Anda di halaman 1dari 16

LIGHTNING ARRESTER

Oleh :
Made Risar Wicaksana (1504405029)

PROGRAM STUDI ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Balakang


Pada suatu gardu induk Lightning arrester sangat diperlukan untuk
melindungi peralatan listrik dari gangguan petir. Gangguan petir pada system
tenaga listrik dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan tegangan tinggi,
peralatan control, telekomunikasi dan peralatan lainnya.
Untuk mendapatkan unjuk kerja yang baik pada Lightning Arrester,
diperlukan pemeliharaan yang rutin, baik, dan manajemen peralatan sesuai
prosedur. Selain itu penempatan Lightning arrester yang strategis juga sangat
mempengaruhi fungsi arrester dalam melindungi peralatan dari tegangan lebih yang
disebabkan oleh gangguan petir.

1.2. Perumusan Masalah


1. Bagaimanakah manajemen perawatan Lightning Arrester yang baik dan
benar?
1.3. Tujuan
1. Mampu memanajemen serta melakukan perawatan pada lightning arrester
yang mengalami gangguan dengan baik dan benar.
1.4. Manfaat
1. Dapat mengetahui manajemen perawatan pada lightning arrester dengan
baik dan benar.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lighting Arrester


Lightning arrester disingkat arrester adalah alat pelindung bagi peralatan
sistem tenaga listrik terhadap tegangan lebih surja yang diakibatkan oleh surja petir
ataupun surja hubung. Ia berlaku sebagai jalan pintas (by pass) sekitar isolasi
dengan membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus sambaran petir sehingga
tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan.
Arrester harus memiliki sifat khusus dimana pada keadaan normal, arrester
berlaku sebagai isolator yaitu menahan arus yang bernilai kecil. Apabila timbul
tegangan lebih surja, arrester berlaku sebagai konduktor yang melewatkan aliran
arus yang tinggi. Setelah surja hilang, arrester harus dengan cepat kembali menjadi
isolator sehingga pemutus daya tidak sempat membuka.

Gambar 1 Lightning arrester pada GI

2.2 Konstruksi Lightning Arrester


LA di saluran transmisi ataupun di gardu induk, memiliki konstruksi yang
hampir serupa. Komponen utama dari LA adalah varistor/ komponen aktif
yang terbuat dari Zinc Oxide.
Varistor ini berbentuk keping blok, tersusun di dalam housing/
kompartemen yang terbuat dari porselen ataupun polymer. Selain sebagai
penyangga, housing ini juga befungsi untuk menginsulasi antara bagian
bertegangan dan tanah pada tegangan operasi LA.

Gambar 2. Konstruksi LA

LA juga dilengkapi dengan katup pressure relief di kedua ujungnya. Katup


ini befungsi untuk melepas tekanan internal yang berlebih, pada saat LA dilalui
arus surja. Konstruksi lain pendukung LA terdiri dari: struktur penyangga, grading
ring, pentanahan dan alat monitoring.

2.2.1 Varistor/ Active Part


Active Part terdiri dari kolom varistor Zinc Oxide (ZnO). Keping Zinc
Oxide dicetak dalam bentuk silinder yang besaran diameter keping tergantung
pada kemampuan absorbsi energi dan nilai discharge arus. Material silinder terbuat
dari aluminium. Silinder ini selain memiliki kemampuan mekanis, juga berfungsi
sebagai pendingin. Diameter keping bervariasi dari 30 mm untuk arrester kelas
distribusi hingga 100 mm untuk arrester HV/EHV. Setiap keping blok memiliki
tinggi bervariasi dari 20 hingga 45 mm.
Gambar 3. Keping Blok Varistor Zinc Oxide

Nilai residual voltage untuk setiap keping ZnO pada saat dilewati arus surja
bergantung pada diameter keping tersebut. Sebagai contoh pada keping dengan
diameter 32 mm, nilai residual voltagenya sebesar 450 V/ mm, sementara untuk
diameter 70 mm nilai residual voltage menurun menjadi 280 V/mm. Hal ini
berarti, pada satu keping ZnO dengan diameter 70 mm dan tinggi 45 mm terdapat
kemampuan residual voltage sebesar 12.5 kV. Bila nilai residual voltage yang
diinginkan sebesar 823 kV, maka diperlukan 66 keping ZnO tersusun ke atas.
Hal ini akan menyebabkan tinggi LA mencapai 3 meter, dimana kestabilan
mekanis LA tidak baik, oleh karenanya LA juga didesain untuk dipasang
bertingkat (stacked).

