Print Flailchest
Print Flailchest
MANAGEMENT BENCANA 1
“FLAIL CHEST”
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat &
Management Bencana 1
Dosen Pembimbing :
Agus Wiwit Suwanto S. Kep.,Ns
Disusun oleh :
KELOMPOK 3
1. Anik Puji L 201601068
2. Erra Dini Y 201601075
3. Herdianto Bachtiar 201601082
4. M. Veria Septa 201601090
5. Muji Lestari 201601095
6. Naila Fitrotul H 201601097
7. Ni’ma Saftrotul M 201601101
8. Renita Indah S. 201601107
9. Tasya Junika R 201601117
10. Yulis setiawati 201601123
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “flail
chest”, tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini juga merupakan penugasan dari mata kuliah
Keperawatan Gadar & Kritis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing dalam pembuatan makalah ini dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dan membantu dalam pembuatan makalah ini, serta rekan-
rekan lain yang membantu pembuatan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memberikan sifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna mengingat penulis masih tahap belajar dan oleh karna itu
mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap system respirasi yang
menuntut asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang pada berbagai tingkat
usia. Bila salah satu organ tersebut mengalami ganguan maka akan mengganggu
semua system tubuh. Fiail Chest masih merupakan masalah dalam bidang
penyakit paru karena secara signifikan masih menyebabkan kecacatan dan
kematian walaupun sudah ditunjang dengan kemajuan terapi antibiotik dan
drainase rongga pleura maupun dengan tindakan operasi dekortikasi.
Penyakit tersebut dapat pula disebabkan oleh : trauma tumpulpada thorax,
misalnya akiabt kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketinggian,
tindak kekerasan, atau benturan dengan energi yang besar
Untuk itu Penulis berharap makalah asuhan keperawatan pada pasin fiail
Chest ini dapat membantu mahasiswa atau masyarakat dalam menangani pasien
fiail chest.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian fiail chest ?
2) Apa saja penyebab flail chest?
3) Bagaimana Patofisiologi flail chest?
4) Bagaimana mengidentifikasi korban gawat flail chest?
5) Bagaimana penataksanaan flail chest?
6) Bagaimana konsep asuhan keperawatan flail chest?
C. TUJUAN
1) Mengetahui pengertian dari flail chest
2) Menngetahui penyebab dari flail chest
3) Mengetahui patofisiologi flail chest
4) Mengetahui cara identifikasi korban gawat darurat flail chest
5) Mengetahui penatalaksanaan flail chest
6) Mengetahui konsep asuhan keperawatan flail chest.
4
BAB II
PEMBAHASAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Konsep Teori
1. Pengertian Flail Chest
Flail chest adalah kondisi medis yang mengancam jiwa yang
terjadi ketika segmen tulang rusuk bawah fraktur oleh tekanan yang
ekstrim dan menjadi terlepas dari dinding dada. Hal ini terjadi ketika
beberapa tulang rusuk yang berdekatan patah di beberapa tempat,
terpisahkan menjadi segmen, sehingga bagian dari dinding dada bergerak
secara independen. Jumlah rusuk yang fraktur bervariasi oleh definisi yang
berbeda: beberapa sumber mengatakan setidaknya dua tulang rusuk yang
berdekatan rusak dalam setidaknya dua tempat, beberapa memerlukan tiga
atau lebih tulang rusuk dalam dua atau lebih tempat. (somantri & iman,
2009).
Segmen dari flail bergerak dalam arah yang berlawanan
dibandingkan sisa seluruh dinding dada, ini disebut "pernapasan paradoks"
Pernapasan paradok ini menyakitkan dan meningkatkan pekerjaan yang
terlibat dalam pernapasan. (somantri & iman, 2009).
Flail dada biasanya disertai dengan pulmonary contusion, memar
dari jaringan paru-paru yang dapat mengganggu oksigenasi darah.
Seringkali, memar paru, bukan segmen flail, yang menjadi penyebab
utama dari masalah pernapasan pada orang dengan kedua cedera itu.
