Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rokok
1. Pengertian Rokok
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung/dibungkus
dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10
cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya.6
Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang
Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, bahwa rokok merupakan salah satu zat
adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan
masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya pengamanan. Rokok
adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya
yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies
lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan.7
Sedangkan MenurutPeraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 28 tahun 2013
tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada
Bungkus Produk Tembakau, Rokok adalah salah satu produk tembakau yang
dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan atau dihirup termasuk rokok kretek,
rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana
tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya
mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.8

2. Kandungan Rokok
Rokok mengandung 4000 jenis zat kimia, diantaranya adalah karbon
monoksida (CO), nikotin dan tar.9Selain itu, dalam sebatang rokok juga
mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya. Zat-zat yang
beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut:
1) Tar
Tar adalah salah satu bahan kimia yang terdapat dalam rokok. Dalam
bentuk kondesat tar merupakan zat yang lengket berwarna coklat yang dapat
menyebabkan gigi kuning pada rokok.
Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat
karsinogenik.7
Tar terbentuk dari gabungan banyak zat kimia, termasuk gas-gas dan
zat-zat yang menyebabkan kanker. Zat ini melapisi paru-paru seperti jelaga
di cerobong asap. Beralih ke rokok tang tarnya rendah (ringan atau light atau
mild) tidak akan menolong karena perokok mild biasanya menghisap asap
lebih dalam dan menahan asap di dalam lebih lama, mendorong tar lebih
dalam ke dalam paru-parunya.10
2) Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida merampas oksigen dari otot, otak dan jaringan
tubuh, membuat tubuh secara keseluruhan terutama jantung bekerja lebih
keras. Makin lama, saluran udara makin bengkak dan udara yang bisa
melaluinya makin sedikit.10
Gas karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau.
Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dan unsur zat
atau karbon. Gas karbon monoksida bersifat toksik yang bertentangan dengan
oksigen dalam transpor maupun penggunaannya. Gas CO yang dihasilkan
sebatang rokok dapat mencapai 3-6%. Sedangkan CO yang dihasilkan oleh
perokok paling rendah oleh sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah
dapat meningkatkan kadar karboksi hemoglobin dalam darah sejumlah 2-16
%.11
3) Nikotin
Nikotin adalah zat adiktif (yang bersifat menimbulkan ketagihanatau
kecanduan) tembakau. Campuran nikotin dan karbon monoksida dalam setiap
batang rokok yang dihisap meninggikan denyut jantung dan tekanan darah ke
atas angka rata-rata normal.
Rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah dibakar nikotin yang
masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25%. Walau demikian jumlah kecil
tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak manusia.10
Nikotin diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian
terbagi ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok
akan merasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan
merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan
rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem
adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan sorotin.
Meningkatnya sorotin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus
keinginan mencari rokok lagi. Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat
sulit meninggalkan rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin.12
4) Timah hitam
Timah hitam (Pb) yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyakk 0,5
ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari akan
menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang
masuk kedalam tubuh adalah 20 ug per hari.11
5) Amonik
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari
nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu
kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikitpun
kedalam peredaran darah akan mengakibatan seseorang pingsan atau koma.11
6) Hidrogen sianida (HCN)