2.2.2 Housing LA
Tumpukan keping ZnO ditaruh dalam sangkar rod, umumnya terbuat dari
FRP (Fiber Glass Reinforced Plastic). Compression spring dipasang pada kedua
ujung kolom active part untuk memastikan susunan keping memiliki ketahanan
mekanis. Kompartemen housing dapat terbuat dari porselen ataupun polymer.
Alumunium flange direkatkan pada kedua ujung housing dengan menggunakan
semen.
Gambar 4. Konstruksi Housing LA

2.2.3 Sealing dan Pressure Relief Systems


Sealing ring dan pressure relief diaphragm dipasang di kedua ujung
arrester. Sealing ring terbuat dari material sintetis sementara pressure relief
diaphragm terbuat dari steel/ nikel dengan kualitas tinggi. Pressure relief bekerja
sebagai katup pelepasan tekanan internal pada saat LA mengalirkan arus lebih
surja.

Gambar 5. Sealing dan Pressure Relief Systems LA

2.2.4 Grading Ring


Grading ring diperlukan pada LA dengan ketinggian > 1.5 meter atau pada
LA yang dipasang bertingkat. Grading ring berfungsi sebagai kontrol distribusi
medan elektris sepanjang permukaan LA. Medan elektris pada bagian yang dekat
dengan tegangan akan lebih tinggi, sehingga stress pada active part di posisi
tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada posisi di bawahnya. Stress ini dapat
menyebabkan degradasi pada komponen active part. Pemilihan ukuran grading
ring perlu mempertimbangkan jarak antar fasa. Jarak aman antar konduktor harus
sama dengan jarak antar grading ring antar fasa dari arrester.

Gambar 6. Grading Ring LA

2.3 Peralatan Monitoring dan Insulator Dudukan


LA dilengkapi dengan peralatan monitoring, yakni counter jumlah kerja
LA dan/atau meter arus bocor total. Sebelum diketanahkan, kawat pentanahan
dilewatkan dahulu pada peralatan monitoring. Oleh karenanya, insulator dudukan
perlu dipasang baik pada kedua ujung peralatan monitor, maupun pada dudukan
LA, agar arus yang melalui LA hanya melewati kawat pentanahan.

Gambar 7. Counter LA dan Counter dan Meter Arus Bocor Total LA

Gambar 8. Insulator Dudukan LA


2.4 Macam – Macam Lighning Arrester
2.4.1 Expulsion Type Lightning arrester
Expulsion Type Lightning arrester atau arrester jenis ekspulsi ini memiliki
sela luar dan sela dalam. Apabila terdapat injeksi arus dari sambaran petir pada
terminal arrester, maka terjadi percikan pada kedua sela.

Gambar 9. Lightning arrester jenis ekspulsi

Percikan ini menjadi busur api yang akan memanaskan permukaan dalam
tabung fiber, akibatnya tabung akan menguapkan sedikit dinding tabung sehingga
timbul gas. Adanya tekanan udara dalam tabung mendorong gas menuju ke arah
lubang pembuangan.
2.4.2 Valve Type Lightning arrester
a. Gap Type SiC Arrester

Gambar 10. Lightning arrester jenis katup


Valve Type Lightning arrester atau arrester jenis katup terdiri dari beberapa
sela percik (spark gap) yang dihubungkan secara seri dengan elemen resistor yang
memiliki karakteristik non linear berupa Silikon Karbida (SiC). Ketika terjadi
sambaran petir, tegangan yang tinggi menyebabkan terjadinya kegagalan pada
spark gap sehingga dapat melalukan arus lebih ke tanah.

