Anda di halaman 1dari 6

Penerapan Good Manufacturing Practices untuk Pemenuhan

Manajemen Mutu pada Produksi Air Minum Dalam Kemasan


(Studi Kasus di PT.XYZ)

Feni Akbar Rini1, Putiri B.Katili2, Nurul Ummi3


1, 2, 3
Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
1 2 3
feniakbarrini20@gmail.com ,nori_satrio@yahoo.com , t_ummi@yahoo.com

ABSTRAK

Seiring dengan banyaknya perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan,
belum diikuti dengan kualitas air minum yang aman dan bermutu baik, sedangkan
masyarakat atau konsumen air minum dalam kemasan memiliki hak untuk memperoleh air
dengan kualitas dan mutu baik serta aman. Good Manufacturing Practice merupakan
suatu pedoman bagi industri terutama industri yang terkait dengan pangan untuk
meningkatkan mutu hasil produksinya terutama keamanan dan keselamatan konsumen
yang mengkonsumsi atau menggunakan produk-produknya. PT.XYZ merupakan
perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek OPQ dan
memiliki jaringan pemasaran di area Banten. PT.XYZ berkewajiban memenuhi hak
konsumen untuk menghasilkan produk yang aman, berkualitas, dan bermutu. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menilai penerapan GMP pada mutu produksi AMDK di
PT.XYZ, sehingga hasil AMDK bermutu, berkualitas, dan aman. Penelitian ini dilakukan
dengan penilaian kesesuaian penerapan GMP antara kondisi nyata perusahaan dengan
persyaratan pedoman GMP sesuai dengan peraturan Menteri Perindustrian Republik
Indonesia Nomor: 75/M-IND/PER/7/2010. Persyaratan GMP terdiri dari 18 ruang lingkup
mencakup 207 item persyaratan. Hasil penilaian kesesuaian menunjukkan 144 item atau
69.57% sesuai, dan 63 item atau 30.43% tidak sesuai.

Kata kunci : GMP (Good Manufacturing Practice), AMDK (air minum dalam kemasan),
Konsumen, Mutu Produk, Merek

PENDAHULUAN dengan diterapkannya good manufacturing practices


(GMP). GMP atau cara produksi pangan yang baik
Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat merupakan suatu pedoman cara memproduksi pangan
penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. dengan tujuan agar produsen memenuhi persyaratan-
Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi persyaratan yang telah ditentukan untuk menghasilkan
kehidupan adalah sebagai air minum. Air minum produk makanan bermutu sesuai dengan tuntutan
diperoleh dari berbagai sumber, misalnya hasil olahan konsumen. PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan
sendiri dengan cara perebusan air bersih, pembelian air yang memproduksi air minum dalam kemasan yang
isi ulang, pengolahan dengan alat berteknologi tinggi bermerek OPQ. Air minum kemasan yang diproduksi
untuk mendapatkan air siap minum, dan pembelian air diantaranya air kemasan gelas dan gallon.
minum dalam kemasan (AMDK). Air minum dalam kemasan merek OPQ yang dihasilkan
Saat ini, banyak masyarakat memenuhi kebutuhan oleh PT. XYZ, telah memperluas jaringan pemasaran di
hidupnya khususnya kebutuhan akan air minum dengan Banten dan terus berkembang serta bersaing dengan air
cara yang praktis yaitu dengan membeli air minum minum dalam kemasan Banten lainnya. PT. XYZ
dalam kemasan. Di Indonesia, banyak sekali perusahaan berkewajiban untuk memenuhi kualitas air dan
yang memproduksi air minum dalam kemasan gelas, manajemen mutu pada produksi air minum
botol, dan gallon. Seiring dengan banyaknya perusahaan kemasannya, hal tersebut dilakukan untuk terus
yang memproduksi air minum dalam kemasan, belum memperluas jaringan pemasaran di Banten dan tetap
diikuti dengan kualitas air minum yang aman dan menjadi pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
bermutu baik, sedangkan masyarakat atau konsumen air akan air minum.
minum dalam kemasan memiliki hak untuk memperoleh Kondisi perusahaan akan terhambat dengan adanya
air dengan kualitas dan mutu baik. kejadian-kejadian yang tidak diharapkan atau risiko
Salah satu hal yang dapat mendukung terwujudnya negatif yang dapat menimbulkan kerugian bagi
keamanan pangan dan peningkatan mutu pangan adalah perusahaan, seperti terjadinya kecacatan produk karena
kualitas dan mutu produk yang kurang memenuhi akan dilakukan penilaian kesesuian dengan membuat
standar. Agar kualitas dan mutu produk yang dihasilkan daftar checklist. Penilaian kesesuian dilakukan apakah
oleh perusaahan tetap terjaga sesuai standar serta untuk item yang teridentifikasi sesuai atau tidak sesuai dengan
mengurangi terjadinya risiko negatif dari hasil kegiatan persyaratan pedoman GMP yang berlaku diperaturan
produksi, maka diperlukan suatu penanganan kendali menteri tersebut. Berikut adalah hasil perhitungan
mutu produk dengan melihat sejauh mana penerapan penilaian kesesuaian.
GMP pada produksi air minum dalam kemasan merek
OPQ. Penelitian ini dilakukan untuk menilai sejauh Tabel 1. Hasil Perhitungan Kesesuaian
mana penerapan GMP sebagai cara produksi air minum
dalam kemasan merek OPQ yang sesuai dengan
peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No.
75/M-IND/PER/7/2010 tentang pedoman cara produksi
pangan olahan yang baik (Good manufacturing
Practices).