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan,
mudah terbakar dan sangan episien untuk menghalangi pernapasan dan
merusak pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun
yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukan langsung kedalam
tubuh mengakibatkan kematian.11
Ion sianida merupkan racun yang sangat kuat dan bekerja cepat, tetapi
tersedia antidotum yang spesifik dan efektif. Sianida anyak dipergunakan
dalam industri dan untuk fumigasi serta bisa mencapai rumah tangga dalam
bentuk zat kimia fotografi atau pembersih perak. Dosisi sekecil 300 mg
kalium sianida bisa menyebabkan kematian.13
7) Nitrous oxide
Nitrous oxide merupakan sejinis gas yang tidak berwarna, dan bila
terhisap dapat menyebabkan hilanganya pertimbangan dan menyebabkan rasa
sakit.11
8) Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi
beberapa zat organik seperti kayu dan arang. Serta diperoleh dari tanaman
arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat kedalam
protein dan menghalangi aktifitas enzim.11
Fenol dan senyawa yang berhubungan (kreosot, kresol, heksaklorofen,
hidrokuinon, lisol, resorsionol, asam tanat) banyak dipergunakan sebagai anti
septika, kaustika, dan pengawet. Zat ini meracuni semua sel dengan
mendenaturasi dan mempresipitasi protein sel. Dosisi oral yang mendekati
fatal berkisar dari 2 ml untuk fenol dan kresol sampai 20 ml untuk asam
tanat.13
9) Hidrogen sulfida
Hidrogen sulfida adalah sejenis zat yang beracun yang gampang
terbakar dengan bau yang keras. Zat ini mneghalangi oksidasi enzim (zat besi
yang berisi pigmen).11
3. Jenis Rokok
Jenis-jenis rokok yaitu sigaret, cerutu dan pipa. Selama 20 tahun terakhir,
jumlah tar dan nikotin yang dikeluarkan cigaret buatan Amerika Serikat menurun
lebih dari 50 %. Saat ini rata-rata cigaret Amerika Serikat melepaskan sekitar 1,1
mg nikotin dan 17 mg tar. Kini sigaret berfilter merupakan 90 persen penjualan.
Angka kematian bagi CHD dan kanker paru-paru lebih rendah bagi perokok sigaret
dengan tar dan nikotin yang “rendah” daripada perokok sigaret dengan tar dan
nikotin yang “tinggi” meskipun demikian, angka kematian bukan perokok tetap
jauh lebih rendah daripada perokok sigaret dengan tar dan nikotin yang “rendah”.13
Umumnya perokok cerutu dan pipa lebih sedikit menghisap asap daripada
perokok sigaret. Mungkin hal ini berhubungan dengan pH tembakau cerutu dan
pipa yang alkali, yang mengiritasi traktus respiratorius. Pemaparan asap dan angka
mortalitas keseluruhan perokok pipa dan cerutu di Amerika Serikat benar-benar
kurang dari perokok sigaret. Angka kematian pada rokok sigaret, cerutu dan pipa
kira-kira sama bagi karsinoma kapitas oris, laring dan esofagus, temapt mana yang
sam aterpapar asap sigaret, cerutu dan pipa. Angka mortalitas kebanyakan perokok
cerutu dan pipa bagi kanker di tempat lain, CHD dan COPD tidak sangat
meningkat di atas rata-rata bukan perokok, namun perokok cerutu dan pipa yang
menginhalasi terus menerus bisa mengalami efek yang merugikan kesehatan
dibandingkan dengan perokok sigaret.13
B. Merokok
1. Pengertian Merokok
Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap asap
yang dihasilkannya. Asap ini membawa bahaya dari sejumlah kandungan
tembakau dan juga bahaya dari pembakaran yang dihasilkannya.14
Merokok adalah suatu kebiasaan (habituation) dan bukan suatu
ketergantungan (addiction). Ada perbedaan yang sangat mendasar antara
kebiasaan dan ketergantungan. Kebiasaan adalah membiasakan diri melakukan
sesuatu karena ada bahan, bila ia menghentikan menghentikan kebiasaannya,
amaka akan muncu gejala-gejala psikis dari dalam dirinya. Sedangkan
ketergantungan, sebagaimana ketergantungan heroin ataupun kokain adalah
ketergantungan fisik dan psikis, yakni fisikpun menjadi terbiasa untuk
mengkonsusi suatu bahan yang ada. 14
2. Perokok Aktif
Perokok aktif adalah seseorang yang dengan sengaja menghisap linting
atauu gulungan tembakau yang dibungkus biasanya dengan kertas, daun dan kulit
jagung. Secara langsung mereka juga menghirup asap rokok yang mereka
hembuskan dari mulut mereka.
Tujuan mereka merokok pada umumnya adalah untuk menghangatkan
badan mereka dari suhu yang dingin. Tapi seiring berjalannya waktu pemanfaatan
merokok disalah artikan, sekarang rokok dianggap sebagai suatu sarana untuk
membuktkan jati diri bahwa mereka yang merokok adalah “keren”.
Riset kesehatan dasar tahun 2007 enemukan bahwa sebanyak 3.5% anak
laki-laki usia 10 sampai 14 tahun adalah perokok aktif. Selain itu, 0.5% anak
perempuan usia 10 sampai 14 tahun juga merupakan perokok aktif.15