2.4.3 Gapless Metal Oxide Varistor

Gambar 11. Metal Oxide Arrester

Lebih dikenal dengan Metal Oxide surge Arrester (MOA). Pada dasarnya
arrester ini sama dengan arrester jenis SiC, hanya saja arrester ini hanya terdiri dari
tahanan – tahanan non linear terbuat dari bahan Zinc Oxide (ZnO) yang terhubung
seri tanpa adanya sela percik.

2.4 Bagian – Bagian Penting Arrester


a) Elektroda / terminal
Terdapat dua jenis elektroda yaitu bagian atas dihubungkan dengan saluran
bertegangan sedangkan bagian bawah dihubungkan ke ground atau
pengetanahan.
b) Spark gap
Sela percik merupakan bagian pada arrester yang dapat menahan tegangan
atau menjadi isolator dalam kondisi operasional. Apabila terjadi tegangan
lebih, maka terjadi breakdown pada spark gap sehingga berubah menjadi
konduktor.
c) Tahanan katup
Tahanan yang difungsikan untuk menghilangkan potensi terjadinya arus
susulan. ketika arrester telah mengalirkan petir ke tanah.
d) Housing
Bagian luar atau selubung yang berfungsi sebagai pelindung bagian dalam.
Housing biasanya terbuat dari kaca, porselen, campuran keramik silikon,
dll.
e) Counter
Alat penghitung jumlah kerja arrester.

2.5 Pemilihan Arrester


Dalam memilih arrester yang sesuai untuk keperluan tertentu, beberapa
faktor yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Kebutuhan perlindungan, hal ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari
alat yang harus dilindungi.
b. Tegangan sistem, ialah tegangan maksimum yang mungkin timbul pada
terminal arrester.
c. Arus hubung singkat sistem, hanya diperlukan untuk arrester jenis ekspulsi
d. Jenis arrester, apakah arrester jenis gardu, jenis saluran atau jenis distribusi
e. Faktor kondisi luar, apakah normal atau tidak normal, temperatur dan
kelembaban yang tinggi serta pengotoran.
f. Faktor ekonomi, bisa jadi merupakan perbandingan antara biaya
pemeliharaan dan kerusakan bila tidak ada arrester.

2.6 Kelonggaran Perlindungan


Kelonggaran perlindungan atau “protective margin” adalah selisih antara
Tingkat Isolasi Dasar (TID) isolasi peralatan yang dilindungi dan tingkat
perlindungan arrester. Besar kelonggaran ini biasanya diambil 20% dari TID
peralatan, bila arrester itu dipasang cukup dekat dengan peralatan.
BAB III
PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)
LIGHTNING ARRESTER

3.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)


Pemeliharaan adalah suatu kegiatan berupa menjaga, membersihkan,
merawat peralatan tertentu agar tetap dalam kondisi yang baik. Pemeliharaan yang
baik akan memperpanjang umur peralatan dan akan menjamin berfungsinya
peralatan dengan baik.
Tujuan pemeliharaannya adalah untuk mempertahankan kondisi atau
menjaga agar peralatan menjadi tahan lama dan meyakinkan bahwa peralatan dapat
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang
dapat menyebabkan kerusakan.