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data


primer dan data sekunder. Data primer merupakan data
yang diperoleh dengan cara pengamatan atau observasi
terhadap objek penelitian. Pengamatan dilakukan
dengan dua cara yaitu melakukan pengamatan secara
langsung di area objek penelitian dan mengumpulkan
informasi dengan cara interview kepada karyawan. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh dari
perusahaan yaitu data yang berhubungan dengan
gambaran umum perusahaan ataupun arsip perusahaan
yang menunjang penelitian ini. Adapun data-data yang
Pada tabel 1 dapat terlihat hasil perhitungan kesesuaian
diperlukan dalam penelitian ini adalah data umum
ruang lingkup pedoman GMP di kegiatan produksi
perusahaan, data proses produksi AMDK, data ruang
AMDK OPQ. Hasil perhitungan merupakan jumlah
lingkup pedoman GMP, data hasil wawancara, dan data
hasil sesuai dan tidak sesuai dari setiap ruang lingkup
hasil observasi.
pada pedoman GMP sesuai dengan peraturan Menteri
Data-data yang telah dikumpulkan dilakukan
Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 75/M-
pengolahan data, Pengolahan data yang dilakukan yaitu
IND/PER/7/2010. Total item ruang lingkup yang sesuai
penilaian penerapan GMP terdiri dari identifikasi
adalah 144 item dari total item ruang lingkup sebanyak
kondisi nyata pada ruang lingkup produksi AMDK di
207, sedangkan total item ruang lingkup yang tidak
PT.XYZ berdasarkan ruang lingkup pedoman GMP
sesuai adalah 63 item dari total item ruang lingkup
sesuai dengan peraturan Menteri Perindustrian Republik
sebanyak 207.
Indonesia No. 75/M-IND/PER/7/2010. Jumlah ruang
Berikut adalah perhitungan presentase dari
lingkup pedoman GMP tersebut, terdiri dari 18 ruang
total item ruang lingkup penerapan persyaratan GMP di
lingkup mencakup 207 item persyaratan. Selanjutnya,
kegiatan produksi AMDK OPQ.
dilakukan penilaian kesesuaian dengan membuat daftar
checklist sesuai atau tidak sesuai antara kondisi nyata
dengan persyaratan dari ruang lingkup GMP, kemudian
menghitung jumlah dan presentase kondisi nyata yang
sesuai serta yang tidak sesuai dengan persyaratan dari
ruang lingkup pedoman GMP.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan GMP pada produksi AMDK OPQ di PT Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pencapaian
XYZ dilakukan dengan identifikasi kondisi nyata kegiatan produksi AMDK OPQ yang sesuai dengan
dengan persyaratan pedoman GMP sesuai dengan persyaratan ruang lingkup pedoman GMP menurut
peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia
75/M-IND/PER/7/2010. Identifikasi dilakukan dengan Nomor: 75/M-IND/PER/7/2010 adalah sebesar 69.57%,
pengamatan langsung ke objek penelitian dan sedangkan yang tidak sesuai adalah sebesar 30.43%.
wawancara dengan karyawan yang berpengalaman pada Penerapan pedoman GMP atau CPPOB sesuai dengan
bulan Januari-Maret 2014. Dari hasil identifikasi peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia
terdapat 18 ruang lingkup mencakup 207 item yang Nomor: 75/M-IND/PER/7/2010 merupakan acuan bagi
industri pengolahan pangan dan pengawasan mutu serta Tabel 2. Ketidaksesuaian Pedoman GMP (Lanjutan)
kemanan pangan olahan, termasuk untuk industri air No Ruang Lingkup Uraian Kondisi Nyata
minum dalam kemasan OPQ yang berkewajiban untuk
2 Bangunan
pemenuhan mutu produksi air minum melalui
v Jendela dan Ventilasi
penerapan pedoman GMP. Agar pencapaian penerapan Dapat dibuat dari bahan tahan
GMP sesuai dengan persyaratan ruang lingkup pedoman 6 lama tidak mudah pecah atau Tidak ada jendela dan ventilasi
GMP menurut peraturan Menteri Perindustrian rusak
Republik Indonesia Nomor: 75/M-IND/PER/7/2010, Permukaan jendela harus rata, Tidak ada jendela
7 halus, berwarna terang dan