(somantri & iman, 2009)
5
2. Etiologi Flail Chest
1. Disebabkan trauma :
a. Trauma Tumpul
Penyebab trauma tumpul yang sering mengakibatkan adanya
fraktur costa antara lain : Kecelakaan lalulintas,kecelakaan pada pejalan
kaki ,jatuh dari ketinggian, atau jatuh pada dasar yang keras atau akibat
perkelahian. (Sjamsuhidajat, 2005)
b. Truma Tembus
Penyebab trauma tembus yang sering menimbulkan fraktur costa
:Luka tusuk dan luka tembak (Sjamsuhidajat, 2005)
c. Disebapkan bukan trauma
Yang dapat mengakibatkan fraktur costa ,terutama akibat gerakan
yang menimbulkan putaran rongga dada secara berlebihan atau oleh
karena adanya gerakan yang berlebihan dan stress fraktur,seperti pada
gerakan olahraga : Lempar martil, soft ball, tennis, golf. (Sjamsuhidajat,
2005)
2. Insidensi
Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang
dewasa kurang dari 44 tahun. Penyalahgunaan alkohol dan obat telah
menjadi faktor implikasi pada trauma tumpul dan tembus serta trauma
yang disengaja atau tidak disengaja. (Sjamsuhidajat, 2005)
3. Prognosis Penyakit
a. Open Pneumothorak
Timbul karena trauma tajam, ada hubungan dengan rongga pleura
sehingga paru menjadi kuncup. Seringkali terlihat sebagai luka pada
dinding dada yang menghisap pada setiap inspirasi ( sucking chest wound
). Apabila luban ini lebih besar dari pada 2/3 diameter trachea, maka pada
inspirasi udara lebih mudah melewati lubang dada dibandingkan melewati
mulut sehingga terjadi sesak nafas yang hebat. (Sjamsuhidajat, 2005)
b. Tension Pneumothorak
Adanya udara didalam cavum pleura mengakibatkan tension
pneumothorak. Apabila ada mekanisme ventil karena lubang pada paru
6
maka udara akan semakin banyak pada sisi rongga pleura, sehingga
mengakibatkan :
Paru sebelahnya akan terekan dengan akibat sesak yang berat
Mediastinum akan terdorong dengan akibat timbul syok
Pada perkusi terdengar hipersonor pada daerah yang cedera,
sedangkan pada auskultasi bunyi vesikuler menurun (Sjamsuhidajat, 2005)
c. Hematothorak masif
Pada keadaan ini terjadi perdarahan hebat dalam rongga dada. Ada
perkusi terdengar redup, sedang vesikuler menurun pada auskultasi.
(Sjamsuhidajat, 2005)
d. Flail Chest
Tulang iga patah pada 2 tempat pada lebih dari 2 iga sehingga ada
satu segmen dinding dada yang tidak ikut pada pernafasan. Pada ekspirasi
segmen akan menonjol keluar, pada inspirasi justru masuk kedalam yang
dikenal dengan pernafasan paradoksal (Sjamsuhidajat, 2005).
Fraktur costae dapat terjadi dimana saja disepanjang costae
tersebut. Dari keduabelas costae yang ada, tiga costae pertama paling
jarang mengalami fraktur, hal ini disebabkan karena costae tersebut sangat
terlindungi. Costae 4-9 paling banyak mengalami fraktur, karena posisinya
sangat terbuka dan memiliki pelindung yang sangat sedikit, sedangkan tiga
costae terbawah yakni costae 10-12 juga jarang mengalami fraktur oleh
karena mobile (Sjamsuhidajat, 2005).