3. Perokok Pasif
Perokok pasif adalah seseorang atau sekelompok orang yang menghirup
asap rokok orang lain. Telah terbukti bahwa perokok pasif mengalami risiko
gangguan kesehatan yang sama seperti perokok aktif, yaitu orang yang
menghirup asap rokoknya sendiri. Tujuh dari setiap 10 anak sekolah usia 13-15
tahun mempunyai orang tua yang merokok sehingga mereka terpapar asap rokok
di dalam rumah.
Mereka yang menghisap ETS (environmental tobacco smoke) disebut
sebagai perokok pasif, atau ada juga yang menyebutnya second hand smoker.
Mereka tidak merokok tetapi terpaksa menghisap asap rokok dari lingkungannya
dan bahkan bukan tidak mungkin akan menderita berbagai penyakit akibat rokok
kendati mereka sendiri tidak merokok. Kandungan bahan kimia pada asap rokok
sampingan ternyata lebih tinggi dibandingkan asap rokok utama, anatar lain
karena tembakau terbakar pada temperatuur lebih rendah ketika rokok tidak
sedang dihisap, membuat pembakaran menjadi kurang lengkap dan mengeluarkan
lebih banyak bahan kimia.16
4. Bahaya Rokok Bagi Kesehatan
Beberapa risiko kesehatan bagi perokok berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional tahun 2004 antara lain :
1) Di Indonesia rokok menyebabkan 9,8% kematian karena penyakit paru
kronik dan emfisima pada tahun 2001.
2) Rokok merupakan penyebab dari sekitar 5 % stroke di Indonesia.
3) Wanita yang merokok mungkin mengalami penurunan atau penundaan
kemampuan hamil, pada pria meningkatkan risiko impotensi sebesar 50%.
4) Ibu hamil yang merokok selama masa kehamilan ataupun terkena asap rokok
dirumah atau di lingkungannya beresiko mengalami proses kelahiran yang
bermasalah.
5) Seorang bukan perokok yang menikah dengan perokok mempunyai risiko
kanker paru sebesar 20-30% lebih tinggi daripada mereka yang pasangannya
bukan perokok dan juga risiko mendapatkan penyakit jantung.
6) Lebih dari 43 juta anak Indonesia berusia 0-14 tahun tinggal dengan perokok
di lingkungannya mengalami pertumbuhan paru yang lambat, dan lebih
mudah terkena infeksi saluran pernafasan, infeksi telinga dan asma.

Disamping itu beberapa penyakit akibat merokok menurut Badan POM RI


antara lain:

1) Penyakit jantung dan stroke


Satu dari tiga kematian di dunia berhubungan dengan penyakit jantung
dan stroke. Kedua penyakit tersebut dapat menyebabkan “sudden death” (
kematian mendadak).17
Penyakit jantung dan stroke juga lebih umum terdapat pada perokok
daripada pada perokok. Merokok menyebabkan pengumpulan tumpukan
lemak yang menyempitkan dan menutup pembuluh darah yang berakibat
pada serangan jantung. Merokok merupakan penyebab sekitar satu dari lima
kematian akibat penyakit jantung. Pada orang yang lebih muda, tiga dari
empat kematian akibat penyakit jantung disebabkan merokok.10
2) Kanker paru.
Penyakit kanker paru-paru disebabkan oleh tar dalam asap tembakau.
Orang yang merokok kemungkinannya mati karena kanker paru-paru sepuluh
kali lebih besar daripada bukan perokok. Satu dari sepuluh perokok berat
akan menderita penyakit kanker paru. Pada beberapa kasus dapat berakibat
fatal dan menyebabkan kematian, karena sulit dideteksi secara dini.
Penyebaran dapat terjadi dengan cepat ke hepar, tulang dan otak.10
3) Kanker mulut
Merokok dapat menyebabkan kanker mulut, kerusakan gigi dan penyakit
gusi.
4) Osteoporosis
Karbonmonoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkut
oksigen darah perokok sebesar 15%, mengakibatkan kerapuhan tulang
sehingga lebih mudah patah dan membutuhkan waktu 80% lebih lama untuk
penyembuhan. Perokok juga lebih mudah menderita sakit tulang belakang.
5) Katarak
Merokok dapat menyebabkan gangguan pada mata. Perokok mempunyai
risiko 50% lebih tinggi terkena katarak, bahkan bisa menyebabkan kebutaan.
6) Psoriasis
Perokok 2-3 kali lebih sering terkena psoriasis yaitu proses inflamasi
kulit tidak menular yang terasa gatal, dan meninggalkan guratan merah pada
seluruh tubuh.
7) Kerontokan rambut
Merokok menurunkan sistem kekebalan, tubuh lebih mudah terserang
penyakit seperti lupus erimatosus yang menyebabkan kerontokan rambut,
ulserasi pada mulut, kemerahan pada wajah, kulit kepala dan tangan.
8) Dampak merokok pada kehamilan
Wanita yang merokok selama kehamilan menyebabkan pertumbuhan
janin lambat, prematur dan dapat meningkatkan risiko Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR). Risiko keguguran pada wanita perokok 2-3 kali lebih sering
karena Karbon Monoksida dalam asap rokok dapat menurunkan kadar
oksigen serta wanita yang terpapar asap rokok dari awal kehamilan dapat
menyebabkan bibir sumbing pada bayi.17
9) Impotensi.
Merokok dapat menyebabkan penurunan seksual karena aliran darah
ke penis berkurang sehingga tidak terjadi ereksi.
10) Diabetes
Merokok merupakan penyebab diabetes tipe 2. Jika memiliki diabetes
dan merokok, maka mempunyai risiko terkena penyakit ginjal adalah 2-3 kali
lebih tinggi daripada tidak merokok.17

5. Tipe-Tipe Perokok
Ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory,
keempat tipe tersebut adalah:12
1) Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok
seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green (dalam
Psychological Faktor in Smoking, 1978) menambahkan 3 sub tipe ini:
a. Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau
meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok
setelah minum kopi atau makan.
b. Stimulation topik them up. Perilaku merokok hanya dilakukan
sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
c. Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan
memegang rokok, misalnya merokok dengan pipa.
2) Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang
menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila
marah, cemas ataupun gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat.
3) Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagai psychological
addiction. Bagi yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang
digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.
Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah
malam sekalipun.
4) Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan
rokok samasekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka,
tetapi karena benar-benar sudah kebiasaan rutin. Pada tipe orang seperti ini
merokok merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis.12

6. Penggolongan Perokok
Perokok dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:18
1) Experiental smoker, yaitu orang yang pernah mencoba rokok tetapi tidak
menjadi kebiasaan. Orang yang termasuk dalam kelompok ini biasanya tidak
atau belum mengalami kecanduan nikotin.
2) Regular smoker, yaitu orang yang merokok secara teratur dan telah menjadi
kebiasaan. Seseorang yang menjadi perokok regular karena telah mengalami
kecanduan nikotin.
3) Non smoker, yaitu orang yang tidak pernah mencoba merokok.