perlu dilakukan usulan perbaikan untuk menanggulangi mudah dibersihkan
persyaratan item yang tidak sesuai di kegiatan produksi Jendela dari lantai seharusnya
AMDK OPQ. Item yang tidak sesuai merupakan risiko setinggi minimal 1 m untuk
negatif yang akan mempengaruhi penerapan GMP yang memudahkan membuka dan Tidak ada jendela
8 menutup, dengan letak jendela
sesuai dengan ruang lingkup pedoman GMP menurut tidak boleh terlalu rendah
peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia karena dapat menyebabkan
Nomor: 75/M-IND/PER/7/2010. Risiko negatif yang masuknya debu
teridentifikasi akan dilakukan penilaian risiko untuk Jumlah dan ukuran jendela Tidak ada jendela
9 seharusnya sesuai dengan
mengetahui seberapa besar nilai risiko yang dapat
besarnya bagunan
mempengaruhi pencapaian penerapan GMP sebesar Desain jendela seharusnya
dalam kegiatan produksi AMDK OPQ saat ini sehingga dibuat sedemikian rupa untuk Tidak ada jendela
10
dapat mengurangi penyebab risiko negatif dan mencegah terjadinya
memberikan usulan agar penerapan GMP berjalan penumpukan debu
Jendela seharusnya dilengkapi
sesuai dengan persyaratan ruang lingkup pedoman GMP dengan kasa pencegah serangga Tidak ada jendela
menurut peraturan Menteri Perindustrian Republik 11
yang dapat dilepas sehingga
Indonesia No. 75/M-IND/PER/7/2010. Berikut adalah mudah dibersihkan
item yang tidak sesuai dengan pedoman GMP. seharusnya menjamin peredaran
udara dengan baik dan dapat
menghilangkan uap, gas, asap, Tidak ada jendela dan ventilasi
Tabel 2. Ketidaksesuaian Pedoman GMP 12 bau, debu dan panas yang
timbul selama pengolahan yang
No Ruang Lingkup Uraian Kondisi Nyata
dapat membahayakan kesehatan
1 Lokasi karyawan
Pabrik atau tempat produksi Pabrik produksi AMDK OPQ Dapat mengontrol suhu agar Tidak ada jendela dan ventilasi
13
harus jauh dari daerah berada di area PT MNO yang tidak terlalu panas
lingkungan yang tercemar atau merupakan industri yang v Jendela dan Ventilasi
1 daerah tempat kegiatan menghasilkan listrik dengan Dapat mengontrol bau yang Tidak ada jendela dan ventilasi
industri atau usaha yang besar 400 Mwatt dengan tenaga 14
mungkin timbul
menimbulkan pencemaran uap sehingga mengeluarkan asap
Dapat mengatur suhu yang Tidak ada jendela dan ventilasi
terhadap pangan olahan yang dapat mencemari 15
Lingkungan pabrik di area diperlukan atau yang diinginkan
Lingkungan pabrik atau tempat Harus tidak mencemari pangan
gudang masih terlihat kotor dan Tidak ada jendela dan ventilasi
2 produksi harus bersih dan 16 olahan yang diproduski melalui
terjadi penumpukan sampah
tidak ada sampah teronggok aliran udara yang masuk
kertas
Lingkungan di luar bangunan Kegiatan proses produksi dan lubang ventilasi seharusnya
pabrik atau tempat produksi pengemasan di lakukan di area dilengkapi dengan kasa untuk
3 yang terbuka seharusnya tidak tertutup namun di area mencegah masuknya serangga
17 Tidak ada ventilasi
digunakan untuk kegiatan penyimpanan produk akhir serta mengurangi masuknya
produksi terdapat area yang terbuka kotoran ke dalam ruangan,
2 Bangunan mudah dilepas, dan dibersihkan
B Struktur Ruangan Vii Penggunaan bahan gelas
I Lantai Perusahaan seharusnya
Lantai dengan dinding mempunyai kebijakan
lantai dengan dinding penggunaan bahan gelas yang Perusahaan belum mempunyai
seharusnya tidak membentuk
membentuk sudut mati atau 18 bertujuan mencegah kebijakan penggunaan bahan gelas
sudut mati atau sudut siku-siku
tidak memiliki lengkungan kontaminasi bahaya fisik seperti kaca pada dinding
4 yang dapat menahan air atau
sehingga kotoran mudah terhadap produk jika terjadi
kotoran tetapi membentuk
tertahan dan meskipun selalu pecahan gelas
sudut melengkung dan kedap
dibersihkan 3 Fasilitas Sanitasi
