalah volume antara bottom dan invert outlet nozzle, dimana normalnya minimum 10 in (250 mm) di
atas bottom seam untuk menghindari weld interference. Net working capacity adalah volume antara low
liquid level (LLL) dan high liquid level (HLL). Dalam suatu proses operasi tanki, net working capacity
dihitung dengan mempertimbangkan retention time yang diperlukan dari liquid dengan flow rate. Untuk
tanki besar, atau biasa disebut off-site storage tanks, net working capacity ditentukan dengan melakukan
analisa ekonomis dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti savings dalam bulk transportation cost,
size dan frequency pengapalan, dan resiko plant shutdown. Dalam kasus tertentu, net working capacity
yang diperlukan bisa dibagi dalam beberapa tanki, ini bila ukuran dari satu tanki saja secara fisik tidak
memungkinkan, atau bila beberapa tanki terpisah diperlukan karena suatu alasan lain, seperti dedicated
service atau rundown. Overfill protection capacity suatu tanki adalah antara HLL dan design liquid level.
Design liquid level diset lebih tinggi dari normal operating liquid level untuk memberikan safety margin
bila terjadi upsets condition. Overfill section biasanya berisi vapor dalam keadaan normal operating
conditions.

Pertimbangan process design yang lainnya misalnya spesifikasi mengenai temperature dan pressure
suatu tanki, dan apakah ada kebutuhan akan heater, chillers, mixer, agitator atau phase-separation
equipment.

Terminologi Kapasitas Tanki

Mechanical design —termasuk dalam hal ini adalah spesifikasi mengenai materials construction,
menentukan optimum dimensi tanki dan plates yang digunakan, dan penentuan sizing dan posisi nozzles
serta accessories.

Mild quality carbon steel (A-36, A-283-C) adalah material yang paling banyak digunakan untuk storage
tanks. Untuk tanki dengan corrosive services, corrosion allowance ditambahkan pada thickness dari hasil
calculated design. Bila ini tidak ekonomis, atau bila product contamination terjadi sedangkan corrosion
tidak bisa ditoleransi, maka tank material di-upgraded menjadi stainless steel atau high alloy. Atau
sebagai alternative, carbon steel tanks dapat dilining dengan corrosion-resistant materials seperti rubber,
plastic atau ceramic tile. Tanki ada juga yang diinsulated dengan berbagai tujuan misalnya temperature
control, personnel protection, energy conservation, atau mencegah external condensation. Ada juga
dalam kasus tertentu digunakan materials seperti fiberglass, mineral wool, expanded polystyrene atau
polyurethane.

Wind, seismic loadings, space yang tersedia dan soil-bearing strength menentukan optimal height-to-
diameter ratio. Tanki dengan tidak terlalu tinggi dan berdiameter lebih besar (pendek-lebar) lebih disukai
untuk windy atau seismically active areas, atau dimana soil bearing capacity terbatas. Sedangkan di
mana plot space yang tersedia terbatas dan soil-bearing strength memadai, tanki lebih prefer didesain
lebih tinggi dengan berdiameters yang lebih kecil (tinggi ramping).

Bottom, shell dan roof suatu storage tanks terdiri dari steel plates yang saling disambungkan dengan lap-
welded*bottom&roof) maupun butt-welded (shell). Untuk menentukan plate dimensions termasuk
thickness, designers biasanya me-refer ke industry codes, misalnya American Petroleum Institute (API
650 atau API 620 etc).

Storage tanks biasanya dilengkapi ladders/stairway untuk access ke top roof. Sesuai code/regulasi, tanki
dengan tinggi 20 ft atau kurang harus dilengkapi ladder dengan atau tanpa cage. Tanks lebih tinggi dari
20 ft mensyaratkan adanya spiral stairway dan juga roof handrail di sekeliling roof. Satu landing platform
pada top ladder/stairway dapat juga diteruskan dengan walkways yang menuju ke center roof. Roofs dan
shells juga selalu dilengkapi dengan manholes umumnya 20” atau 24 dia.