Sementara itu perbedaan perokok remaja berdasarkan frekuensi dan kebaruan


perilaku merokok menjadi 5 (lima) golongan, yaitu:
1) Never smokers, yaitu remaja yang mengaku tidak pernah menghisap satu atau
dua batang rokok.
2) Experimental smokers, yaitu remaja yang pernah mencoba merokok namun
mengaku tidak merokok dalam 30 hari terakhir.
3) Intermittent smokers, yaitu remaja yang merokok dalam 1 hingga 29 hari
selama 30 hari terakhir.
4) Regular/Established smokers, yaitu remaja yang merokok setiap hari selama
30 hari terakhir.
5) Ex-smokers, yaitu remaja yang dulunya merokok secara regular atau setiap
hari namun kini telah berhenti merokok serta mengaku tidak merokok dalam
30 hari terakhir.17
C. Perilaku Merokok
1. Perilaku Merokok Remaja
Penyebab perilaku merokok remaja terdiri dari 4 faktor yaitu faktor
lingkungan, sosio demografi, individu dan komunitas. Faktor lingkungan meliputi
perilaku merokok orang tua, pengaruh saudara, keluarga, perilakuteman. Faktor
sosio demografi meliputi usia, etnis, kondisi ekonomi orang tua, dan kondisi
keuangan pribadi remaja. Faktor individu meliputi kondisi mental, prestasi, gaya
hidup, kepribadian, sikap untuk merokok atau tidak stress, perhatian pada
kesehatan, penyakit kronis, keinginan mengendalikan berat badan, kebebasan
yang diberikan keluarga. Sedangkan fakta komunitas meliputi biaya, akses dan
pariwara.19
2. Tahapan Perilaku Merokok
Terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok
yaitu:20
1) Tahap Preparatory. Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan
mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan.
Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.
2) Tahap Initiaton. Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang
akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.
3) Tahap becoming a smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsii rokok
sebanyak 4 batang per hari, maka mempunyai kecenderungan menjadi
perokok.
4) Tahap Maintenance of smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu
bagian dari cara pengaturan diri (self-regulating). Merokok dilakukan untuk
memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

D. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai test atau
angka nilai yang diberikan oleh guru.21 Untuk memahami lebih luas tentang
prestasi belajar di bawah ini disajikan beberapa pendapat. Menyatakan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya
sebagian dinyatakan dengan nilai-nilai dalam buku rapornya.22
Hasil belajar siswa dapat diukur dengan cara:
1) Memberikan tugas-tugas tertentu
2) Menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan pelajaran tertentu
3) Memberikan tes pada siswa sesudah mengikuti pelajaran tertentu, dan
4) Memberikan ulangan. 23
Prestasi belajar dapat berupa hasil dari absensi dan nilai mata pelajaran.
Absensi itu sendiri menurut winaya 1983 dapat dikategorikan apabila tingkat
absensi atau ketidakhadiran per bulan mencapai 2-3%, maka dikatakan siswa
mempunyai absensi yang disiplin dan apabila tingkat absensi mencapai 15-20%
dalam satu bulan maka dikatakan absensi tidak disiplin. Penyebab ketidakhadiran
siswa disekolah dapat dikategorikan dalam 3 jenis yaitu ketidakhadiran karena
izin (keperluan tertentu), sakit dan tanpa keterangan. Ketidakhadiran siswa dalam
pembelajaran akan menyebabkan kegiatan belajar siswa menjadi terganggu yang
pada akhirnya akan menurunkan tingkat prestasi belajarnya.

2. Fungsi Utama Prestasi Belajar


1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai anak didik
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan
pada asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai
tendensi keingintahuan (curiocity) dan merupakan kebutuhan umum pada
manusia, termasuk kebutuhan pada anak didik dalam suatu program
pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya
adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik
dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai
umpan balik, (feadback) dalam meningkatkan mutu pendidikan
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intrn dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
faktor produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa
kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak
didik. Indikator ekstrn dalam arti tinggi rendahnya prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik dimasyarakat. Asumsinya
adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan pembangunan
masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)
anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah
yang utama dan pertama dan karena anak didiklah yang diharapkan dapat
menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam
kurikulum.24
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa sangat penting
untuk mengetahui prestasi belajar, karena prestasi belajar selain sebagai daya
serap siswa, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Berhasil atau tidaknya proses belajar seseorang individu juga dipengaruhi oleh
banyak faktor baik itu faktor yang berasal dari dalam diri maupun faktor yang
berasal dari luar, yaitu :
1) Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam)
Faktor ini meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi serta
cara belajar,25dan psikomotorik, serta kondisi afektif dan kognitif dari
individu.26
2) Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar)
Faktor ini meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.25
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari diri siswa dan
faktor yang berasal dari luar diri siswa.