air
ii Dinding A Sarana Penyedia Air
Pertemuan dinding dengan Air yang digunakan PT.XYZ
dinding pada ruang produksi Pertemuan dinding dengan Air yang tidak digunakan untuk untuk proses produksi maupun
seharusnya tidak membentuk dinding pada ruang produksi proses produksi dan tidak untuk kebutuhan air bersih dalam
sudut mati atau siku-siku yang membentuk sudut mati atau mengalami kontak langsung sanitasi diperoleh dari satu pipa
5 19 dengan bahan pangan olahan bercabang dari PT.MNO, dimana
dapat menahan air dan kotoran tidak memiliki lengkungan
tetapi membentuk sudut sehingga sulit untuk melakukan seharusnya mempunyai sistem ini merupakan sistem yang sama
melengkung sehingga mudah pembersihan yang terpisah dengan air untuk yaitu berasal dari satu aliran pipa
dibersihkan dikonsumsi atau air minum dari satu sumber tangki air di PT
MNO
Tabel 2. Ketidaksesuaian Pedoman GMP (Lanjutan) Tabel 2. Ketidaksesuaian Pedoman GMP (Lanjutan)
No Ruang Lingkup Uraian Kondisi Nyata No Ruang Lingkup Uraian Kondisi Nyata
3 Fasilitas Sanitasi 9 Karyawan
A Sarana Penyedia Air Pengunjung tidak
Sistem pemipaan tidak diperbolehkan masuk
Sistem pemipaan seharusnya dibedakan
dibedakan karena air pengunjung yang memasuki tempat proses produksi, dan
antara air minum atau air yang kontak
dari PT.MNO hanya tempat produksi seharusnya harus mendapatkan ijin
langsung dengan bahan pangan olahan
20 disalurkan melalui satu menggunakan pakaian terlebih dahulu, sedangkan
dengan air yang tidak kontak langsung 31
pipa yang kemudian pelindung dan mematuhi di tempat lain, seperti
dengan bahan pangan olahan , misalnya
dicabangkan untuk persyaratan higiene yang gudang, tempat pengemasan
dengan tanda atau warna berbeda
kebutuhan PT.XYZ berlaku bagi karyawan dan pengolahan air tidak
B Sarana pembuangan air dan limbah ada persyaratan higiene
Wadah untuk limbah bahan berbahaya khusus
seharusnya terbuat dari bahan yang kuat, 10 Pengemas
Wadah untuk limbah
21 diberi tanda dan tertutup rapat untuk harus tahan terhadap perlakuan
berbahaya tidak ada
menghindari terjadinya tumpah yang selama pengolahan, Kemasan kardus yang
dapat mencemari produk pengangkutan dan peredaran digunakan mudah penyok,
D Sarana Toilet 32 (kemasan tidak mudah penyok, sobek sedangkan kemasan
Toilet seharusnya diberi tanda Toilet belum ada tanda sobek atau pecah selama proses segel yang digunakan
peringatan bahwa setiap karyawan harus peringatan untuk produksi atau jika terkena mudah sobek
22 benturan selama pengangkutan
mencuci tangan dengan sabun atau mencuci tangan dengan
deterjen sesudah menggunakan toilet sabun atau detergen Bahan pengemas cup di
Toilet harus selalu terjaga dalam Toilet masih terlihat simpan dekat dengan
23 produk akhir dan terlihat
keadaan yang bersih kotor
Toilet menggunakan tidak rapih serta belum ada
Area toilet seharusnya cukup lampu 20 watt bahan pengemas harus penangan higienis yang
24 disimpan dan ditangani pada khusus, sedangkan
mendapatkan penerangan dan ventilasi berjumlah 4 dan tidak 33
ada ventilasi kondisi higienis, terpisah dari pengemas galon di simpan
Jumlah toilet hanya ada bahan baku dan produk akhir dengan kondisi yang tidak
Jumlah toilet seharusnya disesuaikan tiga, dimana tidak ada rapih dan mudah
25 terkontaminasi dengan debu
dengan jenis kelamin* tanda untuk toilet pria
dan wanita tetapi dilakukan penangan
E Sarana Higiene Karyawan higienis sebelum digunakan
Fasilitas cuci tangan 12 Penyimpanan
Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan belum dilengkapi bahan yang digunakan dalam
26 Bahan dan produk akhir
tempat sampah yang tertutup tempat sampah yang proses pengolahan dan produk
disimpan terpisah di
tertutup akhir harus disimpan terpisah
ruangan, dimana tempat