Kebanyakan storage tanks yang dibangun dalam petroleum refining dan petrochemical plants dibuat
sesuai dengan salah satu dari beberapa API standards. Standard/Code ini mengatur tentang design,
construction, inspection, erection, testing dan maintenance requirements. Standard/code mengatur
semua hal tentang minimum requirements untuk dapat diakuinya telah memenuhi API certification atau
sekedar telah dibuat sesuai dengan API tanpa certification (non stamped). API codes yang terutama
mengatur tentang storage tank desain tanki adalah sebagai berikut :

• “Large, Field Welded, Low-Pressure Storage Tanks,” API Standard 620 —mengatur tentang vertical,
cylindrical, aboveground, field-welded steel tanks for oil storage with maximum operating temperatures
tidak melebihi 200°F dan pressures dalam vapor space kurang dari 2.5 psig.
• “Large, Field Welded, Storage Tanks,” API Standard 650 — mengatur tentang vertical, cylindrical,
aboveground, field welded steel tanks untuk oil storage dengan maximum operating temperatures tidak
melebihi 250°F dan pressures dalam vapor space kurang dari 1.5 psig.

Walaupun API standards mengatur banyak aspects tentang storage tank design dan operation, tetapi
tidak mencover semuanya (all-inclusive). Ada beberapa organizations/institution lainnya yang
menerbitkan publication standards tentang tank related design, fabrication, installation, inspection, dan
repair yang menjadi tambahan (supplement) dari API standards.

Mereka itu umpamanya American Society of Mechanical Engineers (ASME); American Society for Testing
and Materials (ASTM); American Water Works Association (AWWA); National Fire Protection Association
(NFPA); (ANSI); American Institute for Steel Construction (AISC).

Persyaratan terhadap Pencemaran Udara

Storage tanks bisa dilihat sebagai sumber dari air emissions (pencemaran udara) karena vapor losses.
Emissions control dari tanki harus dilakukan untuk mendapatkan air permit (Ijin bebas pencemaran
Udara). Volatile organic compounds (VOCs) adalah pollutants utama dari suatu air emissions. Sebagai
tambahan, specific organics yang beracun dan berbahaya juga telah diatur, misalnya., benzene. Control
yang cukup, management yang memadai dan juga maintenance diperlukakan untuk mencegah emisi dari
isi tanki ke udara bebas.

Dalam menyiapkan aplikasi suatu air-quality operating permit, review dari semua applicable regulations
harus dilakukan. Environmental regulations sering mengatur tentang type dari emissions-control device
yang harus digunakan dalam aplikasi tertentu. Syarat minimum emission-control tergantung dari
material yang tersimpan, kapan tanki dibangun atau dimodifikasi, capacity, TVP product pada kondisi
penyimpanan, dan lokasi dari fasilitas. Di Amerika ada beberapa regulatory codes dan standards yang
berlaku untuk storage tanks dan pengendalian pencemaran udara. Diantaranya adalah “New Source
Performance Standards (NSPS), suatu standards performance dari Storage Vessels untuk petroleum
liquids,” dari U.S. Environmental Protection Agency’s regulation 40 CFR, Part 60, Subparts K, Ka and Kb.
Standard ini mengatur tentang systems control emissions. Emissions-control devices termasuk
diantaranya internal dan external floating roofs, seals, vents untuk flaring, vapor recovery systems dan
disposal systems, seperti pressure/vacuum vents.
Beberapa cara pengendalian vent control seperti tank blanketing juga termasuk salah satu dalam
persyaratan operating air permit. Contoh lainnya yang termasuk operating permit conditions :

• Untuk storage and loading VOCs — internal floating deck atau equivalent control harus digunakan pada
semua tanki. Floating roof harus mempunyai salah satu dari closure device (rim seals) yang menutup
celah antara wall dan bagian pinggir deck: (1) liquid-mounted seal; (2) dua continuous seals yang
dipasang satu di atas yang lain; atau (3) mechanical shoe seal. Pemasangan suatu equivalent control
system memerlukan review dan approval.