3.2 Metode Pemeliharaan (Maintenance) Lightning Arrester


Metode pemeliharaan LA sendiri terbagi menjadi 4, yaitu pemeliharaan
preventif, pemeliharaan rutin, pemeliharaan prediktif dan pemeliharaan korektif.
1. Pemeliharaan Preventif
Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah
terjadinya kerusakan secara tiba – tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja
optimal sesuai umur teknisnya.
2. Pemeliharaan Rutin
Merupakan kegiatan pemeliharaan secara berkala. Berdasarkan periodenya,
pemeliharaan rutin pada arrester terdiri dari:
a. Pemeliharaan Harian
b. Pemeliharaan Mingguan
c. Pemeliharaan Bulanan
d. Pemeliharaan Tahunan
3. In Service Inspection
Merupakan pemeriksaan kondisi peralatan saat operasi secara berkala
dengan hanya melakukan pengamatan visual pada bagian –bagian tertentu.
4. Shutdown Function Check
Adalah pengujian yang dilaksanakan pada peralatan listrik saat padam (tidak
beroperasi) untuk mengetahui kerja peralatan apakah telah sesuai fungsinya.
Kegiatan in dilaksanakan tahunan.
5. Pemeliharaan Prediktif
Merupakaan pemeliharaan yang dilakukan dengan cara melakukan monitor
dan membuat analisa terhadap hasil pemeliharaan untuk dapat memprediksi kondisi
dan gejala kerusakan secara dini..
6. In Service Measurement
Adalah pengujian yang dilaksanakan saat peralatan operasi (bertegangan)
untuk dapat memprediksi kondisi dan gejala kerusakan peralatan secara dini.
7. Shutdown Measurement
Adalah pengujian yang dilakukan saat peralatan padam untuk mengetahui kondisi
peralatan.
8. Pemeliharaan Korektif
Merupakan pemeliharaan yang dilakukan ketika peralatan mengalami
kerusakan, dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi semula melalui perbaikan
(repair) ataupun penggantian (replace).
a. Terencana (Planned)
Adalah pemeliharaan korektif yang dilakukan secara yang terencana.
b. Tak Terencana (Unplanned)
Disebut juga dengan pemeliharaan Breakdown. Adalah pemeliharan yang
dilakukan ketika peralatan mengalami kerusakan secara tiba – tiba sehingga
menyebabkan terjadinya pemadaman.

3.3 Peraturan Keselamatan Kerja


Peralatan keselamatan kerja dimaksudkan untuk melindungi manusia dari
bahaya-bahaya yang mungkin timbul pada waktu melakukan kegiatan kerja.
Penggunaan peralatan kerja adalah merupakan pelayanan bagi semua karyawan
PLN yang diatur berdasarkan surat edaran Direksi SE No. 005/PST/82. Peralatan
keselamatan kerja meliputi: helm, sarung tangan, sepatu pengaman (safety shoes),
kacamata, pemadam kebakaran, alarm kebakaran, dan lainlain.
Guna menjaga keselamatan kerja maka setiap karyawan diwajibkan
mematuhi dan memahami peraturan keselamatan kerja serta memahami fungsi
masing-masing peralatan.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah diatas antara lain :
1. Arrester berfungsi melindungi peralatan sistem tenaga listrik dengan cara
membatasi surja tegangan lebih yang datang dan menyalurkannya ke tanah
sebelum menuju ke peralatan lain
2. Arrester harus memiliki sifat isolator pada keadaan normal. Namun
berlaku sebagai konduktor bila dialiri tegangan tinggi.
3. Arrester dibagi menjadi dua yaitu expulsion type Lightning arrester dan
valve type Lightning arrester.
4. Protective margin adalah selisih antara Tingkat Isolasi Dasar (TID) isolasi
peralatan yang dilindungi dengan tingkat perlindungan arrester.
DAFTAR PUSTAKA

Tobing, Bonggas L. 2003. Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama
Hutauruk, T.S. 1989. Gelombang Berjalan dan Proteksi Surja. Jakarta: Erlangga
2009. Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran
Tenaga Listrik Transformator Arus (CT) 2-22/HARLUR-PST/2009.
Jakarta: PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali
Tim Program Pendidikan Diploma Satu (D1) Bidang Operasi dan
Pemeliharaan Gardu Induk, 2010, Pemeliharaan Peralatam GI / GITET , PT PLN
(Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan
Tim Pelatihan Operator Gardu Induk, 2002, Pengantar Teknik Tenaga Listrik, PT
PLN (Persero)
Buku Pedoman Pemeliharaan Lightning Arrester ( LA ) PT PLN (Persero) No.
0520-2.K/DIR/2014 No. Dokumen: PDM/PGI/12:2014

Anda mungkin juga menyukai