Fasilitas cuci tangan tersedia dalam Fasilitas cuci tangan 34 di dalam ruangan yang bersih,
penyimpanan atau gudang
27 jumlah yang cukup sesuai jumlah hanya disediakan satu di aliran udara terjamin, suhu
produk akhir terlihat
karyawan ruang sanitasi sesuai, cukup penerangan dan
berdebu
4 Mesin atau Peralatan bebas hama
D Bahan perlengkapan dan alat ukur penyimpanan bahan produk penyimpanan produk akhir
akhir harus diberi tanda dan ditempatkan secara terpisah
bahan perlengkapan
Bahan perlengkapan mesin atau seperti papan triplek ditempatkan secara terpisah dan dapat dibedakan namun
sehingga dapat dibedakan tidak diberi tanda antara
peralatan yang terbuat dari kayu untuk melapisi dalam
antara sebelum dan sesudah sebelum atau sesudah
28 seharusnya dipastikan cara penyimpanan produk
pembersihannya yang dapat menjamin Cup belum selalu 35 pemeriksaan, memenuhi dan diperiksa, memenuhi syarat
tidak memenuhi syarat, bahan atau tidak serta produk
sanitasi dibersihkan dan dalam
dan produk akhir yang masuk lebih awal langsung
kondisi terlihat kotor
atau diproduksi lebih awal diedarkan dan disimpan
6 Pengawasan Proses
digunakan atau diedarkan lebih ditempat yang mudah
C Pengawasan terhadap kontaminasi
dahulu (first in, first out) dijangkau
I Kontaminasi bahan gelas
penyimpanan bahan seharusnya
Penggunaan bahan memggunakan sistem kartu
gelas digunakan di yang menyebutkan: nama
seharusnya menghindari penggunaan tempat produksi yaitu Penyimpanan bahan tidak
bahan, tanggal penerimaan,
bahan gelas, porselen di tempat dinding-dinding yang 36 menggunakan sistem kartu
29 asal bahan, tanggal
produksi, area pengemasan dan area terbuat dari kaca dan di atau label
pengeluaran, jumlah
penyimpanan laboratorium seperti pengeluaran dan informasi lain
tabung reaksi dan yang diperlukan
tabung ukur
penyimpanan produk akhir
bagian produksi harus mencatat kejadian seharusnya menggunakan
gelas pecah di unit pengolahan yang tidak ada catatan sistem kartu yang
30 mencakup waktu, tanggal, tempat, mengenai gelas pecah di Penyimpanan produk akhir
menyebutkan: nama produk,
produk terkontaminasi dan tindakan unit pengolahan 37 tidak menggunakan sistem
tanggal produksi, kode
koreksi yang diambil kartu atau label
produksi, tanggal pengeluaran,
jumlah pengeluaran dan
informasi lain yang diperlukan
Tabel 2. Ketidaksesuaian Pedoman GMP (Lanjutan) Tabel 2. Ketidaksesuaian Pedoman GMP (Lanjutan)
No Ruang Lingkup Uraian Kondisi Nyata
No Ruang Lingkup Uraian Kondisi Nyata Pemeliharaan dan
13
Program Sanitasi
E Penanganan Limbah
12 Penyimpanan limbah yang dihasilkan dari
Penyimpanan wadah dan pengemas Limbah proses produksi seperti
penyimpanan wadah dan proses produksi, seharusnya
kemasan cup 240 ml di dekat area bekas kemasan plastik, kardus,
pengemas harus rapih, di tidak dibiarkan menumpuk di
gudang dan atau di luar proses 48 cup yang bersifat padat terjadi
38 tempat bersih dan terlindung lingkungan pabrik/tempat
produksi serta tempatnya masih penumpukan di tempat sampah
agar saat digunakan tidak produksi, segera ditangani,
terlihat ada debu dan tidak terlihat area penyimpanan
mencemari produk diolah, atau dibuang
rapih limbah cair harus diolah
Label yang digunakan di letakkan Limbah cair yang dihasilkan di
label seharusnya disimpan terlebih dahulu sebelum
dalam karung yang diberi tanda dan salurkan ke saluran pembuangan
secara rapih dan teratur agar 49 dialirkan ke luar
39 disimpan bersama gudang air yang langsung di buang ke laut
tidak terjadi kesalahan dalam pabrik/tempat produksi atau
penyimpanan dan terlihat tidak tanpa diolah
penggunaannya ke sungai
rapih limbah gas seharusnya diatur
Pemeliharaan dan Program dan diolah sehingga tidak
13
Sanitasi mengganggu kesehatan Tidak ada pengolahan dan