• Untuk tanki yang dilengkapi dengan floating roof, pemegang ijin harus mengikuti tests dan procedures
yang memverifikasi seal integrity, seperti diatur dalam 40 CFR 60.113b. Ada juga persyaratan reporting
dan recordkeeping mengenai tanggal di mana seals diinspeksi, integrity-nya, dan corrective actions yang
dilakukan.

• Tanki yang tidak ber-insulated di mana ter-exposed matahari harus cat warna putih atau aluminum.

Persyaratan Structural

Type tanki dan size, soil conditions setempat, tank loading dan tank settlement merupakan critical
factors bagi design tank foundation. Contoh type foundation misalnya earth atau crushed stone,
concrete slabs, slabs yang disupport piles dan concrete ring-walls.

Earth atau crushed stone foundations berbentuk rings sederhana terdiri material pondasi keliling yang
mensupport hanya bagian tank walls. Foundations ini adalah contoh umum yang digunakan dengan in-
situ soil conditions, dan hanya bisa diterapkan bila anchor bolts tidak diperlukan. Slab Concrete ke
seluruh permukaan tank foundation digunakan untuk tanki berdiameter kurang dari 15 ft. Bila soil
conditions tidak mendukung atau tanki perlu insulation, piles mungkin diperlukan.
Concrete ring-wall dibuat dengan mengecor melingkar untuk menopang hanya dinding shell diatasnya.
Ring-wall foundations adalah yang paling banyak dan ekonomis digunakan, sangat umum digunakan
pada large tanks dan dapat tahan terhadap uplift forces yang bekerja pada tanki. Kebanyakan tanki yang
dipakai dalam chemical plants/refinary berdiameter lebih besar dari 15 ft. Pada umumnya juga dengan
ring-wall foundations.

Perhitungan besaran dari vertical dan horizontal loads tanki diperlukan untuk mendesain foundation.
vertical loads yang dipertimbangkan termasuk empty weight, live load, operating weight, test weight dan
internal pressure. Sedangkan live load pada roof umumnya adalah typical 25 lb/ft2, berdasarkan API
codes (620 dan 650). Operating weight adalah dead weight ditambah fluid weight. Test weight terdiri
dari dead weight tanki ditambah full water weight.

Dalam kasus tertentu tanki bisa juga mendapatkan internal pressure selama operating atau test
conditions. Bahkan pada tanki yang di dalamnya kosong masih mungkin bekerja internal pressure.
Misalnya, tanki penyimpan volatile compound product masih mungkin terdapat vapor di dalamnya
setelah di-kosongkan. Panas dari matahari dapat menaikkan tekanan vapor yang tersisa di dalamnya.

Sedangkan yang termasuk horizontal forces adalah drag force dan overturning moment dari wind dan
seismic loads.

Settlement tanki adalah masalah yang umum yang terjadi karena adanya compressible soils. Long-term
settling dari foundation sering terjadi pada sekeliling di bawah tank wall dan bisa juga di bagian tengah
tanki, karena operating conditions. Pada ring-wall design, pressure pada bottom ring wall dan di bagian
tengah tanki harus sama untuk mencegah terjadinya differential settlement dari structure tanki.

Pada cryogenic tanks (tanki atmospheric penyimpan liquid gas) diperlukan cable heating systems untuk
mencegah frost heave (ketidak merataan suhu pada pondasi), atau dapat juga menggunakan pipa
saluran supaya terjadinya air circulation.

Pertimbangan Tambahan lainnya


Hal-hal penting lainnya yang perlu dipertimbangkan pada foundation adalah leak detection systems,
corrosivity, cathodic protection, dan secondary containment. Seorang engineer harus
mempertimbangkan environmental dan safety implications dari kebocoran ke dalam containment space
dibawah tank floor. Untuk foundations earth atau concrete ring-wall, leak-detection umumnya dilakukan
dengan memberikan flexible membrane liner pada grade elevation dengan drainpipe di bawah tankfloor,
yang akan men-drains ke sekeliling tanki. Untuk concrete slab, leak detection dapat dilakukan sama atau
dengan menempatkan radial grooves di sisi atas slab yang diteruskan ke sekeliling tanki. Ketika
kebocoran terjadi, satu atau lebih grooves akan terdapat bocoran tank liquid.