7
dari kelenturan costa tersebut, seperti pada kasus kecelakaan dimana dada
terhimpit dari depan dan belakang, maka akan terjadi fraktur pada sebelah
depan dari angulus costa, dimana pada tempat tersebut merupakan bagian
yang paling lemah. (Kathleen, 2008)
8
Flail chest menyebabkan hal-hal di bawah ini:
9
Phatway Flail Chest
Nyeri
Fungsi ventilasi menurun
Kompensasi:
O2 ↓, CO2↑
Takikardi Saturasi O2 ↓
Ketidakefektifan pola
pernapasan Sianosis
Dua gejala flail chest adalah nyeri dada dan sesak napas. Gerakan
konstan tulang rusuk di flail segmen di lokasi fraktur sangat menyakitkan,
dan, jika tidak diobati, tepi yang tajam dari tulang rusuk cenderung
akhirnya menusuk kantung pleura dan paru-paru, mungkin menyebabkan
pneumotoraks. Pulmonary contusion yang umumnya terkait dengan flail
chest dan dapat menyebabkan kegagalan pernapasan. Hal ini disebabkan
gerakan paradoksal dari dinding dada dari fragmen yang mengganggu
pernapasan normal dan gerakan dada. Gerakan paradox yang khas
dikaitkan dengan paru-paru kaku, yang membutuhkan kerja ekstra untuk
bernafas normal, dan peningkatan resistensi paru-paru, yang membuat
aliran udara sulit. Kegagalan pernafasan dari flail chest membutuhkan
ventilasi mekanis dan tinggal lebih lama di unit perawatan intensif . Jadi ,
10
kerusakan paru-paru karena segmen flail lah yang sebetulnya mengancam
jiwa.
Fraktur iga adalah cidera dada tertutup. Jenis fraktur iga yang
sering terjadi fraktur yang disebabkan oleh pukulan atau karena terjatuh.
Flail chest terjadi bila beberapa iga didaerah yang sama, patah dilebih dari
satu tempat perawatan untuk iga saja dan flail chest.
Tanda-tanda fraktur iga meliputi :
Nyeri tajam, terutama bila korban menarik nafas dalam, batuk atau
bergerak
Pernafasan dangkal
Korban memegang area yang cidera, mencoba mengurangi nyeri.
(thygerson, 2009)
11
f. Tindakan untuk menstabilkan dada:
a) Miring pasien pada daerah yang terkena.
b) Gunakan bantal pasien pada dada yang terkena
g. Gunakan ventilasi mekanis dengan tekanan ekspirai akhir positif,
didasarkan pada kriteria:
a) Gejala contusio paru
b) Syok atau cedera kepala berat
c) Fraktur delapan atau lebih tulang iga
d) Umur diatas 65 tahun
e) Riwayat penyakit paru-paru kronis
h. Oksigen tambahan (somantri & iman, 2009).
12
Konsep Asuhan Keperawatan Flail Chest
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor
register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai identitaas
klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya.
b. Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan
dan jadi penanggung jawab klien selama perawatan, data yang
terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan
dengan klien dan alamat.
2. Riwayat Kesehatan
b. Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh
klien saat pengkajian. Biasanya pasien akan mengeluh nyeri pada dada
saat bernafas.
13
3. Pengkajian pasien dengan pendekatan per sistem dengan meliputi :
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardia, disritmi, irama jantunng gallops, nadi apical
berpindah, tanda Homman, hipotensi/hipertensi ; DVJ.
c. Integritas ego
Tanda : ketakutan atau gelisah.
d. Makanan dan cairan
Tanda : adanya pemasangan IV vena sentral/infuse tekanan.
e. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri uni laterl, timbul tiba-tiba selama batuk atau
regangan, tajam dan nyeri, menusuk-nusuk yang diperberat oleh
napas dalam, kemungkinan menyebar ke leher, bahu dan abdomen.
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi,
mengkerutkan wajah.
f. Pernapasan
Gejala : kesulitan bernapas ; batuk ; riwayat bedah dada/trauma,
penyakit paru kronis, inflamasi,/infeksi paaru, penyakit interstitial
menyebar, keganasan ; pneumothoraks spontan sebelumnya,
PPOM.
Tanda : Takipnea ; peningkatan kerja napas ; bunyi napas turun
atau tak ada ; fremitus menurun ; perkusi dada hipersonan ;
gerakkkan dada tidak sama ; kulit pucat, sianosis, berkeringat,
krepitasi subkutan ; mental ansietas, bingung, gelisah, pingsan ;
penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif.
g. Keamanan
Gejala : adanya trauma dada ; radiasi/kemoterapi untuk keganasan.
h. Penyuluhan /pembelajaran
Gejala : riwayat factor risiko keluarga, TBC, kanker ; adanya bedah
intratorakal/biopsy paru.