Pemeliharaan dan 50
A karyawan dan tidak pengaturan dari limbah gas
pembersihan menimbulkan pencemaran
mesin/peralatan produksi yang lingkungan
Peralatan produksi seperti tools-
tidak berhubungan langsung 14 Pengangkutan
40 tools disimpan dalam ruang khusus
dengan produk harus selalu Wadah dan alat pengangkut
dan terlihat ruanganya kotor
dalam keadaan bersih seharusnya didesain Alat angkut yang digunakan
alat angkut dan alat Alat angkut dan alat pemindahan 51 melindungi produk dari terbuka dan memiliki kontaminasi
pemindahan barang di dalam barang di dalam pabrik kontaminasi terutama debu terhadap debu dan kotoran
pabrik/tempat produksi menggunakan conveyor yang dan kotoran
41 seharusnya dalam keadaan terbuat dari baja yang tidak dapat Wadah dan alat pengangkut
bersih dan tidak merusak merusak produk AMDK yang Wadah dan alat angkut tidak
seharusnya didesain mampu
barang yang diangkut atau dipindahkan dan jarang dibersihkan didesain untuk pengaturan suhu
52 mempertahankan suhu,
dipindahkan sehingga terlihat ada debu dan kelembaban serta kondisi
kelembaban dan kondisi
Prosedur Pembersihan dan penyimpanan
B penyimpanan
sanitasi Wadah dan alat pengangkut Wadah dan alat angkut yang
Catatan program pembersihan seharusnya didesain terbuka dapat melihat kondisi
seharusnya mencakup 53 mempermudah pengecekan produk secara fisik tetapi tidak
ruangan, mesin atau peralatan suhu, kelembaban, dan mudah untuk mengukur suhu dan
dan perlengkapan, karyawan kondisi lainnya kelembaban
42 tidak ada catatan pembersihan
yang bertanggung jawab wadah dan alat
terhadap, cara dan frekuensi pengangkutan pangan olahan
pembersihan, dan cara Wadah dan alat angkut yang
seharusnya dipelihara dalam
memantau kebersihan digunakan jarang dilakukan
54 keadaan bersih dan terawat
D Program Pengendalian hama sanitasi sehingga terlihat berdebu
dan tidak digunakan untuk
seharusnya bangunan Kondisi area proses produksi selalu dan kotor
mengangkut bahan-bahan
pabrik/tempat produksi dalam dalam keadaan terawat, sedangkan berbahaya
43 keadaan terawat dengan kondisi area gudang dan beberapa jika wadah dan alat
kondisi baik untuk mencegah kantor masih terlihat ada debu dan wadah dan alat angkut yang
pengangkutan pangan olahan
masuknya hama kotoran dilakukan oleh karyawan yang
digunakan untuk
seharusnya jendela, pintu dan mengangkut bahan lain seperti
Pintu tidak dilapisi kasa sedangkan 55 mengangkut bahan-bahan
ventilasi dilapisi dengan kasa kemasan tidak melakukan sanitasi
44 di area produksi tidak ada jendela lain, harus dilakukan
dari kawat untuk menghindari sebelum mengangkut produk
dan ventilasi pembersihan dan jika perlu
masuknya hama AMDK
didesinfeksi
seharusnya pangan olahan Penyimpanan hasil AMDK jenis 16 Pelatihan
seharusnya disimpan dan cup tidak langsung bersentuhan Seharusnya diberikan
disusun dengan baik, tidak dengan lantai yaitu dengan dilapisi pelatihan atau penyuluhan
45 Belum adanya pelatihan atau
langsung bersentuhan dengan dengan papan triplek sedangakan yang berkaitan dengan
lantai dan jauh dari dinding AMDK jenis gallon langsung penyuluhan yang berkaitan
faktor-faktor yang
serta langit-langit bersentuhan dengan lantai dengan faktor-faktor yang
menyebabkan penurunan
Ruangan di luar produksi selalu 56 menyebabkan penurunan mutu
mutu dan kerusakan pangan
dibersihkan oleh petugas yang dan kerusakan pangan olahan
olahan termasuk yang
seharusnya ruangan di dalam ditentukan, ruang di area proses termasuk yang mendukung
mendukung pertumbuhan
46 maupun di luar pabrik/tempat produksi selalu terjaga kebersihan pertumbuhan jasad renik
jasad renik patogen dan
produksi dalam keadaan bersih dengan dilakukan sanitasi tetapi di pembusuk
area penyimpanan ruangan terlihat Seharusnya diberikan