Cathodic protection biasa digunakan untuk mengontrol electrochemical corrosion. Methode ini
menggunakan direct current dari external source untuk melawan discharge current dari metal surface,
dengan cara demikian corrosion dapat dicegah. Selain itu, metal tanks yang menyimpan flammable
liquids di-grounded ke tanah sebagai protection terhadap lightning atau static electricity.

Secondary containment sering diperlukan untuk mencegah liquid dari kebocoran yang merembes ke
dalam tanah dan/atau groundwater. Ini bisa dilakukan dengan membangun dikes dilengkapi liners
terbuat dari high-density polyethylene (HDPE), atau dengan menambahkan concrete walls dan slabs,
sepanjang leak detection system. Curb dan dike containment yang terdapat dalam berbagai regulations
juga mengatur tentang volume, area, height dan spacing antara multiple tanks dan process units. Area
sumps mungkin juga diperlukan untuk menampung possible leakage. Provisions alat-alat tertentu juga
harus dilakukan untuk removing water atau debris dari sumps.

Operation dan Control

Pressure control — Design suatu tanki memperhitungkan baik itu normal operations dan upset
conditions tertentu. Yang termasuk normal operations adalah filling, emptying dan storing. Ketika filling
(pump-in) suatu tanki, displaced vapor (ruang berisi vapor yang terdesak) harus di vented, umumnya
disalurkan ke suatu emission-control device (atau ke atmosphere, bila diijinkan oleh environmental
regulations). Ketika withdrawing liquid (pump-out), vacuum yang terjadi harus di counter-balanced
dengan infusion (memasukkan) inert gas, seperti nitrogen, melalui breathing valve. Vapor “surplus” atau
“deficit” juga bisa terjadi pada saat idle tank sebagai akibat dari perubahan ambient temperature atau
chemical reactions yang terjadi dalam liquid inventory. Venting dari excess vapor atau infusion inert gas
pada keadaan normal operating conditions dibuat secara automatis, biasanya menggunakan self
regulating valves.
Level control — Alat pengukuran level biasanya bekerja berdasarkan differential pressure, atau sonic,
capacitance, displacer velocity atau pengukuran liquid-conductivity. Sonar atau radar level
measurements pada saat ini lebih popular. Devices biasanya dimounted di atas roof tank. Alat ini
mengirim signal, yang dipantulkan oleh liquid level. Waktu yang ditempuh untuk memantulkan signal
yang diterima digunakan untuk mengukur liquid height. Keuntungan utama instruments ini adalah
adalah dapat digunakan pada corrosive liquids. Level ini kemudian digunakan untuk mengatur closing
atau opening dari suatu valves. Ketika level control yang akurat telah berfungsi dengan baik, liquid level
ini dimaintained antara HLL dan LLL. Automatic emergency cut-offs akan bekerja bila liquid level
mencapai overfill level untuk mencegah overflow, atau ketika di bawah LLL untuk mencegah cavitation
pump.

Temperature control —Thermocouple yang dimounted di bawah LLL suatu tanki, menginformasikan
continuous readout temperature. Multiple measurement points kadang-kadang juga diperlukan sebagai
representative temperature readings pada large tank, dimana pada posisi yang berbeda terdapat
penunjukan temperatures yang berbeda juga, atau di mana terdapat heating coil. Temperature tanki bisa
juga dimaintained dengan mengatur flow-rate dari cooling/heating medium dalam suatu internal coil.

Upsets dan safety —Upsets (ketidaknormalan operasi) yang umum terjadi termasuk overpressure,
overflow, boil-over, over temperature, water ingress, floating-roof failure, unexpected phase separation,
lightning, static-charge buildup, steam coil failure dan fires. Monitoring dan control yang memadai akan
membantu mejamin safety selama upsets atau incidents yang mungkin terjadi. Control dan pencegahan
terjadinya hal yang tidak diinginkan termasuk penggunaan sprays, deluge dan foam systems; pressure-,
temperature-, level- dan fire-monitoring devices; pressure-relief systems; kesemuanya untuk menjamin
mencegah accident dan upsets condition

Anda mungkin juga menyukai