14
4. Pengkajian Sistem
B1 (Breath) Takipnea
Peningkatan kerja napas
Bunyi napas turun atau tak ada
Fremitus menurun
Perkusi dada hipersonan
Gerakkkan dada tidak sama
Kulit pucat
Sianosis
Berkeringat
Krepitasi subkutan
Mental ansietas
Penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif.
B2 (Bleed) Takikardia
Disritmia
Irama jantunng gallops
Nadi apical berpindah
Tanda Homman
Hipotensi/hipertensi
Distensi Vena Jugularis
B3 (Brain) Bingung
Gelisah
Pingsan
B4 (Blader) Tidak ada kelainan
B5 (Bowel) Tidak ada kelainan
B6 (Bone) Perilaku distraksi
Mengkerutkan wajah.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan oksigen dalam udara saat
inspirasi
2. Disfungsi respon penyapihan fentilator b.d ketidakmampuan beradaptasi
dengan dukungan ventilator, ketidaktepatan laju penurunan dukungan
ventilator
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d ketidakadekuatan oksigen
dalam darah
15
4. Nyeri akut b.d trauma thoraks
C. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan oksigen dalam udara saat
inspirasi
NIC : - Airway management :
1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin left atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan
4. Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5. Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
- Oksigen Terapi:
1. Bersihkan mulu, hidung dan secret trakea
2. Pertahankan jalan napas yang paten
3. Atur peralatan oksigenasi
4. Monitor aliran oksigen
5. Pertahankan posisi pasien
- Vital Sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
3. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
4. Monitor suara paru
5. Monitor pola pernapasan abnormal
(somantri & iman, 2009)
NOC:
1. Respiratory status : ventilation
2. Respiratory status: airway patency
3. Vital sign status
Kriteria hasil :
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih, tidak ada
cyanosis dan dipsneu.
16
2. Menunjukkan jalan napas yang paten
3. Tanda-tanda vital dalam rentan normal
NOC :
1. Respon penyapihan ventilator mekanis : dewasa
2. Status pernapasan : pertukaran gas
3. Status pernapasan : ventilasi
17
Kritereria hasil :
1. Bernapas spontan, frekuensi pernapasan <30x/mnt
2. Kapasitas vital >3ml/kg berat badan ideal
3. Frekuensi vital >3ml/kg berat badan ideal
NIC
NOC
Circulation status
Tissue perfusion : cerebral
Kriteria hasil :
18
Memproses informasi
3. Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran
membaik, tidak ada gerakan-gerakan involunter
NOC
Pain level
Pain control
Comfort level
Kriteria hasil :
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
3. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
4. Mengenali skala nyeri (nurarif & kusuma, 2015).
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Flail Chest terjadi ketika segmen dinding dada tidak lagi mempunyai
kontinuitas dengan keseluruhan dinding dada. Kesulitan utama yaitu kontusio
paru yang menyertai. Hipoksia terutama karena nyeri dan trauma jaringan
parunya. Terapi awal yaitu ventilasi yang adekuat dan cairan O2.. Terapi definitif
ditujukan pada pengembangan paru, oksigenasi, cairan yang cukup serta
analgesia. Tekanan oksigen arterial dan kinerja pernapasan penilaiannya
menentukan kapan diberi intubasi dan ventilasi.
B. Saran
Dalam pembahasan teori dan asuhan keperawatan tentang Flail Chest,
diharapkan mahasiswa mampu memahami, mengetahui , dan menjelaskan tentang
asuhan keperawatan Flail Chest beserta pengaplikasiannya dalam dunia
keperawatan.
20
DAFTAR PUSTAKA
nurarif, a. h., & kusuma, h. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC NOC. Jogjakarta: Mediaction Publishing Jogjakarta.
somantri, & iman. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.
21
22