kotor. pelatihan atau penyuluhan Belum ada pelatihan atau
Tempah sampah yang di area yang berkaitan dengan penyuluhan yang berkaitan
produksi digunakan dalam kondisi 57 faktor-faktor yang dengan faktor-faktor yang
tempat sampah harus dalam tidak tertutup dan terbuat dari bahan mengakibatkan penyakit dan mengakibatkan penyakit dan
47 keadaan tertutup dan dibuat keras seperti komposit, sedangkan keracunan melalui pangan keracunan melalui pangan olahan
dari bahan yang tahan hama diluar area pabrik tempat sampah olahan
tertutup dan terbuat dari bahan
semen serta batu.
Tabel 2. Ketidaksesuaian Pedoman GMP (Lanjutan) Nurwiyana, N. 2008. Perancangan dan Implementasi
No Ruang Lingkup Uraian Kondisi Nyata GMP dan SSOP Produk Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK) (Studi Kasus di PT.AGRItech Global
16 Pelatihan
Seharusnya diberikan Cemerlang, Bogor). Skripsi, Fakultas Teknologi
Belum ada penyuluhan yang Pertanian, Departemen Teknologi Industri Pertanian,
pelatihan atau penyuluhan
berkaitan dengan
58
yang berkaitan dengan
penanganan bahan Institut Pertanian Bogor. (Tidak Publikasi)
penangan bahan pembersih
pembersih atau bahan kimia
atau bahan kimia berbahaya
berbahaya bagi petugas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
bagi petugas
17 Penarikan Produk Nomor 492/MenKes/Per/IV/2010. Tentang Persyaratan
Tidak ada kegiatan Kualitas Air Minum.
Penarikan Produk dari
penarikan produk dari
59 peredaran/pasaran harus
dilakukan oleh perusahaan
peredaran atau pasaran yang Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia
dilakukan perusahaan Nomor 75/M-Ind/Per/7/2010 Tentang Pedoman Cara
manager atau kepala
produksi harus sudah tidak ada prosedur tentang Produksi Pangan Olahan Yang Baik (Good
60 menyiapkan prosedur penarikan produk dari Manufacturing Practices).
penarikan produk dari peredaran
peredaran/pasaran Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia
produk lain yang dihasilkan Nomor 95/M-Ind/Per/12/2011 Tentang Persyaratan
Tidak ada kegiatan
pada kondisi yang sama
61 dengan produk penyebab
penarikan produk dari Teknis Industri Air Minum Dalam Kemasan.
peredaran atau pasaran yang
bahaya seharusnya ditarik
dilakukan perusahaan
dari peredaran/pasaran Ristyanadi, B., dan Darimiyya H. 2012. Kajian
produk yang ditarik harus tidak ada kegiatan Penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) Di
diawasi sampai pengawasan pemusnahan Industri Rajungan PT.Kelola Mina Laut Madura.
dimusnahkan atau produk yang ditarik karena
62
digunakan untuk keperluan produk yang kaduluarsa Madura: Universitas Trunojoyo Madura. Jurnal
lain tetapi bukan untuk menjadi tanggung jawab AGROINTEK Volume 6, No.1.
konsumsi manusia konsumen atau distributor
18 Pelaksanaan Pedoman Rohim, A., Darimiyya H., dan Sri H. 2012. Kajian
perusahaan seharusnya Penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) Di
Belum ada dokumentasi
mendokumentasikan
63
operasionalisasi program
operasionalisasi program AMDK Nuri (Studi Kasus: AMDK Nuri
CPPOB CV.Banyuanyar, Pamekasan). Madura: Universitas
CPPOB
Trunojoyo Madura.
Dari tabel 2 menunjukkan item ketidaksesuaian
pedoman GMP di PT.XYZ sejumlah 63 item. Said, N.I. 2014. Pencemaran Air Minum dan
Ketidaksesuaian menyebabkan adanya risiko negatif Dampaknya terhadap Kesehatan.
dalam penerapan pedoman GMP di PT.XYZ. Oleh From:www.kelair.bppt.go.id/.../BukuAirMinum/BAB1P
karena itu, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan ENCEMARAN.pdf, diakses : 21 maret 2014.
penilaian risiko negatif yang teridentifikasi. Hasil
peniliaian risiko negatif dapat memberikan usulan untuk Standar Nasional Indonesia, SNI 01-3553-2006.Air
perbaikan penerapan pedoman GMP di PT.XYZ. Minum Dalam Kemasan.