E. HUBUNGAN PERILAKU DENGAN PRESTASI BELAJAR

Rokok juga berpengaruh terhadap organ-organ tubuh lainnya diantaranya


adalah aliran darah ke otak. Rokok dapat mengakibatkan penimbunan nikotin dalam
darah dan mengakibatkan oksigen dalam darah menurun. Berkurangnya oksigen
dalam darah maka akan meningkatkan jumlah karbon monoksida dalam aliran darah
bahkan ke otak. Darah yang kekurangan oksigen sehingga karbon monoksida dalam
darah meningkat akibatnya tubuh akan mudah lemas, kurang bersemangat dan
mengantuk. Jika kejadian tersebut secara terus menurus akan mempengaruhi fungsi
otak sebagai pusat konsentrasi. Konsentrasi yang berkurang apabila terjadi pada
pelajar akan menurunkan prestasi belajar. Penurunan konsentrasi akan mengganggu
aktivitas belajar, sehingga menjadi malas belajar.42

Merokok yang dilakukan sejak usia dini akan mempengaruhi fungsi otak, dan
mengakibatkan penumpukan nikotin di otak dan racun ini membuat darah lebih
mudah membeku, merusak jaringan otak dan dalam jangka pendek merokok akan
menimbulkan kenikmatan sesaat dan menyebabkan ketagihan. Remaja yang sudah
kecanduan merokok umumnya tidak dapat menahan keinginan untuk merokok dan
cenderung lebih sensitif terhadap efek dari nikotin. Merokok juga mengakibatkan
penyempitan pembuluh darah otak dan perifer yang selanjutnya akan mengganggu
sirkulasi darah ke otak. Remaja yang sudah kecanduan nikotin akan meningkatkan
konsumsi rokoknya.42

Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan belajar siswa. Prestasi


belajar merupakan bentuk penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan dari mata pelajaran. Prestasi belajar ditunjukan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar siswa rendah dapat
mengakibatakan rendahnya sumber daya manusia dan masalah psikologi siswa. Siswa
dengan prestasi belajar rendah akan kehilangan rasa percaya diri bahkan stress dan
depresi karena tidak 13abl mengaktualisasikan diri dengan baik.43

Hal ini berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa di SMA Persada Bandar
Lampung, perilaku merokok berhubungan dengan prestasi belajar. Hal ini disebabkan
karena merokok dapat mengurangi kemampuan konsentrasi dan daya serap siswa.44

Hal ini berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa di SMA Persada Bandar
Lampung, perilaku merokok berhubungan dengan prestasi belajar. Hal ini disebabkan
karena merokok dapat mengurangi kemampuan konsentrasi dan daya serap siswa.44
F. KERANGKA TEORI

Faktor Predisposisi:

- Usia
- Ekonomi
- Sikap
- Nilai pendidikan

Faktor Pendukung:

- Ketersediaan sarana Perilaku Prestasi


dan prasarana Merokok Belajar

Faktor Pendorong: Efek dari kandungan


rokok :
- Perilaku orang tua
- Perilaku keluarga - Penurunan
- Perilaku teman konsentrasi

- Kurang
bersemangat

- Mudah lemas

- Mengantuk
Faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar: - malas
- Faktor Internal :
Kesehatan jasmani,
psikis, kemampuan
intelektual,
motivasi,
psikomotor, kondisi
afektif dan kognitif
- Faktor Eksternal
Lingkungan

Lawrence green dalam notoatmodjo (2012), Dalyono (2005)


G. KERANGKA KONSEP
Variable Independen Variable Dependen

Perilaku merokok Prestasi Belajar

H. HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak terdapat hubungan perilaku merokok dengan prestasi belajar pada siswa
laki-laki kelas X di SMA N 2 Banjar.
Ha : Terdapat hubungan perilaku merokok dengan prestasi belajar pada siswa laki-
laki kelas X di SMA N 2 Banjar.

Anda mungkin juga menyukai