Surya, E., Rosiawan, M., dan Mochammad A.H. 2013.


KESIMPULAN
Perancangan Good Manufacturing Practices (GMP) dan
Budaya Kerja 5S Di PT. Indo Tata Abadi Pandan,
Kesimpulan yang dihasilkan adalah penerapan GMP di
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol.2,
PT.XYZ teridentifikasi 207 item persyaratan pernerapan
No.1.
pedoman GMP, dimana 144 item atau 69.57% sesuai,
dan 63 tidak sesuai atau 30.43% tidak sesuai dengan Winarno, F.G. 2011. GMP (Good Manufacturing
peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik, Bogor:
75/M-IND/PER/7/2010. Item yang tidak sesuai tersebut M-Brio Press.
dilakukan penilaian risiko dengan menghasilkan 36
risiko negatif atau potensi kejadian risiko. Zahrah, I., dan Nurfaidah T. 2011. Evaluasi Good Halal
Manufacturing Practice (GHMP) di Mill MNO PT.ISM
DAFTAR PUSTAKA Bogasari Flour Mills. Tugas Akhir. Fakultas
Teknik.Universitas Hasanuddin Makasar. (Tidak
Jaizi, H.A., Nahnul A., dan Agus S. 2011. Penerapan Publikasi)
Good Manufacturing Practices (GMP) dan New Seven
Tools Untuk Meningkatkan Manajemen Mutu Pada
Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) (Studi
Kasus: PT Madura Investama). Jurnal Teknik Industri
Universitas Trunojoyo. Madura.

Anda mungkin juga menyukai